Fraksionasi P Setelah Succesive Resin Extraction

Tabel 4. Nilai pH Setelah Perlakuan Silikat Perlakuan pH S 6.5 S 1 6.7 S 2.5 6.7 S 5 7.0 Dari hasil percobaan successive resin extraction didapatkan hasil bahwa dengan semakin meningkat dosis silikat maka semakin tinggi resin-P i yang dapat dilepaskan.

4.4. Fraksionasi P Setelah Succesive Resin Extraction

Hasil fraksionasi Andisol Lembang setelah percobaan Succesive Resin Extraction disajikan pada Tabel 5. Tabel 5. Fraksionasi P setelah Percobaan Successive Resin Extraction. fraksionasi P Setelah Ekstraksi Perlakuan NaHCO 3 -P i NaOH-P i HCl-P i ……………………..mg kg -1 …………………. S 316 851 689 S 1 238 758 583 S 2.5 282 682 461 S 5 175 614 494 Tabel 5 menunjukkan bahwa nilai NaHCO 3 -P i , NaOH-P i dan HCl-P i berkurang dibandingkan dengan fraksionasi sebelum diberi perlakuan silikat Tabel 2. Hal ini menunjukan bahwa P yang dilepaskan sebagian besar berasal dari tiga fraksi tersebut. Pada perlakuan silikat, penurunan fraksi-fraksi tersebut jauh lebih besar dibandingkan dengan kontrol. Dapat dilihat pada Tabel 5, fraksi NaOH-P i merupakan fraksi yang masih memiliki sisa nilai resin-P i yang paling besar diikuti oleh fraksi HCl-P i lalu NaHCO 3 -P i . Penurunan fraksionasi sebelum diberi perlakuan silikat dengan fraksionasi akhir tertinggi dapat dilihat pada fraksi NaOH-P i dengan perlakuan S 5 dimana penurunan mencapai 353 mg kg -1 . Hal ini berbeda jauh dengan tanah yang tidak diberi perlakuan, tanah yang tidak diberi perlakuan mengalami penurunan nilai resin-P i sebesar 117 mg kg -1 setelah dilakukan successive extraction sebanyak sepuluh kali. Namun secara keseluruhan penurunan nilai resin-P i meningkat seiring dengan peningkatan perlakuan silikat. Dengan tingginya pengurangan nilai pada tiap fraksi menunjukkan bahwa silikat berhasil mendesak keluar fosfor dari jerapan fraksi-fraksi tersebut. Tabel 6. Recovery Fraksi-fraksi P Inorganik Tiap Perlakuan Setelah Percobaan Successive Resin Extraction Recovery P Perlakuan NaHCO 3 -P i NaOH-P i HCl-P i resin-P i Kumulatif Total ………………………..mg kg -1 ……………………… Fraksi awal 391 968 790 98 2247 S 316 851 689 268 2124 S 1 238 758 583 460 2040 S 2.5 282 682 461 701 2127 S 5 204 615 494 961 2274 Recovery P pada percobaan ini disajikan pada Tabel 6. Pada Tabel 6 total nilai fraksi P inorganik jumlah nilai resin-P i Kumulatif, NaHCO 3 , NaOH-P i dan HCl-P i pada kontrol dan perlakuan silikat relatif tidak jauh berbeda, adanya perbedaan dalam total nilai fraksi P inorganik disebabkan oleh dinamika transformasi P. Nilai total fraksi P inorganik yang lebih kecil dibandingkan dengan fraksionasi sebelum diberi perlakuan silikat pada perlakuan S , S 1 , dan S 2.5 disebabkan oleh dinamika transformasi P menjadi bentuk fraksi lain yang dalam percobaan ini tidak ditetapkan. Hartono 2007 melaporkan bahwa perlakuan silikat dapat mentransformasi P inorganik menjadi P organik karena aktifitas organisme tanah. Sementara lebih besarnya total fraksi P inorganik pada perlakuan S 5 dikarenakan kemungkinan sebagian P organik juga bertransformasi menjadi resin-P i . Persentase kontribusi fraksi NaHCO 3 -P i , NaOH-P i dan HCl-P i terhadap kumulatif resin-P i yang dilepaskan disajikan pada Tabel 7. Pada Tabel 7 fraksi NaOH-P i dan HCl-P i memberikan kontribusi yang jauh lebih besar dibandingkan dengan fraksi NaHCO 3 -P i baik pada kontrol dan perlakuan silikat. Kedua fraksi NaOH dan HCl-Pi memberikan kontribusi sekitar 40 dari total kumulatif resin- P i yang dilepaskan. Hasil ini menunjukkan bahwa fraksi NaOH-P i Al-P dan Fe-P dan HCl-P i Ca-P merupakan fraksi yang menjadi sumber resin-P i . Jika dalam larutan resin-P i berkurang maka fraksi-fraksi P tersebut dapat melepaskan P menjadi resin-P i . Tabel 7. Persentase Kontribusi Fraksi NaHCO 3 -Pi, NaOH-Pi dan HCl-Pi Terhadap Total Kumulaif Resin-P i Perlakuan NaHCO 3 -P i NaOH-P i HCl-P i …………………………........................................... S 28 44 38 S 1 33 46 45 S 2.5 16 41 47 S 5 19 42 34 Tabel 7 menunjukkan kontribusi fraksi-fraksi dalam menyumbangkan P pada pelepasan erapan tanah. Fraksi tanah yang paling banyak menyumbangkan P pada perlakuan S adalah fraksi NaOH-P i sebesar 44 persen dari total ekstraksi yang dihasilkan. Hal ini berlaku juga pada perlakuan S 1 dan S 5 masing-masing menyumbang 46 dan 42 persen dari total nilai resin-P i yang diekstrak pada tiap perlakuan. Perlakuan S 2.5 menunjukkan hasil yang berbeda, perlakuan ini mendapat sumbangan P terbesar yang berasal dari fraksi HCl-P i sebesar 47 persen. Tetapi perbedaan kontribusi fraksi HCl-P i dengan fraksi NaOH-P i relatif tidak jauh berbeda. Pada perlakuan S 2.5 kontribusi resin-P i mengalami penurunan persentase hal ini diakibatkan karena kemungkinan P yang dilepaskan lebih banyak pada fraksi lain seperti fraksi HCl-P i . Secara keseluruhan kontribusi fraksi HCl-P i dan NaOH-P i menyumbang masing-masing 41 dan 43 persen. Hal ini membuktikan bahwa fraksi NaOH-P i dan HCl-P i menjadi fraksi penyumbang sumber P pada ekstraksi resin-P i Andisol Lembang.

V. KESIMPULAN DAN SARAN