Produktivitas tanaman air 1. Laju pertumbuhan relatif relative growth rate RGR 2. Waktu penggandaan doubling time

20 perlakuan mempunyai pertumbuhan biomasa yang berbeda. Pada awal penumbuhan, C. caroliniana dan E. densa mengalami penurunan biomassa pada hari ke-3. Hal ini diduga sebagai fase adaptasi dari tanaman air dalam massa pertumbuhannya. Biomassa kemudian mengalami peningkatan pertumbuhan pada hari ke-12 dan diperkirakan akan terus tumbuh. Hal ini diduga sebagai fase awal pertumbuhan logaritmik dari tanaman air. Pertumbuhan biomassa masing-masing tanaman air perlakuan mengalami peningkatan dengan nilai yang berbeda. Pertumbuhan M. fluviatilis menunjukan laju pertumbuhan yang paling besar. Nilai bobot basah tertinggi terjadi pada hari ke-18 sebesar 10,47 gram. Pada perlakuan C. caroliniana juga menunjukan peningkatan grafik pertumbuhan. Nilai bobot basah tertinggi terjadi pada hari ke-18 sebesar 9,63 gram, tetapi sempat menurun pada hari ke-6 dan ke-12 masing-masing sebesar 7,84 gram dan 7,87 gram. Demikian pula halnya pada perlakuan E. densa. Pada perlakuan ini, nilai bobot basah terbesar terdapat pada hari ke-18 sebesar 10,36 gram, dan terendah pada hari ke-3 sebesar 8,61 gram. Berdasarkan hasil pengujian statistik Lampiran 5, dapat disimpulkan bahwa sedikitnya ada satu jenis tanaman air yang memiliki laju pertumbuhan biomassa yang berbeda berkaitan dengan pemanfaatan nutrien N dan P dari sedimen Waduk Cirata P0,05.

b. Produktivitas tanaman air

Produktivitas merupakan jumlah bahan organik yang dihasilkan per satuan luas per unit waktu Odum 1993. Beberapa jenis tanaman air memiliki tingkat produktivitas yang berbeda. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui produktivitas C. caroliniana 0,0300 gm 2 hari, E. densa 0,0624 gm 2 hari, dan M. fluviatilis 0,0672 gm 2 hari. Produktivitas tanaman air juga dapat dilihat dari tingkat pertumbuhan tanaman itu sendiri. Tingkat pertumbuhan dapat diketahui dari laju pertumbuhan relatif RGR dan waktu penggandaan doubling time.

b.1. Laju pertumbuhan relatif relative growth rate RGR

Laju pertumbuhan relatif RGR didefinisikan sebagai peningkatan materi per unit materi per unit waktu Mitchell 1974. Laju pertumbuhan relatif ini dapat menunjukan besarnya peningkatan pertumbuhan tanaman air per hari. Nilai RGR didapat dari selisih bobot basah pada awal penumbuhan dengan bobot basah akhir 21 penumbuhan. Laju pertumbuhan relatif beberapa tanaman air uji disajikan pada Tabel 6.

b.2. Waktu penggandaan doubling time

Waktu penggandaan atau doubling time adalah waktu yang dibutuhkan oleh tanaman air untuk menggandakan biomassanya menjadi dua kali lipat dari biomassa awalnya. Penentuan waktu penggandaan ini dapat dilakukan dengan pendekatan laju pertumbuhan relatif RGR Mitchell 1974. Laju pertumbuhan dan waktu penggandaan beberapa tanaman air dapat dilihat pada Tabel 6 Lampiran 3. Tabel 6. Laju pertumbuhan relatif RGR dan waktu penggandaan doubling time Perlakuan W0 gram Wt gram RGR gramhari DT Hari C. caroliniana 9,0000 9,6293 0,00451 154 E. densa 9,0000 10,3568 0,00936 74 M. fluviatilis 9,0000 10,4680 0,01007 69 Pada Tabel 6 dapat dilihat bahwa ketiga jenis tanaman air uji memiliki tingkat pertumbuhan yang berbeda. Hal ini diketahui dari laju pertumbuhan relatif RGR dan waktu penggandaan doubling time yang berbeda. Nilai RGR tertinggi terdapat pada perlakuan M. fluviatilis sebesar 0,01007 gramhari, dan terendah pada perlakuan C. caroliniana sebesar 0,0045 gramhari. Waktu penggandaan M. fluviatilis memiliki nilai yang paling kecil dibandingkan dengan C. caroliniana dan E. densa. Berdasarkan laju pertumbuhan relatif RGR dan waktu penggandaan, maka diketahui bahwa M. fluviatilis menunjukkan pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan dengan C. caroliniana dan E. densa. Dengan kata lain, M. fluviatilis lebih efektif dalam memanfaatkan nutrien N dan P dari sedimen Waduk Cirata. Oleh karena itu, tanaman air yang memiliki produktivitas tertinggi adalah tanaman air dari jenis M. fluviatilis dengan pertumbuhan yang lebih baik, sedangkan produktivitas terendah terjadi pada jenis C. caroliniana.

4.1.2. Kualitas air a.

Parameter fisika Parameter fisika yang diukur adalah suhu air. Pada ketiga perlakuan, suhu yang diukur tidak memiliki perbedaan nilai yang berarti. Hal ini ditunjukkan 22 dengan kisaran suhu air setiap perlakuan C. caroliniana, E. densa dan M. fluviatilis masing-masing sebesar 23,9-25,5 °C, 23,1-25,5 °C, dan 23,5-25,5 °C.

b. Parameter kimia