Kapur dan Pengapuran Pengaruh Pupuk Neutralizer, Kaptan, dan Urea terhadap Caisin Varietas Tosakan pada Podsolik Jasinga

4 kandungan N dan P biasanya kurang tersedia bagi tanaman dan yang paling penting unsur seperti Aluminium Al, Besi Fe, dan Mangan Mn dapat bersifat racun bagi tanaman Soepardi, 1983. Faktor-faktor yang mungkin menjadi penyebab kerusakan pada tanaman akibat kemasaman tanah, yaitu 1 kerusakan langsung oleh ion H + , 2 kelebihan Al, Fe, dan Mn, 3 kekurangan P, dan 4 kekurangan Ca dan Mg. Kendala yang menyebabkan produksi tanaman rendah pada tanah podsolik merah kuning adalah karena rendahnya pH, tingginya Al, Fe, dan Mn, serta kepekaannya yang tinggi terhadap erosi Buckman and Brady, 1990.

2.2 Kapur dan Pengapuran

Menurut Tisdale et al. 1985, pengapuran merupakan pemberian senyawa yang mengandung Ca atau Mg ke dalam tanah hingga mampu mengurangi kemasaman tanah. Soepardi 1983 menyatakan bahwa pengapuran dapat meningkatkan pH tanah, merangsang granulasi dan kegiatan jasad mikro sehingga ketersediaan hara meningkat. Leiwakabessy 1988 menyatakan bahwa pemberian kapur pada tanah yang masam dapat memperbaiki pertumbuhan tanaman melalui kemampuannya untuk menekan keracunan Al. Menurut Tisdale et al. 1985 pengapuran dapat meningkatkan ketersediaaan N bagi tanaman melalui kemampuannya untuk mempercepat dekomposisi bahan organik sehingga N meningkat. Kebutuhan kapur pada suatu tanah sama dengan jumlah kapur atau basa yang dibutuhkan untuk menetralisir semua atau sebagian kemasaman potensial sampai pada suatu pH yang diinginkan. Pengapuran pada tanah masam dimaksudkan untuk menciptakan keadaan tanah yang lebih baik untuk pertumbuhan tanaman baik ditinjau dari keadaan fisik, kimia maupun biologi tanah. Manfaat pengapuran secara langsung adalah untuk menetralkan keracunan Al, menambah serapan Ca, dan mendorong fiksasi N Kamprath, 1970; Hakim et al., 1986. Kamprath 1970 merekomendasikan cara penentuan kebutuhan kapur untuk tanah tropik berdasarkan Al yang dapat dipertukarkan Al dd yaitu dengan mengalikan miliekuivalen aluminium dengan 1.5 setara dengan miliekuivalen 5 kalsium yang dibutuhkan. Kemudian ditambahkan oleh Sanchez 1976 bahwa kebutuhan kapur beragam sesuai dengan jenis tanaman yang akan ditanam dan berdasarkan kejenuhan dan kandungan Al yang sangat meracun. Menurut Sanchez 1976 keracunan Al akan menghambat pengambilan dan translokasi ion Ca dan P ke bagian atas sehingga tanaman akan mengalami gejala kekurangan unsur-unsur tersebut. Bentuk kapur yang paling banyak digunakan adalah kalsium karbonat CaCO 3 dan dolomit CaMgCO 3 2 , karena merupakan kapur pertanian yang mempunyai keuntungan tidak meninggalkan residu merugikan dalam tanah, murah, dijumpai dalam jumlah banyak dan memberikan efek menguntungkan terhadap sifat fisik tanah Soepardi, 1983. Beberapa pengaruh dari pengapuran antara lain : 1 menaikkan pH tanah Soepardi, 1983; Tisdale et al., 1985, 2 menekan keracunan Al, Fe, dan Mn, Kamprath, 1970; Tisdale et al., 1985; Hakim et al., 1986; Leiwakabessy, 1988, 3 menambah Ca dan Mg dalam tanahKamprath, 1970 dan Hakim et al., 1986, 4 meningkatkan ketersediaan P Tisdale et al., 1985, 5 meningkatkan aktivitas mikroorganisme Soepardi, 1983; Tisdale et al., 1985, dan 6 memperbaiki granulasi Soepardi, 1983; Tisdale et al., 1985. Pemberian kapur pada tanah tanpa mempertimbangkan keadaan tanah akan menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya ketersediaan unsur mikro Cu, Zn, Fe dan Mn menurun serta terganggunya serapan P dan K Tisdale et al., 1985.

2.3 Karakteristik Hara pada Tanah dan Tanaman