Pelayanan Kajian Christian Art dalam Konteks Budaya Bali.

c. Pelayanan

Diakonia Gereja mempunyai tugas atau fungsi pelayanan, agar manusia dapat semakin dekat dengan Tuhan. Pelayanan gereja adalah simbol kasih Tuhan untuk mengasihi semua orang. 3.2.2 Aspek-Aspek Sosial Budaya Pada Arsitektur Gereja Sejarah menunjukkan bahwa arsitektur seringkali mencerminkan kondisi kehidupan secara zaman, baik politik, ekonomi, sosial dan budaya. Pengaruh politik dapat dilihat pada masa awal gereja, di mana agama Kristen secara resmi diakui penguasa Roma sebagai agama resmi. Pengaruh ekonomi masyarakat feodal pada masa Romanesk terungkap pada arsitektur gereja yang cukup menonjol. Kekuasaan politik dan gereja pd jaman Gothic hampir tidak dapat dipisahkan. Pimpinan gereja dominan dan penguasa membangun gereja yang megah sebagai tanda ketaatan pada agama. Jaman renaisance juga disebut ‘jaman fajar budi’, menggambarkan kecemerlagan dan kesucian para seniman gereja dan keterlibatan langsung masyarakat, yang terdiri dari para pangeran, pedagang dan rohaniawan, dalam pembangunan gereja. Arsitektur gereja juga menjadi ungkapan ‘drama religius’, pada jaman Barok di mana masyarakat melihat bangunan gereja sebagai metafora drama perjalanan manusia menuju surga. Arsitektur gereja juga menjadi saksi kehidupan masyarakat Kristen yang mengalami perpecahan intern gereja Katolik ritus-ritus, reformasi protestan, perpecahan politik dengan pimpinan negara Raja Henry VIII mendirikan Gereja Katolik Anglican. Arsitektur gereja juga mengungkapkan rona kehidupan antar agama di masa lampau. Perang Salib yang panjang abad 7-13 telah ditandai dengan beralihnya fungsi gereja Hagia Sophia. Arsitektur gereja juga menungkapkan filosofi, gerakan, dogma arsitektur, di samping kepedulian, kemampuan, kecermatan, bahkan ambisi pribadi para arsitek perancangnya. Perkembangan arsitektur yang tidak selalu linier tetapi bersiklus, ditunjukkan dengan adanya pengulangan maupun ekletikisme arsitektur gereja neo-gotik, neo-klasik, romantisme. Arsitektur gereja dengan ciri-ciri tradisional banyak dipengaruhi adanya semangat inkulturasi dikalangan pemimpin gereja, rohaniawan dan umat. Hal tersebut makin diperkuat setelah Konsili Vatikan II, di mana inkulturasi semakin ditekankan dalam setiap kehidupan keagamaan gereja. Kecenderungan untuk mewujudkan bangunan gereja yang berciri arsitektur tradisional dapat dilihat pada gereja- gereja yang dibangun berdekatan dengan pusat kebudayaan. 3.2.3 Gereja Berarsitektur Tradisional Bali

a. Arsitektur dan Fungsi Gereja