4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN
4.1. Kondisi Geografis
Kota Makassar secara geografi terletak pada koordinat 119
o
24’17,38” BT dan 5
o
8’6,19” LS dengan ketinggian yang bervariasi antara 1-25 meter dari permukaan laut. Kondisi topografi daerah relatif mendatar dengan kemiringan 0-5
o
ke arah Barat, diapit dua muara sungai yakni Sungai Tallo yang bermuara di bagian Utara kota dan Sungai
Jeneberang yang bermuara di Selatan kota. Total luas daerah Kota Makassar kurang lebih 175,77 km
2
termasuk 11 pulau di Selat Makassar dan luas wilayah perairan kurang lebih 100 km
2
Jumlah kecamatan di Kota Makassar sebanyak 14 kecamatan dan memiliki 143 kelurahan. Diantara kecamatan tersebut, ada Tujuh kecamatan berbatasan dengan
pantai yaitu kecamatan Tamalate, Mariso, Wajo, Ujung Tanah, Tallo, Tamalanrea dan Biringkanaya. Kota Makassar berdekatan dengan sejumlah kabupaten yakni sebelah
Utara dengan Kabupaten Pangkep, sebelah Timur dengan Kabupaten Maros, sebelah Selatan dengan Kabupaten Gowa dan sebelah Barat dengan Selat Makassar.
BPS, 2010.
Kota Makassar berada di antara dua daerah aliran sungai, yaitu DAS Jeneberang yang luas nya 727 km
2
dan panjang sungai utama adalah 75 km dan DAS Tallo dengan luas DAS adalah 418,6 km
2
Alur sungai Tallo merupakan alur yang berbelok-belok dengan belokan-belokan tajam terdapat pada ruas hilir. Lebar sungai rata-rata pada ruas jembatan Tello ke hulu
50-80 meter dan dari jembatan Tello ke muara adalah 80-300 meter. Kedalaman bervariasi dari jembatan Tello ke mulut muara antara 0,5-8,3 meter.
dan panjang sungai utama adalah 70,5 km
Sungai Tallo menerima buangan air drainase dari saluran-saluran drainase kota yang ada di Makassar, seperti Saluran Primer Sinrijala, Gowa dan Antang, serta saluran
pembuangan sekunder yang ada di sepanjang sungainya. Selain itu sungai Tallo juga dimanfaat sebagai sumber air untuk irigasi dan tambak, pemenuhan kebutuhan air bagi
PLTU Tello, berfungsi sebagai sarana transportasi air bagi penduduk yang tinggal di sekitar daerah hilir dan di sekitar muara, dan transportasi pengangkut kayu bagi
beberapa perusahaan kayu yang berada di tepian muara.
Kondisi muara sungai Tallo relatif stabil walaupun kondisi lahan di sekitarnya telah mengalami perubahan yang sangat cepat. Saat ini areal lahan di sebelah kiri
merupakan areal Kawasan Industri Makassar KIMA, dan sebagian lahan telah berubah fungsi dari tambak dan rawa-rawa menjadi kawasan industri, pergudangan dan
perumahan.
4.2. Iklim
Kota Makassar termasuk wilayah yang beriklim tropis yang panas dan lembab beriklim tropika basahAm. Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Meteorologi
dan Geofisika Paotere rata-rata curah hujan untuk wilayah Makassar tahun 2010- November 2011 adalah 278,9 mm dan 245,4 mm dengan jumlah hari hujan 242 dan
149 Tabel 10. Suhu udara berkisar antara 26,3°C hingga 33,3°C .
Tabel 10. Data Curah Hujan Bulanan dan Hari Hujan Tahun 2010-2011 Bulan
2010 2011
mm HH
mm HH
Januari
907
26 560,4
26 Februari
127,3 23
527,7 21
Maret 277,6
10
592,5 27
April 228,3
16 383,0
24 Mei
143,2 18
161,7 9
Juni 124
22 8,4
3 Juli
99,8 17
0,8 2
Agustus 56,7
22 0,0
September 227,7
24 TTU
1 Oktober
153 20
38,7 14
Nopember 240,7
21 181,2
22 Desember
761,0
28
- -
Jumlah
3346,3 242
2454,4 149
Maksimum
907 28
592,5 27
Sumber : BMG Paotere, Makassar
4.3. Hidrografi
Kedalaman perairan pantai Kota Makassar di sekitar dermaga Soekarno-Hatta bervariasi antara 9-17 m yang secara umum di bagian Utara cenderung menjadi lebih
dalam, dengan garis kontur sejajar garis dermaga. Daerah laut terdalam terdapat pada jarak 650 meter dari dermaga yaitu 17 meter.
Topografi di sekitar Sungai Janeberang secara umum memperlihatkan yang landai dengan kemiringan lereng 0-15° dan kedalaman 0-20 m sepanjang 750 m ke arah
laut. Perairan yang tepat berada di depan muara sungai Janeberang mempunyai kemiringan lereng 30-40° dengan kedalaman 0-20 meter.
Secara umum gelombang laut di perairan Kota Makassar dibangkitkan oleh angin. Tinggi gelombang sebagian besar berada pada interval 1,1-1,5 m.
Kecepatan arus di perairan kota Makassar cukup beragam dan umumnya dipengaruhi oleh arus pasang surut. Rata-rata arus permukaan di perairan kota
Makassar bergerak dari Utara ke Selatan, sedangkan arus bawah bergerak dari Selatan ke Utara dengan kecepatan bervariasi sepanjang tahun. Hasil perhitungan kecepatan
arus susur pantai Kota Makassar berkisar 0,05-0,10 mdet Samawi,2007 Sebaran sedimen di sepanjang pantai Kota Makassar mengacu pada debit
Sungai Jeneberang yaitu antara 152-238,8 m
3
det dengan debit rata-rata tahunan sebesar 33,05 m
3
det dengan kadar lumpur yang terbawa antara 25-200 grliter, dan Sungai Tallo dengan debit alir 143,07 m
3
det. Kecepatan sedimentasi Sungai Tallo yang bermuara di Pelabuhan Paotere berkisar antara 29,6-76,1 cmtahun dengan rata-
rata kecepatan sedimentasi 52,85 cmtahun AMDAL Revitalisasi Pantai Losari, 2005.
4.4. Kependudukan
Panjang garis pantai Kota Makassar sekitar 32 km dan pada tahun 2009 jumlah penduduk tercatat sebanyak 1.272.349 jiwa yang terdiri atas 610.270 laki-laki dan
662.079 perempuan. Sementara itu jumlah penduduk Kota Makassar tahun 2008 tercatat sebanyak 1.253.656 jiwa. Komposisi penduduk menurut jenis kelamin dapat
ditunjukkan dengan rasio jenis kelamin Rasio jenis kelamin penduduk Kota Makassar yaitu sekitar 92,17 persen, yang berarti setiap 100 penduduk wanita terdapat 92
penduduk laki-laki. Penyebaran penduduk Kota Makassar tahun 2009 dirinci menurut kecamatan dapat dilihat pada Tabel 11.
Ditinjau dari kepadatan penduduk Tabel 11 Kecamatan Makassar adalah terpadat yaitu 33.390 jiwa per km
2
persegi, disusul Kecamatan Mariso 30.457 jiwakm
2
, Kecamatan Bontoala 29.872 jiwakm
2
. Sedang Kecamatan Biringkanaya merupakan kecamatan dengan kepadatan penduduk terendah yaitu sekitar 2.709
jiwakm
2
, kemudian Kecamatan Tamalanrea 2.841 jiwakm
2
, Manggala 4.163 jiwakm
2
, Kecamatan Ujung Tanah 8.266 jiwakm
2
, Kecamatan Panakkukang 8.009 jiwakm
2
Tabel 11. Penduduk Kota Makassar Tahun 2009 .
NO Kecamatan
Luas km
2
Jumlah Penduduk
Kepadatan jiwakm
2
1 Mariso
1,82 55.431
30.457 2
Mamajang 2,25
61.294 27.242
3 Tamalate
18,18 154.464
84.96 4
Rappocini 9,23
145.090 15.719
5 Makassar
2,52 84.143
33.390 6
Ujung Pandang 2,63
29.064 11.051
7 Wajo
1,99 35.533
17.856 8
Bontoala 2,10
62.731 29.872
9 Ujung Tanah
5,94 49.103
8.266 10 Tallo
8,75 137.333
15.695 11 Panakkukang
13,03 136.555
10.480 12 Manggala
24,14 100.484
4.163 13 Biringkanaya
48,22 130.651
2.709 14 Tamalanrea
31,84 90.473
2.841 Total
172,64 1.272.349
7.370
Sumber : Makassar Dalam Angka tahun 2010
Besarnya jumlah penduduk di sepanjang aliran sungai Tallo yang meliputi 5 kecamatan Ujung Tanah, Tallo, Manggala, Biringkanaya dan Tamalanrea tersebut
dimungkinkan karena pemanfaatan wilayah pesisir sebagai pemukiman dan hal ini akan erat kaitannya dengan besarnya limbah domestik yang masuk ke Sungai Tallo.
Sedangkan jumlah penduduk yang relatif kecil di beberapa kecamatan ini disebabkan karena daya dukung wilayah hunian yang sempit dan padat , juga merupakan wilayah