Strategi Pelaksanaan Retribusi Terminal Guna Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Di Kota Rantauprapat (Studi Pada Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika Kabupaten Labuhanbatu).

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Amir, M. Taufiq. 2011. Manajemen Strategik: Konsep dan Aplikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif. Jakarta : Kencana

Bryson, M. Jhon, 1999, Perencanaan Strategis Bagi Organisasi Sosial, Penerjemah: M. Miftahuddin, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Chalil, Diana dan Rianti Barus. 2014. Analisis Data Kualitatif. Medan; Usu Press. Creswell, W Jhon. 2011. Research Design : Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif,

dan Metode Campuran. Pustaka Pelajar.

David, R Fred. 2011. Manajemen Strategis Konsep Edisi 12. Jakarta; Salemba Empat.

Dirgantoro, Crown. 2001. Manajemen Stratejik Konsep, Kasus & Implementasi. Jakarta. Grasindo.

Handoko T. Hani. 2003. Manajemen Edisi 2. Yogyakarta; Fakultas Ekonomi UGM.

Hunger, David dan Wheelen Thomas L. 2003. Manajamen Strategi. Yogyakarta; Andi Yogyakarta.

Jatmiko, RD. 2004. Manajemen Stratejik. Malang; UMM Press.

Jauch, Lawrence R and William F.Glueck. 1997. Manajemen Strategis dan Kebijakan Perusahaan (Terjemahan) Edisi Ketiga. Jakarta; Erlangga Kurniawan, Panca dan Agus Purwanto. 2004. Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah Di Indonesia.Malang; Bayumedia Publishing.

Moleong. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung; PT. Remaja Rosdakarya. Narbuko, Cholid dan Abu Achmadi. 2009. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi

Aksara.

Nawawi Hadari. 2003. Manajemen strategik Organisasi Non Profit Bidang Pemerintahan. Yogyakarta; Gadja Mada University Press.


(2)

Pardede, Pontas M. 2011. Manajemen Stratejik dan Kebijakan Perusahaan. Jakarta; C Media.

Rangkuty, Freddy. 1997. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jkarta. PT. Gramedia Pustaka Utama.

Siahaan, P Marihot. 2005. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Jakarta; Rajawali Pers.

Singarimbun, Masri & Sofyan Efendi. 1995. Metode Penelitian Survei. Jakarta. LP3ES

Soesilo, Nining. 2002. Manajemen Strategik di Sektor Publik. Jakarta; Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Administrasi Negara. Bandung; Alfabert. Stoner, James dkk. 1996. Manajemen. Jakarta; PT. Prenhalindo.

Tangkilisan, S. Nogi, Hessel, 2003, Manajemen Modern Untuk Sektor Public. Yogyakarta; Balairung & Co., Yogyakarta.

Triton P.B. 2007. Manajemen Strategis: Terapan Peruahaan dan Bisnis. Yogyakarta: Tugu Publisher.

Umar,Husein, Metodologi Penelitian Aplikasi dalam Pemasaran, Jakarta: Gramedia, 1999.

Usman, Husaini. 2009. Metodelogi Penelitian Sosial (Edisi Kedua). Jakarta; Bumi Aksara.

Widjaja, HAW. 2002. Otonomi Daerah dan Daerah Otonom. Jakata; Rajawali Pers.

Sumber Perundang Undangan:

Undang – Undang No.32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah

Undang – Undang No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Daerah Perda Kabupaten Labuhanbatu No. 35 Tahun 2011 Tentang Retribusi Terminal.

Sumber Diktat:


(3)

Sumber jurnal :

Joko Siswanto, 2013. “Strategi Pengembangan Terminal Tipe A Siwagilemba Kecamatan Posos Kota Selatan Dalam Rangka Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Poso.”, Volume 1 Nomor 1, hal 167-177.

Sumber Internet:

09.34 WIB.

pukul 15.03 WIB.

2015 pukul 18.05 WIB


(4)

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

3.1. Letak Geografis Kabupaten Labuhanbatu

Kabupaten Labuhanbatu adalah salah sat Rantau Prapat dilintasi ole kabupaten ini adalah 9.223,18 km², sedangkan jumlah penduduknya sebanyak 1.431.605 jiwa pada tahun 2007. Dengan dibentuknya Kabupaten Labuhanbatu Selatan dan Kabupaten Labuhanbatu Utara, maka luas kabupaten ini menjadi 2.562,01 km² dan penduduknya sebanyak 857.692 jiwa pada tahun 2008.

Batas wilayah :

Utara

Selatan : Kabupaten Labuhanbatu Selatan

Barat : Kabupaten Padang Lawas Utara

Timur : Provinsi Riau

3.2. Gambaran Umum Terminal Terpadu Padang Bulan di Rantauprapat

Terminal Terpadu Padang Bulan adalah Terminal yang dimiliki Kabupaten Labuhanbatu, yang terletak di Jalan H. Adam Malik Rantauprapat. Terminal selesai dibangun pada tahun 1997 dan mulai dioperasikan pada tahun 1999.


(5)

Terminal ini digagas oleh Bupati Labuhanbatu Abdul Manan,SH (1984-1989) dan dilanjutkan oleh Bapak H. Banua Ispensyah Rambe (1994-1999), dengan total anggaran 3,3 Milyar yang berasal dari APBD Kabupaten Labuhanbatu. Terminal Terpadu Padang Bulan terletak dikawasan jalan lintas sumatera yang dapat mempermudah fungsinya dalam penarikan retribusi terminal serta pengawasan terhadap angkutan umum dalam bentuk pengamanan transprtasi umum.

3.3. Deskripsi Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika

3.3.1. Sejarah Singkat Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika

Perhubungan Sebagai urusan pemerintah yang diotonomkan berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2000 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah, maka sebagai tindak lanjut Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu pada tahun 2001 membentuk Dinas Perhubungan Kabupaten Labuhanbatu yang diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Labuhanbatu Nomor 04 Tahun 2001 Tentang pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-dinas Daerah Kabupaten Labuhanbatu. Seiring dengan perkembangan, Pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah dan ditindaklanjuti oleh Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu dengan diterbitkannya Peraturan Daerah Nomor 35 Tahun 2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah Kabupaten Labuhanbatu. Dalam Peraturan Daerah Nomor 35 Tahun 2008 tersebut Dinas Perhubungan dirubah menjadi Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten


(6)

Labuhanbatu, dengan demikian urusan perhubungan, komunikasi dan informatika menjadi satu lembaga.

3.3.2. Visi dan Misi Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kab.Labuhanbatu

a. Visi

Visi adalah pandangan jauh ke depan, kemana dan bagaimana instansi pemerintah harus dibawa dan berkarya agar tetap konsisten dan dapat eksis, antisipatif, inovatif, serta produktif . Visi merupakan suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan oleh instansi pemerintah. Penetapan visi sebagai bagian dari perencanaan strategi merupakan suatu langkah penting dalam perjalanan suatu organisasi. Visi tidak hanya penting pada waktu mulai berkarya, tetapi juga pada kehidupan organisasi selanjutnya. Kehidupan organisasi sangat dipengaruhi oleh perubahan lingkungan internal dan eksternal. Oleh karena itu visi organisasi juga harus menyesuaikan dengan perubahan tersebut.

Adapun Visi Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Labuhanbatu adalah :

“Mewujudkan penyelenggaraan transportasi, komunikasi dan informatika yang efektif dan efisien yang didukung SDM transportasi, komunikasi dan informatika yang berkompeten guna mendukung perwujudan Perubahan


(7)

Labuhanbatu Mandiri 2015 Menuju Labuhanbatu sejahtera 2020 di bidang transportasi, komunikasi dan informatika.”

b. Misi

Misi merupakan sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh instansi pemerintah, sesuai visi yang ditetapkan, agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik. Adapun Misi dari Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Labuhan Batu adalah :

1) Meningkatkan Supremasi Hukum 2) Meningkatkan Sarana dan Prasarana

3) Meningkatkan Peran dan Pengawasan Terhadap Transportasi

3.3.2.1.. Tujuan dan Sasaran

Misi 1 (pertama): " Meningkatkan Supremasi Hukum"

Bahwa seringnya terjadi konflik-konflik yang menjurus kepada perbuatan anarkis baik horizontal maupun vertikal disebabkan disamping sangat minimnya pengetahuan masyarakat terhadap penerapan nilai-nilai budaya dan kesadaran hukum yang berdampak semakin rendahnya kepatuhan masyarakat terhadap hukum khususnya yang menyangkut peraturan lalu lintas dan angkutan jalan raya, laut dan segala sesuatu yang berkaitan dengan masalah Perhubungan.

Untuk itu perlu dilakukan sosialisasi peraturan dan perundang-undangan yang berlaku dan upaya yang optimal dalam melaksanakan Supremasi Hukum


(8)

dengan jalan melakukan tindakan penertiban terhadap pelanggaran peraturan tersebut.

Tujuan : Meningkatkan Supremasi Hukum

Sasaran : Terwujudnya Supremasi Hukum

Misi 2 (kedua): " Meningkatkan Sarana dan Prasarana"

Meningkatkan sarana dan prasarana perhubungan, komunikasi dan informatika merupakan tuntutan yang tidak bisa dihindari terutama setelah adanya otonomi daerah yang dikaitkan dengan program Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu untuk meningkatkan Pembangunan dan Pemeliharaan infrastruktur di wilayah pantai seperti : Jaringan jalan, jembatan dan pelabuhan beserta prasarana pendukung lainnya, dalam usaha menerobos keterisoliran beberapa daerah tertentu serta merangsang pertumbuhan investasi dalam rangka peningkatan pendapatan masyarakat dan perekonomian daerah yang pada akhirnya semua daerah Labuhanbatu sudah bisa dilalui transportasi..

Tujuan : Meningkatkan Sarana dan Prasarana Perhubungan, Komunikasi dan Informatika

Sasaran : Tersedianya Sarana dan Prasarana Perhubungan, Komunikasi dan Informatika

Misi 3 (ketiga): " Meningkatkan Peran dan Pengawasan Terhadap Transportasi"


(9)

Beberapa tantangan terhadap penyelenggaraan peran dan pengawasan terhadap transportasi baik darat laut dan udara pada saat ini dan pada masa-masa yang akan datang adalah pengaruh globalisasi dan harmonisasi yang pada saat ini adanya desakan liberalisme perdagangan internasional semakin meningkat. Dengan demikian dalam rangka peningkatan peran dan pengawasan tersebut diperlukan langkah-langkah antisipasi dan terkoordinasi seperti penyiapan peraturan-peraturan, penyiapan SDM yang berkualitas, kesiapan sarana dan prasarana dan fasilitas pendukungnya.

Tujuan : Meningkatkan peran dan pengawasan terhadap Transportasi dan Komunikasi

Sasaran : Terwujudnya peran dan pengawasan terhadap Transportasi dan Komunikasi

3.3.3. Organisasi

Menurut Peraturan Daerah Nomor 35 Tahun 2008 tentang Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Dinas – Dinas Daerah Kabupaten Labuhanbatu, dijelaskan bahwa Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika merupakan salah satu unsur pelaksana pemerintah Kabupaten, dimana dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah yang tugas pokoknya melaksanakan kewenangan otonomi daerah di bidang Perhubungan, Komunikasi dan Informatika serta urusan pemerintahan lain yang diberikan oleh Pemerintah Daerah dan Pemerintah Provinsi.


(10)

Dalam menjalankan tugas pokoknya, Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika mempunyai fungsi sebagai berikut:

1) Perumusan kebijakan tehnis dibidang perhubungan darat, laut dan sungai, udara, informatika dan komunikasi lingkup Kabupaten;

2) Pemberian perizinan dan pelaksanaan pelayanan umum dibidang perhubungan, Komunikasi dan Informatika;

3) Pengawasan dan Pembinaan secara administrasi dan teknis operasional pelaksanaan tugas Bidang-Bidang di lingkungan Dinas;

4) Pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika;

5) Penyelenggaraan urusan ketatausahaan dinas;

6) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diperintahkan atasan.

3.3.3.1. Sumber Daya Manusia

Penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika Kabupaten Labuhanbatu akan berjalan dengan yang diharapkan apabila didukung aparatur atau sumber daya yang cukup memadai, baik dilihat dari kualitas dan kuantitasnya. SDM sangat dibutuhkan Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika untuk menggerakkan organisasi dalam mencapai tujuan.

SDM memiliki peran penting dalam pelaksanaan operasional terminal, yaitu sebagai Tim Pelaksana pemungutan retribusi serta pengamanan terminal. sehingga diperlukan sumber daya manusia yang memiliki kuantitas dan kualitas.


(11)

Tabel 4.1 :Kondisi SDM berdasarkan jenis kelamin

Berdasarkan Jenis kelamin Persentase (%)

Perempuan 12 16 %

Laki-laki 63 84 %

JUMLAH 75 100 %

Sumber: Bidang Sarana dan Prasarana DPKI Kab.Labuhanbatu 2013

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa mayoritas pegawai laki – laki lebih banyak yaitu 84 % dari pada perempuan 16 %, hal ini dikarenakan banyaknya pegawai yang ditempatkan dilapangan yang sesuai dengan fungsinya, yaitu pemungutan Retribusi, Pengamanan Angkutan umum, dan lain sebagainya. sehingga pegawai laki-laki lebih diutamakan sebagai tim pelaksana lapangan.

Berdasarkan Tabel 4.1. dapat dilihat jumlah pegawai DPKI 75 orang, yang masing-masing pegawai memiliki golongan/pangkat yang berbeda-beda. Mulai dari golongan IIa sampai dengan IVb. Untuk memperoleh informasi lebih lanjut mengenai kondisi golongan/pangkat Sumber Daya Manusia di DPKI, dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4.2 : Kondisi SDM berdasarkan Golongan / pangkat

No Golongan

Jenis Golongan

JUMLAH

A B C D

1. 2. 3. 4. IV III II I 3 12 15 4 1 6 12 - - 7 2 4 - 6 2 1 4 31 31 9

JUMLAH 75


(12)

Jika ditinjau dari segi tingkat pendidikan, kualitas sumber daya yang ada di DPKI masih tergolong kurang. Dimana dapat dilihat lulusan pendidikan mulai dari SD sebanyak 4 orang sampai Sarjana sebanyak 23 orang. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.3. dibawah ini:

Tabel 4.3 : Kondisi SDM berdasarkan tingkat Pendidikan dan Jabatan

No Pendidikan

Eselon

Staff JUMLAH

II III IV

1. 2. 3. 4. 5. 6. S-2 S-1 D-3 SMA SMP SD - 1 - - - - - 4 - 3 - - - 7 - 5 - - - 11 2 33 5 4 - 23 2 41 5 4

JUMLAH 75

Sumber: Bidang Sarana dan Prasarana DPKI Kab.Labuhanbatu 2013

Berdasarkan Diagram diatas dapat disimpulkan, bahwa masih kurangnya kualitas pegawai DPKI dari segi pendidikan. Dimana separuh dari data pegawai berdasarkan tingkat pendidikan adalah lulusan SMA yaitu 54,67% (41 orang) dan masih ada yang lulusan dari sekolah dasar dan sekolah menengah pertama, yaitu 5,33% (4 orang) dan 6,67% (5 orang). Sedangkan yang lainnya adalah lulusan S1 dan D3.

Realita menunjukkan bahwa secara kualitas sumber daya yang ada masih kurang dalam menunjang pekerjaan secara optimal karena separuh dari pegawai masih lulusan (50 orang) SMA,SMP dan SD. Mengingat tanggung jawab yang


(13)

besar untuk mengelola terminal, dimana berkaitan dengan target retribusi terminal untuk memberikan kontribusinya pada Pendapatan Daerah di Kab.Labuhanbatu. Namun, secara kuantitas para pegawai yang ada sudah cukup memadai untuk mengelola terminal. Dapat ditegaskan bahwa, adanya sumber daya manusia merupakan penegak suatu organisasi dan merupakan kekuatan organisasi untuk mencapai tujuan, sehingga sumber daya manusia harus dipenuhi baik secara kualitas maupun kuantitas.


(14)

3.3.3.2. Sarana dan Prasarana Terminal Tabel 4.4 : Sarana dan prasarana terminal

No Fasilitas Terminal Keterangan

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17.

Pintu masuk kendaraan besar Pintu masuk kendaraan kecil Pos Jaga

Pertokoan

Taman

Loket Masuk Kendaraan Besar Loker Masuk Kendaraan Kecil Ruang Genset

Bangunan Utama

Parkir Kendaraan Roda 4 dan Roda 2

Mushola Kamar Mandi

Ruang Penurunan Penumpang Menara Pengawas

Ruang Pemberangkatan A.K.A.P & A.K.D.P

Area Parkir Bus

Loket Keluar Kendaraan Besar dan Kecil

Keadaan Baik Keadaan Baik Keadaan Baik

Saat ini beralih fungsi menjadi kantor DPKI Kab.Labuhanbatu Keadaan Baik

Keadaan Baik Keadaan Baik

Perlu adanya perbaikan Keadaan Baik

Keadaan Baik Keadaan Baik

Perlu adanya Perbaikan Keadaan Baik

Perlu adanya Perbaikan Perlu adanya Perbaikan Perlu adanya Perbaikan Keadaan Baik


(15)

3.3.4. Struktur Organisasi

Sumber : Dishubkominfo Kab.Labuhanbatu

GAMBAR 3.1. Struktur Organisasi Dishubkominfo Kabupaten Labuhanbatu KEPALA DINAS

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SEKRETARIS

SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN

SUB BAGIAN PROGRAM

SUB BAGIAN KEUANGAN

BIDANG KOMUNIKASI INFORMATIKA DAN

PERHUBUNGAN UDARA BIDANG PERHUBUNGAN DARAT

BIDANG PERHUBUNGAN LAUT DAN SUNGAI

BIDANG TEKNIK SARANA DAN PRASARANA

SEKSI BANDAR UDARA SEKSI MANAJEMEN LALU

LINTAS SEKSI PELABUHAN

SEKSI PERBENGKELAN DAN KAROSERI

SEKSI TEKNOLOGI INFORMASI

SEKSI TRAYEK DAN ANGKUTAN

SEKSI LALU LINTAS ANGKUTAN LAUT DAN

SUNGAI SEKSI TEKNIK PENGUJIAN

SEKSI INFORMATIKA

SEKSI KESELAMATAN DAN KETERTIBAN LALU

LINTAS

SEKSI PENUNJANG KESELAMATAN

PELAYARAN SEKSI TERMINAL DAN PERPARKIRAN


(16)

Adapun tugas pokok dan fungsi tiap – tiap jabatan adalah:

1. Kepala Dinas Tugas Pokok :

Melaksanakan wewenang otonomi daerah dibidang perhubungan, komunikasi dan informatika.

Fungsi :

1) Perumusan kebijakan teknis dibidang perhubungan darat, laut, sungai, udara, informatika dan komunikasi lingkup Kabupaten; 2) Pemberian perizinan danpelaksanaan pelayanan umum dibidang

perhubungan, informatika dan komunikasi;

3) Pengawasanan dan pembinaan secara administrasi dan teknis operasional pelaksanaan tugas bidang –bidang dilingkungan Dinas; 4) Pembinaan terhadap unit pelaksanaan teknis Dinas Perhubungan,

Komunikasi, dan Informatika;

5) Penyelenggaraan urusan ketatausahaan Dinas;

6) Melaksanakan tugas – tugas lain yang diperintahkan atasan.

2. Sekretariat Tugas Pokok :

Melaksanakan sebagian tugas Dinas dalam urusan umum, kepegawaian, keuangan serta mengoordinasikan administrasi kegiatan, pelayanan teknis dan administrasi kepada seluruh satuan organisasi dilingkungan Dinas.


(17)

Fungsi :

1) Menyelenggarakan dan melakukan pelayanan tata usaha dan rumah tangga Dinas;

2) Melaksanakan rencana anggaran belanja Dinas; 3) Menyelenggarakan urusan keuangan Dinas;

4) Mempersiapkan naskah rancangan Peraturan dan Kebijakan dalam pelaksanaan yang berhubungan dengan tugas pokok Dinas; 5) Mengelola pelaksanaan administrasi kepegawaian, umum, surat

menyurat, rumah tangga, perlengkapan, kehumasan, dan pengelolaan data statistik;

6) Memimpin dan mengoordinasikan kegiatan di Sekretariat Dinas; 7) Mengoordinasikan administrasi kegiatan Bidang pada Dinas; 8) Menghimpun dan mengoordinasikan penyusunan program; 9) Melaksanakan tugas – tugas lain yang diperintahkan atasan.

3. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Tugas Pokok :

Melaksanakan sebagian tugas sekretariat dibidang ketatausahaan, kepegawaian, perlengkapan, dan rumah tangga dilingkungan Dinas.

Rincian Tugas :

1) Menyelenggarakan administrasi surat menyurat termasuk penanganan arsip di lingkungan Dinas;

2) Melakukan pengendalian pelaksanaan tata naskah dinas di lingkungan Dinas;


(18)

3) Melaksanakan pengelolaan administrasi kepegawaian;

4) Menyelenggarakan urusan ketertiban, keamanan, kebersihan, dan keindahan di lingkungan Dinas;

5) Menyelenggarakan dan mengoordinasikan penerimaan tamu, keprotokolan, penyediaan fasilitas rapat – rapat Dinas dan upacara kantor;

6) Melaksanakan rencana pengadaan, penyimpanan, pendistribusian penggunaan, perawatan, inventarisasi dan usul penghapusan barang/asset Dinas;

7) Melaksanakan tugas – tugas lain yang diperintahkan atasan.

4. Sub Bagian Program Tugas Pokok :

Melaksanakan sebagian tugas sekretariat dibidang penyusunan rencana kerja dan rencana anggaran dilingkungan Dinas.

Rincian Tugas :

1) Mengoordinasikan dan mempersiapkan penyusunan rencana strategis Dinas;

2) Menyusun jadwal rencana kegiatan tahunan Dinas;

3) Mengoordinasikan dan mempersiapkan penyusunan rencana kerja tahunan Dinas;

4) Mengoordinasikan dan mempersiapkan penyusunan rencana kerja anggaran Dinas;


(19)

5) Mengoordinasikan dan mempersiapkan penyusunan laporan akuntabilitas kinerja Dinas;

6) Mengoordinasikan dan melaksanakan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan di lingkungan Dinas;

7) Mengumpulkan, mengolah, dan mempersiapkan data sebagai bahan informasi;

8) Mengoordinasikan dengan setiap Bidang untuk persiapan pelaksanaan kegiatan;

9) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diperintahkan atasan.

5. Sub Bagian Keuangan Tugas Pokok :

Melaksanakan sebagian tugas sekretariat dibidang pengelolaan keuangan meliputi pembukuan, perhitungan anggaran dan verifikasi serta pembendaharaan di lingkungan Dinas.

Rincian Tugas :

1) Menghimpun dan mengolah data serta informasi dalam rangka penatausahaan keuangan;

2) Meneliti dan menelaah Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) dan anggaran kas dalam rangka penatausahaan keuangan Anggaran Dinas;

3) Melakukan pembinaan pengelolaan administrasi keuangan meliputi penerimaan, penyimpanan, pengeluaran dan pembukuan;


(20)

4) Melakukan, mengoordinasikan dan menyusun kebijakan laporan keuangan meliputi laporan realisasi anggaran, neraca, dan catatan atas laporan keuangan;

5) Meneliti dan menguji kelengkapan surat permintaan pembayaran dan surat pertanggung jawaban dalam rangka penerbitan Surat Pertintah Membayar (SPM);

6) Menyiapkan dan mengaministrasikan Surat Pertintah Membayar (SPM);

7) Melakukan verifikasi, meneliti dan menguji setiap dokumen/bukti serta surat pertanggung jawaban bendahara pengeluaran;

8) Melaksanakan akuntasi pengelolaan keuangan anggaran Dinas; 9) Melaksanakan penyusunan daftar gaji dan tambahan penghasilan

Pegawai Negeri Sipil;

10)Melaksanakan tugas – tugas lain yang diperintahkan atasan;

6. Bidang Komunikasi Informatika dan Perhubungan Udara Tugas Pokok :

Melaksanakan sebagian tugas dinas dalam penyelenggaraan pelayanan urusan komunikasi, informatika dan perhubungan udara.

Fungsi :

1) Menyusun rencana kerja/kegiatan Bidang;

2) Mengkoordinasikan penyusunan petunjuk teknis penyelenggaraan di bidang komunikasi, informatika, dan perhubungan udara;


(21)

3) Mempersiapkan pemantauan dan penerbitan atas pelanggaran ketentuan sertifikasi perangkat telekomunikasi;

4) Mempersiapkan rekomendasi sesuai kebijakan nasional terhadap penggunaan frekuensi untuk televise, radio lokal dan jasa telekomunikasi lainnya yang bersifat lokal;

5) Menyelenggarakan hubungan kemasyarakatan dan pelajar dibidang pos dan telekomunikasi khusus;

6) Pemberian izin dan atau rekomendasi lokasi pembangunan studio dan stasiun pemancar radio serta televisi;

7) Perumusan kebijakan teknik pemberdayaan kelompok komunikasi sosial;

8) Menginventarisasi, memberdayakan dan menumbuh kembangkan kelompok komunikasi sosial yang ada dimasyarakat;

9) Menyelenggarakan pemberian arahan dan bimbingan serta pelayanan informasi melalui media mobil;

10)Koordinasi dan fasilitasi pengembangan kemitraan media lingkup Kabupaten;

11)Penyelenggaraan pelayanan informasi dan komunikasi melalui promosi dan pameran;

12)Perumusan petunjuk teknis yang berkaitan dengan media baru meliputi computer, internet, telematika, dan multi media lainnya; 13)Menyelenggarakan pelayanan informasi melalui kegiatan ceramah,


(22)

14)Pemberian rekomendasi penetapan lokasi Bandar udara umum; 15)Pemantauan pelaksanaan keputusan penetapan lokasi Bandar udara

umum;

16)Penetapan rekomendasi pembangunan Bandar udara umum dengan spesifikasi pesawat udara lebih kecil dari 30 tempat duduk;

17)Melakukan koordinasi tentang pelaksanaan pengoperasian Bandar udara;

18)Melaksanakan tugas – tugas lainnya yang diperintahkan atasan.

7. Bidang Perhubungan Darat Tugas Pokok :

Mengkoordinasikan pembinaan dan pengelolaan manajemen pelayanan lalu lintas, pelaksanaan trayek dan angkutan serta keselamatan dan ketertiban lalu lintas.

Fungsi :

1) Menyusun bahan penyusunan, kebijakan, pedoman, dan petunjuk teknis di bidang perhubungan darat;

2) Mengkoordinasikan, menetapkan pembinaan manajemen pelayanan, dan rekayasa lalu lintas dengan Dinas/instansi terkait lainnya;

3) Penyelenggaraan, bimbingan, pengawasan, dan evaluasi pelaksanaan trayek dan angkutan serta keselamatan dan ketertiban lalu lintas;


(23)

4) Penyelenggaraan standar pelayanan minimal bidang perhubungan darat yang wajib dilaksanakan oleh Kabupaten;

5) Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Sub Dinas bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

8. Bidang Perhubungan Laut dan Sungai Tugas Pokok :

Membantu Kepala Dinas Perhubungan dalam menyusun kebijaksanaan dan penyelenggaraan perhubungan laut dan sungai dalam wilayah Kabupaten.

Fungsi :

1) Pengelolaan pemberian izin usaha perhubungan laut dan penunjang angkutan laut (ekpedisi) muatan kapal laut, pergudangan dan bongkar laut;

2) Penyelenggaraan pengawasan jaringan lalu lintas laut dan sungai di wilayah Kabupaten;

3) Penyelenggaraan dan pengawasan terhadap pembangunan serta pengelolaan pelabuhan lokal;

4) Penyelenggaraan, pengawasan pengangkutan bahan atau barang berbahaya lintas laut di wilayah Kabupaten;

5) Penetapan kebijaksanaan tatanan dan perizinan pelabuhan di wilayah Kabupaten;

6) Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan atasan sesuai dengan bidang tugasnya.


(24)

9. Bidang Teknik Sarana dan Prasarana Tugas Pokok :

Melaksanakan sebagian tugas Dinas dalam bidang penataan perbengkelan dan karoseri, pengujian dan pengelolaan terminal dan perparkiran.

Fungsi :

1) Penyusunan pedoman dan petunjuk teknis pembinaan perbengkelan dan karoseri;

2) Penyusunan pedoman dan petunjuk teknis pengujian kendaraan; 3) Penyusunan pedoman ketentraman, ketertiban, kebersihan

dikawasan terminal, parker dan halte;

4) Penyusunan pedoman dan petunjuk teknis pengendalian dan peraturan serta pengawasan kendaraan yang masuk dan keluar terminal;

5) Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan atasan sesuai dengan bidang tugasnya.


(25)

BAB IV PENYAJIAN DATA

Pada bab ini Penulis menyajikan data-data yang diperoleh selama penelitian di Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika (DPKI) Kabupaten Labuhanbatu yang dijadikan sebagai lokasi penelitian. Bab ini akan memaparkan hasil-hasil penelitian berupa data primer dan data sekunder yang telah peneliti peroleh dari lapangan yang kemudian dianalisa. Setelah melakukan penelitian dan pengumpulan data di lapangan melalui observasi dan wawancara yang diperoleh dari informan yang berkaitan dengan retribusi terminal, serta dokumen-dokumen dari lapangan, yang kemudian akan menyajikan hasilnya.

Dalam mengumpulkan data yang diperlukan untuk menjawab permasalahan secara mendalam, data - data tersebut berupa data primer dan sekunder. Data primer didapatkan dari jawaban para informan mengenai permasalahan penelitian skripsi ini (hasil wawancara), sedangkan datadata sekunder didapatkan dari studi kepustakaan dan karya - karya ilmiah serta

dokumen yang didapat dari lokasi penelitian.

4.1. Analisis Lingkungan

Pelaksanaan analisis lingkungan strategis merupakan bagian dari komponen perencanaan strategis dan merupakan suatu proses untuk selalu menempatkan organisasi pada posisi strategis sehingga dalam perkembangannya akan selalu berada pada posisi yang menguntungkan. Lingkup analisis lingkungan strategis meliputi


(26)

1. Analisis Lingkungan Internal 2. Analisis Lingkungan Eksternal

4.1.1. Lingkungan Internal

Lingkungan Internal adalah lingkungan yang berada di dalam organisasi baik itu dari segi sumber Daya Manusia (SDM), kinerja dan fasilitas yang dimiliki Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika dalam menjalankan pemungutan Retribusi terminal.

4.1.1.1. Sumber Daya Manusia

Pada Bab sebelumnya telah dijelaskan kondisi sumber daya manusia di Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika. Pada hakikatnya keberhasilan suatu organisasi dipengaruhi jumlah sumber daya manusia yang memadai. Pada Tabel 4.1. telah memberikan gambaran jumlah pegawai di Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika. Dengan jumlah pegawai 63 orang laki-laki dan 12 orang perempuan. Adapun jumlah pegawai yang bertugas di Terminal dianggap sudah cukup memadai, hal ini berdasarkan keterangan Kepala Terminal Bapak Rustam Efendi yang menyatakan bahwa:

“ Jumlah pegawai yang bertugas menjalankan operasional terminal sudah cukup memadai, Dimana para pegawai tersebut dibentuk dalam grup, yang berjumlah 4 grup. Yang masing – masing memiliki tugas selama 12 jam, mulai dari jam 08.00-20.00 selanjutnya akan digantikan grup lain dari jam 20.00- 08.00. begitulah seterusnya” (Wawancara dengan Bapak Rustam Efendi, Selasa 27 Januari 2015).

4.1.1.2. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana merupakan suatu ukuran tentang tingkat pelayanan yang diberikan oleh suatu instansi karena tanpa adanya sarana yang memadai


(27)

mustahil rencana-rencana kegiatan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Semakin lengkap ketersediaan sarana dan prasarana maka akan semakin optimal suatu instansi dalam memberikan pelayanan. Sarana dan prasarana merupakan faktor penting keberhasilan suatu terminal, karena terminal memberikan pelayanan kepada angkutan umum dan penumpang dalam bentuk fasilitas-fasilitas yang dapat dilihat dalam tabel 4.4.

Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat sarana dan prasarana diterminal sudah cukup memadai, hal ini didukung juga berdasarkan hasil wawancara dengan Komandan Regu (Danru) dan Kepala Terminal.

“ saya rasa fasilitas yang ada diterminal ini dapat dikatakan cukup, ya sekitar masih 80% lah” (Wawancara dengan Bapak Ade Hendra, Danru A. Selasa, 27 Januari 2015).

“ Saya rasa sudah memadai” (Wawancara dengan Bapak, Danru C. Rabu, 28 Januari 2015).

“ yaa sudah memadai” (Wawancara dengan Bapak Rustam Efendi, Kepala Terminal. Selasa, 27 Januari 2015).

Berdasarkan hasil data dan wawancara kepada instansi terminal, dapat disimpulkan bahwa fasilitas yang ada diterminal sudah cukup memadai untuk memberikan pelayanan kepada para angkutan umum dan penumpang. Namun berbeda dengan hasil wawancara dengan wajib retribusi sebagai pengguna fasilitas yang mengeluhkan kerusakan fasilitas yang ada.

“kalau dalam hal pelayanan dari petugas sudah baik pelayanannya, tapi yang saya keluhkan sumber airnya haraplah diperbaiki.” (Wawancara dengan Bapak Rudi, 30 Tahun, Wajib Retribusi. Selasa, 27 Januari 2015). “kamar mandi dan jalan dalam terminal ini banyak yang rusak jadi perlu perbaikan.” (Wawancara dengan Bapak Saripuddin Pohan, 43 Tahun, Wajib Retribusi. Selasa, 27 Januari 2015).


(28)

4.1.1.3. Sumber Pendapatan Daerah Melalui Retribusi Terminal

Pendapatan daerah merupakan salah satu sumber keuangan daerah yang pada intinya menempati posisi yang paling strategis jika dibandingkan dengan sumber keuangan lainnya didalam suatu daerah, karena dengan sumber keuangan tersebut, daerah dapat leluasa dan berkesempatan yang lebih besar dalam memperoleh pendapatan sesuai kewenangan yang dimilikinya dengan mewujudkan beragam kreativitas dan upaya yang maksimal.

Hal ini tidak terlepas dengan adanya penyelenggaraan Otonomi Daerah yang terdapat didalam Undang – Undang No.32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah dan Undang – Undang No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Salah satu Pendapatan Asli Daerah yang terkandung didalam Undang – Undang tersebut adalah Retribusi Daerah, yaitu pembayaran wajib dari penduduk kepada negara karena adanya jasa tertentu yang diberikan oleh negara bagi penduduknya secara perorangan.

Retribusi Terminal adalah salah satu Retribusi Daerah dalam bidang pelayanan prasarana transportasi jalan untuk keperluan menurunkan dan menaikkan penumpang dan mengatur kedatangan serta keberangkatan kendaraan penumpang umum. Retribusi Terminal di Rantauprapat diatur dalam Perda Kab. Labuhanbatu No 38 Tahun 2011, dimana sudah ditetapkan besarnya tarif yang sesuai dengan jenis pelayanannya, dapat dilihat tabel 4.4. dibawah ini:


(29)

Tabel 4.5 : Jenis Pelayanan dan Besarnya Tarif

NO OBJEK TARIF RETRIBUSI KETERANGAN

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Pemanfaatan Loket Pemanfaatan Kios

Bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP)

Bus Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP)

Angkutan Kota/Pedesaan: a. Mobil Bus Umum (MBU) b. Mobil Penumpang Umum (MPU)

Angkutan Sewa / Pariwisata Taxi

Kendaraan Pengantar Pada Terminal Tipe A:

a. Mobil Penumpang b. Sepeda Motor c. Pejalan Kaki

d. WC/Sarana Kebersihan Umum :

1). Buang Air Kecil 2). Buang Air Besar 3). Mandi

Rp 5000 Rp 5000 Rp 1.500 Rp 1.500

Rp 1000 Rp 1000 Rp 1000 Rp 1000

Rp 1000 Rp 500 Rp 500

Rp 500 Rp 1000 Rp 2000

M2/Bulan M2/Bulan Sekali masuk Sekali masuk Sekali masuk Sekali masuk Sekali masuk Sekali masuk Sekali masuk Sekali masuk Sekali masuk Sekali Pemakaian Sekali Pemakaian Sekali Pemakaian

Sumber: Peraturan Daerah Kabupaten Labuhanbatu No 38 Tahun 2011

Dari tabel diatas, dapat terlihat bahwa tarif retribusi terminal masih tergolong murah jika diterapkan dimasa sekarang ini. Mengingat saat ini sudah naiknya ongkos semua angkutan umum yang disebabkan harga berbagai kebutuhan yang sudah menjulang tinggi, sehingga penggunaan tarif retribusi sekarang diharapkan dapat dinaikkan sesuai dengan perkembangan ekonomi yang ada. Sebagaimana menurut Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika, Tarif Retribusi Terminal yang saat ini diatur didalam Perda No 38 Tahun 2011 dinilai belum efektif dalam meningkatkan pendapatan Retribusi


(30)

Terminal, hal ini sejalan dengan hasil wawancara peneliti dengan Kepala Dinas Perhubungan, Komunikas dan Informatika Kab. Labuhanbatu, Bapak Saiful, yaitu:

“ Untuk sekarang Tarif yang diatur dalam Perda No 38 Tahun 2011 tidak sesuai lagi, sehingga kedepan harus direvisi ulang perdanya untuk meningkatkan jaringan nilai retribusi yang dibebankan kepada wajib retribusi” (Wawancara dengan Bapak Saiful,SP, Rabu, 28 Januari 2015).

Keputusan Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi untuk merevisi Perda tentang Retribusi Terminal terkait dengan penaikan tarif diharapkan mampu memberikan pemasukan kekas daerah dan dapat mencapai target penerimaan retribusi terminal. Pada tabel 4.6. dapat terlihat realisasi penerimaan retribusi terminal 4 tahun terakhir 2011 s/d 2014.

Tabel 4.6 : Realisasi Penerimaan Retribusi Terminal Tahun 2011 s/d 2014

No Tahun

Target retribusi terminal (Rp)

Realisasi kontribusi terminal (Rp)

Persentase Keterangan 1. 2. 3. 4. 2011 2012 2013 2014 140.707.500 300.000.000 300.000.000 300.000.000 143.167.000 183.238.000 214.325.000 238.565.000 101,75 % 61,08 % 71,44 % 79,52 % Surplus 1,75%

Naik 10,36 % Naik 8,08 %


(31)

Gambar 4.1 : Realisasi penerimaan Retribusi Terminal Tahun 2011 s/d 2014

Dapat dilihat pada tabel dan grafik diatas, Realisasi akhir Retribusi terminal sebesar Rp.238.565.000 tersebut belum memenuhi target sebagaimna yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu. Realisasi tersebut hanya 79,52% dari target penerimaan sebesar Rp.300.000.000 dan hal ini dapat dikatakan belum berhasil secara optimal.

4.1.1.4. Pelayanan Aparatur Terminal dalam Pengelolaan Retribusi Terminal

1. Etika Pegawai LLAJ

Etika adalah sikap atau perilaku yang menunjukkan kesediaan dan kesanggupan seseorang secara sadar untuk menaati ketentuan yang berlaku. Sikap seorang pegawai dalam menjalankan tugas diterminal akan berpengaruh pada keberhasilan dalam meningkatkan retribusi terminal. Sikap kepatuhan pegawai terminal terlihat pada saat peneliti melakukan wawancara kepada beberapa

2011 2012

2013 2014

0 50.000.000 100.000.000 150.000.000 200.000.000 250.000.000 300.000.000

Target Realisasi Retribusi Terminal

Realisasi Retribusi Terminal

2011 2012 2013 2014


(32)

pegawai yang bertugas diterminal, banyak pegawai yang menolak dengan alasan mereka adalah bawahan dan tidak berani memberikaninformasi jika belum ada perintah dari Komandan Regu (Danru). Bahkan ada yang menyuruh peneliti kembali lagi keesokan harinya agar melakukan wawancara kepada Danru mereka saja.

Hal ini membuat peneliti mengambil kesimpulan bahwa kepatuhan pegawai yang bertugas diterminal terhadap pimpinan mereka cukup tinggi. Mereka tidak akan mengambil tindakan sebelum adanya instruksi dari Danru mereka. Pada saat peneliti melakukan wawancara kepada Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika terkait dengan etika pegawai dari tingkat kejujuran dan tanggung jawab pegawai yang bertugas, beliau menyatakan bahwa:

“ sejauh ini tanggung jawab pegawai yang ada diterminal sudah cukup baik, kalau dari tingkat kejujuran mudah-mudahan masih belum ada masalah terkait ketidakjujuran pegawai tentang pendapatan retribusi terminal, hal ini dapat terlihat karena kita kan selalu tahu berapa banyak angkutan yang masuk setiap harinya.” (Wawancara dengan Bapak Saiful,SP, Rabu, 28 Januari 2015).

2. Dasar Hukum tentang Retribusi Terminal

Adapun yang menjadi daasar hukum dalam pengelolaan retribusi terminal adalah sebagai berikut :

a) Undang – Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5025);


(33)

b) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049);

c) Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1990 Tentang Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintah Dalam Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kepada Daerha Tingkat I dan Tingkat II (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 3410); d) Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1993 Tentang Angkutan

Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1993 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3527);

e) Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 1993 Tentang Pemeriksaan Kendaraan Bermotor di Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1993 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3528);

f) Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 Tentang Prasarana dan Lalu Lintas Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1993 Nomor 63, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3529);

g) Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1993 Tentang Kendaraan dan Pengemudi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun


(34)

1993 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3530);

h) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

i) Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010 Tentang Tata Cara Pemberian dan Pemanfaatan Insentif Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5161);

j) Peraturan Daerah Kabupaten Labuhanbatu Nomor 35 Tahun 2011 Tentang Retribusi Terminal.

3. Ketentuan Pemungutan, Pembayaran dan Penagihan Retribusi Terminal a) Tata Cara Pembayaran

1) Pemungutan retribusi tidak dapat diborongkan;

2) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain dipersamakan seperti karcis, kupon, atau kartu langganan;

3) Wajib Retribusi membayar lunas retribusi terutang pada saat SKRD (Surat Ketetapan Retribusi Daerah) atau dokumen lain yang dipersamakan terbitnya;


(35)

4) Wajib retribusi melakukan pembayaran atau penyetoran retribusi yang terutang ke Kas Negara atau tempat pembayaran lain yang ditetapkan oleh Bupati dengan menggunakan SSRD ( Surat Setoran Retribusi Daerah ); 5) SSRD diberikan kepada Wajib Retribusi sebagai tanda

bukti pembayaran atau penyetoran retribusi.

4.1.2. Lingkungan Eksternal

Eksternal diidentifikasikan sebagai faktor yang menyangkut peluang dan ancaman yang berasal dari luar terminal dan Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika yang dilihat berdasarkan beberapa faktor, yaitu, faktor sosial, politik, ekonomi, dan teknologi. Apabila faktor eksternal mendukung faktor internal dalam mencapai tujuan, maka hal tersebut merupakan suatu peluang. Sebaliknya, apabila faktor eksternal menghambat faktor internal, merupakan sebagai suatu ancaman bagi organisasi.

4.1.2.1. Faktor Sosial

Faktor sosial yang dimaksudkan disini diartikan sebagai analisis terhadap keadaan sosial berupa fenomena-fenomena sosial yang terjadi didalam masyarakat yang dapat mempengaruhi terlaksananya aktivitas sebuah organisasi. Sosialisasi terkait pengadaan terminal yang dilakukan Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi masih belum efektif, hal ini terlihat rendahnya minat perusahaan bus untuk menggunakan loket-loket di terminal yang berdampak pada tidak adanya aktivitas menaik dan menurunkan penumpang di terminal. Hasil wawancara peneliti dengan Kepala DPKI perihal keadaan tersebut mengatakan,


(36)

“ Kami sudah berupaya untuk menghimbau kepada pengusaha-pengusaha bus tersebut tetapi mungkin faktor lingkungannya terminal belum memadai.” (Wawancara dengan Bapak Saiful, SP. Rabu, 28 Januari 2015).

Dengan penjelasan tersebut dalam aspek sosial menjadi tantangan bagi DPKI dalam menjalankan fungsinya guna meningkatkan Pendapatan Asli Daerha melalui Retribusi Terminal.

4.1.2.2. Faktor Politik

Faktor politik yang dimaksud dalam hal ini adalah analisis terhadap kebijakan atau perubahan politik yang terjadi dan memberi pengaruh terhadap organisasi dalam menjalankan aktivitasnya, termasuk dalam hal perumusan strategi Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika. Faktor politik yang berpengaruh terhadap DPKI yakni Undang-Undang No 32 Tahun 2004 sebagai awal adanya otonomi daerah dan Undang –Undang No 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Yang mana APBD bersumber dari Pajak dan Retribusi Daerah.

Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu menetapkan Retribusi Terminal menjadi salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah yang dikelola oleh Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika berdasarkan Peraturan Daerah No 35 Tahun 2011 tentang Retribusi Terminal. Namun saat ini menurut Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Perda tersebut masih perlu direvisi ulang dengan menaikkan tarif baru yang nantinya bisa meningkatkan Pendapatan Daerah.

“ membuat revisi kebijakan baru, diharapkan terminal akan berjalan maksimal dan lebih baik.”(Wawancara dengan Bapak Saiful,SP, Rabu, 28 Januari 2015).


(37)

Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa revisi kebijakan baru yang nantinya akan dikeluarkan dapat dijadikan sebagai peluang bagi Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika untuk mengembangkan potensinya guna meningkatkan Pendapatan Asli Daerah.

4.1.2.3. Faktor Ekonomi

Faktor ekonomi dapat terlihat dari kesanggupan wajib retribusi dalam membayar retribusi terminal. Tingkat ekonomi para wajib retribusi tidak dapat diperkirakan setiap harinya, penumpang merupakan ukuran pendapatan mereka. Namun dalam hal pembayaran retribusi, para wajib retribusi tidak mempermasalahkannya. Mereka menganggap itu tidak mempengaruhi pendapatan mereka, tarif retribusi terminal sudah sesuai (hasil wawancara dengan Bapak Rudi dan Bapak Saripuddin Pohan, Wajib Retribusi).

Dengan diterimanya tarif retribusi yang dikenakan sekarang, harapannya revisi Perda nantinya terkait dengan kenaikan tarif baru dapat diterima juga oleh wajib retribusi agar dapat meningkatkan penerimaan retribusi terminal.

4.1.2.4. Faktor Teknologi

Kemajuan teknologi saat ini sangat berpengaruh pada pelayanan terminal di Rantauprapat, yang mana saat ini sudah banyak pengguna layanan internet bagi pengguna telepon genggam (Handphone) dimasyarakat, hal ini membuat DPKI melakukan pembuatan Wifi dikawasan terminal, meskipun saat ini belum berfungsi atau dipergunakan.


(38)

Jadi pemanfaatan kemajuan ilmu dan teknologi bisa menjadi peluang untuk meningkatkan pengadaan terminal, agar minal penumpang dan angkutan umum menjadi tinggi untuk masuk terminal.

4.1.2.5. Kerja Sama Dengan Instansi Lain

Dalam pengelolaan Terminal dalam bidang pelayanan pengamanan terhadap transportasi, dilakukan kerja sama dengan Instansi lain terkait.sehingga dapat membantu memberikan pelayanan yang baik demi keselamatan dan keamanan penumpang diluar Terminal.

Adapun pihak – pihak yang terkait dalam kerja sama pengamanan transportasi adalah dengan Instansi Kepolisian Kab.labuhanBatu dan Satpol PP. Bentuk kerja samanya yaitu dengan memberikan sebagian atau seluruhnya tugas pengadaan razia angkutan umum tentang Surat Kendaraan Bermotor diwilayah Kab.Labuhanbatu.

Dengan adanya kerjasama ini diharapkan dapat menjadi peluang bagi Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika dalam keamanan berkendara bagi supir angkutan umum dan juga sangat bermanfaat bagi penumpang dalam melakukan perjalanan.


(39)

BAB V

ANALISIS DATA

Pada bab ini, peneliti akan membahas, mengolah serta menganalisis data yang telah dikumpulkan selama melakukan penelitian, baik dengan melakukan studi pustaka, melakukan wawancara kepada informan, serta juga melakukan pengamatan/observasi dilapangan. Teknik analisis data yang akan digunakan yaitu Analisis SWOT sebagaimana telah dijelaskan pada bab sebelumnya.

5.1. Analisis SWOT

Sebagaimana yang telah penulis uraikan diatas, teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data SWOT. Analisis SWOT adalah instrumen yang digunakan untuk melakukan analisis strategis, yang mana SWOT adalah Strenghs

(Kekuatan), Weaknesses (Kelemahan), Oppurtunity (Peluang), dan Threats

(Ancaman). Menurut Drs. Robert Simbolon, MPA (1999), analisis SWOT merupakan suatu alat yang efektif dalam membantu menstrukturkan masalah, terutama dengan melakukan analisis atas lingkungan strategis, yang lazim disebut sebagai lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Analisis ini akan dapat membandingkan dan melakukan perbandingan secara sistematis antara peluang dan ancaman eksternal disatu pihak dengan kekuatan dan kelemahan internal dilain pihak.(Tangkilisan, 2003:55)

Dengan demikian, melalui penerapan pendekatan analisis SWOT akan dapat mengidentifikasikan atau mempetakan dan dapat mengenali satu dari empat pola yang bersifat khas dalam keselarasan situasi internal maupun eksternal yang


(40)

dihadapi Dinas Perhubungan, Komunikasi dan informatika dalam pengelolaan retribusi terminal.

5.1.1. Lingkungan Internal 5.1.1.1. Kekuatan

Kekuatan adalah merupakan salah satu bagian dari faktor internal yang berhubungan dengan fokus penelitian. Berikut ini akan dibahas faktor-faktor yang merupakan bagian dari kekuatan yang dimiliki Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika dalam menemukan strategi yang tepat dalam rangka meningkatkan retribusi terminal, yaitu:

1. Jumlah Pegawai Terminal Cukup Memadai, Jumlah pegawai yang bertugas di Terminal dianggap sudah cukup memadai untuk menjalankan operasional diterminal, dengan jumlah pegawai 63 orang laki-laki dan 12 orang perempuan.

2. Sikap Kepatuhan, Tanggung jawab dan Kejujuran pegawai yang cukup baik, Etika adalah sikap atau perilaku yang menunjukkan kesediaan dan kesanggupan seseorang secara sadar untuk menaati ketentuan yang berlaku. Sikap seorang pegawai dalam menjalankan tugas diterminal akan berpengaruh pada keberhasilan dalam meningkatkan retribusi terminal. 3. Ketersediaan fasilitas utama dan penunjang diterminal, Sarana dan

prasarana merupakan suatu ukuran tentang tingkat pelayanan yang diberikan oleh suatu instansi karena tanpa adanya sarana yang memadai mustahil rencana-rencana kegiatan yang telah ditetapkan dapat tercapai.


(41)

Fasilitas utama dan penunjang yang ada diterminal dapat dilihat pada tabel 4.4. sarana dan prasarana terminal.

4. Posisi terminal terletak di jalan lintas sumatera, Terminal Terpadu Padang Bulan terletak dikawasan jalan lintas sumatera, yang mana jalan lintas sumatera merupakan sebuah jalan raya yang membentang dari utara sampai selatan pulau sumatera. Sehingga terminal ini memiliki letak yang strategis karena banyak dilalui oleh angkutan umum lintas Provinsi, maupun dalam Provinsi. Hal ini dapat mempermudah fungsinya dalam penarikan retribusi terminal serta pengawasan terhadap angkutan umum dalam bentuk pengamanan transprtasi umum.

5.1.1.2. Kelemahan

Adapun beberapa faktor kelemahan internal yang dimiliki Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika dalam rangka meningkatkan Retribusi Terminal, yaitu:

1. Lambatnya penanganan fasilitas terminal yang rusak, ketersediaan fasilitas utama dan penunjang diterminal tidak didukung dengan perawatan dan penanganan yang baik.

2. Rendahnya kesejahteraan pegawai LLAJ, pegawai hanya mendapatkan gaji pokok tanpa adanya insentif yang menanmbahi, sedangkan tugas pegawai sebagai pengutip retribusi terminal merupakan rawan akan adanya penyalahgunaan wewenang.


(42)

3. Sosialisasi yang kurang efektif, kurang adanya sosialisasi terhadap para perusahaan bus maupun angkutan umum untuk dapat menarik mereka kedalam kegiatan terminal.

4. Rendahnya kemampuan sumber daya manusia dalam melakukan kegiatan operasional terminal, secara kualitas pegawai LLAJ masih ada yang memiliki pendidikan yang rendah, hal ini dapat terlihat pada tabel 4.3. kondisi SDM berdasarkan tingkat pendidikan.

5.1.2. Lingkungan Eksternal 5.1.2.1. Peluang

Adapun beberapa faktor Peluang eksternal yang dimiliki Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika dalam rangka meningkatkan Retribusi Terminal, yaitu:

1. Potensi jumlah angkutan umum yang wajib masuk terminal, melihat lokasi terminal yang terletak dijalan lintas sumatera memungkinkan banyaknya kendaraan umum yang melewati terminal tersebut.

2. Kemudahan dalam melakukan koordinasi dengan polri dan satpol pp dalam penanganan kasus pelanggaran lalu lintas diterminal.

3. Membuat kebijakan baru dengan merevisi perda sebelumnya, adanya peluang untuk membuat kebijakan baru terkait dengan penaikan tarif retribusi terminal, yang nantinya dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah. Serta adanya peluang untuk kemajuan terminal berjalan lebih baik dan berkualitas.


(43)

4. Adanya Program pendidikan dan pelatihan Formal, program ini masuk kedalam Program Anggaran Belanja Dinas, Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Labuhanbatu pada tahun 2014.

5.1.2.2. Ancaman

Adapun beberapa faktor Ancaman eksternal yang dimiliki Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika dalam rangka meningkatkan Retribusi Terminal, yaitu:

1. Rendahnya minat perusahaan angkutan untuk menggunakan loket – loket di terminal, hal ini terlihat pada saat peneliti melakukan penelitian di Terminal Padang Bulan, Rantauprapat. Lokasi loket-loket yang seharusnya menjadi tempat perusahaan bus, masih terlihat kosong.

2. Ketidakdisiplinan angkutan umum masuk terminal, belum nampaknya kemauan pribadi dari angkutan umum untuk masuk terminal, sehingga saat ini masih harus diarahkan sama petugas LLAJ agar masuk terminal.

3. Para angkutan umum banyak yang menaik turunkan penumpang diluar teminal, seperti rumah makan dan pom bensin.

4. Perda tentang retribusi terminal yang berlaku saat ini dianggap tidak sesuai lagi, sudah dijelaskan pada Bab IV sebelumnya hal 63 bahwa perlu adanya revisi Perda guna meningkatkan jaringan retribusi terminal.


(44)

5.2. Penyusunan Formulasi Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah indentifikasi berbagai faktor, faktor internal dan faktor eksternal, secara sistematis untuk merumuskan strategi. Strategi tersebut meliputi :

1. Strategi SO

Strategi ini lebih memanfaatkan kekuatan internal perusahaan untuk menarik keuntungan dari peluang eksternal.

2. Strategi WO

Strategi ini bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan cara mengambil keuntungan dari peluang eksternal.

3. Strategi ST

Strategi ini menggunakan kekuatan sebuah perusahaan untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal.

4. Strategi WT

Strategi ini merupakan taktik defensif yang diarahkan untuk mengurangi kelemahan internal serta menghindari ancaman eksternal.


(45)

Tabel 5.1 : Matrik SWOT Peningkatan PAD Melalui Reribusi Terminal

INTERNAL

EKSTERNAL

Kekuatan (S)

1. Jumlah pegawai LLAJ memadai; 2. Sikap kepatuhan, tanggung jawab dan kejujuran pegawai cukup tinggi;

3. Ketersediaan fasilitas utama dan fasilitas penunjang diterminal;

4. Posisi terminal terletak dijalan Lintas Sumatera.

Kelemahan (W)

1. Lambatnya penanganan fasilitas yang Rusak;

2. Rendahnya kesejahteraan Pegawai; 3. Sosialisasi yang kurang efektif; 4. Rendahnya kemampuan SDM dalam melakukan kegiatan operasional terminal.

Peluang (O)

1. Potensi angkutan umum yang wajib masuk Terminal;

2. Kemudahan berkoordinasi dengan Instansi Lain;

3. Membuat Kebijakan baru, dengan merevisi Perda sebelumnya;

4. Adanya Program pendidikan dan pelatihan Formal.

Strategi SO (Kuadran I)

1. Memanfaatkan posisi terminal untuk menambah potensi masuknya angkutan umum ke dalam terminal.

2. Memanfatkan ketersediaan fasilitas diterminal untukmemberikan pelayanan dan menarik para angkutan umum. serta berkoordinasi dengan instansi lain terkait dengan pelayanan pengamanan dijalan. 3. Mengoptimalkan penggunaan program pelatihan dan pendidikan dalam

peningkatan SDM, serta meningkatkan sikap pelayanan yang tinggi kepada pegawai untuk melayani wajib retribusi diterminal.

Strategi WO (Kuadran II)

1. Sosialisasi yang lebih efektif akan semakin meningkatkan potensi angkutan umum masuk terminal.

2. Memanfaatkan koordinasi dengan instansi lain dalam penanganan fasilitas yang rusak, serta didukung dengan kebijakan baru yang mendukung pengadaan fasilitas. 3. Dengan adanya pembuatan kebijakan baru, dapat meningkatkan kesejahteraan pegawai dengan adanya pemberian insentif.

4. Memanfaatkan program pendidikan dan pelatihan formal untuk dapat meningkatkan kualitas SDM dalam pengelolaan terminal.


(46)

Ancaman (T)

1. Rendahnya minat perusahaan

menggunakan loket – loket di terminal; 2. Ketidakdisiplinan angkutan umum masuk Terminal;

3. Perda tentang retribusi terminal yang berlaku tidak sesuai lagi;

4. Angkutan umum banyak menaik turunkan penumpang diluar terminal.

Strategi ST (Kuadran III)

1. Meningkatkan pelayanan terhadap para angkutan umum, sikap yang dimiliki para pegawai yang baik akan menarik

keinginan angkutan umum untuk masuk terminal.

2. Memanfaatkan posisi terminal untuk menarik minat perusahaan untuk menggunakan loket – loket didalam terminal, didukung dengan revisi Perda tentang terminal.

3. Meningkatkan fasilitas utama dan penunjang untuk menarik para angkutan umum melakukan aktivitas diterminal. 4. Mengoptimalkan jumlah pegawai LLAJ yang memadai untuk menangani

permasalahan ketidakdisiplinan angkutan umum.

Strategi WT (Kuadran IV)

1. Mempercepat tindakan penanganan fasilitas yang rusak, agar para angkutan umum dapat melakukan aktivitas diterminal.

2. Meningkatkan sosialisasi terhadap

perusahaan bus untuk menggunakan loket- loket didalam terminal.

3. Meningkatkan kemampuan SDM untuk menangani ketidakdisiplinan angkutan umum.

4. Dengan adanya revisi Perda sebelumnya untuk dapat membuat kebijakan baru, diharapkan dapat mendukung


(47)

Setelah melakukan analisis dengan menggunakan analisis matriks SWOT maka diperoleh isu-isu strategis yang berasal dari kombinasi antara faktor internal dan eksternal dari organisasi. Adapun isu-isu strategis yang harus diperhatikan guna meningkatkan Retribusi Terminal yang ditemukan dari hasil analisis dengan matriks SWOT adalah sebagai berikut:

1. Belum intensifnya pelaksanaan sosialisasi terkait dengan retribusi terminal baik secara formal maupun informal.

2. Kurangnya penanganan sarana dan prasarana yang rusak diterminal.

3. Belum adanya perubahan terhadap Peraturan Daerah mengenai Retribusi Terminal yang tidak sesuai lagi, Perda tentang Retribusi Daerah yang tidak sesuai lagi dengan situasi dan kondisi saat ini, sehingga harus segara dilakukan perubahan. Dalam hal ini sangat memungkinkan dimana sudah adanya keinginan Kepala Dinas, Perhubungan, Komunikasi dan Informatika untuk memberikan usulan, saran dan masukan kepada DPRD untuk melakukan pembahasan revisi Perda sebelumnya dalam rangka meningkatkan pendapatan Retribusi Terminal.

4. Belum optimalnya penanganan program pelatihan dan pendidikan formal dalam rangka peningkatan SDM.


(48)

BAB VI PENUTUP

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis peneliti tentang peningkatan retribusi terminal, maka dapat disimpulkan yaitu sebagai berikut:

1. Realisasi akhir penerimaan retribusi Terminal Terpadu Padanag Bulan di Rantauprapat adalah sebesar Rp 238.565.000,00. Realisasi tersebut belum memenuhi target sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Labuhanbatu. Realisasi tersebut hanya 79,52% dari target penerimaan Rp 300.000.000,00. Hal ini dapat terlihat bahwa penerimaan retribusi terminal di Rantauprapat belum berhasil secara optimal.

2. Berdasarkan analisis dari berbagai faktor, yaitu faktor internal (Kekuatan dan Kelemahan) dan faktor eksternal (Peluang dan Ancaman) dari Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika dalam rangka pengelolaan Terminal. Faktor – faktor tersebut, yaitu:

A. Kekuatan (Strength), yaitu:

a. Jumlah pegawai LLAJ yang cukup memadai;

b. Sikap kepatuha, tanggungjawab, dan kejujuran pegawai yang cukup tinggi;

c. Ketersediaan fasilitas utama dan fasilitas penunjang diterminal; d. Posisi terminal terletak dijalan Lintas Sumatera.


(49)

B. Kelemahan (Weakness), yaitu:

a. Lambatnya penanganan fasilitas yang rusak; b. Rendahnya kesejahteraan pegawai;

c. Sosialisasi yang kurang efektif;

d. Rendahnya kemampuan SDM dalam melakukan kegiatan operasional terminal.

C. Peluang (Opportunity), yaitu:

a. Potensi angkutan umum yang wajib masuk terminal; b. Kemudahan berkoordinasi dengan Instransi lain;

c. Membuat Kebijakan baru, dengan merevisi Perda sebelumnya; d. Adanya program pendidikan dan pelatihan formal.

D. Ancaman (Threats), yaitu:

a. Rendahnya minat perusahaan loket – loket yang ada didalam terminal;

b.Ketidakdisiplinan angkutan umum masuk terminal;

c. Perda tentang retribusi terminal yang dipakai saat ini dianggap tidak sesuai lagi;

d.Angkutan umum banyak yang menaik turunkan penumpang diluar terminal.

3. Strategi Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika dalam meningkatkan Retribusi Terminal di Kabupaten Labuhanbatu

a. Kuadran I, yaitu:


(50)

angkutan umum ke dalam terminal.

2. Memanfatkan ketersediaan fasilitas diterminal untuk memberikan pelayanan dan menarik para angkutan umum. serta berkoordinasi dengan instansi lain terkait dengan pelayanan pengamanan dijalan. 3. Mengoptimalkan penggunaan program pelatihan dan pendidikan dalam

peningkatan SDM, serta meningkatkan sikap pelayanan yang tinggi kepada pegawai untuk melayani wajib retribusi diterminal.

b. Kuadran II, yaitu:

1. Sosialisasi yang lebih efektif akan semakin meningkatkan potensi angkutan umum masuk terminal.

2. Memanfaatkan koordinasi dengan instansi lain dalam penanganan fasilitas yang rusak, serta didukung dengan Kebijakan baru yang mendukung pengadaan fasilitas.

3. Dengan adanya pembuatan Kebijakan baru, dapat meningkatkan kesejahteraan pegawai dengan adanya pemberian insentif.

4. Memanfaatkan program pendidikan dan pelatihan formal untuk dapat meningkatkan kualitas SDM dalam pengelolaan terminal.

c. Kuadran III, yaitu:

1. Meningkatkan pelayanan terhadap para angkutan umum, sikap yang dimiliki para pegawai yang baik akan menarik keinginan angkutan umum untuk masuk terminal.


(51)

menggunakan loket – loket didalam terminal, didukung dengan revisi Perda tentang terminal.

3. Meningkatkan fasilitas utama dan penunjang untuk menarik para angkutan umum melakukan aktivitas diterminal.

4. Mengoptimalkan jumlah pegawai LLAJ yang memadai untuk menangani permasalahan ketidakdisiplinan angkutan umum.

d. Kuadran IV, yaitu:

1. Mempercepat tindakan penanganan fasilitas yang rusak, agar para angkutan umum dapat melakukan aktivitas diterminal.

2. Meningkatkan sosialisasi terhadap perusahaan bus untuk menggunakan loket-loket didalam terminal.

3. Meningkatkan kemampuan SDM untuk menangani ketidakdisiplinan angkutan umum.

4. Dengan adanya revisi Perda sebelumnya untuk dapat membuat kebijakan baru, diharapkan dapat mendukung kesejahteraan pegawai LLAJ.

6.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka peneliti dapat mengajukan saran untuk meningkatkan retribusi terminal di Rantauprapat, sebagai berikut:

1. Mempercepat perubahan Peraturan Daerah No 35 Tahun 2011 Tentang Retribusi Terminal, agar pengelolaan terminal dapat berjalan dengan maksimal dan lebih baik.


(52)

2. Mempercepat tindakan penanganan fasilitas utama dan penunjang yang rusak, serta melakukan perawatan terhadap fasilitas tersebut agar dapat terjaga dengan baik.

3. Melakukan sosialisasi terkait dengan penggunaan terminal dan retribusi terminal kepada perusahaan bus dan angkutan umum, guna meningkatkan jaringan retribusi.

4. Lebih mengoptimalkan penggunaan program pelatihan dan pendidikan formal dalam meningkatkan Sumber Daya Manusia.

5. Memberikan motivasi kerja kepada pegawai dengan memberikan penghargaan berupa insentif pegawai.


(53)

BAB II

METODE PENELITIAN

2.1. Bentuk Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data – data secara sistematis dan faktual mengenai fakta – fakta dan sifat – sifat populasi. Dengan demikian penelitian ini akan menggambarkan fakta – fakta tentang masalah yang diteliti dengan rasional dan akurat.

2.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Dinas Perhubungan Kota Rantauprapat yang terletak di Jalan H. Adam Malik, Kabupaten Labuhan Batu.

2.3. Informan Penelitian

Menurut Jhon W. Creswell (2011 : 4), Penelitian kualitatif merupakan metode – metode untuk mengeksplorasi dan memahami makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan. Proses penelitian kualitatif ini melibatkan upaya – upaya penting, seperti mengajukan pertanyaan – pertanyaan dan prosedur – prosedur, mengumpulkan data yang spesifik dari para partisipan, menganalisis data secara induktif mulai dari tema – tema yang khusus ke tema – tema umum, dan menafsirkan makna data.


(54)

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan informan yang terdiri dari :

1. Informan kunci

Merupakan mereka yang mengetahui dan memliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian. yang menjadi informan kunci dalam penelitian ini adalah Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Labuhan Batu.

2. Informan Utama

Merupakan mereka yang berlibat langsung dalam interaksi sosial yang di teliti. adapun informan utama dalam penelitian ini adalah Kepala Terminal dan Pegawai Terminal.

3. Informan Tambahan

Merupakan mereka yang dapat memberikan informasi walaupun tidak langsung terlibat dalam persoalan penelitian. adapun yang menjadi informan tambahan adalah Wajib Retribusi Terminal di Rantauprapat.

2.4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Teknik Pengumpulan Data Primer Teknik ini dilakukan melalui :

a. Metode Interview (wawancara), yaitu proses tanya – jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan dalam mana dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara langsung informasi


(55)

– informasi atau keterangan – keterangan. Tanpa wawancara penelitian akan kehilangan informasi yang hanya dapat diperoleh dengan bertanya langsung kepada responden. Metode ini merupakan teknik yang baik untuk menggali informasi disamping sekaligus berfungsi memberi penerangan kepada masyarakat. b. Metode Observasi, yaitu alat pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala – gejala yang diselidiki dilapangan untuk melengkapi data – data yang berkaitan dengan permasalahan penelitian.

2. Teknik Pengumpulan Data Sekunder

Teknik pengumpulan data sekunder merupakan pengumpulan data yang dilakukan melalui studi bahan – bahan kepustakaan yang diperlukan untuk mendukung data – data primer, yang dilakukan dengan instrumen sebagai berikut:

a. Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan menggunakan data dengan menggunakan catatan atau foto – foto rekaman video yang ada dilokasi penelitian serta sumber – sumber lain yang relevan dengan objek penelitian.

b. Studi Kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan menggunakan

berbagai literatur seperti buku, karya ilmiah dan lainnya yang berkenaan dengan penelitian ini.

2.5. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam peneliyian ini adalah analisa data kualitatif. Teknik analisa data kualitatif dilakukan dengan menyajikan data yang dimulai


(56)

dengan menelaah seluruh data yang terkumpul, menyusunnya dalam satu satuan yang kemudian dikategorikan pada tahap berikutnya dan memeriksa keabsahan dan serta menafsirkannya ke dalam analisis dengan kemampuan daya nalar peneliti untuk membuat kesimpulan penelitian.

Analisis data digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis SWOT (strenghts, weakness, opportunities, threats). Menurut Bryson (1999) ada dua hal pokok yang harus diperhatikan, yaitu:

Pertama, menilai lingkungan internal guna mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan organisasi, tiga kategori utama yang dapat membantu adalah sumber daya (input), strategi sekarang (process), dan kinerja (output) dan menilai lingkungan eksternal dengan tiga kategori penting yang mungkin dipantau kekuatan dan kecenderungan klien, pelanggan atau pembayar serta pesaing dan kolaborator yang aktual dan potensial.

Kedua, melakukan analisis yang cermat dengan menggabungkan

faktor-faktor di atas untuk mengidentifikasi isu-isu strategis yang perlu dikembangkan. Selanjutnya akan ditemukan strategi efektif yang dapat dikembangkan oleh organisasi dengan membangun kekuatan dan mengambil keuntungan dari peluang seraya meminimalkan atau mengatasi kelemahan dan ancaman.


(57)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Otonomi Daerah merupakan hak, kewenangan, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang – undangan. Pelaksanaan otonomi daerah selain berlandaskan pada acuan hukum, juga sebagai implementasi tuntutan globalisasi yang harus diberdayakan dengan cara memberikan daerah kewenangan yang lebih luas, lebih nyata dan tanggung jawab, terutama dalam mengatur, memanfaatkan dan menggali sumber potensi yang ada di daerahnya, sehingga dapat menyediakan sumber - sumber pembiayaan untuk penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan.

Melalui otonomi diharapkan daerah akan lebih mandiri dalam menentukan seluruh kegiatannya dan Pemerintah Pusat diharapkan tidak terlalu aktif mengatur Daerah. Pemerintah Daerah diharapkan mampu memainkan peranannya dalam membuka peluang memajukan Daerah dengan melakukan identifikasi potensi sumber – sumber pendapatannya dan mampu menetapkan belanja Daerah secara ekonomi yang wajar, efisien, efektif termasuk kemampuan perangkat Daerah meningkatkan kinerja, mempertanggung jawabkan kepada pemerintah atasannya maupun kepada publik/masyarakat.

Dengan adanya penyelenggaraan Otonomi Daerah, daerah yang dibentuk akan berupaya memperbanyak sumber–sumber pendapatan daerahnya dalam


(58)

rangka pembangunan daerah dan kemakmuran masyarakatnya, hal ini diatur Didalam Undang – Undang No.32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah dan Undang – Undang No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah yang menetapkan bahwa penerimaan daerah dalam pelaksanakan desentralisasi terdiri atas pendapatan daerah dan pembiayaan. Pendapatan daerah selain dari pajak daerah dan bagi hasil pajak pusat yang diperuntukkan ke Pemerintah daerah, juga berasal dari Retribusi daerah. Pajak bersifat umum, artinya berlaku untuk setiap orang yang memenuhi syarat untuk dikenakan pajak. Sementara itu, Retribusi hanya berlaku untuk orang tertentu, yaitu yang menikmati jasa pemerintah yang dapat ditunjuk.

Berdasarkan Perda Kabupaten Labuhan Batu No 35 Tahun 2011, Retribusi Daerah merupakan salah satu sumber pendapatan asli daerah yang memiliki peranan yang sangat strategis dalam meningkatkan kemampuan keuangan daerah dan akan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Salah satu Retribusi Daerah yang dipungut oleh Pemerintah Daerah Kabupaten dan Kota adalah Retribusi Terminal. Retribusi Terminal termasuk golongan Retribusi Jasa Usaha yang merupakan salah satu sumber pendapatan asli daerah yang pada umumnya dapat digali oleh Pemerintah Daerah. Dengan berdasarkan hal tersebut, maka Pemerintah Daerah mengharapkan sumber pendapatan dari Retribusi Daerah ini dapat terus meningkat setiap tahunnya sehingga pembangunan daerah akan berjalan lancar apabila tersedianya dana yang cukup.


(59)

Rantauprapat terletak di wilayah lintas sumatera yang barang tentu menjadi tempat persinggahan berbagai angkutan umum dari berbagai daerah. Dimana banyaknya terjadi arus perpindahan penduduk, aktivitas perdagangan, dan pariwisata yang melintasi daerah ini. seharusnya hal ini menjadi potensi besar bagi terminal di Rantauprapat untuk mendapatkan Retribusi Terminal yang besar, namun banyaknya para angkutan umum yang tidak disiplin/tidak patuh untuk masuk kedalam terminal sehingga menjadikan pendapatan dari retribusi terminal tidak berjalan optimal yang berdampak pada realisasi penerimaan Retribusi Terminal tidak mencapai target yang ditencanakan/ditetapkan Pemerintah Kab.Labuhanbatu. Sehingga pemerintah setempat mulai mengambil kebijakan, dimana dalam rangka untuk meningkatkan retribusi terminal di Rantauprapat pemerintah daerah mulai pemberlakuan larangan tidak boleh menaik turunkan penumpang yang mulai diketatkan pada awal 2014, sesbagaimana dilansir koran Waspaada pada tanggal 8 November 2013:

Rantauprapat/Waspada 8 November 2013: Pemkab Labuhan Batu segera merehabilitasi sejumlah fasilitas di Terminal Terpadu Padang Bulan Kota Rantau Prapat. “Pengerjaan rehab terminal terpadu tersebut membutuhkan biaya sebesar Rp3.934.980.000,” kata Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Labuhan Batu, Saipul di Rantau Prapat, hari ini. Ia menjelaskan, dari Rp3.934.980.000 anggaran proyek itu, sebesar Rp979.147.000 dialokasikan untuk perbaikan sarana di gedung terminal, rehabilitasi parit dan trotoar.

Sedangkan, sisanya sebesar Rp2.955.833.000 digunakan untuk biaya pengaspalan jalan dan rehab portal di terminal bus tersebut. “Setelah seluruh proyek itu selesai dikerjakan, Terminal Padang Bulan akan difungsikan secara maksimal,” ujar Saipul

Dikatakannya, mulai awal Januari 2014 tidak boleh ada lagi mobil angkutan kota maupun bus antar kota antar provinsi dan antar kota dalam provinsi yang menaikkan dan menurunkan penumpang di luar Terminal Padang Bulan.


(60)

Dengan adanya kebijakan yang dikeluarkan Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kab.Labuhanbatu diharapkan penerimaaan dari retribusi terminal dapat meningkat secara signifikan dan mencapai target, agar dapat meningkatkan Pendapatan Daerah di Rantauprapat. Hal ini mengingat anggaran yang dikeluarkan pemerintah daerah untuk membangun dan melestarikan terminal cukup besar, yang berasal dari anggaran APBD Kab.Labuhanbatu. sehingga realisasi pencapaian target dan tingkat kenaikan pendapatan dari Retribusi Terminal harus dapat berjalan optimal. dalam upaya meningkatkan pendapatan Retribusi Terminal tersebut memerlukan strategi-strategi yang efektif untuk pelaksanaannya, dengan melihat dari lingkungan eksternal dan lingkungan internalnya dan menganalisisnya dengan menggunakan analisis SWOT. Lingkungan internalnya adalah dengan melihat kekuatan (Strength) dan kelemahan (Weakness) yang ada didalam terminal maupun didalam Dinas Perhubungan, Komunikasi dan informatika itu sendiri. Sedangkan dari lingkungan eksternalnya dengan melihat peluang (Opportunity) dan ancaman (Threats) yang ada diluar terminal, yaitu wilayah daerah Rantauprapat yang dapat dilihat dari beberapa faktor, yaitu faktor sosial, ekonomi, politik dan teknologi.

Sehingga hasil dari analisis SWOT nantinya akan dapat diketahui strategi-strategi baru untuk meningkatkan Retribusi Terminal dengan menetralisir kelemahan dan ancaman serta meningkatkan kekuatan dan memanfaatkan peluang yang ada didalam terminal maupun diluar terminal. Dengan adanya strategi baru diharapkan dapat berpengaruh bagi Pendapatan Daerah di Rantauprapat.


(61)

Mengingat bahwa Retribusi terminal Merupakan salah satu sumber penerimaan Retribusi daerah yang sangat penting dalam memberikan kontribusi pada Pendapatan Daerah di Rantauprapat. Dimana nantinya Pendapatan Daerah tersebut ditujukan untuk penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan daerah dalam rangka melaksanakan otonomi daerah di Rantauprapat, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dan menuangkannya dalam bentuk skripsi dengan judul :

“Strategi Pelaksanaan Retribusi Terminal Guna Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kota Rantauprapat”.

1.2.Rumusan Masalah

Berdasarkan pada uraian latar belakang masalah diatas, maka penulis merumuskan permasalahan pokok penelitian ini adalah, “Bagaimana Strategi Dalam Pelaksanakan Retribusi Terminal Guna Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah di Kota Rantau Prapat”.

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui besarnya kontribusi penerimaan retribusi terminal di Rantauprapat

2. Untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam meningkatkan retribusi terminal.


(62)

3. Untuk mengetahui strategi yang dipilih dan dilakukan dalam melaksanakan Retribusi Terminal guna meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada Dinas Perhubungan Kabupaten Labuhanbatu.

1.4.Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian merupakan dampak dari tercapainya tujuan dan terjawabnya rumusan masalah secara akurat. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Manfaat Subjektif

Sebagai sarana untuk dapat melatih, meningkatkan dan mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah dan kemampuan untuk menuliskannya kedalam karya ilmiah berdasarkan kajian – kajian teori dan aplikasi yang diperoleh dari Ilmu Administrasi Negara.

2. Manfaat Praktis

Sebagai upaya untuk memberikan sumbangan pemikiran bagi instansi terkait mengenai strategi pelaksanaan retribusi terminal dalam meningkatkan pendapatan asli daerah. Sekaligus sebagai masukan bagi pemerintah daerah terkait dalam pengambilan kebijakan dimasa yang akan datang guna meningkatkan pendapatan asli daerah melalui retribusi terminal.

3. Manfaat Akademis

Sebagai bahan referensi untuk menambah pengetahuan dan perbandingan untuk penelitian tentang retribusi daerah bagi kalangan penulis yang tertarik dalam bidang ini.


(63)

1.5.Kerangka teori

1.5.1. Manajemen Strategi

Manajemen strategis dapat didefenisikan sebagai seni dan pengetahuan dalam merumuskan, mengimplementasikan, serta mengevaluasi keputusan – keputusan lintas-fungsional yang memampukan sebuah organisasi mencapai tujuannya. Manajemen strategis digunakan untuk merujuk pada perumusan, implementasi dan evaluasi strategi.

Menurut Hunger, J. David dan Wheelen, Thomas L (2003 ; 4), Manajemen strategis adalah serangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang.

Manajemen strategi adalah proses atau rangkaian kegiatan pengambilan keputusan yang bersifat mendasar dan menyeluruh, disertai penetapan cara melaksanakannya, yang dibuat oleh manajemen puncak dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran didalam suatu organisasi,untuk mencapai tujuannya. Dari pengertian tersebut terdapat beberapa aspek penting antara lain :

a) Manajemen strategi merupakan proses pengambilan keputusan

b) Keputusan yang ditetapkan bersifat mendasar dan menyeluruh yang berarti berkenaan dengan aspek – aspek yang penting dalam kehidupan sebuah organisasi, terutama tujuannya dan cara melaksanakan atau cara mencapainya.

c) Pembuatan keputusan tersebut harus dilakukan atau sekurang – kurangnya melibatkan pimpinan puncak, sebagai penanggung jawab utama pada keberhasilan atau kegagalan organisasinya.


(64)

d) Pengimplementasian keputusan tersebut sebagai straregi organisasi untuk mencapai tujuan strateginya dilakukan oleh seluruh jajaran organisasi.

e) Keputusan yang ditetapkan manajemen puncak yang harus diimplementasikan oleh seluruh jajaran organisasi dalam bentuk kegiatan/ pelaksanaan yang terarah pada tujuan strategi organisasi.

Manajemen strategi menjadi bidang ilmu yang berkembang dengan cepat, muncul sebagai respon atas meningkatnya pergolakan lingkungan dan akibat semakin kompleksnya dinamika lingkungan organisasi. Bidang ilmu ini melihat pengelolaan organisasi secara menyeluruh dan berusaha menjawab tantangan perubahan lingkungan. Ciri khusus manajemen strategis adalah penekanan pada pengambilan keputusan strategis, keputusan strategis berhubungan dengan masa yang akan datang dalam jangka panjang untuk organisasi secara keseluruhan.

1.5.1.1. Manfaat Manajemen Strategi

Manfaat manajemen strategi adalah sebagai berikut:

a) Menjadi lebih efektif dan kreatif dalam menyelesaikan masalah dan membuat pengambilan keputusan

b) Menambah kemungkinan sukses dalam mencapai tujuan

c) Menciptakan sebuah organisasi yang menghargai pengetahuan dan perubahan

d) Dampak untuk memonitor, memperbaiki dan menganalisis.

1.5.1.2. Tahapan – Tahapan Manajemen Strategi

Proses manajemen strategi terdiri atas tiga tahap, yaitu: 1) Formulasi Strategi / Perumusan Strategi


(65)

Perumusan strategi mencakup pengembangan visi misi , identifikasi peluang dan ancaman eksternal suatu organisasi, kesadaran akan kekuatan dan kelemahan internal, penerapan tujuan jangka panjang, pencarian strategi- strategi alternatif, dan pemilihan strategi tertentu untuk mencapai tujuan.

2) Implementasi Strategi / Penerapan Strategi

Penerapan strategi mengharuskan perusahaan untuk menetapkan tujuan tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan, dan mengalokasikan sumber daya, sehingga strategi – strategi yang telah dirumuskan dapat dijalankan.

3) Evaluasi Strategi / Penilaian Strategi

Penilaian strategi adalah tahap terakhir dalam manajemen strategis. Manajer mesti tahu kapan ketika strategis tertentu tidak berjalan dengan baik, penilaian atau evaluasi strategi merupakan cara utama untuk dimodifikasikan dimasa yang akan datang karena berbagai faktor eksternal dan internal terus menerus berubah. Aktivitas penilaian yang mendasar adalah (1) peninjauan ulang faktor – faktor eksternal dan internal yang menjadi landasan strategi saat ini, (2) pengukuran kinerja, dan (3) pengambilan langkah kolektif.

1.5.2. Formulasi Strategi

Perumusan strategi adalah proses penyusunan langkah – langkah ke depan yang dimaksud mencakup pengembangan visi dan misi, identifikasi peluang, dan ancaman eksternal suatu organisasi, kesadaran


(66)

akan kekuatan dan kelemahan internal, penetapan tujuan jangka panjang, pencarian strategi – strategi alternatif, dan pemilihan strategi tertentu.

Formulasi strategi meliputi perencanaan dan pengambilan keputusan yang membawa pada pembuatan tujuan perusahaan dan pengembangan rencana strategis tertentu. karena itu, prosesenya lebih banyak menggunakan proses analisis. jadi didalam perencanaan strategis ini analisis – analisis baik pada tingkat korporat maupun pada tingkat bisnis sangat dibutuhkan. tujuannya adalah untuk menyusun strategi sehingga sesuai dengan misi, sasaran serta kebijakan perusahaan.

Aktivitas – aktivitas yang berhubungan dengan penempatan tujuan dapat dikelompokkan kedalam 3 kelompok, yaitu :

1. Analisis strategi 2. Perencanaan strategi 3. Pemilihan strategi

1.5.2.1. Analisis SWOT Sebagai Alat Formulasi Strategi

Menurut Ketaren (2012 ; 18), Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi. Secara harfiah SWOT adalah singkatan dari Strenghs, Weaknesses, Oppurtunity, dan Threats. Analisis SWOT dapat menunjukkan bahwa kinerja kebijakan maupun perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan eksternal. Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang (oppurtunities) dan ancaman (threats) dengan faktor internal kekuatan


(67)

(strengths) dan kelemahan (weaknesses). kedua faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam analisis SWOT.

Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencana strategis (strategic palaner) harus menganalisis faktor – faktor strategis perusahaan dalam kondisi yang ada saat ini

3. mendukung 1. mendukung strategi turn- strategi asresif around

4. mendukung 2. Mendukung

strategi strategi diversifikasi defensif

GAMBAR 1.1. ANALISIS SWOT

BERBAGAI PELUANG

KEKUATAN INTERNAL KELEMAHAN

INTERNAL


(1)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN...i

LEMBAR PENGESAHAN...ii

ABSTRAK...iii

KATA PENGANTAR...iv

DAFTAR ISI...vii

DAFTAR TABEL...x

DAFTAR GAMBAR...xi

DAFTAR LAMPIRAN...xii

BAB I PENDAHULUAN...1

1.1. Latar Belakang...1

1.2. Rumusan Masalah...5

1.3. Tujuan Penelitian...5

1.4. Manfaat Penelitian...6

1.5. Kerangka Teori...7

1.5.1. Manajemen Strategi...7

1.5.1.1. Manfaat Manajemen Strategi...8

1.5.1.2. Tahapan – Tahapan Manajemen Strategi...8

1.5.2. Formulasi Strategi...9

1.5.2.1. Analisis SWOT Sebagai Alat Formulasi Strategi...10

1.5.2.2. Matrik SWOT...13

1.5.3. Pendapatan Asli Daerah...14

1.5.3.1. Pengertian Pendapatan Asli Daerah...14

1.5.3.2. Sumber – Sumber Pendapatan Asli Daerah...15


(2)

1.5.4. Retribusi Terminal...19

1.6. Defenisi Konsep...21

1.7. Sistematika Penulisan...23

BAB II METODE PENELITIAN...25

2.1. Bentuk Penelitian...25

2.2. Lokasi Penelitian...25

2.3. Informan Penelitian...25

2.4. Teknik Pengumpulan Data...26

2.5. Teknik Analisis Data...27

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN...29

3.1. Letak Geografis Kabupaten Labuhanbatu...29

3.2. Gambaran Umum Terminal Terpadu Padang Bulan...29

3.3. Deskripsi Dinas, Perhubungan, Komunikasi dan Informatika...30

3.3.1. Sejarah Singkat Dishubkominfo...30

3.3.2. Visi dan Misi Dishubkominfo...31

3.3.2.1. Tujuan dan Sasaran...32

3.3.3. Organisasi...34

3.3.3.1. Sumber Daya Manusia...35

3.3.3.2. Sarana dan Prasarana Terminal...39

3.3.4. Struktur Organisasi...40

BAB IV PENYAJIAN DATA...50

4.1. Analisis Lingkungan...50

4.1.1. Lingkungan Internal...51

4.1.1.1. Sumber Daya Manusia...51


(3)

4.1.1.3. Sumber Pendapatan Daerah Melalui Retribusi Terminal...53

4.1.1.4. Pelayanan Aparatur Terminal...56

4.1.2. Lingkungan Eksternal...60

4.1.2.1. Faktor Sosial...60

4.1.2.2. Faktor Politik...61

4.1.2.3. Faktor Ekonomi...62

4.1.2.4. Faktor Teknologi...62

4.1.2.5. Kerja Sama Dengan Instansi Lain...63

BAB V ANALISIS DATA...64

5.1. Analisis SWOT...64

5.1.1. Lingkungan Internal...65

5.1.1.1. Kekuatan...65

5.1.1.2. Kelemahan...66

5.1.2. Lingkungan Eksternal...67

5.1.2.1. Peluang...67

5.1.2.2. Ancaman...68

5.2. Penyusunan Formulasi Analisis SWOT...69

BAB VI PENUTUP...73

6.1. Kesimpulan...73

6.2. Saran...76


(4)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Matrik SWOT...13

Tabel 4.1. Kondisi SDM berdasarkan jenis kelamin...36

Tabel 4.2. Kondisi SDM berdasarkan golongan / pangkat...36

Tabel 4.3. Kondisi SDM berdasarkan tingkat pendidikan dan jabatan...37

Tabel 4.4. Sarana dan prasarana terminal...39

Tabel 4.5. Jenis pelayanan dan besarnya tarif...54

Tabel 4.6. Realisasi penerimaan retribusi terminal tahun 2011 s/d 2014...55


(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Analisi SWOT...11

Gambar 3.1. Struktur organisasi...40


(6)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Hasil Dokumentasi;

2. Pengajuan Judul Skripsi;

3. Surat Permohonan;

4. Surat Penunjukan Dosen Pembimbing;

5. Undangan Seminar Proposal;

6. Jadwal Seminar Proposal;

7. Daftar Hadir Seminar Proposal;

8. Berita Acara Seminar Proposal;

9. Surat Izin Penelitian Fakultas ke Dinas Perhubungan, Komunikasi dan

Informatika Kabupaten Labuhanbatu;

10.Surat Keterangan Selesai Penelitian dari Dinas Perhubungan, Komunikasi

dan Informatika Kabupaten Labuhanbatu;

11.Kartu Kendali Bimbingan Skripsi;

12.Peraturan Daerah Kabupaten Labuhanbatu No 35 Tahun 2011 Tentang

Retribusi Terminal;

13. Daftar Personalia Pegawai Dinas Perhubungan, Komunikasi dan


Dokumen yang terkait

Strategi Pelaksanaan Retribusi Terminal Guna Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Di Kota Rantauprapat (Studi Pada Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika Kabupaten Labuhanbatu)

4 112 94

STRATEGI DINAS PERHUBUNGAN DALAM PEMUNGUTAN RETRIBUSI PARKIR UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KOTA BANDAR LAMPUNG

3 33 73

Strategi Pelaksanaan Retribusi Terminal Guna Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Di Kota Rantauprapat (Studi Pada Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika Kabupaten Labuhanbatu).

0 0 13

Strategi Pelaksanaan Retribusi Terminal Guna Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Di Kota Rantauprapat (Studi Pada Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika Kabupaten Labuhanbatu).

0 0 1

Strategi Pelaksanaan Retribusi Terminal Guna Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Di Kota Rantauprapat (Studi Pada Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika Kabupaten Labuhanbatu).

0 1 24

Strategi Pelaksanaan Retribusi Terminal Guna Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Di Kota Rantauprapat (Studi Pada Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika Kabupaten Labuhanbatu).

0 0 4

Strategi Pelaksanaan Retribusi Terminal Guna Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Di Kota Rantauprapat (Studi Pada Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika Kabupaten Labuhanbatu).

0 0 3

Pelaksanaan Penarikan Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi Oleh Bidang Komunikasi Dan Informatika Dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah di Dinas Perhubungan Komunikasi Dan Informatika Kabupaten Ciamis | HERMaWaN | DINAMIKA 469 1954 1 PB

0 0 7

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Strategi Pelaksanaan Retribusi Terminal Guna Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Di Kota Rantauprapat (Studi Pada Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika Kabupaten Labuhanbatu)

0 0 24

STRATEGI PELAKSANAAN RETRIBUSI TERMINAL GUNA MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KOTA RANTAUPRAPAT (Studi Pada Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika Kabupaten Labuhanbatu) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarj

0 0 13