PENDAHULUAN 1.1. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. METODE PENELITIAN 3.1. Hasil Penelitian dan Pembahasan 4.1 Hasil Penelitian Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan 4.1 Hasil Penelitian

36 4.2 Uji Persyaratan Analisis Data 37 4.3 Observasi 38 4.4 Pembahasan 40

Bab V Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan

45 5.2 Saran 45 Daftar Pustaka 46 DAFTAR GAMBAR Gambar 4.1 Diagram Batang Data Pretes Kelas Eksperimen dan 36 Kelas Kontrol Gambar 4.2 Diagram Batang Data Postes Kelas Eksperimen dan 37 Kelas Kontrol Gambar 4.3 Grafik hubungan nilai pretes, aktivitas dan postes siswa pada kelas eksperimen berdasarkan urutan nilai aktivitas terendah ke tertinggi 42 Gambar 4.4. Grafik hubungan nilai pretes, aktivitas dan postes siswa pada kelas eksperimen berdasarkan urutan nilai pretes 43 DAFTAR TABEL Tabel 2.1. Aktivitas siswa 10 Tabel 2.2. Kata-kata kerja kognitif untuk indicator 11 Tabel 2.3. Sintaks pembelajaran berdasarkan masalah 18 Tabel 2.4. Tabel hasil penelitian terdahulu 19 Tabel 3.1. Control Group Pretest-Posttest Design 28 Tabel 3.2. Indikator Observasi Aktivitas Siswa 30 Tabel 3.3. Kriteria Penskoran Tes Uraian 30 Tabel 3.4. Kisi-kisi tes hasil belajar siswa 31 Tabel 3.5. Kategori Hasil Belajar Siswa 31 Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 37 Tabel 4.2 Ringkasan Hasil Uji Homogenitas 37 Tabel 4.3 Ringkasan Perhitungan Uji t 38 Tabel 4.4 Nilai Pretest, Nilai Aktivitas Belajar Siswa dan Nilai Posttest 38 Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa 41 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1 49 Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2 61 Lampiran 3 Penilaian aspek afektif, psikomotor 72 Lampiran 4 Lembar kerja siswa LKS 76 Lampiran 5 Tabel kisi-kisi tes belajar 81 Lampiran 6 Penilaian dan penskoran validator 85 Lampiran 7 Pretestpostest dan penskoran tes belajar 88 Lampiran 8 Pedoman dan penilaian observasi aktivitas Siswa 91 Lampiran 9 Rekapitulasi aktivitas Siswa kelas eksperimen 93 Lampiran 10 Rekapitulasi hasil belajar 97 Lampiran 11 Perhitungan � 1 , S, dan � 2 105 Lampiran 12 Uji normalitas data 108 Lampiran 13 Uji homogenitas 111 Lampiran 14 Uji hipotesis 113 Lampiran 15 Tabel statistika 117 Lampiran 16 Dokumentasi penelitian 121

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kegiatan pembelajaran di sekolah adalah interaksi guru dengan siswa dalam mempelajari suatu materi pelajaran yang telah tersusun dalam suatu kurikulum. Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran para guru disamping menguasai bahan atau materi pelajaran perlu juga mengetahui bagaimana cara materi itu disampaikan dan bagaimana pula karakteristik siswa yang menerima materi pelajaran tersebut, sehingga sesuai dengan apa yang diinginkan dalam makna pendidikan. Pendidikan memegang peranan penting dalam pembangunan bangsa karena berhasilnya pembangunan di bidang pendidikan akan sangat berpengaruh terhadap pembangunan di bidang yang lainnya. Oleh karena itu, pembangunan dalam bidang pendidikan sekarang ini semakin giat dilaksanakan. Berbagai carapun ditempuh untuk memperoleh pendidikan, baik pendidikan secara formal maupun pendidikan secara nonformal . Peran pendidikan sangat penting untuk menciptakan masyarakat yang cerdas, damai, terbuka dan demokratis. UU RI No. 20 Pasal 1 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasio nal telah ditetapkan bahwa “pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”. Peran pendidikan sangat penting untuk menciptakan masyarakat yang cerdas, damai, terbuka dan demokratis. Sistem pendidikan nasional menyebutkan, bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan di Indonesia dapat dikatakan masih rendah. Rendahnya pendidikan Indonesia dapat dilihat dari rendahnya hasil belajar siswa dalam berbagai mata pelajaran. Salah satu mata pelajaran yang memiliki nilai rendah adalah mata pelajaran fisika. Fisika merupakan cabang ilmu pengetahuan alam yang mempelajari fenomena dan gejala alam secara empiris, logis, sistematis, dan rasional yang melibatkan proses dan sikap ilmiah. Fisika dapat dijelaskan berdasarkan pada tiga aspek fisika atau dimensi fisika, yakni: isi fisika, sikap fisikawan dan metode fisika. Berdasarkan aspek isi fisika, pada dasarnya fisika adalah konsep, hukum, dan teori. Aspek sikap fisikawan adalah ahli dalam melakukan kegiatan fisika. Dengan perkataan lain kecenderungan individu untuk bertindak atau berperilaku dalam memecahkan suatu masalah secara sistematis melalui langkah-langkah ilmiah. Sikap ilmiah dalam menyelesaikan masalah fisika, yakni: sikap ingin tahu, kritis, obyektif, menemukan, menghargai karya orang lain, tekun dan terbuka. Metode fisika merupakan metode yang digunakan fisikawan dalam mengembangkan isi fisika. Pada dasarnya metode fisika adalah metode ilmiah berbasis eksperimen. Peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan nomor 81A tahun 2013 tentang implementasi kurikulum pedoman pembelajaran, secara prinsip, kegiatan pembelajaran merupakan proses pendidikan yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi mereka menjadi kemampuan yang semakin lama semakin meningkat dalam sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukan dirinya untuk hidup dan untuk bermasyarakat, berbangsa, serta berkontribusi pada kesejahteraan hidup umat manusia. Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran diarahkan untuk memberdayakan semua potensi peserta didik menjadi kompetensi yang diharapkan. Di dalam pembelajaran, peserta didik didorong untuk menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan yang sudah ada dalam ingatannya, dan melakukan pengembangan menjadi informasi atau kemampuan yang sesuai dengan lingkungan dan jaman tempat dan waktu ia hidup. Di dalam pembelajaran, peserta didik difasilitasi untuk terlibat secara aktif mengembangkan potensi dirinya menjadi kompetensi. Guru menyediakan pengalaman belajar bagi peserta didik untuk melakukan berbagai kegiatan yang memungkinkan mereka