Jenis Penelitian Subjek Penelitian

71 matematika yang diberikan dan pengembangan keterampilan yang diinginkan; 2 berdasarkan hasil studi terdahulu, bahwa penerapan pendekatan matematika realistik PMR di sekolah dasar SD memberikan dampak positif terhadap keaktifan siswa, sikap dan hasil belajar siswa. Dalam penelitian ini dipilih sekolah dengan level menengah sedang karena pada level ini kemampuan akademik siswanya heterogen, mulai dari yang terendah sampai dengan yang tertinggi terwakili. Menurut Darhim 2004 sekolah yang berasal dari level tinggi cenderung memiliki hasil belajar yang lebih baik tetapi baiknya itu bisa terjadi bukan akibat baiknya pembelajaran yang dilakukan. Demikian juga dengan sekolah yang berasal dari level rendah, cenderung hasil belajarnya akan kurang, dan kurangnya itu bisa terjadi bukan akibat kurang baiknya pembelajaran yang dilakukan. Oleh karena itu dalam penelitian ini, sekolah dengan level tinggi dan level rendah tidak dipilih sebagai subyek penelitian. Kriteria untuk menentukan level sekolah berdasarkan perangkingan jumlah nilai ujian akhir sekolah bertaraf nasional UASBN tahun 20072008 dan 20082009, yang dibuat Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Tenggara. Proporsi sekolah peringkat tinggi, sedang, dan rendah yang digunakan untuk menentukan peringkat tersebut adalah sebagai berikut: peringkat tinggi 20 , sedang 50, dan rendah 30. Penentuan 50 untuk sekolah peringkat sedang dengan alasan agar tercapai peluang untuk mendapatkan siswa yang kemampuannya heterogen. Berdasarkan proporsi tersebut, diperoleh sebanyak 59 SD sebagai sekolah level 72 menengah sedang. Selanjutnya untuk menentukan sampel penelitian, dipilih secara acak dua SD. Karena menurut kepala sekolah dan guru-guru kelas, bahwa kemampuan masing-masing kelas di kedua sekolah tersebut relatif sama; dan peneliti tidak mungkin mengambil siswa secara acak untuk membentuk kelas baru, maka peneliti mengambil unit sampling terkecil dari masing-masing sekolah dipilih dua kelas dari kelas V yang ada. Selanjutnya untuk menentukan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan pemilihan secara acak dari masing- masing kelas yang terpilih sebagai subyek penelitian. Pengambilan dua kelas sebagai kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol, dengan harapan agar diperoleh sampel yang heterogen. Untuk keperluan kesetaraan pengetahuan awal matematika PAM siswa pada kedua kelompok subyek penelitian kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, maka dilakukan uji normalitas dan homogenitas berdasarkan nilai matematika siswa pada semester sebelumnya nilai ulangan semester genap di kelas IV. Deskripsi pengetahuan awal matematika siswa kedua kelompok disajikan pada tabel berikut ini. Tabel 3.1 Deskripsi Pengetahuan Awal Matematika PAM Subyek Penelitian Berdasarkan Nilai Ulangan di Semester Genap Kelas IV Kelompok N Min Max Mean Deviasi Standar Eksperimen 77 40,000 95,000 68,142 12,695 Kontrol 76 45,000 95,000 70,210 12,005 Keterangan : Skor maksimal 100 73 Tabel 3.1 di atas terlihat bahwa nilai rata-rata dan deviasi standar kedua kelompok data relatif sama, walaupun demikian kebenarannya perlu diuji secara statistik. Untuk itu, berikut ini akan dilakukan uji normalitas dan homogenitas varians serta kesetaraan kedua kelompok data. Hasil uji normalitas kedua kelompok data dapat dilihat pada Lampiran E 1 halaman 356 sedangkan ringkasannya disajikan pada tabel berikut ini. Tabel 3.2 Uji Normalitas Distribusi Data PAM Kelompok Eksperimen dan Kontrol N Eksperimen Kontrol 77 76 Normal Parametersa,b Mean 68,142 70,210 Std. Deviation 12,695 12,005 Kolmogorov-Smirnov Z 0,720 0,697 Asymp. Sig. 2-tailed 0,678 0,717 H : Data berasal dari populasi berdistribusi normal Dari Tabel 3.2 terlihat bahwa nilai Z Kolmogorov-Smirnov untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berturut-turut 0,720 dan 0,697 dengan nilai asimtotik signifikansi masing-masing sebesar 0,678 dan 0,717. Nilai signifikansi asimtotik ini lebih besar dari taraf signifikansi 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok data berasal dari populasi yang berdistribusi normal H diterima. Selanjutnya, untuk menguji homogenitas varians kedua kelompok data dilakukan uji Levene. Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran E 1 halaman 356, sedangkan ringkasannya disajikan pada tabel berikut ini. 74 Tabel 3.3 Uji Homogenitas Varians Data PAM Kelompok Eksperimen dan Kontrol Levene Statistic F Sig. 0,548 0,460 H : Tidak ada perbedaan variansi antar kedua kelompok data Dari Tabel 3.3 terlihat bahwa nilai signifikansi statistik uji Levene 0,460. Nilai signifikansi ini lebih besar dari taraf signifikansi 0,05. Sehingga dapat disimpulka bahwa variansi kedua kelompok data sama. Ini berarti kedua kelompok data memiliki varians yang homogen H diterima. Selanjutnya untuk mengetahui kesetaraan rata-rata kedua kelompok data, dapat dilihat dari hasil uji t independent samples test pada Lampiran E 1 halaman 356 sedangkan ringkasannya dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 3.4 Hasil Analisis Uji-t Data Kelompok Eksperimen dan Kontrol Kelompok Pengetahuan Awal Matematika Perbedaan Rata-rata t Sig. 2-tailed H Eksperimen dengan Kontrol 68,14270,210 -1,035 0,302 Diterima H : Tidak ada perbedaan rata-rata kedua kelompok data Dengan melihat ringkasan hasil analisis pada Tabel 3.4 di atas terlihat bahwa nilai rata-rata kelompok eksperimen = 68,142 nilai ini lebih kecil dari nilai rata-rata kelompok kontrol = 70,210. Walaupun demikian, dari hasil uji t diperoleh nilai t sebesar -1,035 dan Sig. 2-tailed adalah 0,302. Nilai sigifikansi ini lebih besar dari taraf signifikansi 0,05 yang ditetapkan, sehingga hipotesis nol 75 diterima, atau tidak ada perbedaan rata-rata kedua kelompok data. Hasil ini memberikan kesimpulan bahwa data PAM kedua kelompok eksperimen dan kontrol setara. Atau dengan kata lain pengetahuan awal matematika kelompok eksperimen dan kontrol sama.

C. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain kelompok kontrol non-ekuivalen Ruseffendi, 2005. Pengelompokan siswa ditentukan berdasarkan kategori tingkat kemampuan matematika tinggi, sedang, rendah, dengan pembelajaran menggunakan pendekatan matematika realistik PMR dan pendekatan matematika biasa PMB. Selanjutnya untuk mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kreatif dan kemampuan pemecahan masalah matematik siswa antara pembelajaran yang menggunakan PMR dengan PMB digunakan desain penelitian sebagai berikut: O X O -------------- O O Keterangan: X : Penerapan pembelajaran matematika realistik O : Pengukuran tes kemampuan berpikir kreatif, dan tes kemampuan pemecahan masalah matematik Pada desain ini, kelompok eksprimen diberi perlakuan pembelajaran dengan pendekatan PMR X, dan kelompok kontrol pembelajarannya dengan pendekatan PMB, kemudian masing-masing kelompok diberi pretes dan postes O. Tidak ada perlakuan khusus yang diberikan pada kelompok kontrol. 76 Selanjutnya, untuk melihat pengaruh penggunaan kedua pendekatan tersebut terhadap kemampuan berpikir kreatif dan kemampuan pemecahan masalah matematik, maka dalam penelitian ini melibatkan tingkat kemampuan matematika siswa tinggi, sedang, rendah. Keterkaitan antar variabel bebas, terikat, dan kontrol disajikan dalam model Weiner yang disajikan pada tabel berikut. Tabel 3. 5 Tabel Weiner tentang Variabel Bebas, Terikat, dan Kontrol Kemampuan Matematika Siswa ASPEK YANG DIUKUR BERPIKIR KREATIF PEMECAHAN MASALAH PENDEKATAN PEMBELAJARAN PMR KKA PMB KKB PMR KMA PMB KMB KELOMPOK SISWA TINGGI T KKAT KKBT KMAT KMBT SEDANGS KKAS KKBS KMAS KMBS RENDAHR KKAR KKBR KMAR KMBR Keterangan: KKA : Kemampuan berpikir kreatif siswa kelompok eksperimen menggunakan pendekatan matematika realistik. KKAT : Kemampuan berpikir kreatif siswa yang pembelajarannya menggunakan pendekatan matematika realistik kelompok kemampuan tinggi. KKAS : Kemampuan berpikir kreatif siswa yang pembelajarannya menggunakan pendekatan matematika realistik kelompok kemampuan sedang. KKAR: Kemampuan berpikir kreatif siswa yang pembelajarannya menggunakan pendekatan mate matika realistik kelompok kemampuan rendah. KKB : Kemampuan berpikir kreatif siswa kelompok kontrol menggunakan pendekatan matematika biasa. KKBT : Kemampuan berpikir kreatif siswa yang pembelajarannya menggunakan pendekatan matematika biasa kelompok kemampuan tinggi. KKBS : Kemampuan berpikir kreatif siswa yang pembelajarannya menggunakan pendekatan matematika biasa kelompok kemampuan sedang. KKBR : Kemampuan berpikir kreatif siswa yang pembelajarannya menggunakan pendekatan matematika biasa kelompok kemampuan rendah.