12
3.4.3 Pembuatan dan Pengujian
Obstacle
Obstacle yang dibuat adalah desain obstacle yang memiliki hasil simulasi terbaik dari semua desain yang dirancang serta obstacle DO7 sebagai pembanding. Obstacle DO7 yang digunakan
sebagai pembanding dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Obstacle DO7 yang digunakan sebagai pembanding Pengujian dilakukan untuk mengetahui kesesuaian hasil simulasi dengan perfoma
sebenarnya dari obstacle yang dirancang. Pengujian dilakukan dengan menggunakan alat produksi biodiesel non-katalitik. Parameter yang digunakan dalam pengujian obstacle dapat dilhat pada
Tabel 2. Tabel 2. Parameter yang digunakan dalam proses produksi biodiesel
No Parameter
Nilai 1
Uap metanol a.
suhu
o
C b.
Laju aliran gmenit 290
2.8 2
Minyak Sawit g 250
3 Suhu reaksi
o
C 290
4 Tekanan reaksi MPa
0.1 5
Interval waktu pengambilan sampel jam 5
Seperti yang terlihat pada Tabel 2, rata-rata laju metanol yang dalam pengujian alat adalah 2.8 gmenit atau 4.67x10
-5
kgdetik Lampiran 3 sedangkan pada saat simulasi digunakan laju metanol 4 gmenit atau 6.6x10
-5
kgdetik. Penelitian ini hanya menyesuaikan tren produksi biodiesel antara simulasi dengan proses produksi yang sebenarnya. Skema produksi biodiesel non-katalitik
metode Superheated Methanol Vapor SMV dapat dilihat pada Gambar 5.
13 Tahap-tahap yang dilakukan dalam proses produksi biodiesel secara non-katalitik adalah
sebagai berikut: 1
Persiapan . Pemanas metanol dinyalakan dengan mengatur voltase pengatur tegangan
CT1=CT2=CT3= 60V, CT4=70V dan pemanas reaktor minyak dengan voltase 50V. Katup N2 dibuka untuk mengalirkan nitrogen ke dalam reaktor. pipa plastik pada tabung sampel
vacuum erlenmeyer dimasukkan ke dalam air, untuk mengetahui ada tidaknya aliran nitrogen. Aliran nitrogen ke dalam reaktor harus di pastikan terlebih dahulu sebelum
menuangkan minyak ke dalam reaktor. Hal ini dilakukan agar minyak tidak masuk ke dalam nozzle metanol super-terpanaskan. Metanol dialirkan ke dalam reaktor dengan menggunakan
pompa metanol, setelah ada tetesan metanol pada tabung sampel maka katup nitrogen ditutup.
2 Memasukkan minyak
. Gelas kimia kosong yang akan digunakan ditimbang, kemudian dilakukan penimbangan minyak 250 g. Minyak dimasukkan ke dalam reaktor melalui
pelevel minyak. Minyak yang tersisa di dalam gelas ditimbang kembali. 3
Menyiapkan botol sampel
. Botol sampel yang disiapkan adalah 10 botol dan masing- masing botol ditimbang massanya.
4 Mulai pengamatan
. Begitu suhu mencapai 285
o
C, cairan yang ada di dalam tabung sampel dikeluarkan terlebih dahulu, kemudian tabung dipasang kembali. Timer dinyalakan tepat
ketika suhu reaktor mencapai 290
o
C. Berat metanol dicatat setiap 10 menit dan setiap 30 menit dilakukan pengambilan sampel. Pengamatan ini berlangsung selama 5 jam sampai
diperoleh 10 sampel. 5
Selesai percobaan . Katup gas nitrogen dibuka, kemudian pompa metanol dimatikan dan
voltase heater dikondisikan ke 20 volt, kecuali CT1=60V=100
o
C. 6
Pengeluaran sisa metanol dan minyak . Dua wadah kosong ditimbang untuk menampung
metanol dan minyak bekas. Ketika suhu reaktor mencapai 200
o
C, metanol dikeluarkan dari tabung sampel dan katup V6 dibuka untuk membuang minyak dari reaktor. Sisa metanol
ditimbang, lalu buang ke dalam jerigen metanol bekas. Selanjutnya ditunggu selama 20 menit sampai tidak ada lagi minyak yang menetes dari dalam reaktor. Setelah tidak ada lagi
minyak yang menetes, V5 dan V6 ditutup. Minyak sisa reaksi ditimbang lalu buang ke jerigen minyak bekas.
7 Pencucian reaktor
. Katup V5 dan V6 harus dipastikan dalam kondisi tertutup. Heater metanol dinyalakan dengan CT1=60V dengan suhu lebih besar dari 70
o
C, CT2=30V, CT3=CT4=20V. Apabila belum ada metanol yang menetes ke dalam tabung sampel, maka
dinyalakan pemanas reaktor. Pencucian dilakukan kurang lebih selama 30 menit. Lalu metanol dan minyak dikeluarkan dari dalam reaktor, dengan membuka katup V6.
14 Gambar 5. Skema produksi biodiesel non-katalitik metode Superheated Methanol Vapor SMV
3.5 PENGAMBILAN DATA 3.5.1 Simulasi