disimpan dalam botol plastik polietilen 300 ml. Untuk sampel kimia, air laut ditambahkan 0,2 ml 3-4 tetes larutan asam sulfat H
2
SO
4
. Masing- masing sampel air laut selanjutnya disimpan dalam kotak pendingin ice-box untuk
menjaga kondisinya agar tidak berubah. Selanjutnya sampel air dikirim ke Laboratorium Produktivitas dan Lingkungan Perairan Proling, Departemen
Manajemen Sumberdaya Perairan MSP, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor untuk dianalisis sesuai dengan parameter yang akan
diukur.
3.5. Metode Analisis
i Analisis Persentase Penutupan Karang
Kondisi terumbu karang dapat diduga melalui pendekatan persentase penutupan karang hidup di ekosistem terumbu karang sebagaimana yang
dijelaskan oleh Gomez dan Yap 1988 dalam English et al. 1994. Semakin kecil persentase penutupan karang hidup yang diperoleh maka semakin sedikit
pula asosiasi terumbu karang yang hidup di dalamnya. Persen penutupan terumbu karang diolah dengan menggunakan program lunak Coral Point Count with Ex cell
extension CPCE yang dikembangkan oleh KohlerGill 2005. Program ini
adalah varian dari Visual Basic. Perhitungan persentase tutupan karang keras dikategorikan berdasarkan
Gomez dan Yap 1988 yaitu : a. 75 - 100
: Sangat baik b. 50 - 74,9
: Baik c. 25 - 49,9
: Sedang d. 0 - 24,9
: Rusak
ii Analisis Kualitas Perairan
Analisis kualitas perairan dilakukan secara deskriptif dengan cara membandingkan nilai dari masing- masing parameter fisika dan kimia air dengan
literature baku mutu kualitas air untuk melihat kondisi kualitas perairan. Masing- masing parameter air dicari rata-rata dan standar deviasinya pada
setiap stasiun selama tiga kali pengamatan dan selanjutnya membandingkan
dengan nilai standar literature untuk melihat kualitas perairan. Standar deviasi yang rendah menunjukkan bahwa keragaman data rendah atau cenderung
seragam. Perhitungan nilai rata-rata dan standar deviasi dilakukan dengan rumus Walpole 1995:
µ
= Rata-rata pengamatan n = Jumlah data
i
x = Data ke- i S
2
= Standar deviasi
µ
= Nilai rata-rata n = Jumlah data
i
x = Data ke- i
iii Analisis Hubungan Antara Kondisi Terumbu Karang dan Kualitas
Perairan
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui kondisi terumbu karang yang ada di lokasi penelitian berdasarkan perkiraan keterkaitan dengan faktor- faktor
pembatasnya yaitu kondisi perairan terhadap distribusi tutupan karang. Analisis ini dilakukan dengan menggunakan analisis statistik komponen utama Principal
Component AnalysisPCA antara data kondisi perairan dengan komposisi tutupan karang di lokasi penelitian yang telah diperoleh. Analisis ini merupakan gambaran
statistik untuk menampilkan data dalam bentuk grafik dan informasi yang terdapat dalam suatu matrik data Bengen, 2001.
Principle Component Analysis PCA atau Analisis Komponen Utama
adalah suatu metode analisis yang digunakan untuk menentukan faktor- faktor komponen-komponen utama sebagai hasil dari reduksi variabel ke dalam suatu
kelompok variabel baru. Dengan demikian, analisis ini dapat menerangkan sebanyak mungkin variansi total dalam data dengan jumlah faktor yang
seminimum mungkin. Untuk mentransformasikan variabel awal yang berkorelasi menjadi sekelompok variabel baru yang tidak saling berkorelasi, maka sangat
diperlukan mencari hubungan yang terjadi dalam sekelompok variable yang berkorelasi. Suatu proporsi tertentu dari ragam total stasiun dijelaskan oleh
komponen utama ini atau disebut sumbu utama 1 F1. Selanjutnya dicari
n x
i
n i
∑
=
=
1
µ
1 2
1 2
− =
−
∑
=
n x
S
i
n i
µ
komponen utama kedua F2 yang memiliki korelasi nihil tidak berkorelasi dengan komponen utama F1. Komponen utama kedua memberikan informasi
terbesar kedua sebagai pelengkap komponen utama pertama.
Analisis Regresi digunakan untuk mengukur seberapa besar suatu variabel
dependen dipengaruhi variabel yang lain independen. Kondisi terumbu karang dianggap sebagai variable dependen Y sedangkan parameter kualitas air
dianggap sebagai variabel independen X. Dengan menggunakan model regresi linear berganda dapat dinyatakan model populasi sebagai berikut;
Y = ß
o
+ ß
1
X
1i
+ ß
2
X
2i
+….+ß
k
X
ki
+ e
i
Sedangkan model perkiraan regresi linearnya dapat dinyatakan sebagai berikut;
Y = b
o
+ b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ …+ b
k
X
k
Dimana : Y = variable dependen X
1
= variable independen 1 X
2
= variable independen 2 .. = ..
X
k
= variable independen k b
o
, b
1
,.., b
k
= koefisien model regresi Setelah diketahui persamaan regresi, selanjutnya dilakukan analisis
hubungan antara kualitas perairan dengan penutupan dan jumlah jenis karang batu. Analisis dilakukan dengan penghitungan koefisien korelasi r. Persamaan
untuk koefisien korelasi dapat dituliskan sebagai berikut Walpole, 1995:
−
−
− =
∑ ∑
∑ ∑
∑ ∑
∑
= =
= =
= =
= n
i n
i n
i n
i n
i n
i n
i
yi yi
n xi
xi n
yi xi
xiyi n
r
1 2
1 2
1 2
1 2
1 1
1
Dalam menginterpretasi model regresi digunakan koefisien determinasi R
2
. Koefisien determinasi menunjukkan berapa besar perubahan pada variabel dependent
yang dapat dijelaskan oleh variabel independent. Penghitungan koefisien determinasi dilakukan melalui persamaan berikut:
2 2
1
y
s n
JKG R
− =
Dimana: Sy = simpangan baku y
n = jumlah data
JKG = jumlah kuadrat n – 1 s
y 2
– b
2
s
x 2
Penerapan analisis regresi akan dilakukan untuk melihat hubungan keterkaitan antara:
1 Pengelompokan Jenis Makroalga dan korelasinya terhadap lifeform
terumbu karang
Pengelompokan jenis makroalga berdasarkan Rogers et al. 1994 dibagi menurut : a. Kelompok fungsi Turf Alga, b Kelompok fungsi Fleshy Alga dan c
Kelompok fungsi Crustose Alga. Setelah dikelompokan, masing- masing kelompok akan dilihat sejauh mana
tingkat korelasinya dengan lifeform terumbu karang dengan menggunakan analisis regresi linear.
2 Hubungan antara Variabel Kualitas Air dengan Makroalga
Analisis komponen utama akan menghasilkan nilai- nilai baru bagi komponen yang terbentuk. Nilai ini berdasarkan dari koefisien masing- masing
variabel yang berkorelasi pada komponen utama terbentuk dikalikan dengan nilai variabel di masing- masing baris stasiun pengamatan. Nilai- nilai ini yang akan
dipakai untuk analisis lebih lanjut. Dalam melihat hubungan antara tutupan makroalga dengan parameter
kualitas air digunakan analisis regresi berganda secara bertahap. Perhitungan statistik dibantu oleh program lunak SPSS ver 13.0
iv Analisis Pengelolaan Ekosistem Terumbu Karang
Analisis pengelolaan ekosistem terumbu karang yang mengalami degradasi akan dilakukan melalui pendekatan ekologis dengan memilih strategi
yang tepat untuk dikembangkan, baik faktor lingkungan, faktor manusia atau faktor kelembagaan pengelolaan.
4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1 Kondisi Umum Kepulauan Seribu