Pandangan lain menyebutkan bahwa keserentakan pelaksanaan pemilu merupakan suatu
85 diikuti setelah selang waktu tertentu dengan pemilu eksekutif bersamaan untuk satu
provinsi. Dalam pemilu ini, pemilu serentak tingkat lokal hanyalah untuk memilih Gubernur, Bupati dan Walikota secara bersamaan di suatu provinsi, dan jadualnya
tergantung dari siklus pemilu lokal di masing-masing provinsi yang telah disepakati.
91
4.
Dalam praktik ketatanegaraan Brazil, bahwa sistem presidensial-nya dianggap sebagai sistem politik alamiah, karena faktor pemilihan presiden dianggap yang terpenting, dimana
pemilihan presiden akan memberi pengaruh pada pemilihan legislatif, dan selanjutnya sistem kepartaian. Keeratan kaitan antara ketiga variabel tersebut presiden-legislatif
parlemen-sistem kepartaian, oleh seorang pakar pemilu Dieter Nohlen merupakan efek ketergantungan yang dapat diatasi ataupun diukur lebih tepat melalui dua derajat
keserentakan; waktu pelaksanaan, dan kertas suara pencoblosan yang sama. Semakin serentak pelaksanaan pemilu, maka semakin tinggi isu pemilihan presiden dalam
mempengaruhi pemilihan anggota legislatif, dan tingkat konsentrasi sistem kepartaian. Pengalaman negara Brazil memberikan suatu lesson learn, agar pemerintahan yang stabil
dapat terwujud, maka pelaksanaan pemilu nasional secara serentak pemilu legislatif nasional dan pemilihan presiden menjadi satu alternatif yang efektif. Ditandai dengan
penerapan sistem pemerintahan presidensialisme dan sistem kepartaian yang multi mirip dengan Indonesia, maka keserentakan pemilu dapat menjadi jawaban atas masalah yang
saat ini juga dihadapi Indonesia. Keserentakan pemilu, dalam pengalaman Brazil menunjukkan bahwa presiden terpilih tidak saja dapat memperoleh legitimasi kuat dari
para pemilih, namun juga dukungan yang signifikan di tingkat parlemen. Kombinasi legitimasi pemilih dan parlemen ini pada akhirnya mendorong efektivitas pemerintahan
presidensialisme, sekaligus berkontribusi secara positif dalam penyederhanaan dan pelembagaan sistem kepartaian.