pada suatu kawasan. Perbedaan karakteristik terumbu karang ini dicirikan oleh Edinger et al. 2000 :
§ Pada perairan yang mengalami pengkayaan nutrien laju penyebaran individu
karang lebih rendah dibandingkan pada perairan yang tidak mengalami pengkayaan nutrien perairan bersih di lepas pantai pada kawasan yang
sama. §
Pada perairan yang mengalami pengkayaan nutrien total penutupan karang dan kepadatan jenis karang di dekat pantai terumbu lebih rendah
dibandingkan terumbu pada perairan bersih di lepas pantai, sedangkan penutupan algae dan invertebrate lebih tinggi di perairan yang mengalami
pengkayaan nutrien dibandingkan pada terumbu perairan bersih di lepas pantai.
§ Pada perairan yang mengalami pengkayaan nutrien intensitas bioerosi lebih
tinggi di terumbu dekat pantai dibandingkan pada terumbu di perairan yang tidak mengalami pengkayaan nutrien di lepas pantai.
2.3 Parameter Fisika Perairan
2.3.1 Suhu
Suhu merupakan faktor fisik yang sangat penting di air karena dapat mempengaruhi fotosintesa di laut baik secara langsung maupun tidak langsung.
Pengaruh secara langsung yakni suhu berperan untuk mengontrol reaksi kimia enzimatik dalam proses fotosintesa. Tinggi suhu dapat menaikkan laju maksimum
fotosintesa, sedangkan pengaruh secara tidak langsung yakni dalam merubah struktur hidrologi kolom perairan yang dapat mempengaruhi distribusi
fitoplankton Tomascik et al. 1997. Pengaruh suhu secara tidak langsung dapat menentukan stratifikasi massa
air, stratifikasi suhu di suatu perairan ditentukan oleh keadaan cuaca dan sifat setiap perairan seperti pergantian pemanasan dan pengadukan, pemasukan atau
pengeluaran air, bentuk dan ukuran suatu perairan. Di Indone sia, suhu udara rata-rata pada siang hari di berbagai tempat
berkisar antara 28,2 C sampai 34,6
C dan pada malam hari suhu berkisar antara 12,8
C sampai 30 C. Keadaan suhu tersebut tergantung pada ketinggian tempat
dari atas permukaan laut. Suhu air umumnya beberapa derajat lebih rendah dibanding suhu udara disekitarnya.
2.3.2 Kecerahan dan Kekeruhan
Kecerahan merupakan ukuran transparansi perairan, yang ditentukan secara visual dengan menggunakan secchi disk. Nilai kecerahan dinyatakan dalam
satuan meter, nilai ini sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca, waktu pengukuran, kekeruhan dan padatan tersuspensi serta ketelitian seseorang yang melakukan
pengukuran. Pengukuran kecerahan sebaiknya dilakukan pada saat cuaca cerah Effendi 2003.
Kekeruhan merupakan sifat fisik air yang tidak hanya membahayakan ikan tetapi juga menyebabkan air tidak produktif karena menghalangi masuknya sinar
matahari untuk fotosintesa. Kekeruhan ini disebabkan air mengandung begitu banyak partikel tersuspensi sehingga merubah bentuk tampilan menjadi berwarna
dan kotor. Adapun penyebab kekeruhan ini antara lain meliputi tanah liat, lumpur, bahan-bahan organik yang tersebar secara baik dan partikel-partikel kecil
tersuspensi lainnya. Tingkat kekeruhan air di perairan mempengaruhi tingkat kedalaman pencahayaan matahari, semakin keruh suatu badan air maka semakin
menghambat sinar matahari masuk ke dalam air. Kecerahan dan kekeruhan dapat mempengaruhi pertumbuhan karang. Hal
ini terkait dengan banyaknya cahaya yang masuk ke perairan. Karang membutuhkan cahaya yang cukup untuk melakukan fotosintesis. Tanpa cahaya
yang cukup, laju fotosintesis akan berkurang dan kemampuan karang untuk menghasilkan kalsium karbonat dan pembentukkan terumbu akan menurun
Kanswisher Walwright 1967, in Supriharyono 2000. Karang dapat tumbuh dengan baik pada kedalaman 25 m atau kurang dengan nilai kecerahan lebih dari 5
m dan kekeruhan kurang dari 5 NTU.
2.3.3 Salinitas
Salinitas merupakan salah satu factor yang berpengaruh terhadap organism dalam mempertahankan tekanan osmotic antara protoplasma organism dengan air
sebagai lingkungan hidupnya. Salinitas disebabkan oleh tujuh ion utama yaitu
natrium Na, kalium K, kalsium Ca, magnesium Mg, klorit Cl, sulfat SO
4
dan bikarbonat HCO
3
, sementara itu salinitas dinyatakan dalam satuan grl atau permil
00
Effendi 2003. Salinitas daerah pesisir berfluktuasi dan dipengaruhi oleh topografi,
pasang surut dan jumlah masukan air tawar. Salinitas perairan tawar biasanya kurang dari 0,5
00
, perairan payau 0,5-30
00
dan perairan laut 30-40
00
Effendi 2003.
2.3.4 Kecepatan Arus
Arus mempunyai pengaruh positif maupun negatif terhadap kehidupan biota perairan Romimohtarto Juwana 2001. Arus juga dapat mengakibatkan
rusaknya jaringan-jaringan jasad hidup yang tumbuh di daerah itu dan partikel partikel dalam suspensi dapat menghasilkan pengikisan. Di perairan dengan dasar
berlumpur, arus dapat mengaduk endapan lumpur sehingga mengakibatkan kekeruhan air dan mematikan organisme air. Kekeruhan bisa mengurangi
penetrasi sinar matahari, dan karenanya mengurangi aktivitas fotosintesa. Manfaat dari arus bagi banyak biota adalah menyangkut penambahan makanan bagi biota-
biota tersebut dan pembuangan kotoran-kotorannya. Untuk algae kekurangan zat- zat kimia dan CO
2
dapat dipenuhi. Sedangkan bagi binatang CO
2
dan produk- produk sisa dapat disingkirkan dan O
2
tetap tersedia. Arus juga memainkan peranan penting bagi penyebaran plankton, baik holoplankton maupun
meroplankton. Terutama bagi golongan meroplankton yang terdiri dari telur-telur dan burayak-burayak avertebrata dasar dan ikan- ikan. Mereka mempunyai
kesempatan menghindari persaingan makanan dengan induk-induknya terutama yang hidup menempel seperti teritip Belanus spp dan kerang hijau Mytilus
viridis .
2.4 Parameter Kimia Perairan