Pentingnya Penelitian Manfaat dan Pentingnya Penelitian 1. Manfaat

21 pendekatan pembelajaran yang sesuai dan memungkinkan untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan tersebut. Dalam hal ini pembelajaran dengan pendekatan PMR nampaknya berpotensi untuk mengembangkan kemampuan berpikir kreatif dan pemecahan masalah matematik. Pembelajaran yang menggunakan PMR, dimulai dari mengerjakan masalah yang langsung dalam kehidupan sehari-hari. Dengan mengerjakan masalah matematika yang dikenal dan berlangsung dalam kehidupan nyata masalah kontekstual, siswa membangun konsep dan pemahaman matematika mereka dengan menggunakan naluri, insting, daya nalar, dan konsep yang sudah diketahui. Mereka membentuk sendiri struktur pengetahuan matematika mereka melalui bantuan guru dengan mendiskusikan kemungkinan alternatif jawaban yang ada. Membangun konsep dan pemahaman matematika seperti inilah yang diharapkan dapat menunjang pengembangan kemampuan berpikir kreatif dan kemampuan pemecahan masalah. Pembentukan konsep dan pemahaman matematik melalui pengerjaan masalah yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari diharapkan dapat memberikan beberapa keuntungan kepada siswa, yaitu: 1 siswa dapat lebih memahami adanya hubungan yang erat antara matematika dan situasi, kondisi, dan kejadian di lingkungannya, karena banyak budaya di sekeliling mereka yang mengandung unsur matematika didalamnya; 2 siswa terampil menyelesaikan masalah secara mandiri dengan menggunakan kemampuan 22 yang ada dalam dirinya insting, nalar, logika, dan ilmu. Dalam hal ini pengembangan ”Learning for living” dan ”life Skill” mendapat porsi yang sebenarnya; 3 siswa membangun pemahaman pengetahuan matematika mereka secara mandiri sehingga menumbuh kembangkan rasa percaya diri yang proporsional dalam bermatematika siswa tidak takut terhadap pelajaran matematika. Seiring dengan berkembangnya kemampuan-kemampuan ini, diharapkan dapat berkontribusi pada peningkatan mutu pendidikan matematika khususnya di SD, yang selanjutnya akan menjadi modal dasar dalam kehidupan mereka di masa mendatang. 70

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian eksperimen, oleh karena itu pelaksanaannya menggunakan siswa kelompok eksperimen dan siswa kelompok kontrol. Pada kelompok eksperimen, peneliti memberi perlakuan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan matematika realistik, yang bertujuan untuk melihat gejala atau dampak yang ditimbulkan pada diri siswa terkait dengan kemampuan berpikir kreatif dan kemampuan pemecahan masalah matematik. Selanjutnya untuk melihat gejala yang muncul pada subjek yang diberi perlakuan, diperlukan kelompok subjek pembanding yang disebut kelompok kontrol. Hal ini dilakukan untuk melihat apakah ada perbedaan, atau membandingkan nilai rata- rata kemampuan berpikir kreatif dan kemampuan pemecahan masalah matematik pada kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Selain menghadirkan kelompok pembanding peneliti berupaya semaksimal mungkin melakukan pengontrolan terhadap variabel-variabel luar yang tidak menjadi fokus kajian dalam penelitian.

B. Subjek Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SD se-Kota Kendari yang berjumlah 117 SD Negeri dan Swasta. Pemilihan siswa SD sebagai subyek penelitian didasarkan atas pertimbangan: 1 tingkat perkembangan kognitif siswa SD masih berada pada tahap operasi konkrit, sehingga penerapan pendekatan matematika realistik akan sangat membantu siswa untuk memahami materi 71 matematika yang diberikan dan pengembangan keterampilan yang diinginkan; 2 berdasarkan hasil studi terdahulu, bahwa penerapan pendekatan matematika realistik PMR di sekolah dasar SD memberikan dampak positif terhadap keaktifan siswa, sikap dan hasil belajar siswa. Dalam penelitian ini dipilih sekolah dengan level menengah sedang karena pada level ini kemampuan akademik siswanya heterogen, mulai dari yang terendah sampai dengan yang tertinggi terwakili. Menurut Darhim 2004 sekolah yang berasal dari level tinggi cenderung memiliki hasil belajar yang lebih baik tetapi baiknya itu bisa terjadi bukan akibat baiknya pembelajaran yang dilakukan. Demikian juga dengan sekolah yang berasal dari level rendah, cenderung hasil belajarnya akan kurang, dan kurangnya itu bisa terjadi bukan akibat kurang baiknya pembelajaran yang dilakukan. Oleh karena itu dalam penelitian ini, sekolah dengan level tinggi dan level rendah tidak dipilih sebagai subyek penelitian. Kriteria untuk menentukan level sekolah berdasarkan perangkingan jumlah nilai ujian akhir sekolah bertaraf nasional UASBN tahun 20072008 dan 20082009, yang dibuat Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Tenggara. Proporsi sekolah peringkat tinggi, sedang, dan rendah yang digunakan untuk menentukan peringkat tersebut adalah sebagai berikut: peringkat tinggi 20 , sedang 50, dan rendah 30. Penentuan 50 untuk sekolah peringkat sedang dengan alasan agar tercapai peluang untuk mendapatkan siswa yang kemampuannya heterogen. Berdasarkan proporsi tersebut, diperoleh sebanyak 59 SD sebagai sekolah level