Penelitian yang Relevan LANDASAN TEORI

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian mengenai analisis novel dengan pendekatan strukturalisme genetik sangat sedikit. Beberapa hasil penelitian berikut ini adalah penelitian yang memiliki relevansi paling dekat dengan penelitian ini. Adapun penelitian yang relevan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Penelitian yang relevan dengan penelitian ini yang pertama adalah skripsi Bronto Ary Seno yang berjudul: “Tinjauan Tokoh-tokoh Wanita dalam Novel Canting karya Arswendo Atmowiloto dan Opera Jakarta karya Titi Nginung”. Skripsi tersebut adalah skripsi mahasiswa Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UNS yang disusun pada tahun 2001. Adapun hasil dari penelitian tersebut adalah: a. Sifat-sifat tokoh-tokoh wanita dalam novel Canting, a Bu Bei, dari aspek fisik dilukiskan sebagai seorang ibu yang ayu, luwes, kulitnya kuning langsat, dan alisnya tebal, dari aspek psikologis menunjukkan sifatnya yang sabar, dari aspek sosiologis mempunyai sifat setia, hormat, dan berbakti pada suami, tekun dan ulet dalam berdagang, penyayang, dan suka menolong orang lain, b Subandini Dewaputri Sestrokusumo, dari aspek fisik digambarkan sebagai seorang anak yang bertubuh kecil, berkulit hitam, dari aspek psikologis sifatnya pemberani dan suka humor, ditinjau dari aspek sosiologis menunjukkan seorang yang suka menolong dan berjiwa sosial sedangkan sifat-sifat tokoh-tokoh wanita dalam novel Opera Jakarta yaitu: a Mami, aspek fisik dilukiskan sebagai seorang wanita yang berumur enam puluh tahun, dari aspek psikologis Mami mempunyai sifat atau pembawaan yang tenang, sedangkan dari sosiologis dilukiskan sebagai seorang wanita yang setia, hormat, dan berbakti pada suami, penyayang, dan sabar, b Rum, dari aspek fisik dilukiskan sebagai seorang yang ayu, lincah, menarik, dari aspek psikologis Rum bersifat pemberani dan penuh percaya diri, dari aspek sosiologis Rum mempunyai sifat penyayang. b. Perjuangan tokoh-tokoh wanita dalam novel Canting ditinjau dari perspektif gender, a Bu Bei, senantiasa bekerja keras dan berjuang demi menjaga kesejahteraan keluarga, b Subandini, tokoh wanita yang berani memperjuangkan nasib masyarakat kecil atau buruh batik yang tersisih dan tertindih, sedangkan dalam Opera Jakarta: a Mami, selalu melindungi anak-anaknya dari tindakan Papi yang otoriter, b Rum, wanita yang dapat menentukan kodratnya sendiri sebagaimana yang diinginkannya. c. Nilai-nilai edukasi yang diamanatkan tokoh-tokoh wanita dalam novel Canting yaitu: pentingnya kesabaran, kesetiaan, hormat dan berbakti pada suami, selalu bekerja keras, peka terhadap fenomena sosial, sedangkan yang terdapat pada Opera Jakarta adalah sikap rela berkorban, adil dan bijaksana sebagai seorang ibu, sikap teladan seorang istri yang berbakti pada suami, dan wanita harus dapat berjuang menentukan kodratnya sendiri. d. Persamaan tokoh-tokoh wanita dalam novel Canting dan Opera Jakarta, a Bu Bei dan mami, tokoh wanita yang sama dalam hal kesetiaan, kesabaran, hormat, dan berbakti pada suami, b Subandini dan Rum, tokoh wanita yang sama dalam hal keberanian mengemukakan pendapat, memutuskan, dan berbuat sesuatu sesuai dengan kehendak hatinya, sedangkan perbedaan tokoh-tokoh wanita dalam kedua novel tersebut adalah: a Bu Bei, konsep kesetiaan, kesabaran, hormat, dan bakti pada suami ditunjukkan dengan sikapnya yang pasrah, sedangkan Mami menunjukkannya dengan sikapnya yang tenang dan berani menghadapi suaminya, b Subandini, konsep keberaniannya dilandasi oleh kepekaan dan fenomena sosial yang menekan batinnya, sedangkan Rum hanya dilandasi oleh emosi dan perasaan cinta gilanya kepada Joko tanpa berpikir panjang akibatnya. 2. Penelitian yang relevan dengan penelitian ini yang kedua adalah skripsi Wiyatmi yang berjudul: “Nasionalisme Prakemerdekaan dalam Novel Student Hijo Karya Marco Kartodikromo: Telaah Sosiologi Sastra”. Skripsi tersebut adalah skripsi mahasiswa Fakultas Bahasa dan Sastra UNY yang disusun pada tahun 1999. Adapun hasil dari penelitian tersebut adalah: a. Ada empat wujud gagasan nasionalisme prakemerdekaan dalam SH. Keempat gagasan tersebut adalah a perlawanan terhadap hegemoni pemerintah kolonial belanda, b cinta tanah air dan budayanya, c penolakan terhadap hubungan persahabatan yang ditawarkan Belanda, d bersatu melalui organisasi pergerakan politik untuk melawan kolonialisme belanda. Sesuai dengan karakteristiknya, gagasan tersebut adalah khas nasionalisme prakemerdekaan. Dalam perspektif strukturalisme genetik gagasan tersebut berkaitan dengan pandangan dunia kelompok sosial pengarang, sebagai anggota organisasi pergerakan Serikat Islam pada masa kolonial Belanda yang menolak dan melawan kolonialisme Belanda. b. Gagasan tersebut secara jelas terefleksi dalam unsur fiksi seperti tokoh, narator, artikel yang mengritik kehidupan orang Belanda di Hindia Belanda, latar tempat dan waktu.

C. Kerangka Berpikir