5
kalsium yang dibutuhkan. Kemudian ditambahkan oleh Sanchez 1976 bahwa kebutuhan kapur beragam sesuai dengan jenis tanaman yang akan ditanam dan
berdasarkan kejenuhan dan kandungan Al yang sangat meracun. Menurut Sanchez 1976 keracunan Al akan menghambat pengambilan dan translokasi ion Ca dan P
ke bagian atas sehingga tanaman akan mengalami gejala kekurangan unsur-unsur tersebut.
Bentuk kapur yang paling banyak digunakan adalah kalsium karbonat CaCO
3
dan dolomit CaMgCO
3 2
, karena merupakan kapur pertanian yang mempunyai keuntungan tidak meninggalkan residu merugikan dalam tanah, murah,
dijumpai dalam jumlah banyak dan memberikan efek menguntungkan terhadap sifat fisik tanah Soepardi, 1983.
Beberapa pengaruh dari pengapuran antara lain : 1 menaikkan pH tanah Soepardi, 1983; Tisdale et al., 1985, 2 menekan keracunan Al, Fe, dan Mn,
Kamprath, 1970; Tisdale et al., 1985; Hakim et al., 1986; Leiwakabessy, 1988, 3 menambah Ca dan Mg dalam tanahKamprath, 1970 dan Hakim et al., 1986,
4 meningkatkan ketersediaan P Tisdale et al., 1985, 5 meningkatkan aktivitas mikroorganisme Soepardi, 1983; Tisdale et al., 1985, dan 6 memperbaiki
granulasi Soepardi, 1983; Tisdale et al., 1985. Pemberian kapur pada tanah tanpa mempertimbangkan keadaan tanah akan menyebabkan hal-hal yang tidak
diinginkan, misalnya ketersediaan unsur mikro Cu, Zn, Fe dan Mn menurun serta terganggunya serapan P dan K Tisdale et al., 1985.
2.3 Karakteristik Hara pada Tanah dan Tanaman
Nitrogen tanah dibagi dalam dua bentuk, bentuk anorganik dan organik. Bentuk organik merupakan bagian terbesar, bentuk anorganik adalah NH
4 +
, NO
2 -
, NO
3 -
, N
2
O, NO dan gas N
2
yang hanya dimanfaatkan oleh Rhizobium. Bentuk-
bentuk dari NH
4 +
, NO
3 -
, dan NO
2 -
adalah sangat penting dalam hubungan dengan kesuburan tanah. Disamping bentuk-bentuk tersebut didapat pula bentuk
hidroksilamin dan NH
2
OH. Bentuk N
2
O dan N
2
merupakan bentuk-bentuk yang hilang dari tanah dalam bentuk gas sebagai akibat proses denitrifikasi
Leiwakabessy et al., 2003.
6
Leiwakabessy et al. 2003 menyatakan bahwa senyawa N-organik di
dalam tanah pada umumnya terdapat dalam bentuk asam-asam amino, protein, gula-gula amino dan lain-lain senyawa kompleks yang sukar ditentukan. Senyawa-
senyawa kompleks itu antara lain ialah reaksi NH
4 +
- lignin, polimerisasi dari
quinone dan senyawa nitrogen dan kondensasi dari gula-amino. Penyediaan
nitrogen di dalam tanah terjadi melalui proses : 1 mineralisasi N dari bahan organik dan immobilisasi, 2 fiksasi N dari udara oleh mikroorganisme, 3
melalui hujan dan bentuk-bentuk presipitasi yang lain, dan 4 pemupukan.
Unsur Nitrogen penting bagi tanaman. Pada umumnya nitrogen sangat
diperlukan untuk pembentukan atau pertumbuhan bagian-bagian vegetatif tanaman seperti daun, batang, dan akar. Ketersediaan N terlalu tinggi, akan menghambat
pembungaan dan pembuahan tanaman Sarief, 1985. Nitrogen umumnya diserap oleh tanaman dalam bentuk NO
3 -
dan NH
4 +
. Urea H
2
NCONH
2
dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan karena urea secara cepat berubah menjadi NH
4 +
. Leiwakabessy, 1988.
Nitrogen berperan dalam mendukung pertumbuhan vegetatif yang lebat dan warna hijau gelap dari daun Boswell et al., 1985. Selanjutnya Buckman dan
Brady 1990 menyatakan bahwa nitrogen memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan tanaman. Mula-mula meningkatkan pertumbuhan vegetatif dan
memberikan warna hijau pada daun. Jumlah nitrogen di atmosfer sekitar 78 atas dasar volume. Walaupun N atmosfer melimpah namun tidak dapat langsung
dimanfaatkan oleh tumbuhan. Senyawa N digunakan untuk membentuk asam amino yang akan diubah
menjadi protein dan membentuk klorofil. Gejala kekurangan N akan menyebabkan tanaman menjadi kerdil, pertumbuhan tanaman terbatas, daun-daun menguning dan
gugur. Gejala kelebihan N menyebabkan keterlambatan kematangan tanaman yang diakibatkan pertumbuhan vegetatif terlalu banyak, batang lemah dan mudah roboh
serta mengurangi daya tahan tanaman terhadap penyakit Hardjowigeno, 2003. Secara umum fosfat di dalam tanah dibagi dalam dua bentuk, bentuk P-
organik dan P-anorganik. Bentuk P-organik biasanya terdapat banyak dilapisan atas yang lebih kaya bahan organik. Pada tanah gambut jumlah bentuk ini jauh
7
melampaui bentuk P-anorganik bahkan dapat mencapai lebih dari 80. Pada bentuk P-anorganik satu sampai ketiga ion H dari asam fosfat diganti ion logam,
sedangkan pada bentuk organik, satu atau dua ion asam fosfat terikat dengan ikatan ester ester linkage dan ion H yang tersisa, sebagian atau seluruhnya diganti oleh
ion logam Leiwakabessy et al., 2003. Mobilitas hara P dalam tanah sangat rendah karena reaksi dengan
komponen tanah maupun dengan ion-ion logam dalam tanah seperti Ca, Al, Fe dan lain-lain, membentuk senyawa yang kurang larut dengan tingkat kelarutan berbeda-
beda. Reaksi tanah pH memegang peranan sangat penting dalam mobilitas unsur ini Leiwakabessy dan Sutandi, 2004.
Unsur P berperan dalam pembelahan sel melalui peranan nukleoprotein yang ada dalam inti sel, selanjutnya berperan dalam menentukan sifat-sifat dasar
dari generasi ke generasi melalui peranan DNA. Unsur ini juga menentukan pertumbuhan akar, mempercepat kematangan, dan produksi buah dan biji
Leiwakabessy dan Sutandi, 2004. Gejala defisiensi P mengakibatkan pertumbuhan terhambat kerdil karena pembelahan sel terganggu dan daun
menjadi ungu atau coklat mulai dari ujung daun Hardjowigeno, 2003. Fosfor dalam tanah sukar larut, sehingga sebagian besar tidak tersedia bagi
tanaman. Ketersediaan P dalam tanah sangat dipengaruhi oleh pH tanah. Pada pH rendah, ion P membentuk senyawa yang tidak larut dengan besi dan aluminium,
sedangkan pada pH tinggi terikat sebagai senyawa kalsium; pH optimum untuk fosfat ada di sekitar 6.5 Sarief, 1985.
Ketersediaan P anorganik tanah sangat ditentukan oleh faktor-faktor, yaitu 1 pH tanah, 2 ion Fe, Al, dan Mn larut, 3 adanya mineral yang mengandung
Fe, Al, dan Mn, 4 tersedianya Ca, 5 jumlah dan tingkat dekomposisi bahan organik, dan 6 kegiatan jasad renik Hakim et al., 1986.
Berdasarkan ketersediaan bagi tanaman, K-tanah dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu 1 bentuk K tak dapat dipertukarkan non-exchangeable, 2
bentuk K dapat dipertukarkan exchangeable, dan 3 bentuk K-larutan Leiwakabessy dkk, 2003.
8
Kalium adalah salah satu dari beberapa unsur utama yang diperlukan tanaman dan sangat mempengaruhi tingkat produksi tanaman. Kalium berperan
membantu pembentukan protein dan karbohidrat, mengeraskan jerami dan bagian kayu dari tanaman, meningkatkan resistensi terhadap penyakit dan kualitas buah-
buahan Sarief, 1985. Kalium diikat dalam bentuk-bentuk yang kurang tersedia. Jumlah K yang dapat dipertukarkan atau tersedia bagi tanaman tidak melebihi 1
persen dari seluruh kalium tanah Soepardi, 1983. Tanaman yang kurang K akan kurang tahan kekeringan dibandingkan
dengan yang cukup K. Tanaman yang kekurangan K lebih peka terhadap penyakit dan kualitas produksi biasanya rendah, baik daun, buah maupun biji.
Unsur K mudah bergerak mobile di dalam tanaman sehingga gejala defisiensi K pada daun terutama terlihat pada daun tua, karena daun-daun muda
yang mudah tumbuh dengan aktif membongkar K dari daun-daun tua. Selain itu gejala defisiensi K menyebabkan pinggir-pinggir daun berwarna coklat, mulai dari
daun tua Hardjowigeno, 2003.
2.4 Karakteristik Tanaman Caisin