mendominasi seluruh kegiatan pembelajaran dan berceramah panjang lebar tentang materi yang sedang dibahas, sedangkan siswa hanya sebagai objek pasif dalam kegiatan
pembelajaran tersebut. Keadaan seperti ini membuat siswa yang belajar secara individu kurang melibatkan interaksi sosial sehingga menimbulkan kebosanan siswa yang
mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa. Untuk mengatasi masalah di atas, perlu dikembangkan model pembelajaran yang dapat
meningkatkan semangat dan aktivitas siswa. Salah satunya ialah penerapan Model Pembelajaran kooperatif tipe Artikulasi. Artikulasi berarti menggali kembali materi yang
telah dijelaskan oleh guru sebelumnya. Artikulasi merupakan pendekatan model pembelajaran yang menuntut siswa aktif dalam pembelajaran dimana siswa dibentuk menjadi
kelompok kecil yang masing-masing siswa dalam kelompok tersebut mempunyai tugas membahas materi yang baru di jelaskan. Konsep pemahaman sangat diperlukan dalam model
pembelajaran ini. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan Penelitian Tindakan Kelas PTK. Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu pencermatan
terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Melalui penelitian tindakan kelas diupayakan mampu
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Bahan Bangunan dengan menerapkan Model Artikulasi pada siswa kelas X program keahlian teknik konstruksi batu
beton SMK negeri 2 Siatas Barita tahun pelajaran 20142015 ”.
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah diatas maka penulis mengidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut:
1. Hasil belajar kompetensi kejuruan siswa pada kelas X Teknik Konstruksi Batu
Beton masih rendah. 2.
Rendahnya penguasaan materi ilmu bahan bangunan khususnya kelas X Teknik Konstruksi Batu Beton SMK Negeri 2 Siatas Barita.
3. Kurang berminat atau tidak termotivasi dalam ilmu bahan bangunan.
4. Pembelajaran ilmu bahan bangunan lebih berpusat pada guru.
5. Guru belum menerapkan pembelajaran Artikulasi dalam meningkatkan hasil belajar
kompetensi kejuruan pada siswa kelas X SMK Negeri 2 Siatas Barita.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah serta mempertimbangkan keterbatasan waktu dan luasnya cakupan masalah, maka masalah dalam penelitian ini dibatasi pada penerapan model
pembelajaran Artikulasi pada standar kompetensi siswa memiliki menjelaskan macam- macam pekerjaan batu bata, mendeskripsikan dan menghitung jumlah batu bata, di kelas X
teknik konstruksi batu beton SMK Negeri 2 Siatas Barita.
D. Perumusan Masalah
Permasalahan yang akan diteliti dirumuskan sebagai berikut: Bagaimana peningkatan hasil belajar ilmu bahan bangunan dengan menggunakan model
pembelajaran artikulasi?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah: Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada standar kompetensi siswa
menjelaskan macam-macam pekerjaan batu bata, mendeskripsikan dan menghitung jumlah batu bata melalui penerapan model pembelajaran artikulasi pada siswa kelas X teknik
konstruksi batu beton SMK Negeri 2 Siatas barita.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pengguna informasi penelitian ini. Adapun manfaat penelitian ini adalah :
1. Menambah pengetahuan penulis mengenai Model Pembelajaran kooperatif tipe
Artikulasi dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Bahan Bangunan.
2. Sebagai bahan masukan bagi guru dan pihak sekolah di SMK Negeri 2 Siatas Barita
dalam menggunakan model Pembelajaran kooperatif tipe Artikulasi untuk meningkatkan pengetahuan siswa dan mutu pendidikan sekolah.
3. Sebagai referensi dan masukan bagi civitas akademis Fakultas Teknik Universitas
Negeri Medan dan pihak lain dalam melakukan penelitian yang sejenis.
BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil analisis data dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan, yaitu :
Hasil belajar siswa setelah dilakukan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Artikulasi adalah mengalami peningkatan, yaitu dari siklus
I dengan rata-rata 53 meningkat menjadi 85 pada siklus II dengan mengalami peningkatan sebesar 31. yaitu 10 tidak kompeten,30
cukup kompeten,45 kompeten,15 sangat kompeten. Dari hasil peningkatan hasil belajar tersebut berarti penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe Artikulasi pada materi perhitungan pekerjaan batu bata dan perhitungan pekerjaan batu bata yang dibutuhkan mengalami peningkatan.
Oleh karena itu, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Artikulasi dapat menigkatkan hasil belajar Ilmu Bahan Bangunan siswa kelas X
Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu dan Beton SMK Negeri 2 Siatas Barita Tahun Pelajaran 20142015.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian diatas ternyata menunjukkan hasil ketuntasan yang signifikan. Dimana hasilnya didapatkan sebagai berikut:
1. Nilai peningkatan hasil belajar siswa meningkat 31 dimana nilai rata-rata
pada siklus I didapatkan 53 dan siklus II didapatkan 85. Peningkatan nilai hasil belajar Ilmu Bahan Bangunan ini ditentukan dengan penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe Artikulasi dan cara penyanpaian oleh guru.
45
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas maka disarankan beberapa hal sebagai berikut :
1. Bagi guru khususnya guru mata pelajaran kompetensi kejuruan sebaiknya
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Artikulasi sebagai salah satu alternative untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Bagi siswa, untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran yang ada di
lingkungan sekolah, khususnya ilmu bahan bangunan disarankan mengerti dan memahami model pembelajaran kooperatif tipe .
3. Untuk penelitian lebih lanjut, peneliti dapat menggunakan judul yang sama
untuk dijadikan suatu studi perbandingan bagi guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan khususnya pada mata pelajaran Ilmu Bahan Bangunan