25
Namun,  menurut  Horne    Kaufman  1974  in  Goldman  and  Horne  1983  amonium dapat  menjadi  racun  pada  tingkat  konsentrasi  yang  tinggi  yang  dipengaruhi  oleh
besarnya  nilai  pH.    Besarnya  konsentrasi  amonium  selama  penelitian  dapat  dilihat pada Gambar 15.
Waktu pengamatan hari
-3 3
6 9
12 15
A mmo
ni um mg
L
2 4
6 8
Gambar 15. Konsentrasi amonium terhadap waktu hari Pada  Gambar  15  dapat  dilihat  perubahan  konsentrasi  amonium  pada  tiap
perlakuan tanaman air yang memiliki nilai yang berfluktuasi.  Kandungan amonium pada  ketiga  perlakuan  C.  caroliniana,  E.  densa  dan  M.  fluviatilis  mengalami
peningkatan pada hari ke-6 masing-masing sebesar 2,3649 mgL, 2,4350 mgL, dan 7,3973  mgL.    Nilai  amonium  terendah  terdapat  pada  perlakuan  C.  caroliniana
dengan  konsentrasi  sebesar  0,2877  mgL  pada  hari  ke-12,  dan  amonium  tertinggi terdapat pada perlakuan M. fluviatilis dengan konsentrasi sebesar 7,3973 mgL pada
hari ke-6.
d. Nitrit NO
2 -
Kadar nitrit diperairan jarang melebihi 1 mgL Sawyer et al. 2003.  Nitrit di perairan  bersifat  tidak  stabil  dan  biasanya  nilainya  sangat  kecil  bahkan  tidak  ada.
Konsentrasi  nitrit  pada  tiap  perlakuan  dan  waktu  pengamatan  dapat  dilihat  pada
Gambar 16.
26
Waktu pengamatan hari -3
3 6
9 12
15
Ni trit
mg L
0,0 0,2
0,4 0,6
0,8 1,0
Gambar 16. Konsentrasi nitrit terhadap waktu hari Pada  Gambar  16  terlihat  bahwa  konsentrasi  nitrit  memiliki  nilai  yang
berbeda-beda  pada  tiap  perlakuan.    Besarnya  konsentrasi  menunjukkan  nilai  yang berfluktuasi dari waktu ke waktu.  Konsentrasi nitrit terendah terjadi pada perlakuan
E.  densa  pada  hari  ke-15  sebesar  0,0111  mgL,  dan  konsentrasi  tertinggi  pada perlakuan C. caroliniana pada hari ke-12 sebesar 0,8626 mgL.
4.1.4. Hubungan antara nutrien dengan tanaman air
Peningkatan  biomassa  tanaman  air  dapat  terjadi  dengan  adanya  pemanfaatan nutrien  sebagai  sumber  nutrisi  untuk  menambah  biomassa.    Pada  penelitian
digunakan  nilai  amonium,  nitrat,  nitrit,  dan  ortofosfat  sebagai  wakil  dari  sumber nutrien  tanaman  air.    Berdasarkan  analisis  regresi  berganda  terhadap  produktivitas
tanaman  air  C.  caroliniana,  E.  densa,  dan  M.  fluviatilis  diperoleh  persamaan sebagai berikut Lampiran 6.
C.  caroliniana  =  -  29,76  +  3,41  amonium  +  56,59  nitrat –  5,43  nitrit  –
137,32 ortofosfat
Berdasarkan  persamaan  regresi  berganda  tersebut,  dapat  dilihat  bahwa  C. caroliniana lebih dipengaruhi oleh nilai nitrat dengan  r=0,76 p0,05.  Pada awal
penumbuhannya,  sebagian  C.  caroliniana  mati  pada  fase  adaptasi,  sehingga  nilai koefisien pertumbuhannya menunjukkan nilai yang negatif.
27
E.  densa  =  9,16  +  0,46  Amonium  +  1,02  Nitrat  -  2,60  Nitrit  -  22,56 Ortofosfat
Berdasarkan  persamaan  regresi  berganda  tersebut,  dapat  diketahui  bahwa  E. densa lebih dipengaruhi oleh nitrat dengan r=0,82 p0,05.
M.  fluviatilis  =  9,91  +  0,01  Amonium  +  4,98  Nitrat-  1,21  Nitrit    -  1,28 Ortofosfat
Berdasarkan  persamaan  regresi  berganda  tersebut,  dapat  diketahui  bahwa  M. fluviatilis lebih dipengaruhi oleh nitrat dengan r=0,92 p0,05.
Berdasarkan  persamaan  regresi  berganda  dari  ketiga  tanaman  air  tersebut, dapat  disimpulkan  bahwa  nitrat  merupakan  nutrien  yang  memberikan  pengaruh
terhadap  produktivitas  dari  tanaman  air  karena  berkontrribusi  positif  terhadap tanaman air.
4.2. Pembahasan