PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KALOR DI KELAS X SEMESTER II SMA 1 STABAT T.P 2013/2014.

(1)

Oleh : Edi Susanto NIM 4102121003

Program Studi Pendidikan Fisika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN 2014


(2)

(3)

RIWAYAT HIDUP

Edi Susanto dilahirkan di Tandam Hilir II pada tanggal 6 April 1992. Ayah bernama Radi dan ibu bernama Tumiani dan merupakan anak kedua dari dua bersaudara. Pada tahun 1998 penulis masuk SD Negeri 104192 Tandam Hilir dan lulus pada tahun 2004. Pada tahun 2004, penulis melanjutkan sekolah ke SMP Negeri 2 Hamparan Perak dan lulus pada tahun 2007. Kemudian pada tahun 2007, penulis melanjutkan pendidikan sekolah menengah atas ke SMA Negeri 1 Stabat dan lulus pada tahun 2010. Kemudian pada tahun 2010, penulis diterima di Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan (FMIPA UNIMED). Kegiatan intrakurikuler yang pernah diikuti di UNIMED yaitu Unit Kegiatan Mahasiswa Islam (UKMI) dan lulus ujian pada tanggal 15 Juli 2014.


(4)

iii

Pengaruh Model Problem Based Learning terhadap Hasil B elaja r Si swa pada M ate ri K alo r di K ela s X

Semester II SMA N 1 Stabat T.P 2013/2014 Edi Susanto

NIM 4102121003 ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem based learning terhadap hasil belajar dan aktivitas siswa pada materi kalor.

Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas X Peminatan MIPA SMA Negeri 1 Stabat T.P 2013/2014. Sampel dilakukan dengan cara cluster random sampling yaitu kelas X-PIA 3 sebagai kelas eksperimen dan kelas X-PIA 4 sebagai kelas kontrol masing-masing berjumlah 37 orang. Instrumen yang digunakan adalah test yang berjumlah 10 soal.

Dari hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata pretes kelas eksperimen 43,81 dan nilai rata-rata kelas kontrol 44,05. Kedua kelas berdistribusi normal, dan berasal dari kelompok yang homogen. Dari hasil uji beda disimpulkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan, artinya kedua kelas memiliki kemampuan awal yang sama. Kemudian diberikan perlakuan yang berbeda, kelas eksperimen dengan model problem based learning dan kelas kontrol dengan model konvensional. Setelah pembelajaran selesai diberikan, diperoleh postes dengan hasil rata-rata kelas eksperimen 80,05 dan kelas kontrol 68,81. Berdasarkan hasil uji t diperoleh thitung = 4,55 dan ttabel = 1,668, karena thitung > ttabel maka Ha diterima, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh model problem based learning terhadap hasil belajar dan aktivitas siswa pada materi kalor.


(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas rahmat-Nya yang telah memberikan kesehatan dan kesempatan kepada penulis sehingga skiripsi ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.

Skiripsi berjudul ” Pengaruh Model Problem Based Learning terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Kalor di Kelas X Semester II SMA 1 Stabat T.P 2013/2014.” disusun untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan (UNIMED).

Penyusunan skripsi ini, penulis banyak memperoleh bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada: Ibu Dr. Derlina, M.Si sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Abd Hakim, M.Si, Bapak Drs. Pintor Simamora, M.Si, dan Bapak Drs. Rahmatsyah, M.Si, selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai selesai penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Rappel Situmorang, M.Si dan Bapak Drs. Ratelit Tarigan, M.Pd selaku dosen Validator yang telah memberikan masukan dan saran-saran untuk melakukan penelitian dan juga ucapan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Marabangun Harahap, M.S. selaku dosen pembimbing akademik dan kepada seluruh Bapak dan Ibu dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Fisika FMIPA UNIMED yang sudah membantu penulis.

Teristimewa penulis sampaikan terima kasih kepada ayahanda Radi dan Ibunda tercinta bernama Tumiani yang telah membimbing dan mendidik penulis dengan kasih sayang, bantuan, doa, spiritual materi dan penguatan selama perkuliahan dan penyusunan skripsi ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan tepat waktu. Skripsi ini penulis persembahkan untuk kedua orang tua saya sebagai tanda terimakasih yang terdalam. Terima kasih juga


(6)

v

kepada semua saudara kandung saya yaitu Kak Rika Puspa Dewi, karena telah memberi dukungan, serta motivasi kepada penulis selama perkuliahan dan penyusunan skiripsi ini.

Ucapan Terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Suherman, M.Pd yang telah membantu proses dilokasi pelaksanaan penelitian juga rekan saya Nora Hawari Daulay dan Taufik Hambali yang telah membantu proses penelitian mendorong saya dan memberi motivasi untuk menyelesaikan skripsi ini, juga kepada seluruh teman seperjuangan dibangku kuliah kelas Fisika DIK B 2010. Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian skiripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran pembaca yang bersifat membangun demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skiripsi ini bermanfaat dalam memperkaya ilmu pendidikan. Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, Penulis,


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar viii

Daftar Tabel ix

Daftar Lampiran x

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 5

1.3. Batasan Masalah 5

1.4. Rumusan Masalah 6

1.5. Tujuan Penelitian 6

1.6. Manfaat Penelitian 7

1.7. Defenisi Operasional 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teoritis 8

2.1.1. Pengertian Belajar 8

2.1.2. Aktivitas Belajar 9

2.1.3. Hasil Belajar 10

2.2. Model Pembelajaran 13

2.2.1. Model Pembelajaran PBL 14

2.2.2. Model Pembelajaran Konvensional 20

2.3. Materi Pembelajaran 21

2.4. Kerangka Konseptual 25

2.5. Hipotesis Penelitian 26

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Tempat Dan Waktu Penelitian 27

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 27

3.3. Variabel Penelitian 27

3.4. Jenis dan Desain Penelitian 27

3.5. Prosedur Penelitian 28

3.6.. Instrumen Penelitian 29


(8)

vii

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

4.1 Hasil Penelitian 36

4.2 Uji Persyaratan Analisis Data 37

4.3 Observasi 38

4.4 Pembahasan 40

Bab V Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan 45

5.2 Saran 45


(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Diagram Batang Data Pretes Kelas Eksperimen dan 36 Kelas Kontrol

Gambar 4.2 Diagram Batang Data Postes Kelas Eksperimen dan 37 Kelas Kontrol

Gambar 4.3 Grafik hubungan nilai pretes, aktivitas dan postes siswa pada kelas eksperimen berdasarkan urutan nilai aktivitas

terendah ke tertinggi 42

Gambar 4.4. Grafik hubungan nilai pretes, aktivitas dan postes siswa


(10)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Aktivitas siswa 10

Tabel 2.2. Kata-kata kerja kognitif untuk indicator 11

Tabel 2.3. Sintaks pembelajaran berdasarkan masalah 18

Tabel 2.4. Tabel hasil penelitian terdahulu 19

Tabel 3.1. Control Group Pretest-Posttest Design 28

Tabel 3.2. Indikator Observasi Aktivitas Siswa 30

Tabel 3.3. Kriteria Penskoran Tes Uraian 30

Tabel 3.4. Kisi-kisi tes hasil belajar siswa 31

Tabel 3.5. Kategori Hasil Belajar Siswa 31

Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 37

Tabel 4.2 Ringkasan Hasil Uji Homogenitas 37

Tabel 4.3 Ringkasan Perhitungan Uji t 38

Tabel 4.4 Nilai Pretest, Nilai Aktivitas Belajar Siswa dan Nilai Posttest 38


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1 49 Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2 61 Lampiran 3 Penilaian aspek afektif, psikomotor 72

Lampiran 4 Lembar kerja siswa (LKS) 76

Lampiran 5 Tabel kisi-kisi tes belajar 81

Lampiran 6 Penilaian dan penskoran validator 85

Lampiran 7 Pretest/postest dan penskoran tes belajar 88 Lampiran 8 Pedoman dan penilaian observasi aktivitas Siswa 91 Lampiran 9 Rekapitulasi aktivitas Siswa kelas eksperimen 93

Lampiran 10 Rekapitulasi hasil belajar 97

Lampiran 11 Perhitungan �1, S, dan �2 105

Lampiran 12 Uji normalitas data 108

Lampiran 13 Uji homogenitas 111

Lampiran 14 Uji hipotesis 113

Lampiran 15 Tabel statistika 117

Lampiran 16 Dokumentasi penelitian 121


(12)

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Kegiatan pembelajaran di sekolah adalah interaksi guru dengan siswa dalam mempelajari suatu materi pelajaran yang telah tersusun dalam suatu kurikulum. Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran para guru disamping menguasai bahan atau materi pelajaran perlu juga mengetahui bagaimana cara materi itu disampaikan dan bagaimana pula karakteristik siswa yang menerima materi pelajaran tersebut, sehingga sesuai dengan apa yang diinginkan dalam makna pendidikan. Pendidikan memegang peranan penting dalam pembangunan bangsa karena berhasilnya pembangunan di bidang pendidikan akan sangat berpengaruh terhadap pembangunan di bidang yang lainnya. Oleh karena itu, pembangunan dalam bidang pendidikan sekarang ini semakin giat dilaksanakan. Berbagai carapun ditempuh untuk memperoleh pendidikan, baik pendidikan secara formal maupun pendidikan secara nonformal .

Peran pendidikan sangat penting untuk menciptakan masyarakat yang cerdas, damai, terbuka dan demokratis. UU RI No. 20 Pasal 1 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional telah ditetapkan bahwa “pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”. Peran pendidikan sangat penting untuk menciptakan masyarakat yang cerdas, damai, terbuka dan demokratis. Sistem pendidikan nasional menyebutkan, bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Pendidikan di Indonesia dapat dikatakan masih rendah. Rendahnya pendidikan Indonesia dapat dilihat dari rendahnya hasil belajar siswa dalam


(13)

berbagai mata pelajaran. Salah satu mata pelajaran yang memiliki nilai rendah adalah mata pelajaran fisika. Fisika merupakan cabang ilmu pengetahuan alam yang mempelajari fenomena dan gejala alam secara empiris, logis, sistematis, dan rasional yang melibatkan proses dan sikap ilmiah. Fisika dapat dijelaskan berdasarkan pada tiga aspek fisika atau dimensi fisika, yakni: isi fisika, sikap fisikawan dan metode fisika. Berdasarkan aspek isi fisika, pada dasarnya fisika adalah konsep, hukum, dan teori. Aspek sikap fisikawan adalah ahli dalam melakukan kegiatan fisika. Dengan perkataan lain kecenderungan individu untuk bertindak atau berperilaku dalam memecahkan suatu masalah secara sistematis melalui langkah-langkah ilmiah. Sikap ilmiah dalam menyelesaikan masalah fisika, yakni: sikap ingin tahu, kritis, obyektif, menemukan, menghargai karya orang lain, tekun dan terbuka. Metode fisika merupakan metode yang digunakan fisikawan dalam mengembangkan isi fisika. Pada dasarnya metode fisika adalah metode ilmiah berbasis eksperimen.

Peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan nomor 81A tahun 2013 tentang implementasi kurikulum pedoman pembelajaran, secara prinsip, kegiatan pembelajaran merupakan proses pendidikan yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi mereka menjadi kemampuan yang semakin lama semakin meningkat dalam sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukan dirinya untuk hidup dan untuk bermasyarakat, berbangsa, serta berkontribusi pada kesejahteraan hidup umat manusia. Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran diarahkan untuk memberdayakan semua potensi peserta didik menjadi kompetensi yang diharapkan. Di dalam pembelajaran, peserta didik didorong untuk menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan yang sudah ada dalam ingatannya, dan melakukan pengembangan menjadi informasi atau kemampuan yang sesuai dengan lingkungan dan jaman tempat dan waktu ia hidup. Di dalam pembelajaran, peserta didik difasilitasi untuk terlibat secara aktif mengembangkan potensi dirinya menjadi kompetensi. Guru menyediakan pengalaman belajar bagi peserta didik untuk melakukan berbagai kegiatan yang memungkinkan mereka


(14)

3

mengembangkan potensi yang dimiliki mereka menjadi kompetensi yang ditetapkan dalam dokumen kurikulum atau lebih. Pengalaman belajar tersebut semakin lama semakin meningkat menjadi kebiasaan belajar mandiri sebagai salah satu dasar untuk belajar sepanjang hayat.

Dalam peraturan menteri tersebut pembelajaran langsung mencakup KD yang dikembangkan dari KI-3 dan KI-4. Keduanya, dikembangkan secara bersamaan dalam suatu proses pembelajaran dan menjadi wahana untuk mengembangkan KD pada KI-1 dan KI-2. Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD yang dikembangkan dari KI-1 dan KI-2. Untuk mencapai kualitas yang telah dirancang dalam dokumen kurikulum, kegiatan pembelajaran perlu menggunakan prinsip yang: (1) berpusat pada peserta didik, (2) mengembangkan kreativitas peserta didik, (3) menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang, (4) bermuatan nilai, etika, estetika, logika, dan kinestetika, dan (5) menyediakan pengalaman belajar yang beragam melalui penerapan berbagai strategi dan metode pembelajaran yang menyenangkan, kontekstual, efektif, efisien, dan bermakna.

Berdasarkan kenyataan tersebut, perlu diterapkan suatu model pembelajaran yang sesuai dan mampu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar fisika siswa. Salah satu alternatif model pembelajaran yang memungkinkan diterapkan adalah model problem based learning (PBL). Model PBL merupakan pendekatan yang efektif untuk pengajaran proses berpikir tingkat tinggi, Trianto (2010). Berpikir tingkat tinggi adalah kerja keras. Pembelajaran PBL dikembangkan untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah dan keterampilan intelektual, belajar berbagai peran orang dewasa melalui perlibatan mereka dalam pengalaman nyata dan menjadi pebelajar yang otonom dan mandiri.

Menurut Arends (2008), model PBL merupakan suatu pendekatan pembelajaran dimana siswa mengerjakan permasalahan yang autentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan keterampilan berpikir tingkat lebih tinggi, mengembangkan kemandirian dan percaya diri. Model pembelajaran ini juga mengacu pada model pembelajaran yang lain, seperti “pembelajaran berdasarkan proyek (project-based instruction)”,


(15)

“pembelajaran berdasarkan pengalaman (experience-based instruction)”, “belajar otentik (authentic learning) dan ”pembelajaran bermakna (anchored instruction). Pembelajaran ini membantu siswa untuk memproses informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya. Pembelajaran ini cocok untuk mengembangkan pengetahuan dasar maupun kompleks.

Penerapan Model pembelajaran PBL ini sudah pernah diteliti oleh beberapa peneliti sebelumnya, seperti Widodo, Lusi Widayanti (2012) menerapkan model PBL di VIIA MTs Negeri Donomulyo Kulon Progo Tahun Pelajaran 2012/2013 hasil penelitian menunjukkan bahwa ada peningkatan aktivitas siswa dan hasil belajar setelah menerima pembelajaran dengan metode PBL, sehingga dengan menggunakan metode pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan kegiatan pembelajaran dan hasil belajar siswa. Menurut hasil penelitian Siagian (2009) yang menerapkan model PBL di SMP N 2 Rantau Utara pada materi pokok Listrik Dinamis diperoleh nilai pretes kelas eksperimen 4,197 setelah dilakukan perlakuan dengan model PBL diperoleh hasil postes 7,54. Berdasarkan hasil kedua peneliti ini diketahui bahwa ada pengaruh yang signifikan antara model pembelajaran PBL terhadap hasil belajar siswa.

Kelemahan dari kedua penelitian tersebut tidak memperhatikan aspek yang lain dari siswa, seperti tidak mengukur aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Selama proses pembelajaran, aktivitas sangat penting diperhatikan karena pada hakekatnya belajar merupakan perubahan tingkah laku yang menyangkut pengetahuan dan keterampilan. Keterampilan yang dimaksud adalah keterampilan bertanya, memecahkan masalah, mempresentasikan hasil karya dan melakukan percobaan.

Sardiman (2009) mengatakan bahwa “pada prinsipnya belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan, tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas, sehingga aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting di dalam interaksi belajar-mengajar. Hal ini didukung oleh Slameto (2010) mengatakan bahwa “akitvitas belajar merupakan prinsip atau


(16)

5

asas yang sangat penting di dalam interaksi belajar-mengajar.” Perlu ditambahkan bahwa aktivitas belajar itu bersifat fisik maupun mental. Kegiatan belajar kedua aktivitas itu harus selalu berkait. Sehubungan dengan hal tersebut, Piaget menerangkan bahwa seorang anak itu berpikir sepanjang ia berbuat. Tanpa perbuatan berarti anak itu tidak berpikir. Oleh karena itu, agar anak berpikir sendiri maka harus diberi kesempatan untuk berbuat sendiri. Berpikir pada taraf verbal baru akan timbul setelah anak itu berpikir pada taraf perbuatan. Untuk itulah perlu adanya observasi untuk mengetahui aktivitas selama proses pembelajaran yang mampu mengembangkan kemampuan psikomotorik dan afektif.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti berkeinginan untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Model Problem Based Learning terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Kalor di Kelas X Semester II SMA Negeri 1 Stabat T.P 2013/2014”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas beberapa masalah yang dapat diidentifikasikan:

a. Model pembelajaran yang diajarkan guru kurang bervariasi.

b. Proses pembelajaran umumnya bersifat analitis dengan menitik-beratkan pada penurunan rumus-rumus fisika melalui analisis matematis.

c. Rendahnya hasil belajar fisika siswa.

d. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran masih kurang.

1.3 Batasan Masalah

Pembatasan masalah dilakukan berdasarkan beberapa pertimbangan, sehingga memungkinkan tujuan penelitian. Batasan masalah dalam penelitian ini adalah:


(17)

b. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X semester II SMA Negeri 1 Stabat T.P 2013/2014.

c. Materi yang dikaji dalam penelitian ini adalah Kalor.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

a. Bagaimanakah aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan model PBL pada materi Kalor di kelas X semester II SMA Negeri 1 Stabat T.P 2013/2014?

b. Bagaimanakah hasil belajar fisika siswa dengan model PBL pada materi Kalor di kelas X semester II SMA Negeri 1 Stabat T.P 2013/2014?

c. Bagaimanakah hasil belajar fisika siswa dengan pembelajaran konvensional pada materi Kalor di kelas X semester II SMA Negeri 1 Stabat T.P 2013/2014?

d. Apakah ada pengaruh model PBL terhadap hasil belajar siswa pada materi Kalor di kelas X semester II SMA Negeri 1 Stabat T.P 2013/2014?

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui aktivitas siswa dengan menggunakan model PBL pada materi Kalor di kelas X semester II SMA Negeri 1 Stabat T.P 2013/2014.

b. Untuk mengetahui hasil belajar fisika siswa dengan model PBL pada materi Kalor di kelas X semester II SMA Negeri 1 Stabat T.P 2013/2014.

c. Untuk mengetahui hasil belajar fisika siswa dengan pembelajaran Konvensional pada materi Kalor di kelas X semester II SMA Negeri Stabat T.P 2013/2014.


(18)

7

d. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh model PBL terhadap hasil belajar siswa pada materi Kalor di kelas X semester II SMA Negeri 1 Stabat T.P 2013/2014

1.6 Manfaat penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:

a. Sebagai informasi hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran PBL pada materi Kalor di SMA Negeri 1 Stabat.

b. Sebagai bahan informasi alternatif dalam pemilihan model pembelajaran di sekolah.

c. Menjadi bahan perbandingan dan referensi bagi peneliti lain dalam melakukan penelitian lebih lanjut.

1.7 Defenisi Operasional

a. Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya termasuk buku-buku, film, komputer, kurikulum dan lain-lain, Joyce et all. (2009).

b. Model pembelajaran PBL adalah suatu pendekatan pembelajaran di mana siswa mengerjakan permasalahan yang autentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan ketrampilan berpikir tingkat lebih tinggi, mengembangkan kemandirian dan percaya diri, Arends (2008).

c. Hasil belajar adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan atau diciptakan baik secara individual atau kelompok, Djamarah (2006).


(19)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Kesimpulan penelitian ini didasarkan pada hasil penelitian, sistematika sajiannya dilakukan dengan memperhatikan tujuan penelitian yang telah dirumuskan. Adapun kesimpulan yang diperoleh antara lain:

1. Hasil belajar siswa dengan menggunakan model problem based learning pada materi Kalor mengalami peningkatan dari nilai rata-rata pretes 43,81 menjadi 80,05 pada nilai rata-rata postes.

2. Hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran konvensional pada materi Kalor juga mengalami peningkatan dari nilai rata-rata pretes 44,05 menjadi 68,81 pada nilai rata-rata postes.

3. Aktivitas belajar siswa yang diobservasi dengan menerapkan model pembelajaran PBL mengalami peningkatan sebesar 35,89% dengan nilai rata-rata aktivitas pada pertemuan ke- I sebesar 61% dengan kriteria Aktif dan nilai rata-rata aktivitas pada pertemuan ke- II sebesar 75% dengan kriteria Aktif.

4. Ada pengaruh model problem based learning untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas X pada materi Kalor di SMAN 1 Stabat T.P. 2013/2014 5.2. Saran

Saran yang dapat peneliti ajukan berdasarkan pembahasan adalah sebagai berikut:

1. Kepada peneliti selanjutnya, pada aktivitas perlu ditingkatkan berdasarkan deskriptor-deskriptor yang ada.

2. Kepada peneliti selanjutnya pada proses kegiatan belajar mengajar sintaks sangat perlu dimaksimumkan.

3. Pada penelitian ini sampel berdistribusi normal tetapi taksonomi bloom tidak menunjukkan berdistribusi normal, maka sebaiknya perlu diperhatikan dan diperbaiki validitas isinya.


(20)

46

DAFTAR PUSTAKA

Arends, R., (2008), Learning to Teach: Belajar untuk Mengajar, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Arikunto, S., (2006), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta. Arikunto,S., (2009), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bumi Aksara,

Jakarta.

Arikunto.S, (2003), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Djamarah, S.B. dan Aswan, Z., (2006), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Fadly, Aditya. (2012). Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa melalui

Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Malang: Universitas Negeri Malang.

Halliday, D., Resnik, R., (1994), Fisika, Erlangga, Jakarta.

Ibrahim, M., Nur, M., (2000), Pengajaran Berdasarkan Masalah, University Press, Surabaya.

Joyce, B., Weil, M. dan Calhoun, E., (2009), Models of Teaching: Model-Model Pengajaran, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Kanginan, M., (2006), Fisika SMA/MA Kelas X, Penerbit Erlangga, Jakarta. Kennedy. 2009. Perbedaan Hasil belajar Siswa Menggunakan Model

Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) dengan Konvensional pada Materi Pokok Pemuaian di SMA Negeri 4 Kisaran T.A. 2008/2009. Skripsi. Medan : FMIPA Unimed.

Marzano, R.J. (2006). Classroom Assessment & Grading that Work. Association for Supervision and Curriculum Development. Alexandria, Virginia USA. Matlin, M. E. (2009). Cognitive Psychology. Seventh Edition. Internasional

Student Version. Jhon Wiley & Sons, Inc.


(21)

Meltzer, D. E. (2002). “The Relationshif between Mathematics Preparation and Conceptual Learning Gain in Physics: A Possible Hidden Variable in Diagnostic Pretest Score”.Am,J.Phys.70,(2), 1259-1267.

Sagala, S., (2009), Konsep dan Makna Pembelajaran, CV Alfabeta, Bandung. Sanjaya., W, 2010, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan, Prenada Media Grup, Jakarta.

Sanjaya, Wina., (2009), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana, Jakarta.

Sardiman, (2009), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Siagian, L. 2009. Perbedaan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model Berdasarkan Masalah dan Model Pembelajaran Konvensional pada Materi Pokok Listrik Dinamis di Kelas IX SMP N 2 Rantau Parapat T.A 2008/2009. Skripsi. Medan: Universitas Negeri Medan.

Sihotang, I. M. 2012. Perbedaan Hasil Belajar Siswa dengan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dan Konvensional pada Materi Pokok Optik Geometri Kelas X SMA St. Yoseph Medan. Skripsi. Medan: FMIPA Unimed

Siregar, D. S. 2011. Pengaruh Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah dalam Meningkakan Aktivitas Belajar Dan Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Pokok Kinematika Gerak Lurus Di Sekolah Menengah Atas Kelas X. Skripsi. Medan : FMIPA Unimed

Sitanggang, N. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Kesetimbangan Benda Tegar Kelas XI MAN 1 Medan T.P 2011/2012. Skripsi. Medan: FMIPA Unimed

Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta.

Sudjana, (2005), Metode Statistik, Penerbit Tarsito, Bandung.

Sudjana, (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Remaja Rosdakarya, Bandung.

Supiyanto, (2006), Fisika SMA Jilid 1, Erlangga, Jakarta.

Trianto, (2010), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana, Jakarta.


(22)

48

Wardani, Kusuma. (2012). Pembelajaran Fisika dengan Model Problem Based Learning menggunakan Multimedia dan Modul di Tinjau dari Kemampuan Berpikir Abstrak dan Kemampuan Verbal Siswa. Semarang: Universitas negeri Semarang.

Widodo, Lusy Widayanti (2012). Peningkatan Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar Siswa dengan Metode Problem Based Learning pada Siswa Kelas VIIA MTs Negeri Donomulyo Kulon Progo Tahun Pelajaran 2012/2013. Yogyakarta: Universitas Akhmad Dahlan.


(1)

b. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X semester II SMA Negeri 1 Stabat T.P 2013/2014.

c. Materi yang dikaji dalam penelitian ini adalah Kalor.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

a. Bagaimanakah aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan model PBL pada materi Kalor di kelas X semester II SMA Negeri 1 Stabat T.P 2013/2014?

b. Bagaimanakah hasil belajar fisika siswa dengan model PBL pada materi Kalor di kelas X semester II SMA Negeri 1 Stabat T.P 2013/2014?

c. Bagaimanakah hasil belajar fisika siswa dengan pembelajaran konvensional pada materi Kalor di kelas X semester II SMA Negeri 1 Stabat T.P 2013/2014?

d. Apakah ada pengaruh model PBL terhadap hasil belajar siswa pada materi Kalor di kelas X semester II SMA Negeri 1 Stabat T.P 2013/2014?

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui aktivitas siswa dengan menggunakan model PBL pada materi Kalor di kelas X semester II SMA Negeri 1 Stabat T.P 2013/2014.

b. Untuk mengetahui hasil belajar fisika siswa dengan model PBL pada materi Kalor di kelas X semester II SMA Negeri 1 Stabat T.P 2013/2014.

c. Untuk mengetahui hasil belajar fisika siswa dengan pembelajaran Konvensional pada materi Kalor di kelas X semester II SMA Negeri Stabat T.P 2013/2014.


(2)

d. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh model PBL terhadap hasil belajar siswa pada materi Kalor di kelas X semester II SMA Negeri 1 Stabat T.P 2013/2014

1.6 Manfaat penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:

a. Sebagai informasi hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran PBL pada materi Kalor di SMA Negeri 1 Stabat.

b. Sebagai bahan informasi alternatif dalam pemilihan model pembelajaran di sekolah.

c. Menjadi bahan perbandingan dan referensi bagi peneliti lain dalam melakukan penelitian lebih lanjut.

1.7 Defenisi Operasional

a. Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya termasuk buku-buku, film, komputer, kurikulum dan lain-lain, Joyce et all. (2009).

b. Model pembelajaran PBL adalah suatu pendekatan pembelajaran di mana siswa mengerjakan permasalahan yang autentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan ketrampilan berpikir tingkat lebih tinggi, mengembangkan kemandirian dan percaya diri, Arends (2008).

c. Hasil belajar adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan atau diciptakan baik secara individual atau kelompok, Djamarah (2006).


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Kesimpulan penelitian ini didasarkan pada hasil penelitian, sistematika sajiannya dilakukan dengan memperhatikan tujuan penelitian yang telah dirumuskan. Adapun kesimpulan yang diperoleh antara lain:

1. Hasil belajar siswa dengan menggunakan model problem based learning pada materi Kalor mengalami peningkatan dari nilai rata-rata pretes 43,81 menjadi 80,05 pada nilai rata-rata postes.

2. Hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran konvensional pada materi Kalor juga mengalami peningkatan dari nilai rata-rata pretes 44,05 menjadi 68,81 pada nilai rata-rata postes.

3. Aktivitas belajar siswa yang diobservasi dengan menerapkan model pembelajaran PBL mengalami peningkatan sebesar 35,89% dengan nilai rata-rata aktivitas pada pertemuan ke- I sebesar 61% dengan kriteria Aktif dan nilai rata-rata aktivitas pada pertemuan ke- II sebesar 75% dengan kriteria Aktif.

4. Ada pengaruh model problem based learning untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas X pada materi Kalor di SMAN 1 Stabat T.P. 2013/2014 5.2. Saran

Saran yang dapat peneliti ajukan berdasarkan pembahasan adalah sebagai berikut:

1. Kepada peneliti selanjutnya, pada aktivitas perlu ditingkatkan berdasarkan deskriptor-deskriptor yang ada.

2. Kepada peneliti selanjutnya pada proses kegiatan belajar mengajar sintaks sangat perlu dimaksimumkan.

3. Pada penelitian ini sampel berdistribusi normal tetapi taksonomi bloom tidak menunjukkan berdistribusi normal, maka sebaiknya perlu diperhatikan dan diperbaiki validitas isinya.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Arends, R., (2008), Learning to Teach: Belajar untuk Mengajar, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Arikunto, S., (2006), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta. Arikunto,S., (2009), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bumi Aksara,

Jakarta.

Arikunto.S, (2003), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Djamarah, S.B. dan Aswan, Z., (2006), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Fadly, Aditya. (2012). Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa melalui

Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Malang: Universitas

Negeri Malang.

Halliday, D., Resnik, R., (1994), Fisika, Erlangga, Jakarta.

Ibrahim, M., Nur, M., (2000), Pengajaran Berdasarkan Masalah, University Press, Surabaya.

Joyce, B., Weil, M. dan Calhoun, E., (2009), Models of Teaching: Model-Model Pengajaran, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Kanginan, M., (2006), Fisika SMA/MA Kelas X, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Kennedy. 2009. Perbedaan Hasil belajar Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) dengan Konvensional pada Materi Pokok Pemuaian di SMA Negeri 4 Kisaran T.A. 2008/2009. Skripsi. Medan : FMIPA Unimed.

Marzano, R.J. (2006). Classroom Assessment & Grading that Work. Association for Supervision and Curriculum Development. Alexandria, Virginia USA.

Matlin, M. E. (2009). Cognitive Psychology. Seventh Edition. Internasional Student Version. Jhon Wiley & Sons, Inc.


(5)

Meltzer, D. E. (2002). “The Relationshif between Mathematics Preparation and Conceptual Learning Gain in Physics: A Possible Hidden Variable in Diagnostic Pretest Score”.Am,J.Phys.70,(2), 1259-1267.

Sagala, S., (2009), Konsep dan Makna Pembelajaran, CV Alfabeta, Bandung.

Sanjaya., W, 2010, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Prenada Media Grup, Jakarta.

Sanjaya, Wina., (2009), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana, Jakarta.

Sardiman, (2009), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Siagian, L. 2009. Perbedaan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model Berdasarkan Masalah dan Model Pembelajaran Konvensional pada Materi Pokok Listrik Dinamis di Kelas IX SMP N 2 Rantau Parapat T.A 2008/2009. Skripsi. Medan: Universitas Negeri Medan.

Sihotang, I. M. 2012. Perbedaan Hasil Belajar Siswa dengan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dan Konvensional pada Materi Pokok Optik Geometri Kelas X SMA St. Yoseph Medan. Skripsi. Medan: FMIPA Unimed

Siregar, D. S. 2011. Pengaruh Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah dalam Meningkakan Aktivitas Belajar Dan Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Pokok Kinematika Gerak Lurus Di Sekolah Menengah Atas Kelas X. Skripsi. Medan : FMIPA Unimed

Sitanggang, N. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Kesetimbangan Benda Tegar Kelas XI MAN 1 Medan T.P 2011/2012. Skripsi. Medan: FMIPA Unimed

Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta.

Sudjana, (2005), Metode Statistik, Penerbit Tarsito, Bandung.

Sudjana, (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Remaja Rosdakarya, Bandung.

Supiyanto, (2006), Fisika SMA Jilid 1, Erlangga, Jakarta.

Trianto, (2010), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana, Jakarta.


(6)

Wardani, Kusuma. (2012). Pembelajaran Fisika dengan Model Problem Based Learning menggunakan Multimedia dan Modul di Tinjau dari Kemampuan Berpikir Abstrak dan Kemampuan Verbal Siswa. Semarang: Universitas negeri Semarang.

Widodo, Lusy Widayanti (2012). Peningkatan Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar Siswa dengan Metode Problem Based Learning pada Siswa Kelas VIIA MTs Negeri Donomulyo Kulon Progo Tahun Pelajaran 2012/2013. Yogyakarta: Universitas Akhmad Dahlan.