Saran KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA Alaert G. dan Santika S.S. 1987. Metode Penelitian Air. Usaha Nasional. Surabaya. Anna S. 1999. Analisis Beban Pencemaran dan Kapasitas Asimilasi Teluk Jakarta [Tesis]. Bogor : Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor Anthony E.J. and Orford J.D., 2002. Between wave- and tide-dominated coasts: the middle ground revisited. J Coast Res. SI 36: 8–15. ICS 2002 Proceedings. BAPEDALDA. 2001. Neraca Kualitas Lingkungan Daerah Kota Makassar. BAPEDALDA Makassar. BAPEDALDA. 2003. Status Lingkungan Hidup Daerah Kota Makassar. Parameter Basis Data Lingkungan Hidup. BAPEDALDA Makassar BAPEDALDA. 2004. Neraca Kualitas Lingkungan Daerah Kota Makassar. BAPEDALDA Makassar BAPEDALDA. 2006. Sertifikat Hasil Uji SHU. Pengawasan dan Pemantauan Lingkungan Hidup Propinsi Sulawesi Selatan. BAPEDALDA Sul-Sel. BAPEDALDA. 2007. Sertifikat Hasil Uji SHU. Pengawasan dan Pemantauan Lingkungan Hidup Propinsi Sulawesi Selatan. BAPEDALDA Sul-Sel. BAPEDALDA. 2008. Sertifikat Hasil Uji SHU. Pengawasan dan Pemantauan Lingkungan Hidup Propinsi Sulawesi Selatan. BAPEDALDA Sul-Sel Bengen D. G. 2004. Ekosistem dan Sumberdaya Alam Pesisir dan Laut Serta Prinsip Pengelolaannya. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan. Institut Pertanian Bogor. BPS. 2010. Makassar Dalam Angka 2010. Badan Pusat Statistik Kota Makassar. Bryan G.W. 1976. Heavy Metal Contamination in The Sea dalam R. Johson Ed. Marine Pollution. London Academic Press. Buchanam, J.B. 1984. Sedimen analysis: Holme, N.A. and Mc.Intyre, A.D. Editor Methods For The Study of Marine Benthos. Blackwell Scientific Publication Brebbia C.A., Traversoni,L., Wrobel, L.C. 1995. Computer Modelling of Seas and Coastal Regions II,Southampton Boston, USA. Cahyono. 1993. Pemodelan Kualitas Air di Estuaria dan Laut. Kursus Pemodelan dan Simulasi Komputer ITB.Bandung. Chapra S. 1997. Surface Water Quality Modelling. Mc.Graw Hill Inc. Dahuri, R., Rais J., Ginting S.P., Sitepu M. J. 2001. Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut Terpadu. Jakarta : Pradnya Paramita. Day, J.W. Jr., Charles, A.S.H., W.Michael, Alejanro, Y.A. 1988. Estuarine Ecology. John Wiley and Sons. New York. DHI. 2011. Mike 21 MIKE 3 Flow Model FM ; Hidrodinamic and Transport Module Scientific Documentation. DHI Water and Environment. Denmark. DHI. 2011. Mike 21 Flow Model FM. DHI Water and Environment. Denmark. Departemen Pekerjaan Umum. 2008. Publikasi Data Debit Sungai dan Kualitas Air. Departemen Pekerjaan Umum Sulawesi selatan. Dojlido, J.R., and Best G.A. 1992. Chemistry of Water and Water Pollution. Ellis Horwood Limited. New York. Duda A.M. 2006 Policy, Legal and Institusional reform for Public Partnership Needed to Sustain Large Marine Ecosystem of East Asia. Ocea Coast Manag ; 499-10 469-461. Effendi H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan Perairan. Penerbit Kanisius. Yogyakarta Engel B., Storm D., White M., Arnold J., Arabi M. 2007. A Hydrologic ⁄Water Quality Model Application Protocol. J Amer War Res Ass. 43 : 5 Faizal S. 2003. Format-format Penelitian Sosial. PT. Rajagrafindo Persada. Jakarta. Fardiaz S. 1992. Polusi Air dan Udara. Kanisius. Yogyakarta. Goldberg, D.H. Ruyitno. 1992. Status Pencemaran Laut di Indonesia dan Teknik Pemantauannya. LON-LIPI. Jakarta. Hu J., dan Shiyu Li. 2009. Modelling The Mass Fluxes ang Transformations of Nutrients in The Pearl River Delta, China. J Mar Syst . 78:146-167. Hutagalung H.P. 1991. Pencemaran Laut Oleh Logam Berat. Dalam Status Pencemaran Laut di Indonesia dan Teknik Pemantauannya. P30-LIPI. Jakarta. Irmawan R.N., Hilda Z., dan Hendri M. 2010. Struktur Komunitas Makrozoobentos di Estuaria Kuala Sugihan Provinsi Sumatera Selatan. Maspari J. 01:53-58. UNSRI. Riau. Ji Zhen-Gang. 2008. Hidrodynamics and Water Quality. John Wiley and Sons. Amerika. Kantor Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup. 1997. Agenda 2001 Indonesia : Strategi Nasional Untuk Pembangunan Berkelanjutan. Jakarta. Kantor Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup. 2004. Baku Mutu Air Laut Untuk Biota dan Budidaya laut KEPMEN LH No.51MenKLH2004. Kinne O. 1964. Marine ecology. A Comprehensive Integrated Treatise On Life In Oceans And Coastal Water. Willey Interscience. John Willey and Sons Ltd. London, New York, Sydney, Toronto. Krebs C.J. 1978. Ecology. The Experimental Analysis of Distribution and Abundance. Second Edition. Harper and Row, New York. 678 pp. Levinton J.F. 1982. Marine Ecology. New Jersey prentice-Hall Inc. Englewood cliff. Lind O.T. 1979. Handbook of Common Methods in Limnology. The CV Mosby company. St. Louis. Missouri. Long A.J, Scaife, R.G, Edwards R.J. 2000. Stratigraphic Architecture, Relative Sea Level, and Model Estuaria Development in Southern England: New Data from Southampton Water. Special Publication 175. Geology Society. London. Mahida U.N. 1993. Pencemaran air dan Pemanfaatan Limbah Industri. PT.Raja Grafindo Persada. Jakarta. Marimin 2008. Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk. Jakarta.Grasindo. Millero, F.J. 2006. Chemical Oceanography. Taylor and Francis. New York. Mukhtasor. 2007. Pencemaran Pesisir dan Laut. Pradnya Paramita. Jakarta. Mutiah H.Z.N., Amrul. 2007. Kualitas Fisika-Kimia Sedimen serta Hubungannya Terhadap Struktur Komunitas Makrozoobentos di Estuari Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang [Tesis]. Bogor : Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Neto J.,M., Flind M.R., Marques J.C., dan Pardal M. A. 2007. Modelling Nutrient Mass Banlance in a temperate Mesa-Tidal Estuary : Implication for Management. J Est, Coast Self Sci . 76: 175-185. Nontji A. 1993. Laut Nusantara. Jembatan . Jakarta. Novikov A. dan Bagtzoglou A.C. 2006. Hydrodinamic Model of The Lower Hudson River Estuarine System and its Application for Water Quality Management. J Res Manag . 20: 257-276. Numerow. 1991. Stream,Lake, Estuary and Ocean Pollution. Secong Edition. Van Nostrand Reinhold. New York Nybakken J. W. 1992. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis. PT. Gramedia. Jakarta. P.W Ford, Robson B., Margvelashvili N., Parslow J. 2003. Conceptual models of the hydrodynamics, fine sediment dynamics, biogeochemistry and primary production in the Fitzroy Estuary. Draft Final Report For Coastal CRC Project CM-2 October 2003. CSIRO Land and Water GPO Box 1666, Canberra. Rastina. 1999. Pemodelan Logam Cadmium Cd Pada sedimen di aliran Permukaan Bebas. Studi Kasus di Estuari Banjir Kanal Timur, Semarang. [Tesis]. Bandung : Program Pascasarjana, Institut Teknologi Bandung. Rasyid A., Ahmad, H., dan Abduhrivai. 2003. Kualitas Air Sungai Tallo Ditinjau dari Parameter Fisik dan Kimia, Kota Makassar. Poltekkes. Makassar. Razak A. 2002. Dinamika karakteristik fisika-Kimiawi Sedimen dan Hubungannya dengan struktur komunitas Moluska Bentik Bivalvia dan gastropoda di muara Bandar Bakali Padang[Tesis]. Bogor : Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor Rochyatun, E., Kaisupy, M.T., dan Rozak. 2006. Distribusi Logam Berat Dalam Air dan Sedimen di Perairan Muara Sungai Cisadane. Makara Sains. 10 1: 35-40. LIPI. Jakarta. Saaty T.L. 1991. Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin, Jakarta. Institut Pendidikan dan Pembinaan Manajemen. PT.Pustaka Binaman Pressindo. Samawi F. 2007. Desain Sistem Pengendalian Pencemaran Perairan Pantai Kota Studi Kasus Peraiarn Pantai Kota Makassar [Disertasi]. Bogor : Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor Samawi F. dan Amran S. 2001. Analisis Parameter Fisika Kimia Perairan Muara Sungai Jeneberang Kota Makassar. BIPP : 7 3 : 230-235. Santhi C., Srinivasan C. Arnold J.G. dan Williams J.R. 2006. A Modelling Approach to Evaluate the Impact of Water Quality Management Plans Implemented in a Watershed in Texas. J Environ Modelling Soft .21 : 1141-1157 Saputra H.K. 2009. Karakteristik Kualitas Air Muara Sungai Cisadane Bagian Tawar Dan Payau Di Kabupaten Tangerang, Banten [Skripsi]. Bogor : Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor Sarwono J. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Cetakan I. Graha Ilmu. Jakarta. Sastrawijaya A.T. 1991. Pencemaran Lingkungan. Rineka Cipta. Jakarta. Soedrajat R. 2003. Fungsi Model Hidrodinamika Estuari Dalam Pengelolaan Ekosistem Mangrove Studi Kasus Pencemaran Minyak Di Estuari Sungai Donan Cilacap. J Penelitian Hayati : 81-86. LIPI. Jakarta. Somba B.N., 2006. Analisis Beban Limbah Cair dan Kapasitas Asimilasi Perairan Pantai Kota Makassar [Skripsi]. Makassar : Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan. Universitas Hasanuddin. Stow C.A., Roessler C., Borsuk M.E., Bowen J.D. Reckhow K.H. 2003. Comparison Of Estuarine Water Quality Models For Total Maximum Daily Load Development In Neuse River Estuary. J Wat Res Plan And Manag. 129 4 : 307-314 Sugeng B. 2005. Teknik Analisis Pembangunan Wilayah Pesisir dan Lautan. Pradnya Paramita : Jakarta Suhartono E. 2004. Identifikasi Kualitas Perairan Pantai Akibat Limbah Domestik Pada Monsun Timur Dengan Metode Indeks Pencemaran Studi Kasus Di Jakarta, Semarang, Dan Jepara. J Wahana Tek Sipil. 14 : 1. Sulardiono E. 1997. Evaluasi Beban Pencemaran dan Kualitas Perairan Pesisir Pantai Kotamadya Semarang [Tesis]. Bogor : Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor Supriadi I.H. 2001. Dinamika Estuaria Tropik. Majalah Ilmiah Oseana, Volume XXVI. Jakarta Supriharyono 2004. Pelestarian dan Pengelolaan Sumberdaya Alam Di Wilayah Pesisir, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Sverdrup H.U., Johson M.W., Fleming R.H. 1966. The Oceans : physics, Chemistry and General Biology. Modern Asia Edition . New jersey Prentice- Hall inc. Tanaka M. dan Islam S.H. 2004. Impact of Pollution on Coastal and Marine Ecosystem Including Coastal and Marine Fisheries and Approach for Management. Mar Poll Bull. 48: 624 – 649 Thomann R.V. dan Muller J.A. 1987. Principles of Surface Water Quality Modeling And Control. Harper Row. Tobias N.H. 2008. Marine Pollution New Research. Nova. New York. Towned I. 2004. Coast and Estuary Behaviour Systems. ABP Marine Environmental Research Ltd. 19p. Strimbling, J.M and J.C. Cornwel. 1997. Identification of Important Primary Producers in a Chesapeake Bay Tidal Creek System Using Stable Isotopes of Carbon and Sulfur. Estuaries.20. 1: 77-95. Wolanski E. 2007. Estuarine Ecohydrology. Elsevier. Amsterdam. Worrall F., Woof D.A., and McIntyre P. 1998. A Simple Modelling Approach for water Quality : The Example of an Estuarine Impoundment. Sci Total Environ. 219: 41-51. Wu Yan, Falconer, dan Lin,B. 2005. Modelling Trace Metal Concentration Distributions in Estuarine Waters. J Est, Coast Self Sci. 64: 699-709. Zheng Lianyuan,Chen C. and Frank, Y.Z., 2004. Development of Water Quality model in The Sattila River Estuary, Georgia. LAMPIRAN 1. Hasil pengamatan parameter oseanografi Perairan Estuaria Tallo Pada Musim Barat 2010 dan Musim Timur 2011 2010 SALINITAS o pH oo SUHU o DO mgl C BOD 5 mgl Stasiun Pasang Surut Pasang Surut Pasang Surut Pasang Surut Pasang Surut 1 6.25 6.44 27.8 28.23 4.14 3.86 2.22 0.98 2 6.35 5.62 31.2 30.77 3.65 4.93 1.57 3.17 3 6.41 6.37 32.7 30.43 3.67 3.67 0.63 1.75 4 1 6.50 6.17 31.4 29.80 3.50 3.67 0.93 1.43 5 1 6.19 6.52 30.47 29.9 3.58 2.93 0.38 2.65 6 5 1 6.56 6.85 29.63 32.5 3.69 2.75 1.93 1.61 7 5 7.3 7.06 7.75 28.97 32.4 5.12 6.77 1.6 1.49 8 22 17 7.21 7.10 27.77 30.3 6.21 2.95 2.85 0.44 9 25 20 7.33 7.21 26.53 30 6.13 3.41 2.43 1.81 10 25 20 7.45 7.29 28.20 31.3 5.71 4.47 1.87 1.59 11 32 30 7.45 7.39 28.00 31.6 5.99 4.88 1.19 1.89 12 32 33 7.41 7.39 28.10 31 5.74 4.37 1.26 1.01 13 35 35 6.84 7.36 27.90 30.2 5.50 3.92 3.42 0.24 2011 SALINITAS ooo pH SUHU o DO mgl C BOD 5 mgl Stasiun Pasang Surut Pasang Surut Pasang Surut Pasang Surut Pasang Surut 1 7 15 7.23 7.05 30.47 31.70 5.04 3.94 2.19 1.37 2 16 20 7.24 7.12 31.40 31.10 4.26 4.18 1.82 1.71 3 16 22 7.28 7.25 31.37 31.23 4.71 4.08 2.17 1.32 4 26 26 7.34 7.43 30.60 30.83 3.70 4.31 1.15 1.55 5 27 29 7.38 7.42 30.40 31.33 3.77 4.23 0.79 1.66 6 30 30 7.42 7.53 30.60 31.00 3.87 4.32 0.99 1.20 7 32 34 7.64 7.81 31.30 31.10 4.65 4.34 1.55 0.98 8 34 35 7.66 7.58 30.57 29.37 5.13 4.64 2.33 1.00 9 35 34 7.75 7.56 29.10 29.70 5.26 3.86 2.32 0.54 10 30 34 7.80 7.85 29.00 29.80 5.67 5.50 2.97 2.14 11 35 35 7.83 7.71 29.03 29.50 6.16 4.74 3.47 1.98 12 36 35 7.83 7.76 28.23 29.30 5.70 5.62 3.17 1.64 13 35 30 7.85 7.42 28.10 28.70 5.65 3.89 2.58 0.91 LAMPIRAN 2. Parameter Oseanografi Kimia Estuaria Tallo Pada Musim Barat 2010 dan Musim Timur 2011 2010 PO4 mgL NO3 mgL TSS mgL TOC mgL BOT mgL Stasiun Pasang Surut Pasang Surut Pasang Surut Pasang Surut Pasang Surut 1 2.60 2.22 0.24 0.26 48.00 16.00 65.00 25.00 121.34 66.36 2 2.67 1.70 0.32 0.32 36.00 5.00 67.00 20.00 78.37 41.71 3 2.66 1.86 0.24 0.19 50.00 11.00 52.00 28.00 92.90 36.66 4 1.84 1.95 0.15 0.28 15.00 17.00 39.00 26.00 36.02 47.40 5 0.99 1.70 0.07 0.11 3.00 18.00 27.00 28.00 30.34 35.39 6 1.26 1.85 0.03 0.17 11.00 20.00 23.00 39.00 38.55 40.45 7 1.04 1.81 0.03 0.04 12.00 16.00 21.00 30.00 36.02 73.94 8 1.71 2.43 0.01 0.12 3.00 10.00 21.00 23.00 32.23 64.46 9 1.09 1.92 0.01 0.06 10.00 13.00 27.00 26.00 116.92 42.98 10 0.46 1.54 0.04 0.03 2.00 14.00 18.00 29.00 132.09 104.28 11 0.80 1.05 0.02 0.03 4.00 8.00 17.00 19.00 87.85 62.57 12 1.07 0.87 0.01 0.00 2.00 4.00 17.00 17.00 73.94 88.48 13 0.46 0.86 0.06 0.01 48.00 4.00 29.00 17.00 89.11 80.26 2011 PO4 mgL NO3 mgL TSS mgL TOC mgL BOT mgL Stasiun Pasang Surut Pasang Surut Pasang Surut Pasang Surut Pasang Surut 1 0.66 0.75 0.03 0.03 4.00 2.00 19.00 20.00 87.85 156.10 2 1.15 1.08 0.03 0.03 9.00 3.00 24.00 20.00 95.43 110.60 3 0.88 0.91 0.04 0.03 3.00 7.00 25.00 22.00 121.98 127.66 4 0.89 0.86 0.03 0.02 4.00 7.00 23.00 23.00 154.21 73.94 5 0.98 0.70 0.04 0.01 5.00 14.00 24.00 23.00 84.06 120.08 6 0.83 0.91 0.02 0.05 9.00 8.00 19.00 22.00 113.76 83.42 7 0.95 0.88 0.04 0.03 137.00 143.00 81.00 83.00 190.23 127.66 8 0.92 0.68 0.04 0.04 38.00 108.00 36.00 43.00 183.91 176.96 9 0.86 0.94 0.07 0.02 21.00 24.00 23.00 28.00 185.18 180.12 10 0.94 0.28 0.04 0.01 11.00 6.00 22.00 19.00 170.64 171.27 11 0.99 0.88 0.02 0.03 9.00 4.00 22.00 17.00 116.92 161.16 12 0.84 0.95 0.01 0.02 4.00 4.00 18.00 17.00 159.90 130.82 13 0.90 1.21 0.02 0.03 4.00 3.00 18.00 16.00 75.84 84.69 LAMPIRAN 3. Kandungan Logam di Perairan Estuaria Tallo Pada Musim Barat 2010 dan Musim Timur 2011 2010 Pb mgL Cd mgL Zn mgL Stasiun Pasang Surut Pasang Surut Pasang Surut 1 0.002 0.002 0.012 0.105 0.015 0.023 2 0.002 0.095 0.007 0.018 0.017 0.026 3 0.002 0.114 0.010 0.007 0.016 0.041 4 0.002 0.109 0.019 0.022 0.010 0.036 5 0.002 0.085 0.022 0.018 0.014 0.015 6 0.002 0.026 0.041 0.017 0.041 0.012 7 0.002 0.116 0.038 0.038 0.042 0.039 8 0.073 0.205 0.072 0.062 0.036 0.035 9 0.208 0.409 0.093 0.100 0.047 0.087 10 0.100 0.363 0.092 0.096 0.023 0.064 11 0.009 0.329 0.058 0.058 0.035 0.035 12 0.219 0.492 0.109 0.086 0.045 0.040 13 0.220 0.478 0.032 0.086 0.062 0.045 2011 Pb mgL Cd mgL Zn mgL Stasiun Pasang Surut Pasang Surut Pasang Surut 1 0.066 0.088 0.010 0.010 0.022 0.052 2 0.109 0.233 0.022 0.033 0.024 0.029 3 0.166 0.223 0.035 0.033 0.023 0.034 4 0.197 0.291 0.044 0.041 0.017 0.024 5 0.193 0.292 0.045 0.044 0.009 0.029 6 0.170 0.288 0.040 0.048 0.021 0.035 7 0.303 0.370 0.047 0.078 0.060 0.101 8 0.312 0.309 0.050 0.067 0.050 0.022 9 0.268 0.283 0.043 0.068 0.024 0.031 10 0.276 0.306 0.048 0.073 0.032 0.021 11 0.389 0.339 0.058 0.083 0.057 0.027 12 0.343 0.264 0.050 0.066 0.024 0.022 13 0.362 0.246 0.052 0.064 0.024 0.022 LAMPIRAN 5. Parameter Kimia Sedimen Estuaria Tallo Pada Musim Barat 2010 dan Musim Timur 2011 1 6.87 13.43 55.88 1.81 97.53 8.16 -87.50 29.72 0.38 40.04 2 6.77 17.37 71.09 2.65 109.32 7.94 -70.71 27.94 0.48 54.81 3 7.14 3.43 73.29 2.41 156.54 7.63 -49.37 26.96 0.42 45.04 4 7.09 3.50 73.71 3.75 191.44 7.85 -73.80 24.63 0.48 41.26 5 7.29 -4.57 70.66 3.50 144.57 7.82 -33.30 24.25 0.34 71.04 6 7.43 -11.67 58.31 4.96 130.82 7.37 -27.40 26.80 0.54 62.27 7 7.37 -8.33 39.19 1.84 290.48 8.19 -80.80 19.42 0.67 123.19 8 7.41 2.20 70.95 2.75 138.37 8.28 -96.93 22.76 0.52 59.87 9 7.55 -4.70 63.05 1.89 156.76 8.36 -96.27 27.67 0.55 64.09 10 7.65 -22.77 19.78 0.73 92.83 8.30 -71.60 17.96 0.40 83.48 11 7.43 -11.93 14.55 0.61 53.57 6.09 -59.90 13.25 0.29 40.02 12 7.52 7.52 68.36 3.13 139.28 8.14 -76.57 28.23 0.52 46.71 13 7.52 -16.07 83.01 4.28 294.76 7.34 -31.45 64.98 0.80 352.81 Stasiun Pb mgKg Cd mgKg Zn mgKg Pb mgKg SEDIMEN HUJAN pH eH mV SEDIMEN KEMARAU pH eH mV Zn mgKg Cd mgKg Stasiun HUJAN 2010 KEMARAU 2011 BOT NO 3 P ppm 2 O 5 TOC ppm BOT NO 3 P ppm 2 O 5 TOC ppm 1 15.74 22.56 12.97 2.49 10.38 22.65 11.25 20.56 2 20.36 19.64 12.52 2.24 7.39 23.85 16.32 22.32 3 23.37 18.32 18.32 1.97 16.39 26.32 18.25 22.15 4 39.49 24.56 14.52 2.66 17.43 23.68 13.55 20.56 5 28.37 23.66 16.32 2.42 11.69 25.95 14.52 20.85 6 18.97 18.65 12.32 2.35 16.31 27.21 12.36 21.45 7 15.54 18.54 15.62 3.25 7.63 24.15 16.32 20.75 8 27.04 18.26 17.25 2.84 10.50 23.28 17.25 20.65 9 29.59 19.34 19.24 1.89 10.02 23.66 16.32 20.18 10 9.90 20.85 18.32 2.55 3.43 24.15 14.11 21.85 11 8.07 19.65 17.22 2.74 1.18 27.23 11.85 21.22 12 28.37 19.56 24.15 2.62 7.49 24.21 16.24 19.32 13 26.88 20.64 16.32 1.85 14.72 26.32 12.32 18.22 LAMPIRAN 6. Komposisi Makrozoobenthos Estuaria Tallo Oktober 2010 dan September 2011 …..lanjutan lampiran 6 …..lanjutan lampiran 6 …..lanjutan lampiran 6 LAMPIRAN 7. Contoh Perhitungan Indeks Pencemaran IP Perairan Estuaria Tallo Oktober 2010 STASIUN 1 Parameter Ci Lij CiLij CiLij baru Rata- rata Maks IP pH 6.35 7,5-8,5 0.793 3.310 4.375 12.030 9.01 TSS mgl 32.00 20 1.600 2.021 DO mgL 4.00 6 0.667 3.000 BOD 5 1.60 mgl 20 0.080 0.080 PO 4 2.41 mgl 0.015 160.667 12.030 NO 3 0.253 mgl 0.008 31.625 8.500 Pb mgL 0.002 0.008 0.250 0.400 Cd mgL 0.059 0.001 58.550 9.838 Zn mgL 0.019 0.050 0.377 0.199 STASIUN 6 Parameter Ci Lij CiLij CiLij baru Rata- rata Maks IP pH 6.71 7,5-8,5 0.838 2.590 4.097 11.078 8.34 TSS mgl 15.5 20 0.78 0.78 DO mgL 3.29 6 0.55 3.71 BOD 5 1.77 mgl 20 0.09 0.089 PO 4 1.56 mgl 0.015 103.67 11.08 NO 3 0.10 mgl 0.008 12.50 6.48 Pb mgL 0.026 0.008 3.26 3.564 Cd mgL 0.029 0.001 28.80 8.297 Zn mgL 0.027 0.050 0.54 0.28 STASIUN 13 Parameter Ci Lij CiLij CiLij baru Rata- rata Maks IP pH 7.10 7,5-8,5 0.888 1.793 4.315 9.851 7.83 TSS mgl 26.000 20 1.300 1.570 DO mgL 4.710 6 0.785 2.290 BOD 5 1.830 mgl 20 0.091 0.091 PO 4 0.660 mgl 0.015 44.000 9.217 NO 3 0.036 mgl 0.008 4.500 4.266 Pb mgL 0.349 0.008 43.607 9.198 Cd mgL 0.059 0.001 58.900 9.851 Zn mgL 0.053 0.050 1.069 0.562 LAMPIRAN 8. Contoh Perhitungan Indeks Pencemaran IP Perairan Estuaria Tallo September 2011 STASIUN 1 Parameter Ci Lij CiLij CiLij baru Rata- rata Maks IP pH 7.14 7,5-8,5 0.893 1.713 3.350 9.360 7.02 TSS mgl 3 20 0.15 0.15 DO mgL 4.49 6 0.75 2.51 BOD 5 1.78 mgl 20 0.09 0.089 PO 4 0.71 mgl 0.015 47 9.36 NO 3 0.03 mgl 0.008 4.01 4.02 Pb mgL 0.077 0.008 9.6375 5.920 Cd mgL 0.010 0.001 10 6.000 Zn mgL 0.037 0.05 0.74 0.389 STASIUN 13 Ci Lij CiLij CiLij baru Rata- rata Maks IP pH 7.64 7,5-8,5 0.955 0.723 3.914 10.236 7.75 TSS mgl 3.5 20 0.18 0.18 DO mgL 4.77 6 0.80 2.23 BOD mgl 1.75 20 0.09 0.087 PO 4 1.06 mgl 0.015 70.33 10.24 NO 3 0.02 mgl 0.008 2.88 3.29 Pb mgL 0.304 0.005 60.82 9.920 Cd mgL 0.058 0.002 29.15 8.323 Zn mgL 0.023 0.095 0.24 0.241 STASIUN 6 Ci Lij CiLij CiLij baru Rata- rata Maks IP pH 7.48 7,5-8,5 0.934 1.050 4.008 9.817 7.48 TSS mgl 8.5 20 0.43 0.43 DO mgL 4.10 6 0.68 2.91 BOD mgl 1.10 20 0.05 0.055 PO 4 0.87 mgl 0.015 58.00 9.82 NO 3 0.03 mgl 0.008 4.06 4.04 Pb mgL 0.229 0.008 28.6 8.282 Cd mgL 0.044 0.001 43.70 9.202 Zn mgL 0.028 0.05 0.56 0.295 LAMPIRAN 11. Pola Arus Pada Musim Barat LAMPIRAN 12. Pola Arus Pada Musim Timur LAMPIRAN 14. Data pakar pada penelitian strategi pengelolaan lingkungan Estuaria Tallo 1. Nama : Prof.Dr.Ir. Ambo Tuwo, DEA Jabatan : Staf Ahli Walikota Makassar Instansi : Universitas Hasanuddin 2. Nama : Fitriana Noor SP.MSi. Jabatan : Kasubid.Pengembangan Partisipasi Masyarakat Instansi : Badan Lingkungan Hidup Daerah Kota Makassar 3. Nama : Prof.Dr.Ir.A.Niartiningsih, MSi Jabatan : Ketua Mitra Bahari Instansi : Universitas Hasanuddin 4. Nama : Prof.Dr.Ir. Mulyadi, MSi Jabatan : Ka.Puslit Lingkungan Hidup LPM Instansi : UNM 5. Nama : Prof.Dr.Ir.Jamaluddin Jompa. MSc Jabatan : Dir.Puslitbang LP3K Instansi : Universitas Hasanuddin 6. Nama : Dr.Ir. Farid Samawi Jabatan : Fak.Ilmu Kelautan dan Perikanan Instansi : Universitas Hasanuddin 7. Nama : Kamaruddin Azis ST., MM Jabatan : Ketua Tim Pengembangan Kapasitas Daerah Sulawesi Selatan Instansi : Konsultan JICA LAMPIRAN 4. Ukuran Butiran Sedimen Oktober 2010 dan September 2011 ST.1 ST.2 ST.3 ST.4 ST.5 ST.6 ST.7 ST.8 ST.9 ST.10 ST.11 ST.12 ST.13 1 0.063 2,67 15,31 4,91 19,65 18,58 4,22 7,05 8,10 28,60 3,79 0,27 8,24 18,08 2 0,063 1,95 12,49 3,99 11,89 9,51 4,65 44,07 28,30 22,80 58,11 1,60 34,39 32,31 3 0,125 4,69 23,62 9,09 26,07 21,46 25,10 42,04 14,88 29,00 35,30 43,51 30,71 24,29 4 0,250 23,40 33,94 35,40 32,46 29,55 23,89 4,46 18,23 10,83 2,27 52,57 22,78 22,39 5 0,500 41,43 11,34 32,42 3,57 8,98 23,87 1,17 30,52 2,70 0,40 1,58 2,78 1,21 6 1,000 25,29 2,65 6,93 3,93 6,14 13,75 0,56 - 2,49 0,13 0,22 1,09 0,84 7 2,000 0,58 0,68 7,28 2,47 5,81 4,55 0,68 - 3,60 - 0,28 0,01 0,88 ST.1 ST.2 ST.3 ST.4 ST.5 ST.6 ST.7 ST.8 ST.9 ST.10 ST.11 ST.12 ST.13 1 0.063 18,51 11,60 33,35 9,64 21,43 9,47 8,53 16,07 31,87 2,95 1,22 18,59 32,53 2 0,063 35,55 10,13 26,99 18,60 27,85 11,54 39,11 40,31 42,50 8,62 4,43 30,17 22,04 3 0,125 23,84 40,74 20,71 46,54 40,80 42,77 44,04 26,45 23,52 75,82 63,98 26,96 29,81 4 0,250 22,10 18,92 18,95 17,17 8,45 27,46 5,65 9,48 1,03 11,28 28,66 21,09 13,98 5 0,500 0,00 17,15 0,00 7,44 0,14 4,34 1,38 4,67 0,55 0,44 1,26 2,21 0,94 6 1,000 0,00 1,47 0,00 0,44 0,30 1,90 0,67 1,77 0,13 0,28 0,22 0,48 0,25 7 2,000 0,00 0,00 0,00 0,18 1,04 2,53 0,65 1,26 0,41 0,61 0,24 0,53 0,47 K o d e C o n t o h KEMARAU Grain Size mm No No Grain Size mm K o d e C o n t o h HUJAN LAMPIRAN 9. Kelimpahan indm2, keanekaragaman H’, keseragaman E, dan dominasi C makrozoobentos para perairan Estuaria Tallo Oktober 2010 STASIUN 1 NO JENIS ORGANISME ni niN lnniN niNlnniN niN2 H C E Kelimpahan 1 Strombus labiatus 7 0,055118 -2,89828 -0,159747548 0,003038006 0,793136095 0,561907124 0,098366601 175 2 Hiatula nitida 91 0,716535 -0,33333 -0,238841022 0,513423027 2275 3 Terebralia sulcata 27 0,212598 -1,54835 -0,329176819 0,04519809 675 4 Amphitrite gracilis 2 0,015748 -4,15104 -0,065370707 0,000248 50 JUMLAH 127 -0,793136095 0,561907124 3175 STASIUN 2 NO JENIS ORGANISME ni niN lnniN niNlnniN niN2 H C E Kelimpahan Strombus labiatus 2 0,4 -0,91629 -0,366516293 0,16 0,673011667 0,52 0,139388553 50 Sternaspis scutata 3 0,6 -0,51083 -0,306495374 0,36 75 JUMLAH 5 -0,673011667 0,52 125 STASIUN 3 NO JENIS ORGANISME ni niN lnniN niNlnniN niN2 H C E Kelimpahan Siliqua winteriana 122 0,96063 -0,04017 -0,038584701 0,922809846 0,192433554 0,923615847 0,023866061 3050 Septifer bilocularis 2 0,015748 -4,15104 -0,065370707 0,000248 50 Amphitrite gracilis 3 0,023622 -3,74557 -0,088478145 0,000558001 75 JUMLAH 127 -0,192433554 0,923615847 3175 STASIUN 4 NO JENIS ORGANISME ni niN lnniN niNlnniN niN2 H C E Kelimpahan Cellana testudinaria 1 0,166667 -1,79176 -0,298626578 0,027777778 1,011404265 0,388888889 0,201851503 25 Pteria penguin 3 0,5 -0,69315 -0,34657359 0,25 75 Filograna implexa 2 0,333333 -1,09861 -0,366204096 0,111111111 50 JUMLAH 6 -1,011404265 0,388888889 150 STASIUN 5 NO JENIS ORGANISME ni niN lnniN niNlnniN niN2 H C E Kelimpahan Strombus labiatus 3 0,012876 -4,35243 -0,056039822 0,000165779 0,203328098 0,91707344 0,023452146 75 Tellina virgata 223 0,957082 -0,04387 -0,041983992 0,916005084 5575 Siliqua winteriana 7 0,030043 -3,50513 -0,105304284 0,000902577 175 JUMLAH 233 -0,203328098 0,91707344 5825 STASIUN 6 NO JENIS ORGANISME ni niN lnniN niNlnniN niN2 H C E Kelimpahan Cellana testudinaria 1 0,019608 -3,93183 -0,07709462 0,000384468 2,29369697 0,147251057 0,32076531 25 Euchelus atratus 4 0,078431 -2,54553 -0,199649511 0,00615148 100 Chrysostoma paradoxum 1 0,019608 -3,93183 -0,07709462 0,000384468 25 Astraea calcar 1 0,019608 -3,93183 -0,07709462 0,000384468 25 Telescopium telescopium 1 0,019608 -3,93183 -0,07709462 0,000384468 25 Strombus labiatus 6 0,117647 -2,14007 -0,25177249 0,01384083 150 Polinices didyma 1 0,019608 -3,93183 -0,07709462 0,000384468 25 Cymatium pileare 2 0,039216 -3,23868 -0,127006998 0,00153787 50 Pteria penguin 2 0,039216 -3,23868 -0,127006998 0,00153787 50 Pholas orientalis 2 0,039216 -3,23868 -0,127006998 0,00153787 50 Meretrix meretrix 6 0,117647 -2,14007 -0,25177249 0,01384083 150 Asaphis violascens 2 0,039216 -3,23868 -0,127006998 0,00153787 50 Sunetta truncata 3 0,058824 -2,83321 -0,166659608 0,003460208 75 Anadara granosa 3 0,058824 -2,83321 -0,166659608 0,003460208 75 Barbatia decussata 16 0,313725 -1,15924 -0,363682168 0,098423683 400 JUMLAH 51 -2,29369697 0,147251057 1275 ……lanjutan lampiran 9 STASIUN 7 NO JENIS ORGANISME ni niN lnniN niNlnniN niN2 H C E Kelimpahan Cellana testudinaria 3 0,027778 -3,5835189 -0,099542193 0,000771605 1,238437444 0,440500686 0,156744252 75 Sunetta truncata 2 0,018519 -3,988984 -0,073870075 0,000342936 50 Barbatia decussata 2 0,018519 -3,988984 -0,073870075 0,000342936 50 Tellina virgata 69 0,638889 -0,4480247 -0,286238017 0,408179012 1725 Ensis ensis 4 0,037037 -3,2958369 -0,122068032 0,001371742 100 Balanus balanoides 12 0,111111 -2,1972246 -0,244136064 0,012345679 300 Lingula sp 14 0,12963 -2,0430739 -0,264842913 0,016803841 350 Portunus sp 2 0,018519 -3,988984 -0,073870075 0,000342936 50 JUMLAH 108 -1,238437444 0,440500686 2700 Tellina virgata 134 0,985294 -0,0148151 -0,014597217 0,970804498 3350 Ensis ensis 2 0,014706 -4,2195077 -0,062051584 0,000216263 50 JUMLAH 136 -0,076648801 9,71021E-01 3400 STASIUN 9 NO JENIS ORGANISME ni niN lnniN niNlnniN niN2 H C E Kelimpahan Tellina virgata 89 0,956989 -0,0439631 -0,042072236 0,915828419 0,201583646 0,916984622 0,026005842 2225 Siliqua winteriana 3 0,032258 -3,4339872 -0,110773781 0,001040583 75 Portunus sp 1 0,010753 -4,5325995 -0,048737629 0,00011562 25 JUMLAH 93 -0,201583646 0,916984622 2325 STASIUN 10 NO JENIS ORGANISME ni niN lnniN niNlnniN niN2 H C E Kelimpahan Cellana testudinaria 2 0,105263 -2,2512918 -0,236978084 0,011080332 1,410258099 0,368421053 0,228814874 50 Strombus labiatus 2 0,105263 -2,2512918 -0,236978084 0,011080332 50 Sunetta truncata 1 0,052632 -2,944439 -0,154970473 0,002770083 25 Barbatia decussata 1 0,052632 -2,944439 -0,154970473 0,002770083 25 Conus glaucus 1 0,052632 -2,944439 -0,154970473 0,002770083 25 Sternaspis scutata 11 0,578947 -0,5465437 -0,316420041 0,335180055 275 Ophiura texturata 1 0,052632 -2,944439 -0,154970473 0,002770083 25 JUMLAH 19 -1,410258099 0,368421053 475 STASIUN 11 NO JENIS ORGANISME ni niN lnniN niNlnniN niN2 H C E Kelimpahan Barbatia decussata 7 0,7 -0,3566749 -0,249672461 0,49 0,801818553 0,54 0,145218551 175 Siphonaria javanica 2 0,2 -1,6094379 -0,321887582 0,04 50 Astropecten aurantiacus 1 0,1 -2,3025851 -0,230258509 0,01 25 JUMLAH 10 -0,801818553 0,54 250 STASIUN 12 NO JENIS ORGANISME ni niN lnniN niNlnniN niN2 H C E Kelimpahan Sunetta truncata 2 0,086957 -2,442347 -0,212378003 0,007561437 0,740011666 0,584120983 0,116457125 50 Barbatia decussata 4 0,173913 -1,7491999 -0,30420867 0,030245747 100 Tellina virgata 17 0,73913 -0,3022809 -0,223424992 0,5463138 425 JUMLAH 23 -0,740011666 0,584120983 575 STASIUN 13 NO JENIS ORGANISME ni niN lnniN niNlnniN niN2 H C E Kelimpahan Strombus labiatus 2 0,076923 -2,5649494 -0,197303797 0,00591716 0,618977214 0,671597633 0,095565826 50 Barbatia decussata 3 0,115385 -2,1594842 -0,24917126 0,013313609 75 Tellina virgata 21 0,807692 -0,2135741 -0,172502158 0,652366864 525 JUMLAH 26 -0,618977214 0,671597633 650 LAMPIRAN 10. Kelimpahan indm2, keanekaragaman H’, keseragaman E, dan dominasi C makrozoobentos para perairan Estuaria Tallo September 2011 STASIUN 1 NO JENIS ORGANISME ni niN lnniN niNlnniN niN2 H C E Kelimpahan Terebralia sulcata 1 0,333333333 -1,098612289 -0,366204096 0,111111111 1,0986123 0,333333333 0,014648164 25 Peristernia incarnata 1 0,333333333 -1,098612289 -0,366204096 0,111111111 25 Modiolus micropterus 1 0,333333333 -1,098612289 -0,366204096 0,111111111 25 JUMLAH 3 -1,098612289 0,333333333 75 STASIUN 2 NO JENIS ORGANISME ni niN lnniN niNlnniN niN2 H C E Kelimpahan Terebralia sulcata 1 0,142857143 -1,945910149 -0,277987164 0,020408163 0,4101163 0,755102041 0,002343522 25 Cellana testudinaria 6 0,857142857 -0,15415068 -0,132129154 0,734693878 150 JUMLAH 7 -0,410116318 0,755102041 175 STASIUN 3 NO JENIS ORGANISME ni niN lnniN niNlnniN niN2 H C E Kelimpahan Terebralia sulcata 6 0,666666667 -0,405465108 -0,270310072 0,444444444 0,6365142 0,555555556 0,002828952 150 Nerita undata 3 0,333333333 -1,098612289 -0,366204096 0,111111111 75 JUMLAH 9 -0,636514168 0,555555556 225 STASIUN 4 NO JENIS ORGANISME ni niN lnniN niNlnniN niN2 H C E Kelimpahan Terebralia sulcata 1 0,076923077 -2,564949357 -0,197303797 0,00591716 1,7118451 0,218934911 0,005267216 25 Nassaria pusilla 1 0,076923077 -2,564949357 -0,197303797 0,00591716 25 Turbo reevei 4 0,307692308 -1,178654996 -0,362663076 0,094674556 100 Placuna ephippium 4 0,307692308 -1,178654996 -0,362663076 0,094674556 100 Nereis sp 1 0,076923077 -2,564949357 -0,197303797 0,00591716 25 Amphitrite sp 1 0,076923077 -2,564949357 -0,197303797 0,00591716 25 Pagurus sp 1 0,076923077 -2,564949357 -0,197303797 0,00591716 25 JUMLAH 13 -1,711845135 0,218934911 325 STASIUN 5 NO JENIS ORGANISME ni niN lnniN niNlnniN niN2 H C E Kelimpahan Tellina palatam 106 0,972477064 -0,027908788 -0,027140656 0,94571164 0,1260233 0,946469152 4,6247E-05 2650 Nereis sp 3 0,027522936 -3,592735594 -0,098882631 0,000757512 75 JUMLAH 109 -0,126023287 0,946469152 2725 STASIUN 6 NO JENIS ORGANISME ni niN lnniN niNlnniN niN2 H C E Kelimpahan Terebralia sulcata 3 0,027272727 -3,601868077 -0,098232766 0,000743802 0,762168 0,640661157 2,7715E-04 75 Nassaria pusilla 7 0,063636364 -2,754570217 -0,175290832 0,004049587 175 Codakia punctata 2 0,018181818 -4,007333185 -0,072860603 0,000330579 50 Tellina palatam 87 0,790909091 -0,234572247 -0,185525323 0,62553719 2175 Nereis sp 11 0,1 -2,302585093 -0,230258509 0,01 275 JUMLAH 110 -0,762168033 0,640661157 2750 STASIUN 7 NO JENIS ORGANISME ni niN lnniN niNlnniN niN2 H C E Kelimpahan Clithon oualaniensis 4 0,4 -0,916290732 -0,366516293 0,16 1,6094379 0,24 6,4378E-03 100 Codakia punctata 1 0,1 -2,302585093 -0,230258509 0,01 25 Pagurus sp 1 0,1 -2,302585093 -0,230258509 0,01 25 Cancer pagurus 1 0,1 -2,302585093 -0,230258509 0,01 25 Talitrus sp 2 0,2 -1,609437912 -0,321887582 0,04 50 Ophiura sp 1 0,1 -2,302585093 -0,230258509 0,01 25 JUMLAH 10 -1,609437912 0,24 250 ..lanjutan Lampiran 10 STASIUN 8 NO JENIS ORGANISME ni niN lnniN niNlnniN niN2 H C E Kelimpahan Terebralia sulcata 16 0,48484848 -0,723918839 -0,350990952 0,235078053 1,14874586 0,37741047 0,001392419 400 Cellana testudinaria 1 0,03030303 -3,496507561 -0,105954775 0,000918274 25 Nassaria pusilla 12 0,36363636 -1,011600912 -0,367854877 0,132231405 300 Barbatia decussata 3 0,09090909 -2,397895273 -0,217990479 0,008264463 75 Vepricardium sinense 1 0,03030303 -3,496507561 -0,105954775 0,000918274 25 JUMLAH 33 -1,148745858 0,377410468 825 STASIUN 9 NO JENIS ORGANISME ni niN lnniN niNlnniN niN2 H C E Kelimpahan Clithon oualaniensis 11 0,84615385 -0,167054085 -0,141353456 0,715976331 0,53596105 0,72781065 0,001649111 275 Siliqua winteriana 1 0,07692308 -2,564949357 -0,197303797 0,00591716 25 Pagurus sp 1 0,07692308 -2,564949357 -0,197303797 0,00591716 25 JUMLAH 13 -0,53596105 0,727810651 325 STASIUN 10 NO JENIS ORGANISME ni niN lnniN niNlnniN niN2 H C E Kelimpahan Terebralia sulcata 23 0,40350877 -0,907557052 -0,366207231 0,162819329 1,69784653 0,25084641 0,001191471 575 Nerita undata 3 0,05263158 -2,944438979 -0,154970473 0,002770083 75 Cellana testudinaria 3 0,05263158 -2,944438979 -0,154970473 0,002770083 75 Nassaria pusilla 14 0,24561404 -1,403993938 -0,344840616 0,060326254 350 Clithon oualaniensis 8 0,14035088 -1,963609726 -0,275594348 0,019698369 200 Gafrarium tumidum 2 0,03508772 -3,349904087 -0,117540494 0,001231148 50 Vepricardium sinense 1 0,01754386 -4,043051268 -0,070930724 0,000307787 25 Nereis sp 1 0,01754386 -4,043051268 -0,070930724 0,000307787 25 Amphitrite sp 1 0,01754386 -4,043051268 -0,070930724 0,000307787 25 Ophiura sp 1 0,01754386 -4,043051268 -0,070930724 0,000307787 25 JUMLAH 57 -1,697846531 0,250846414 1425 STASIUN 11 NO JENIS ORGANISME ni niN lnniN niNlnniN niN2 H C E Kelimpahan Terebralia sulcata 2 0,25 -1,386294361 -0,34657359 0,0625 1,55958116 0,21875 0,007797906 50 Nassaria pusilla 2 0,25 -1,386294361 -0,34657359 0,0625 50 Thais kieneri 2 0,25 -1,386294361 -0,34657359 0,0625 50 Gafrarium tumidum 1 0,125 -2,079441542 -0,259930193 0,015625 25 Vepricardium sinense 1 0,125 -2,079441542 -0,259930193 0,015625 25 JUMLAH 8 -1,559581156 0,21875 200 STASIUN 12 NO JENIS ORGANISME ni niN lnniN niNlnniN niN2 H C E Kelimpahan Terebralia sulcata 1 0,2 -1,609437912 -0,321887582 0,04 1,05492017 0,36 0,008439361 25 Nassaria pusilla 2 0,4 -0,916290732 -0,366516293 0,16 50 Pagurus sp 2 0,4 -0,916290732 -0,366516293 0,16 50 1 JUMLAH 5 -1,054920168 0,36 125 STASIUN 13 NO JENIS ORGANISME ni niN lnniN niNlnniN niN2 H C E Kelimpahan Terebralia sulcata 1 0,125 -2,079441542 -0,259930193 0,015625 1,66746193 0,21875 0,00833731 25 Clithon oualaniensis 1 0,125 -2,079441542 -0,259930193 0,015625 25 Codakia punctata 1 0,125 -2,079441542 -0,259930193 0,015625 25 Barbatia decussata 1 0,125 -2,079441542 -0,259930193 0,015625 25 Pagurus sp 3 0,375 -0,980829253 -0,36781097 0,140625 75 Leander sp 1 0,125 -2,079441542 -0,259930193 0,015625 25 JUMLAH 8 -1,667461933 0,21875 200 LAMPIRAN 13. Jawaban Pakar dan Analisis AHP Faktor Pakar ke Jawaban CR Ket 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 5 9 9 5 5 5 1 5 0.33 0.20 0.095 Konsisten 2 1 3 3 1 3 3 3 1 1.00 1.00 0.033 Konsisten 3 1 9 5 5 5 5 5 5 5.00 5.00 0.223 4 5 1 3 3 1 5 3 5 3.00 0.20 0.145 5 1 7 5 5 3 5 5 3 5.00 1.00 0.080 Konsisten 6 1 1 5 5 1 5 5 5 5.00 0.20 0.075 Konsisten 7 1 3 5 5 5 5 3 5 1.00 0.20 0.079 Konsisten Stakeholders Pakar ke Jawaban CR Ket 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 1 5.00 5.00 3.00 5.00 0.20 1.00 0.33 3 0.11 0.20 3 0.11 5 1.00 0.11 0.083 Konsisten 2 1.00 3 1 5 1 1 0.33 1 0.20 0.20 1.00 0.20 5.00 1.00 0.33 0.036 Konsisten 3 5.00 5 0.2 5 0.20 0.20 3 0.20 0.20 3 0.20 5 0.33 0.20 0.148 4 5.0 5.00 5 7.00 1 5 0.33 7 0.33 0.20 1.00 0.14 5.00 0.33 0.20 0.09 Konsisten 5 1.00 1.00 1 5 0.20 1 0.20 1.00 0.11 1.00 3 0.20 3 0.11 0.11 0.076 Konsisten 6 5.00 0.33 3 5.00 1 0.20 0.20 1 0.20 7.00 5.00 1.00 5.00 0.20 0.20 0.091 Konsisten 7 5.00 1.00 1 5 1 1 0.333 1 0.2 0.2 3 0.2 5 0.33333 0.2 0.07 Konsisten Tujuan Pakar ke Jawaban CR Ket 26 27 28 1 9.00 3.00 0.2 0.025 Konsisten 2 1.00 1 1 0.000 Konsisten 3 5.00 5 0.333 0.116 4 5.00 1.00 0.333 0.025 Konsisten 5 1.00 1 1 0.000 Konsisten 6 1 5.00 3 0.116 7 1 1 0.33 0.116 Matriks Pendapat Gabungan Alternatif Pakar ke Jawaban 29 1 1.00 2 0.33 3 1.00 4 0.20 5 1.00 6 0.20 7 1.00 Faktor 1 1 3 5 3 1.00 1 3 5 3 0.33 0.33 1 3 1.00 0.20 0.20 0.33 1 0.33 0.33 0.33 1 3 1 Stakeholder 1 3.00 1.00 1 5 1 0.33333 1 1 1 0.2 1 1 1 3 0.2 1.00 3 3.00 1 5 0.333 0.2 1 0.33333 0.2 1 0.14286 1 5 5 3.003 3.003 1 Tujuan 1.00 3.00 3.00 0.33 1.00 1.00 0.33 1.00 1.00 Alternatif 1 0.33 3.00 1 ........lanjutan lampiran 13 Hasil Perhitungan CR Matriks Pendapat Gabungan Kriteria Ukuran matriks CR CR maks Ket Faktor 5 x 5 0.012 0.1 konsisten Stakeholder 6 x 6 0.03 0.1 konsisten Tujuan 3 x 3 0.03 konsisten Alternatif 2 x 2 konsisten ABSTRACT RASTINA. Environmental Management Strategy Based on Water Quality Modelling at Tallo Estuary, South of Sulawesi. Supervised by I WAYAN NURJAYA, TRI PRARTONO and HARPASIS S. SANUSI. Tallo River is one of the rivers in the northern city of Makassar, exists many activities, such as, industrial, aquaculture, agriculture, transportation area. The domestic activities have contributed of solid and liquid waste on Tallo river and Tallo estuary. The previous studies indicated that the activities at the river area have influenced on water quality Tallo rivers and Tallo estuary. To decrease the effect of the activities on sustainability of estuary and river functions, a model design of the water quality management that involves of many elements based on simulation of water quality models is required. This model can be used as a recomendation for local government policies to conserve the aquatic environment in the future. The aim of research were: a to determine the environmentaly existing conditions of Tallo estuary; b to describe the Tallo estuary condition based on hydrodynamic and water quality models; d to determine the strategies of estuary environmental management based on modelling of water quality. The research was carried out in two seasons, such as, tide period in wet and dry season. The parameters measured included determinate physical parameter current, temperature, sediment, TSS, chemical parameter DO, salinity, pH, BOD,TOC, BOT, phosphate, nitrate, Cd, Pb and Zn, and biological makrozoobhentos. Method that was utilized for measured the exist condition, which is, to compare the parameter that was measured with water quality standard; to determine index pollution with use index pollution method. The water quality modeling was constructed by 2-D hydrodynamic model and MIKE 21 program and to determine of environmental management strategy on Tallo estuary utilizes to methodic Analytical Hierarchy Process AHP. The existing condition was determinate by comparing the parameter observed with then listed in water quality standard. Environmental existing condition of Tallo Estuary showed some chemical parameter TSS, DO, phosphate, nitrate, Pb, and Cd higher than treshold standard of marine water quality. The pollution category of Tallo estuary that be counted by Pollution Index IP was a medium chategory of pollution with IP value was 7,03-9,05. Stream patterns of Tallo estuary at west season and dry season were influced by tidal direction and speed of the wind. The stream moved to the west. When the highest tide, the stream pattern moved from west to east along beach to river direction. The simulation of BOD 5 and Pb pattern was influenced by the pattern of marine hydrodynamic motion. The model result shown that the estuary has a potency of polution accumulation, such as, organic waste orand anorganic waste. The result of Analytical Hierarchy Process AHP shown that the strategy of estuary environment management needed 5 level strategy, such as, focus, factor, stakeholders, purpose, and alternative. On the focuses of the strategy of estuary environment management was human resources and estuary ecosystems with AHP value 0.34. The stakeholders level e.g. community had AHP value was 0.36. The purpose that must be achieved was estuary environment maintained that is had 0.60 AHP value. The regulation and standard quality control had AHP value was 0.667. Key words : Water quality model, MIKE 21, Index pollution, management strategy, estuary Penguji pada Ujian Tertutup : Dr.Ir. Sigid Hariyadi, M.Sc Staf Pengajar Departemen MSP, FPIK IPB Dr.Ir. Luky Adrianto, M.Sc Staf Pengajar Departemen MSP, FPIK IPB Penguji pada Ujian Terbuka : Prof. Dr. Ir. Jamaluddin Jompa, M.Sc Guru Besar Jurusan Ilmu Kelautan, FIKP,UNHAS Dr. Ir. Enan . Adiwilaga, M.Sc Staf Pengajar Departemen MSP, FPIK IPB RINGKASAN RASTINA. Strategi Pengelolaan Lingkungan Berdasarkan Pemodelan Kualitas Air Di Perairan Estuaria Tallo Sulawesi Selatan. Dibawah bimbingan I WAYAN NURJAYA, TRI PRARTONO dan HARPASIS.S.SANUSI. Sungai Tallo adalah salah satu sungai yang terletak di bagian Utara Kota Makassar. Sepanjang aliran sungai ini banyak dimanfaatkan oleh masyarakat setempat sebagai daerah permukiman, daerah industri, pertambakan dan pertanian. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada wilayah tersebut menghasilkan limbah baik berupa limbah padat maupun limbah cair yang sebagian besar dibuang ke sungai sehingga memberikan beban ancaman terhadap perairan di sepanjang sungai hingga ke muara bahkan sampai ke laut. Beberapa penelitian terdahulu mengindikasikan terjadinya penurunan kualitas air Sungai Tallo akibat semakin meningkatnya aktivitas di sepanjang DAS Tallo. Tujuan utama dari penelitian ini adalah : a Menentukan kondisi eksisting lingkungan perairan Estuaria Tallo, b Menggambarkan kondisi lingkungan perairan Estuaria Tallo berdasarkan model hidrodinamika dan kualitas air perairan Estuaria Tallo, c Menentukan strategi pengelolaan lingkungan Estuaria berdasarkan pengembangan pemodelan kualitas perairan. Penelitian ini dilakukan selama 2 periode musim yaitu musim Barat dan musim Timur pada kondisi pasang dan surut. Parameter yang diukur adalah : parameter fisika arus,suhu,sedimen,TSS, parameter kimia DO, salinitas, pH, BOD,TOC, BOT, fosfat, nitrat, logam berat Cd, Pb dan Zn, dan parameter biologi makrozoobentos. Selain itu juga dilakukan wawancara dengan masyarakat dan pakar yang terlibat dalam pengelolaan Estuaria Tallo. Metode yang digunakan untuk kondisi eksisting yaitu membandingkan parameter yang diukur dengan baku mutu air laut untuk biota laut; penentuan tingkat pencemaran dengan metode indeks pencemaran. Model kualitas air dibangun berdasarkan model hidrodinamika 2-D dengan bantuan program MIKE 21 dan penentuan strategi pengelolaan lingkungan Estuaria Tallo menggunakan metode Analytical Hierarchy Process AHP. Hasil penelitian menunjukkan sebaran suhu di Estuaria Tallo menunjukkan nilai yang bervariasi dimana pada musim Barat kisaran suhu 27,8-32,7 o C sedangkan pada musim Timur 28,10-31,70 o C. Nilai pH perairan Estuaria Tallo pada saat musim Barat berkisar antara 5,62-7,75, dimana pada saat pasang nilai pH berkisar 6,19-7,45 dan pada saat surut nilai pH 5,62-7,75. Nilai pH pada musim Timur berkisar 7,05-7,85 dan kisaran pH di perairan pada saat pasang dan surut masing-masing antara 7,23-7,85 dan 7,05-7,84. Kisaran salinitas pada saat musim barat dan musim timur di lokasi penelitian sangat bervariasi antara 0-35 ‰ dan 7-35 ‰. Pada musim Barat nilai salinitas cenderung lebih rendah baik pada saat pasang maupun pada saat surut yaitu berkisar 0-35. Sedangkan pada musim Timur salinitas perairan pada saat pasang 7-35 ‰ dan pada saat surut 15-35 ‰. Pada kondisi eksisting ini menunjukkan pula bahwa beberapa parameter air terukur di Estuaria Tallo seperti TSS, DO, fosfat, nitrat, logam Pb dan logam Cd telah melampaui baku mutu air laut untuk biota laut. Nilai total padatan tersuspensi TSS pada beberapa stasiun penelitian berkisar 21,00-143,00 mgl. Kandungan oksigen terlarut DO cukup bervariasi pada musim barat dan pada musim timur yaitu 2,75-6,21 mgl dan 3,70-6,16 mgl. Pada musim barat kandungan oksigen terlarut saat pasang yaitu 3,50-6,21 mgl sedangkan pada saat surut 2,75- 6,77 mgl. Sedangkan pada musim timur kandungan oksigen pada saat pasang 3,70-6,16 mgl dan pada saat surut 3,86-5,62 mgl. Kandungan nitrat pada musim Barat berkisar 0,01-0,31 mgl pada saat pasang dan 0,002-0,31 mgl pada saat surut. Pada musim Timur sebaran nitrat pada saat pasang 0,013-0,066 mgl dan pada saat surut 0,009- 0,046 mgl. Kisaran kandungan fosfat di Estuaria Tallo pada musim Barat saat pasang 0,46- 2,67 mgl dan 0,86-2,43 mgl pada saat surut. Pada musim Timur kandungan fosfat pada saat pasang berkisar 0,66-1,15 mgl dan pada saat surut 0,28-1,21 mgl. Kandungan logam berat Pb pada Estuaria Tallo pada musim Barat menunjukkan konsentrasi Pb berkisar 0,002-0,219 mgl saat pasang dan 0,002-0,492 mgl pada saat surut. Pada musim Timur kisaran nilai Pb pada saat pasang dan surut masing-masing 0,066 – 0,389 mgl dan 0,088-0,370 mgl. Hasil pengukuran logam cadmium Cd diperoleh konsentrasi Cd pada perairan Estuaria Tallo pada musim Barat 0,006-0,109 mgl saat pasang dan 0,006- 0,104 mgl pada saat surut. Sedangkan hasil pengukuran pada musim Timur pada saat pasang dan saat surut masing-masing 0,010- 0,058 mgl dan 0,010-0,082 mgl Status Pencemaran Estuaria Tallo berdasarkan perhitungan Pollution Index menunjukkan tingkat pencemaran di wilayah Estuaria Tallo berada pada status tercemar sedang dengan nilai IP berkisar 7,03-9,05 Tipe pasang surut di lokasi penelitian adalah campuran ke harian tunggal mixed tide prevailing diurnal yang menunjukkan bahwa terjadi satu kali pasang dan surut dalam sehari dengan periode pasang yang lebih panjang dibanding surut. Pola arus di muara Sungai Tallo pada musim Barat dan musim kemarau tidak hanya di pengaruhi oleh pasang surut tetapi juga dipengaruhi oleh arah dan kecepatan angin. Pada saat surut arus bergerak kearah Barat dan pada saat menuju ke pasang tertinggi pola arus bergerak dari Barat ke Timur menyusuri pantai menuju kearah sungai. Hasil simulasi Pola sebaran BOD 5 dan logam Pb mengikuti pola gerakan hidrodinamika perairan. Hasil model menunjukkan pada daerah muara potensial terjadi akumulasi polutan baik yang bersifat organik maupun yang anorganik. Berdasarkan hasil Analytical Hierarchy Process AHP diperoleh lima level yaitu fokus, faktor, stakeholder, tujuan dan alternatif. Pada fokus strategi pengelolaan lingkungan Estuaria Tallo faktor yang dominan adalah sumber daya manusia dan ekosistem perairan dengan nilai 0,34. Kemudian pada level stakeholder masyarakat yang paling dominan dengan nilai 0,36 dan tujuan yang hendak dicapai adalah terpeliharanya kualitas lingkungan Estuaria dengan bobot 0,60. Adapun Alternatif strategi yang hendak di terapkan adalah regulasi dan control baku mutu dengan bobot nilai 0,667. Kata kunci : Pemodelan kualitas air, MIKE 21, Indeks pollution, strategi pengelolaan, AHP, estuaria

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Salah satu wilayah pesisir yang paling rawan mendapatkan beban pencemar yang bersumber dari daratan adalah daerah estuaria. Estuaria merupakan badan air tempat terjadinya percampuran massa air laut yang dipengaruhi oleh pasang surut dengan air tawar yang berasal dari daratan. Kondisi ini menyebabkan terbentuknya air payau dengan salinitas yang meningkat kearah mulut sungai. Pada musim kemarau volume air sungai berkurang dan air laut dapat masuk sampai ke arah hulu sehingga salinitas di wilayah estuaria meningkat, sebaliknya pada musim penghujan volume air tawar dari sungai sangat besar dan mengalir ke wilayah estuaria sehingga salinitas menjadi rendah. Wilayah estuaria meliputi muara sungai dan delta-delta besar, hutan mangrove dekat estuaria dan hamparan lumpur dan pasir yang luas. Wilayah ini dapat dikatakan sebagai wilayah yang sangat dinamis karena terjadi proses dan perubahan pada lingkungan fisik, kimia dan biologi Supriadi, 2001. Menurut UU Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Pesisir dan Pulau- Pulau Kecil dan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER 16MEN2008 pasal 1 menyatakan bahwa wilayah pesisir adalah daerah peralihan antara ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut. Menurut undang-undang ini perairan pesisir adalah laut yang berbatasan dengan daratan meliputi perairan sejauh 12 dua belas mil laut diukur dari garis pantai, perairan yang menghubungkan pantai dan pulau-pulau, estuaria, teluk, perairan dangkal, rawa, payau dan laguna. Kawasan estuaria yang berada di kawasan pesisir ini tak luput dari pengembangan dan pembangunan kota. Hal ini memungkinkan terjadinya kerusakan ekosistem estuaria dan munculnya konflik kepentingan. Sebagai contoh di beberapa wilayah di Indonesia terjadi konflik antara konservasi dengan pengembang reklamasi pantai di Manado Sulawesi Utara, konflik antara industri dan masyarakat pesisir atau konflik antara lahan konservasi mangrove dengan pembangunan perumahan di Pantai Indah Kapuk, Jakarta. Kerusakan ekosistem yang mungkin ditimbulkan dari adanya konflik kepentingan tersebut adalah meningkatnya konsentrasi limbah yang masuk ke perairan, volume sedimen, penurunan biomassa dan keanekaragaman hayati. Pencemaran pantai dan laut telah menjadi penyebab utama perubahan struktur dan fungsi dari fitoplankton, zooplankton, bentos dan komunitas ikan pada area yang luas, termasuk dampak terhadap kesehatan masyarakat, khususnya pada perikanan dan penggunaan komersil habitat pantai dan laut Tanaka, 2004. Beberapa kasus pencemaran yang terjadi di muara sungai di Indonesia telah dilaporkan seperti pencemaran bahan organik dan anorganik di perairan di perairan pesisir Semarang Sulardiono, 1997. Menurunnya kualitas perairan pantai Jakarta, Semarang, dan Jepara akibat limbah domestik Suhartono, 2004. Pencemaran bahan organik di muara Sungai Cisadane Saputra, 2009. Pada perairan bagian Utara Kota Makassar, terdapat muara Sungai Tallo yang merupakan salah satu muara sungai terbesar di Kota Makassar. Berbagai aktivitas di sepanjang perairan muara Sungai Tallo seperti keberadaan PT. Industri Kapal Indonesia yang kegiatannya berhubungan dengan docking kapal-kapal, kawasan industri di sepanjang aliran sungai dan sekitar muara, pemukiman padat penduduk, dan di sepanjang perairan Sungai Tallo juga terdapat beberapa areal pertambakan yang diduga membuang limbah pestisida ke sungai ini. Padatnya aktivitas sepanjang Sungai Tallo mengakibatkan aliran sungai ini banyak membawa limbah yang akhirnya menumpuk dan mencemari daerah muara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perairan pantai kota Makassar mengalami peningkatan kekeruhan, kadar nitrat dan fosfat serta kandungan bahan organik Samawi, 2001. Sepanjang pantai Utara Kota Makassar sudah mengandung limbah yang berasal dari penguraian bahan-bahan organik yang berasal dari limbah rumah sakit, rumah tangga, perhotelan, dan pedagang kaki lima. Kondisi ini secara fisik ditandai dengan perubahan warna air laut dan bau yang tak sedap. Lebih lanjut juga dikemukakan bahwa sumber pencemar yang dominan di perairan Sungai Tallo berasal dari limbah industri dan domestik dari kawasan Industri Makassar dan limbah pemukiman. Jenis limbah yang paling dominan adalah bahan organik, padatan tersuspensi dan logam berat. Penelitian Roem 2006 tentang logam berat Pb di muara Sungai Tallo menunjukkan bahwa konsentrasi logam Pb pada sedimen dan air berturut-turut adalah 18,01 mgkg berat kering dan 0,8 mgl . Konsentrasi ini menunjukkan nilai yang telah melebihi baku mutu yang telah ditetapkan oleh pemerintah yaitu 0,008 mgl untuk logam Pb. Roem 2006 membandingkan dua lokasi muara sungai yang berada di kota besar, yaitu muara Sungai Karajae Pare-Pare dan muara Sungai Tallo Makassar. Hasil analisis menunjukkan bahwa di muara Sungai Karajae konsentrasi Pb di sedimen dan air jauh lebih kecil 8,7 mgkg bk dan 0,2 mgl. Somba 2006 menyebutkan besarnya beban limbah yang masuk ke Sungai Tallo mengindikasikan Sungai Tallo telah mengalami penurunan kualitas perairan tercemar. Samawi 2007 mengemukakan bahwa daerah Estuaria Tallo pada saat ini telah mengalami pendangkalan di muara akibat pencemaran. Hasil penelitian ini juga menunjukkan jenis organisme yang ditemukan dominan adalah bivalvia dan polichaeta yang mengindikasikan bahan organik yang tinggi. Penelitian-penelitian ini menunjukkan bahwa pencemaran pantai perlu ditangani secara serius dan sistemik dari hulu ke hilir agar tidak meluas dan semakin parah dikemudian hari. Kondisi Estuaria Tallo sudah mengalami sedimentasi. Berdasarkan laporan Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kota Makassar 2005, proses sedimentasi di Sungai Tallo yang bermuara pada Estuaria Tallo yang memiliki debit alir 143,07 liter detik, dengan kecepatan sedimentasi Sungai Tallo berkisar antara 29,6 cm hingga 76,1 cm maka rata-rata kecepatan sedimentasi 52,85 cmtahun. Lambatnya kecepatan aliran Sungai Tallo dengan laju sedimentasi yang cukup tinggi, menimbulkan kecenderungan mengalami perubahan alur dengan membentuk meander. Kondisi kemiringan yang landai 110.000 dan pasang surut air laut yang dapat menjalar hingga jarak 20 km, kecepatan sedimentasi seperti ini menjadi rawan bagi daerah pelabuhan tradisional Paotere, daerah pemukiman dan termasuk Kawasan Industri Makassar BAPEDALDA, 2004. Kerusakan ini semakin meningkat oleh semakin banyaknya penduduk yang bermukim di sepanjang aliran Sungai Tallo yang cenderung membuang limbah ke sungai. Beberapa upaya yang dilakukan oleh pemerintah kota Makassar terkait dengan pengendalian kualitas lingkungan di wilayah Estuaria antara lain adalah diterbitkannya Peraturan Daerah No. 14 tahun 1999 tentang larangan membuang sampah ke perairan, program kali bersih PROKASIH, pembuatan tanggul dan penataan pemukiman sepanjang aliran sungai. Namun demikian upaya tersebut belum dilaksanakan secara optimal dan kurang mendapat tanggapan dari masyarakat secara serius. Disamping itu kurangnya kerja sama antara pemerintah dan kalangan industri, dan kurangnya partisipasi masyarakat dalam pelestarian lingkungan mengakibatkan semakin menurunnya kualitas perairan di wilayah ini. Sebagai upaya untuk mewujudkan pembangunan kota Makassar berkelanjutan memerlukan upaya keseimbangan antara dimensi sosial-ekonomi-budaya, dimensi lingkungan, dimensi sosial politik dan dimensi hukum kelembagaan dalam setiap kegiatan pembangunan Dahuri et al., 2001. Konsep pembangunan berkelanjutan pada pengelolaan kawasan estuaria yang bersifat holistik dapat dilakukan dengan mempertimbangkan dinamika kualitas perairan karena tekanan eksternal dan internal estuaria itu sendiri. Dinamika perairan dapat dipahami dan dipelajari dengan pendekatan model dan beberapa pendekatan matematik untuk melihat perubahan fenomena kualitas perairan pada saat ini dan masa yang akan datang. Beberapa pendekatan model dinamik yang digunakan untuk menggambarkan kualitas perairan di estuaria adalah dengan menggunakan pendekatan model hidrodinamik, model transport senyawa terlarut, dan transport sedimen Brebbia, 1995. Model kualitas perairan dapat dikembangkan menjadi dasar pengelolaan estuaria dengan mempertimbangkan kondisi kualitas perairan untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan khususnya wilayah perairan yang lestari. Konsep ini meliputi dimensi sosial, ekonomi, dan ekologi yang nantinya diharapkan mampu menghasilkan suatu model pengelolaan secara menyeluruh dan berkelanjutan serta dapat diterapkan dan diaplikasikan secara nyata di lapangan oleh berbagai pihak yang terkait.

1.2. Perumusan Masalah

Sungai Tallo merupakan sungai yang membelah Kota Makassar dan memanjang hingga Selat Makassar. Sungai ini bermuara di bagian Utara Kota Makassar. Sepanjang aliran sungai ini banyak dimanfaatkan oleh masyarakat setempat sebagai daerah permukiman, daerah industri, pertambakan dan pertanian. Kegiatan- kegiatan yang dilakukan pada wilayah tersebut menghasilkan limbah baik berupa limbah padat maupun limbah cair yang sebagian besar dibuang ke sungai sehingga memberikan beban ancaman terhadap perairan di sepanjang sungai hingga ke muara bahkan sampai ke laut. Wahab 2009 mengemukakan bahwa aliran Sungai Tallo membawa limbah yang berasal dari kawasan industri, pabrik seng sermani, limbah PLTU, limbah rumah sakit , dan limbah rumah tangga yang pada akhirnya menumpuk dan mencemari daerah muara. Selain itu keberadaan PT. Industri Kapal Indonesia di wilayah muara sungai yang aktivitasnya berkaitan dengan docking kapal-kapal turut memberikan masukan limbah ke perairan ini. Pemerintah Kota Makassar Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Makassar No.6 Tahun 2006 Tentang Rencana Tata Ruang Kota Makassar 2005-2015 diatur bahwa Strategi Pengembangan Kawasan Khusus Pengembangan Sungai Tallo yaitu menata kawasan koridor Sungai Tallo sebagai upaya pengendali banjir dan penyedia ruang terbuka hijau, mendorong program peremajaan lingkungan kawasan hilir Sungai Tallo menjadi kawasan konservasi dengan peremajaan terbatas terhadap beberapa kegiatan pembangunan yang direncanakan didalamnya. Namun pada kenyataannya di sepanjang bantaran sungai Tallo telah banyak terjadi alih fungsi lahan yang tidak sesuai peruntukannya sehingga memberikan dampak negatif terhadap ekosistem di sepanjang aliran sungai khususnya masalah kualitas air di perairan tersebut yang pada akhirnya juga berdampak pada daerah muara sungai hingga ke laut lepas. Hasil penelitian Samawi 2007 mengemukakan bahwa adanya aliran dari beberapa sungai yang bermuara di pantai Kota Makassar mengakibatkan perairan ini dikategorikan tercemar ringan. Beban pencemaran terbesar yang masuk ke perairan pantai Kota Makassar adalah dari jenis bahan organik sebesar 4.170.995,4 ton per tahun yang sebagian besar berasal dari Sungai Tallo dan Sungai Jeneberang. Menurunnya kualitas air di sepanjang DAS hingga ke muara Sungai Tallo pada dasarnya disebabkan karena lemahnya struktur kelembagaan dalam pengelolaan dan pengawasan serta faktor ekologis yang sensitif. Selain itu semakin padatnya penduduk yang bermukim di sepanjang DAS dan diikuti dengan pemanfaatan SDA yang tidak berkelanjutan serta semakin bertambahnya industri yang membuang limbah ke sungai ini juga menambah tekanan ekologi terhadap perairan ini. Berdasarkan hal tersebut di atas, untuk menekan ancaman terhadap keberlanjutan fungsi perairan ini perlu dibuat rancangan model pengelolaan lingkungan estuaria yang melibatkan semua elemen yang terkait berdasarkan simulasi model kualitas air yang dapat diprediksi beberapa tahun ke depan, sehingga diharapkan dapat menjadi arahan bagi kebijakan pemerintah daerah dalam upaya pelestarian lingkungan perairan pada masa yang akan datang. Untuk dapat merancang strategi pengelolaan berkelanjutan pada perairan estuaria, terdapat beberapa permasalahan yang perlu dirumuskan yaitu; - Bagaimana kondisi terkini lingkungan di estuaria dan berapa besar dampak lingkungan serta tekanan yang muncul akibat menurunya kualitas perairan di wilayah ini. - Mengidentifikasi bahan polutan yang masuk ke lingkungan sungai sebagai masukan model. - Bagaimana model hidrodinamika perairan estuaria dan perubahan kondisi lingkungan perairan Estuaria Tallo berdasarkan model kualitas air. - Bagaimana kondisi kualitas perairan estuaria pada musim barat dan musim timur dengan skenario yang berbeda kondisi pasang dan surut . - Bagaimana strategi pengelolaan lingkungan estuaria berdasarkan model kualitas perairan .

1.3. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, pengelolaan lingkungan perairan Estuaria perlu memperhatikan kondisi kualitas perairan. Semakin meningkatnya beban limbah yang dibuang ke Sungai Tallo dapat mengakibatkan perubahan kondisi fisik, kimia dan biologi perairan. Perubahan tersebut tentunya lambat laun akan mengganggu kestabilan ekosistem estuaria. Terganggunya kestabilan ekosistem estuaria dapat mengakibatkan terganggunya ekosistem pesisir dan laut. Untuk dapat memprediksi beberapa tahun kedepan mengenai kondisi kualitas perairan estuaria, diperlukan suatu simulasi model matematik yang diharapkan mampu memberikan gambaran kondisi ke depan agar dapat dijadikan pertimbangan dalam merumuskan strategi pengelolaan. Hasil model matematis dibandingkan dengan baku mutu perairan yang berlaku. Upaya pengelolaan lingkungan perairan estuaria merupakan suatu masalah kompleks dan melibatkan berbagai komponen dan stakeholders terkait. Metode pendekatan sistem merupakan salah satu metode yang dapat digunakan sebagai dasar dalam penyelesaian masalah pengelolaan lingkungan estuaria. Penyusunan skenario untuk melihat berbagai fenomena kondisi perairan yang akan terjadi di masa depan didasarkan pada hasil simulasi model dengan program MIKE 21 . Hasil ini kemudian akan dijadikan rekomendasi sebagai dasar menyusun strategi pengelolaan yang akan diterapkan. Bantuan pakar expert judgment juga ditentukan untuk menyusun strategi pengelolaan yang dilaksanakan saat ini dan pada masa yang akan datang. Kerangka pemikiran dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Kerangka Pemikiran - Peraturan dan UU Lingkungan - Manajemen dan Perubahan regulasi - Strategi alternatif manajemen lingkungan - Eksploitasi SDA yang berkelanjutan Strategi pengelolaan Lingkungan Estuaria yang terpadu dan berkelanjutan Baku Mutu Lingkungan Kondisi Lingkungan Perairan Estuaria Model Kualitas Air Perairan Estuaria Model Hidrodinamika Kondisi Eksisting AHP

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan utama penelitian ini adalah mendesain model pengelolaan lingkungan perairan estuaria khususnya Estuaria Tallo Sulawesi Selatan untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan berdasarkan model interaksi antar berbagai variabel dalam sistem kualitas air perairan estuaria. Adapun tujuan operasional dari penelitian ini adalah : a. Menentukan kondisi eksisting lingkungan perairan Estuaria Tallo b. Menggambarkan kondisi lingkungan perairan Estuaria Tallo berdasarkan model hidrodinamika dan kualitas air perairan Estuaria Tallo c. Menentukan strategi pengelolaan lingkungan Estuaria berdasarkan pengembangan pemodelan kualitas perairan.

1.5. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : a. Bagi ilmu pengetahuan sebagai masukan konsep model kualitas perairan Estuaria Tallo yang dapat dimanfaatkan untuk upaya pengelolaan lingkungan b. Sebagai bahan informasi dalam membuat penilaian dampak menurunnya kualitas air di lingkungan perairan estuaria c. Sebagai bahan informasi bagi pemerintah kota Makassar dalam pengelolaan dan penanggulangan pencemaran di Sungai Tallo.

1.6. Kebaruan Novelty

Beberapa penelitian terdahulu terkait dengan kualitas air di estuaria disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Penelitian Terdahulu NO PENELITIAN PENELITI 1 Pendekatan model kualitas air pada estuaria Worall et al., 1998 2 Perencanaan Pengelolaan Kawasan Konservasi Estuaria Dengan Pendekatan Tata Ruang dan Zonasi studi kasus Segara Anakan, Kbupaten Cilacap Murni,2000 3 Analisis Fungsi Ekosistem Dan Sumber Daya Estuaria Sebagai Penunjang Perikanan Berkelanjutan Studi Kasus Sungai Sembilang Musi Banyuasin Sumatera Selatan Ginting, 2002 4 Perbandingan model kualitas air di estuaria untuk total buangan limbah harian Stow et al., 2003 5 Kualitas Air Sungai Tallo Ditinjau dari Parameter Fisik dan Kimia, Kota Makassar Rasyid et al., 2003 6 Fungsi model hidrodinamika estuaria dalam pengelolaan ekosistem mangrove Soedradjad, 2003 7 Membangun model kualitas air DO dan SOD pada estuaria Zheng et al.,2004 8 Pendekatan model untuk evaluasi dampak kualitas air Santhi et al., 2005 9 Pengembangan model kualitas perairan di estuaria khususnya logam berat Wu et al., 2005 10 Model Penyebaran Logam Berat Akibat Cemaran Industri Pada Perairan Umum Dan Pengaruhnya Terhadap Nilai Ekonomi Air Studi Kasus Pada Kali Cakung Dalam Di Rorotan- Marunda, Jakarta Utara Mastaruddin, 2005 11 Pendekatan model ekologi untuk manajemen kualitas air Lee et al.,2005 12 Model hidrodinamika di estuaria dengan menggunakan pendekatan kecepatan dan persamaan Euler Novikov et al.,2006 13 Distribusi logam berat dalam air dan sedimen di perairan muara Sungai Cisadane Rochyatun et al., 2006 14 Desain Sistem Pengendalian Pencemaran Pantai Kota Studi Kasus Perairan Pantai Kota Makassar Samawi, 2007 15 Pengembangan model nutrient berdasarkan variasi pasang surut di estuaria Neto et al., 2008 16 Model Pengelolaan Kualitas Lingkungan Berbasis Daya Dukung Carrying Capacity Perairan Teluk Bagi Pengembangan Budidaya Keramba Jaring Apung Ikan Kerapu Studi Kasus Di Teluk Tamiang, Kabupaten Kotabaru, Propinsi Kalimantan Selatan Noor, 2009 17 Model transformasi flux massa dan nutrien Hu et al., 2009 18 Struktur komunitas makrozoobentos di estuaria Irmawan et al., 2010 Berdasarkan uraian diatas bahwa penelitian yang telah dilakukan umumnya masih bersifat parsial dan hanya melihat kondisi wilayah pada suatu periode untuk suatu peruntukan tertentu. Keterbaruan dalam penelitian ini adalah dihasilkannya profil hidrodinamika perairan yang berperanan dalam penyebaran suatu substansi terlarut dalam penentuan tingkat kualitas perairan baik pada kondisi pasang dan surut pada musim barat dan musim timur, selanjutnya hasil penelitian dapat dimanfaatkan untuk menyusun strategi dalam pengelolaan lingkungan estuaria secara berkelanjutan.