dengan sistem informasi yang selalu menjamin ketersediaan perbekalan farmasi sesuai kebutuhan.
6. Pendistribusian
Merupakan kegiatan mendistribusikan perbekalan farmasi di rumah sakit untuk pelayanan individu dalam proses terapi bagi pasien rawat inap dan rawat
jalan serta untuk menunjang pelayanan medis. Sistem distribusi dirancang atas dasar kemudahan untuk
dijangkau oleh pasien dengan mempertimbangkan efisiensi dan efektifitas sumber daya yang ada
. Sistem distribusi meliputi m
etode sentralisasi atau desentralisasi , s
istem floor stock, resep individu, dan
unit dose dispensing.
2.4.2 Pelayanan Farmasi Klinis
Menurut kepmenkes nomor 1197MenkesSKX2004 tanggal 19 Oktober 2004,
pelayanan kefarmasian dalam penggunaan obat dan alat kesehatan adalah pendekatan profesional yang bertanggung jawab dalam menjamin penggunaan
obat dan alat kesehatan sesuai indikasi, efektif, aman dan terjangkau oleh pasien melalui penerapan pengetahuan, keahlian, ketrampilan dan perilaku apoteker serta
bekerja sama dengan pasien dan profesi kesehatan lainnya. Pelayanan farmasi
klinis meliputi:
a. Pengkajian dan Pelayanan Resep
Pengkajian dan pelayanan resep untuk pasien rawat inap dan pasien rawat jalan dilakukan oleh farmasi klinik. pada jam kerja pagi hingga sore hari dilakukan oleh
Universitas Sumatera Utara
depo farmasi. Pengkajian dan pelayanan resep dilakukan dengan pemeriksaan ulang double check oleh apoteker sebelum obat diserahkan kepada pasien.
b. Penelusuran Riwayat Penggunaan Obat
Penelusuran riwayat penggunaan obat dilakukan pada saat visite oleh farmasi klinis. Kriteria pasien yang ditelusuri riwayat penggunaan obatnya sesuai
dengan kebijakan farmasi klinis.
c. Pelayanan lnformasi Obat PIO
Menurut kepmenkes nomor 1197MenkesSKX2004 tanggal 19 Oktober 2004, PIO
merupakan kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh apoteker untuk memberikan informasi secara akurat, tidak bias dan terkini kepada dokter,
apoteker, perawat, profesi kesehatan lainnya dan pasien. Tujuan PIO adalah menyediakan informasi mengenai obat kepada pasien
dan tenaga kesehatan di lingkungan rumah sakit dan pihak lain di luar rumah sakit, membuat kebijakan yang berhubungan dengan obatperbekalan farmasi
terutama bagi komitesub komite farmasi dan terapi, dan menunjang penggunaan obat yang rasional.
Kegiatan yang dilakukan pada PIO meliputi menjawab pertanyaan, menerbitkan buletin, leaflet, poster, newsletter, menyediakan informasi bagi
komitesub komite farmasi dan terapi sehubungan dengan penyusunan formularium rumah sakit, bersama dengan PKMRS melakukan kegiatan
penyuluhan bagi pasien rawat jalan dan rawat inap, melakukan pendidikan berkelanjutan bagi tenaga kefarmasian dan tenaga kesehatan lainnya, dan
melakukan penelitian.
Universitas Sumatera Utara
d. Konseling
Tujuan umum konseling adalah meningkatkan keberhasilan terapi, memaksimalkan efek terapi, meminimalkan resiko efek samping, meningkatkan
cost effectiveness dan menghormati pilihan pasien dalam menjalankan terapi. Tujuan khusus dari konseling adalah meningkatkan kepatuhan pasien dalam
menjalani pengobatan, mencegah atau meminimalkan masalah terkait obat, dan meningkatkan kemampuan pasien memecahkan masalahnya dalam hal terapi.
Kegiatan yang dilakukan dalam konseling yaitu mengidentifikasi tingkat pemahaman pasien tentang penggunaan obat melalui three prime questions,
melakukan verifikasi akhir dalam rangka mengecek pemahaman pasien dan dokumentasi.
Faktor yang perlu diperhatikan adalah berupa kriteria pasien dan saranaprasarana. Kriteria pasien meliputi pasien polifarmasi, terapi jangka
panjang, pediatrik, geriatrik, pasien yang dirujuk dokter dan pasien dengan penggunaan obat indeks terapi sempit. Sarana dan prasarana yaitu ruangan atau
tempat konseling dan alat bantu konseling kartu pasiencatatan konseling.
e. Monitoring Efek Samping Obat