Metode Fraksionasi P Pengaruh SiO

yang kemudian diikuti oleh tahap kedua yang lebih lambat. Reaksi pertama yang sangat cepat dapat dijelaskan sebagai kombinasi jerapan non-spesifik dan pertukaran ligan pada ujung mineral. Reaksi yang lebih lambat merupakan kombinasi reaksi perlarutan mineral dan presipitasi fosfor dengan kation dapat ditukar atau pun kation dari kisi kristal. Sebagai contoh adalah erapan P oleh kaolinit meningkat dengan konsentrasi P yang ditambahkan. Konsentrasi silika dalam larutan meningkat secara simultan Pada waktu yang bersamaan Bohn et al., 1979. Reaksi pertukaran ligan dapat digambarkan sebagai berikut: Al 2 Si 2 O 5 OH 4 2AlOH 2 + + Si 2 O 5 2- 2AlOH 2 + + 2H 2 PO 4 - 2AlOH 2 H 2 PO 4 Reaksi pertukaran ligan secara keseluruhan: Al 2 Si 2 O 5 OH 4 + 2H 2 PO 4 - 2ALOH 2 H 2 PO 4 + Si 2 O 5 2- Hasil retensi dan fiksasi fosfat lebih umum dijumpai dalam bentuk tidak murni sebagai Fe-P atau Al-P, tetapi lebih merupakan campuran. Hasil akhir dengan Al hidrus oksida disebut varisit AlPO 4 .2H 2 O dan hasil akhir dengan Al hidrus oksida disebut strengit FePO 4 .2H 2 O. Bentuk dalam tanah umumnya berupa campuran yang disebut sebagi seri isomorf varisit-strengit.

2.4 Metode Fraksionasi P

Metode Fraksionasi P awalnya pertama kali dikembangkan oleh Chang dan Jakson 1957. Chang dan Jackson 1957 menggunakan NH 4 Cl untuk mengekstrak “labile” P diikuti dengan NH 4 F untuk fraksi Al-P. Kemudian fraksionasi dilanjutkan dengan NaOH untuk mengekstrak Fe-P dan dithionite- citrate untuk P yang ter-occluded. Untuk penetapan Ca-P digunakan larutan HCl. Penetapan P organik dilakukan melalui pengurangan total P dengan jumlah fraksi- fraksi P yang telah ditetapkan Saunders dan Williams, 1955. Prosedur di atas memiliki banyak masalah dalam interpretasi, seperti kesulitan dalam membedakan antara P yang diekstrak oleh NH 4 F dan NaOH adalah benar berasal dari ikatan Al-P dan Fe-P. Kemudian metode Chang dan Jackson 1975 tidak dapat membedakan bentuk P organik berdasarkan kekuatan ikatannya William dan Walker, 1969. Sebuah alternatif dari fraksionasi P dikembangkan oleh Hedley et al 1982. P tersedia secara biologis baik orgnaik maupun inorganik diekstrak menggunakan resin dan bikarbonat. Al-P dan Fe-P dimana P dalam bentuk inorganik dan organik ditetapkan dengan menggunakan larutan NaOH dengan konsentrasi yang relatif encer. Untuk Ca-P ditetapkan dengan menggunakan larutan HCl dengan konsentrasi yang relatif encer.

2.5 Pengaruh SiO

3 2- Silikat terhadap P pada Tanah Pengaruh silikat dilaporkan dapat meningkatkan pH tanah dan KTK serta mengurangi erapan P Andisol Sumatra Fiantis et al., 2002. Penggunaan Silikat dalam bentuk CaSiO 3 pada Andisol Lembang dilaporkan oleh Hartono 2007 dapat mentransformasikan P dalam ikatan Al-P dan Fe-P menjadi resin-P yang merupakan fraksi P yang sangat tersedia bagi tanaman. Hasil penelitian Hartono 2007 menununjukkan bahwa silikat berpotensi digunakan untuk menambang P pada Andisol. Silikat merupakan salah satu cara untuk mensubtitusi P pada komplek erapan. Pemberian silikat pada tanah juga membantu memperbaiki kondisi baik fisik maupun secara kimia pada tanah yang telah diberi perlakuan silikat pada konsentrasi tertentu. Hal ini terbukti oleh Hartono 2007, aplikasi dari CaSiO 3 meningkatkan pH tanah, KTK tanah dan kandungan Ca 2+ namun tidak mengubah Mg 2+ , K + , dan Na + . Penambahan Na 2 SiO 3 natrium silikat dilaporkan oleh Preez 1970 mengurangi kelarutan dari alumunium Preez, 1970. Sementara itu, Lee 2007 melaporkan bahwa penambahan natrium silikat memperbaiki beberapa sifat kimia tanah seperti kenaikan pH dan mengurangi erapan P.

III. BAHAN DAN