2.3 Etiologi Tumor
Penyebab tumor hingga saat ini masih belum diketahui secara pasti, walaupun telah banyak penyelidikan yang dilakukan. Adapun faktor-faktor yang perlu ditinjau
antara lain: herediter, radiasi, virus, dan substansi-substansi karsinogenik.
2.4 Gejala Klinik
Gejala tumor paru bervariasi. Jika ukurannya masih kecil, bisa saja tidak timbul gejala. Ini karena organ paru tidak mempunyai saraf sakit. Saraf sakit ada di bagian
pleura, selaput tipis yang melapisi paru dan dinding dada. Jika tumor sudah mencapai pleura, barulah terasa nyerinya.
Gejala yang terjadi jika tumor sudah membesar antara lain batuk, bahkan bisa sampai berdarah jika tumor sudah mengenai pembuluh darah, sesak napas, dan nyeri
dada. Bisa juga pasien merasakan nafsu makan berkurang hingga berat badan turun drastis, lemas, dan cepat lelah. http:cybermed.cbn.net.id
2.5 Diagnosis
Untuk menegakkan diagnosis pada penderita yang dicurigai menderita tumor paru yaitu melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik yang teliti, adapun pemeriksaan
penunjang yang dapat membantu yaitu Computed Tomographic CT Scan dan photo thoraks, dan pemeriksaan Patologi Anatomi. Dari anamnesis kita dapat mengetahui
gejala-gejala yang dirasakan oleh penderita yang mungkin sesuai dengan gejala- gejala yang telah diuraikan di atas. Misalnya ada tidaknya nyeri dada, batuk dahak
dan sesak nafas Sedangkan melalui pemeriksaan CT scan thorax pada tanggal 7 Desember 2011 menunjukkan Tumor Paru kanan dengan Pleural effusion.
Universitas Sumatera Utara
2.6 Terapi
Pemilihan jenis terapi pada tumor paru tergantung pada beberapa faktor, antara lain: kondisi umum penderita, tersedianya alat yang lengkap, pengertian penderita
dan keluarganya, luasnya metastasis. Adapun terapi yang dilakukan, meliputi pembedahan, radioterapi dan kemoterapi.
Bedah hanya bisa dipilih oleh pasien tumor paru jenis karsinoma bukan sel kecil stadium I atau II, atau pasien dengan kondisi yang mengancam jiwa seperti
batuk darah masif, gawat napas, atau nyeri hebat. Bedah dilakukan dengan membuang satu lobus paru kadang lebih dari tempat ditemukannya tumor dan
semua kelenjar getah bening mediastinal. Diagnosis sebelum bedah mungkin saja berubah setelah pembedahan. Itu bisa terjadi karena penyakit telah berkembang
selama keputusan bedah dilakukan. Jadi bisa saja setelah dibedah, pasien masih harus menjalani radiasi atau kemoterapi.
Radioterapi diberikan kepada pasien stadium III dan IV. Bisa menjadi terapi tunggal untuk mengatasi masalah di paru atau dipadu dengan kemoterapi.
Pasien akan dirujuk oleh dokter spesialis paru ke dokter spesialis radioterapi. Pasien akan kembali ke dokter semula jika terapi tidak memberikan respon, atau jika
muncul efek samping dari terapi tersebut. Radioterapi boleh diberikan jika jumlah hemoglobin, sel darah putih atau leukosit, dan trombosit darah baik. Evaluasi efek
samping dilakukan setiap pemberian lima kali terapi.
Kemoterapi pemberian obat antikanker dengan cara infus. Biasanya obat yang
diberikan terdiri atas dua macam. Tujuannya untuk membunuh lebih banyak sel kanker dengan jalur berbeda. Terapi ini biasa dilakukan dalam enam seri.
Universitas Sumatera Utara
Kemoterapi dilakukan di rumah sakit karena ada prosedur yang berbeda, tergantung jenis obat kanker yang digunakan.
Universitas Sumatera Utara
BAB III PENATALAKSANAAN UMUM
3.1 Identitas Pasien