sistem Informasi manajemen Kepegawaian Berbasis Web Untuk menunjang Pengembangan E-Goverment Pada Badan Kepegawaian Daerah Tabanan Pemerintah Kabupaten Tabanan

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk Menempuh Ujian Akhir Sarjana Program Strata Satu Jurusan Teknik Informatika

Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia

I DEWA MADE AMBARA KUSUMA

10106723

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

i

BERBASIS WEB UNTUK MENUNJANG PENGEMBANGAN

E-GOVERNMENT PADA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN TABANAN

Oleh

I DEWA MADE AMBARA KUSUMA 10106723

Badan kepegawaian daerah adalah salah satu bagian dari pemerintah kabupaten yang digunakan untuk memanjemen data yang berhubungan dengan kepegawaian, proses manajemen data kepegawaian tersebut masih menggunakan media kertas sehingga menghabiskan banyak kertas dan penumpukan kertas mengingat data kepegawaian berjumlah kurang lebih 10.000 pegawai. Hal tersebut mengakibatkan susahnya pegawai ketika mencari data pegawai dan penyimpanan data menggunakan kertas beresiko hilang dan rusak. Satu orang pegawai mempunyai banyak data pribadi dan proses input data melalui FIP (formulir Isian Pegawai) memakan waktu yang relatif lama sekitar 15 menit. Keadaan tersebut menyebabkan tidak efisien dan efektifnya proses input data pegawai.

Permasalahan-permasalahan diatas merupakan kendala yang dapat menghambat kepegawaian. Oleh karena itu dibuatlah Sistem Informasi Kepegawaian Daerah pada Pemerintah Kabupaten Tabanan yang dapat menangani Proses input data pegawai secara digital. Data pegawai tersebut tersimpan dalam database yang terstruktur sehingga memudahkan pegawai dalam menginputkan data diri. Jika terjadi perubahan dan penghapusan data bisa dapat cepat ditangani. Aplikasi ini juga dapat melakukan proses pencetakan laporan.

Kata kunci: Sistem Informasi, Kepegawaian, Pendataan Digital,Manajemen Data, Pencetakan Laporan


(3)

ii

GOVERNMENT AGENCY DISTRICT EMPLOYEE TABANAN

By:

I DEWA MADE AMBARA KUSUMA

10106723

Local staffing agency is one part of the district government used to manage data related to staffing, personnel data management processes are still using paper media, so spend a lot of paper and packing paper employment data given numbered about 10,000 employees. This resulted in trouble with employees when looking for employees and storage of data using paper-risk data loss and damage. One person staff has a lot of personal data and process data input through the FIP (Employee Insert Form) takes a relatively long time about 15 minutes. The situation is causing inefficient and ineffective process of data input clerk.

Above problems are obstacles that can hinder employment. Therefore, Employee Information System was established in the area of Tabanan regency government that can handle Employee data input process digitally. Employee data is stored in a structured database making it easier for employees in self insert data. If there is a change and delete data can be quickly handled. This application can also make the process of printing reports.

Keywords: Information Systems, Human Resources, Digital Data Collection, Data Management, Printing Reports


(4)

BERBASIS WEB UNTUK MENUNJANG PENGEMBANGAN

E-GOVERNMENT PADA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN TABANAN

I DEWA MADE AMBARA KUSUMA

10106723

Pembimbing,

Andri Heryandi, S.T., M.T. NIP. 41277006007

Menyetujui,

Ketua Jurusan Teknik Informatika

Mira Kania Sabariah, S.T., M.T. NIP. 41277006008


(5)

BERBASIS WEB UNTUK MENUNJANG PENGEMBANGAN

E-GOVERNMENT PADA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN TABANAN

I DEWA MADE AMBARA KUSUMA

10106723

Penguji I Penguji II

Irawan Afrianto, S.T. Andri Heryandi, S.T., M.T.

NIP. 41277006009 NIP. 41277006007

Penguji III

Tati Harihayati M., S.T., M.T. NIP. 41277006006


(6)

vi LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ...xvii

DAFTAR SIMBOL ...xxi

DAFTAR LAMPIRAN...xxiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 4

1.3. Maksud dan Tujuan ... 4

1.4. Batasan Masalah ... 5

1.5. Metodologi Penelitian... 6

1.6. Sistematika Penulisan ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1. Tinjauan Instansi ... 10

2.1.1. Riwayat Perusahaan ... 10


(7)

vii

2.2. Landasan Teori ...33

2.2.1. Manajemen E-Goverment ...33

2.2.2. Web Server ...47

2.2.3. Web Browser ...47

2.2.4. Website ...48

2.2.5. HTML ...48

2.2.6. PHP Hypertect Processor ...48

2.2.7. Javascript...49

2.2.8. Pemrograman Database...49

2.2.9. Macromedia Dreamweaver ...51

2.2.10. XAMPP ...52

2.2.11. Konsep Perancangan Terstruktur...52

2.2.12. Flowmap...52

2.2.13. Entity Relationship (ERD) ...53

2.2.14. Data Flow Diagram (DFD) ...55

2.2.15. Pengenalan PHP (Personal Home Page) ...56

2.2.16. MySQL...57

2.2.17. Client Sercer ...60

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ...62


(8)

viii

3.1.4. Solusi yang ditawarkan ...66

3.1.5. Software Requirement Spesification (SRS) ...66

3.1.5.1. Kebutuhan Fungsional...66

3.1.5.2. Target User ...67

3.1.5.3. AnalisisPengguna (User)...67

3.1.5.4. Analisa Kebutuhan Sistem...69

3.1.5.5. Analisis Perangkat Keras(Hardware) ...69

3.1.5.6. Analisis Perangkat Lunak (Software) ...71

3.1.5.7. Analisis Perangkat Jaringan...71

3.1.5.8. Detail Ruangan...72

3.1.5.9. Konfigurasi Ruangan...72

3.1.5.10.Detail Ruangan Integrasi Jaringan ...73

3.2. Perancangan Sistem ...73

3.2.1. Entity Relationship Diagram ...74

3.2.2. Konteks Diagram...79

3.2.3. Data Flow Diagram...80

3.2.3.1. DFD Level 1 ...81

3.2.3.2. DFD Level 2 Proses 1...82

3.2.3.3. DFD Level 2 Proses2...83


(9)

ix

3.2.3.8. DFD Level 3 Proses 3.3...88

3.2.3.9. DFD level 3 Proses 3.4 ...89

3.2.3.10. DFD level 3 Proses 3.5 ...90

3.2.3.11. DFD level 3 Proses 3.6 ...91

3.2.3.12. DFD level 3 Proces 3.7...92

3.2.3.13. DFD level 3 Proces 3.8...93

3.2.3.14. DFD level 3 Proces 3.9...94

3.2.3.15. DFD level 3 Proces 3.10...95

3.2.3.16. DFD level 3 Proces 3.11...96

3.2.3.17. DFD level 3 Proces 3.12...97

3.2.3.18. DFD level 3 Proces 3.13...98

3.2.3.19. DFD level 3 Proces 3.14...99

3.2.3.20. DFD level 3 Proces 3.15...100

3.2.3.21. DFD level 3 Proces 3.16...101

3.2.3.22. DFD level 3 Proces 3.17...102

3.2.3.23. DFD level 4...103

3.2.3.24. DFD level 4 level 4.1...104

3.2.3.25. DFD level 4 level 4.2...105

3.2.3.26. DFD level 4 level 4.3...106


(10)

x

3.2.3.31. DFD level 4 level 4.8...111

3.2.3.32. DFD level 4 level 4.9...112

3.2.3.33. DFD level 4 level 4.10...113

3.3. Spesifikasi Proses ...113

3.4. Kamus Data ...155

3.5. Perancangan Sistem ...168

3.5.1. Perancangan Data ...169

3.5.1.1 Tabel Relasi ...169

3.5.1.2 Struktur Tabel ...171

3.5.2. Perancangan Antar Muka ...182

3.5.3. Perancangan Pesan...199

3.5.4. Jaringan Semantik...201

3.5.4.1 Jaringan Semantik Administrator...201

3.5.4.2 Jaringan Semantik Supervisor ...201

3.5.4.3 Jaringan Semantik Operator...202

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN ...203

4.1. Implementasi Sistem...203

4.1.1. Implementasi Perangkat Lunak ...203

4.1.2. Implementasi Perangkat Keras ...204


(11)

xi

4.1.5.2. Implementasi Antarmuka Supervisor ...219

4.1.5.3. Implementasi Antarmuka Operator ...221

4.2. Implementasi Antarmuka ...203

4.3. Pengujian Alpha ...236

4.3.1. Kasus dan Hasil PengujianAlpha...238

4.3.2. Kesimpulan PengujianAlpha...251

4.4. Pengujian Beta (Hasil Kuesioner Pengguna) ...251

4.4.1. Hasil Kuesioner untuk Administrator ...252

4.4.2. Hasil Kuesioner untuk Supervisor ...255

4.4.3. Hasil Kuesioner untuk Operator ...259

4.4.4. Kesimpulan Hasil PengujianBeta...262

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...263

5.1. Kesimpulan...263

5.2. Saran ...263


(12)

xii

Tabel 2.2 Simbol-Simbol ERD...54

Tabel 2.3 Komponen DFD menurut Yourdan dan De Marco...56

Tabel 3.1 Tabel Analisis Masalah ...62

Tabel 3.2 Tabel Analisis Pengguna (User) ...68

Tabel 3.3 Spesifikasi Proses...113

Tabel 3.4 Kamus data ...155

Tabel 3.5 Tabel Relasi ...170

Tabel 3.6 Struktur File Pegawai ...171

Tabel 3.7 Struktur File Agama ...172

Tabel 3.8 Struktur File Anak...172

Tabel 3.9 Struktur File CPNS...173

Tabel 3.10 Struktur File golongan darah ...173

Tabel 3.11 Struktur File Jenis Kelamin ...173

Tabel 3.12 Struktur File Status Kawin...174

Tabel 3.13 Struktur File Pendidikan ...175

Tabel 3.14 Struktur File Photos...175

Tabel 3.15 Struktur File Propinsi ...175

Tabel 3.16 Struktur File Kabupaten...175

Tabel 3.17 Struktur File Kecamatan ...175


(13)

xiii

Tabel 3.22 Struktur File Diklat Fungsional...177

Tabel 3.23 Struktur File Diklat Struktural ...177

Tabel 3.24 Struktur File Diklat Teknis ...178

Tabel 3.25 Struktur File Eselon...178

Tabel 3.26 Struktur File Golongan ...178

Tabel 3.27 Struktur File Instansi ...179

Tabel 3.28 Struktur File Jabatan...179

Tabel 3.29 Struktur File Jabatan Pegawai...179

Tabel 3.30 Struktur File Organisasi...180

Tabel 3.31 Struktur File Jenis Pegawai...180

Tabel 3.32 Struktur File Keanggotaan Organisasi...180

Tabel 3.33 Struktur File Kedudukan Pegawai...181

Tabel 3.34 Struktur File Orang Tua...181

Tabel 3.35 Struktur File Pangkat ...182

Tabel 3.36 Struktur File Pasangan...182

Tabel 4.1 DDL Untuk Tabel Users ...205

Tabel 4.2 DDL Untuk Tabel Users Level ...205

Tabel 4.3 DDL Untuk Tabel Users Logs ...206

Tabel 4.4 DDL Untuk Tabel Pegawai ...206


(14)

xiv

Tabel 4.10 DDL Untuk Tabel Propinsi...209

Tabel 4.11 DDL Untuk Tabel Kabupaten ...209

Tabel 4.12 DDL Untuk Tabel Kecamatan ...210

Tabel 4.13 DDL Untuk Tabel Desa ...211

Tabel 4.14 DDL Untuk Tabel Golongan Darah ...212

Tabel 4.15 DDL Untuk Tabel Photos ...212

Tabel 4.16 DDL Untuk Tabel Pasangan ...212

Tabel 4.17 DDL Untuk Tabel laporan_dukpns ...213

Tabel 4.18 DDL Untuk Tabel Pangkat ...214

Tabel 4.19 DDL Untuk Tabel Unit_kerja ...214

Tabel 4.20 DDL Untuk Tabel Diklat_fungsional...214

Tabel 4.21 DDL Untuk Tabel Diklat_Struktural...215

Tabel 4.22 DDL Untuk Tabel Diklat_Teknis...215

Tabel 4.23 DDL Untuk Nama_diklat_struktural...216

Tabel 4.24 DDL Untuk Tabel Nama_diklat_teknis...216

Tabel 4.25 DDL Untuk Tabel Unit_kerja ...217

Tabel 4.26 Antarmuka Administrator ...217

Tabel 4.27 Antarmuka Supervisor ...219

Tabel 4.28 Antarmuka Operator...221


(15)

xv

Tabel 4.32 Pengujian Kabupaten...244

Tabel 4.33 Pengujian Kecamatan ...245

Tabel 4.33 Pengujian Desa...247

Tabel 4.34 Pengujian Users...248

Tabel 4.35 Kuesioner Administrator 1...252

Tabel 4.36 Kuesioner Administrator 2...252

Tabel 4.37 Kuesioner Administrator 3...253

Tabel 4.38 Kuesioner Administrator 4...253

Tabel 4.39 Kuesioner Administrator 5...254

Tabel 4.40 Kuesioner Administrator 6...254

Tabel 4.41 Kuesioner Administrator 7...255

Tabel 4.42 Kuesioner Supervisor 1 ...255

Tabel 4.43 Kuesioner Supervisor 2 ...256

Tabel 4.44 Kuesioner Supervisor 3 ...256

Tabel 4.45 Kuesioner Supervisor 4 ...257

Tabel 4.46 Kuesioner Supervisor 5 ...258

Tabel 4.47 Kuesioner Supervisor 6 ...258

Tabel 4.48 Kuesioner Supervisor 7 ...259

Tabel 4.48 Kuesioner Operator 1 ...259


(16)

(17)

xvii

Gambar 2.2 Kesenjangan E-Gov antar Pemda dalam suatu daerah...36

Gambar 3.1 Flowmap pendataan pemilih ... 65

Gambar 3.2 Flowmap manajemen data kepegawaian ... 65

Gambar 3.3 Detail ruangan ... 72

Gambar 3.4 Konfigurasi Jaringan... 73

Gambar 3.5 Detail ruangan Integrasi Jaringan ... 73

Gambar 3.6 Entity Relationship Diagram ...75

Gambar 3.7. Konteks Diagram ... 79

Gambar 3.8 DFD Level 1... 81

Gambar 3.9. DFD Level 2 proses 1 ... 82

Gambar 3.10. DFD Level 2 proses 2 ... 83

Gambar 3.11. DFD Level 3 proses 1 ... 84

Gambar 3.12. DFD Level 3 proses 2.1 ... 85

Gambar 3.13. DFD Level 3 proses 3.1 ... 86

Gambar 3.14. DFD Level 3 proses 3.2 ... 87

Gambar 3.15. DFD Level 3 proses 3.3 ... 88

Gambar 3.17. DFD Level 3 proses 3.5 ... 89

Gambar 3.18. DFD Level 3 proses 3.6 ... 90

Gambar 3.19. DFD Level 3 proses 3.7 ... 91


(18)

xviii

Gambar 3.24. DFD Level 3 proses 3.12 ... 96

Gambar 3.25. DFD Level 3 proses 3.13 ...97

Gambar 3.26. DFD Level 3 proses 3.14 ... 98

Gambar 3.27. DFD Level 3 proses 3.15 ... 99

Gambar 3.28. DFD Level 3 proses 3.16 ...100

Gambar 3.29. DFD Level 3 proses 3.17 ...101

Gambar 3.30. DFD Level 4 ...102

Gambar 3.31. DFD Level 4 proses 4.1 ...103

Gambar 3.32. DFD Level 4 proses 4.2 ...104

Gambar 3.33. DFD Level 4 proses 4.3 ...105

Gambar 3.34. DFD Level 4 proses 4.4 ...106

Gambar 3.35. DFD Level 4 proses 4.5 ...107

Gambar 3.36. DFD Level 4 proses 4.6 ...108

Gambar 3.37. DFD Level 4 proses 4.7 ...109

Gambar 3.38. DFD Level 4 proses 4.8 ...110

Gambar 3.39. DFD Level 4 proses 4.9 ...111

Gambar 3.40 DFD Level 4 proses 4.10 ...112

Gambar 3.41. Tabel Relasi ...170

Gambar 3.42 Struktur Menu Administrator ...183


(19)

xix

Gambar 3.47 Form Daftar User...187

Gambar 3.48 Form Tambah User ...188

Gambar 3.49 Form Daftar Identitas Pegawai...189

Gambar 3.50 Form Tambah Pegawai Baru...190

Gambar 3.51 Form Instansi ...191

Gambar 3.52 Form Unit Kerja ...192

Gambar 3.53 Form Kecamatan...193

Gambar 3.54 Form Desa ...194

Gambar 3.55 Form Struktural ...195

Gambar 3.56 Form Fungsional...196

Gambar 3.57 Form Diklat Teknis...197

Gambar 3.58 Form Photos ...198

Gambar 3.59 Perancangan Pesan...199

Gambar 3.60 Perancangan Pesan 2...200

Gambar 3.61 Jaringan Semantik Administrator ...201

Gambar 3.62 Jaringan Semantik Supervisor ...202

Gambar 3.63 Jaringan Semantik Operator ...203

Gambar 4.1 Login User...222

Gambar 4.2 Halaman Home Administrator ...223


(20)

xx

Gambar 4.7 Halaman Daftar Instansi ...227

Gambar 4.8 Halaman Daftar Unit Kerja ...228

Gambar 4.9 Halaman Daftar User ...228

Gambar 4.10 Halaman Penambahan User ...229

Gambar 4.11 Halaman Daftar Propinsi...230

Gambar 4.12 Halaman Menu Kepegawaian ...231

Gambar 4.13 Halaman Pengangkatan Sebagai CPNS ...232

Gambar 4.14 Halaman Pengangkatan Sebagai PNS...232

Gambar 4.15 Halaman Formulir Isian Pegawai 1 ...233

Gambar 4.16 Halaman Formulir Isian Pegawai 2 ...234

Gambar 4.17 Halaman Formulir Isian Pegawai 3 ...235

Gambar 4.18 Halaman Formulir Isian Pegawai 4 ...235

Gambar 4.19 Halaman Formulir Isian Pegawai 5 ...235

Gambar 4.20 jendela popup hapus pegawai...236


(21)

xxi

Simbol Nama Keterangan

Entity Menunjukkan himpunan entitas

Garis Menunjukkan penghubung antara himpunan relasi dengan himpunan entitas dan himpunan entitas dengan atributnya

Belah ketupat / Relationship

Menunjukkan himpunan relasi

Atribut Menunjukan item data yang menjadi bagian dari suatu entitas

2. SimbolData Flow Diagram

Simbol Nama Keterangan

Proses Menunjukkan kegiatan / kerja yang dilakukan oleh orang, mesin atau komputer

Terminator Menunnjukkan bagian dari luar

Arus / Aliran data

Menunjukkan arus dari proses

Datastore Menunjukkan simpanan dari data yang dapat berupa suatu file / database di sistem komputer


(22)

xxii Garis alir

(flow line)

Arah aliran program

Proses Proses perhitungan/proses pengolahan data

Input/outputdata Proses input/output data, parameter, informasi

Decision Perbandingan pernyataan, penyeleksian data yang memberikan pilihan untuk langkah selanjutnya


(23)

xxiii

Lampiran B Hasil Kuesioner ... B-1 Lampiran C Surat Penelitian ... C-1 Lampiran D Buku Panduan Sistem Informasi Kepegawaian………. D-1


(24)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Salah satu unsur pendukung pelaksanaan fungsi manajemen adalah sebuah organisasi, keberadaan dan kelancaran aktifitas pegawai atau karyawan dalam kegiatan organisasi tersebut. Sistem kepegawaian di pemerintahan/perusahaan adalah untuk kelancaran tugas organisasi, kelancaran aktifitas administrasi dan menjadi unsur pendukung pelaksanaan fungsi dari manajemen sebuah organisasi. Pemanfaatan teknologi informasi dapat menghasilkan efisiensi dalam berbagai aspek pengelolaan informasi yang ditunjukkan oleh kecepatan dan ketepatan waktu pemrosesan, serta ketelitian dan kebenaran informasi (validitas) yang dihasilkan. Hal ini berkaitan dengan penggunaan perangkat keras komputer (hardware), program aplikasi pendukung (software), perangkat komunikasi dan internet sebagai sarana pengelolaan informasi.

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dewasa ini sudah berkembang pesat. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dimana banyak terdapat perusahaan kecil, menengah, dan besar yang mebutuhkan teknologi informasi yang dapat menangani permasalahan dan kegiatan administrasi yang sangat kompleks. Pemanfaatan TIK tidak hanya dibutuhkan pada perusahaan saja, melainkan


(25)

sangat berguna untuk badan atau organisasi milik negara yang dapat menunjang proses kegiatan yang terjadi didalamnya. Banyak hal yang bisa dirasakan oleh perusahaan atau organisasi jika memanfaatkan TIK seperti halnya kegiatan administrasi bisa berjalan efektif dan efisien, paperless office, lebih mudah dalam pencarian maupun proses manipulasi data dan masih banyak lagi.

Namun, tidak semua perusahaan maupun organisasi memanfaatkan TIK khususnya dalam bidang teknologi informasi dalam proses kegiatannya. Hal tersebut terjadi karena beberapa faktor, antara lain perusahaan atau organisasi tersebut tidak memerlukan sistem informasi dikarenakan kegiatan administrasi dan karyawannya masih dalam skala kecil, kurang pekanya pelaku bisnis, pegawai maupun pemimpin akan kemajuan sistem informasi maupun kegiatan administrasi masih bisa ditangani secara manual oleh perusahaan atau organisasi tersebut.

Pada Badan Kepegawaian Daerah (BKD) mempunyai permasalahan kegiatan yang kompleks seperti input data pegawai masih manual melalui media kertas atau formulir isian pegawai (FIP). Dalam menginputkan data pegawai pada FIP tersebut memerlukan waktu sekitar 10-15 menit. Data pegawai pada pemkab Tabanan berjumlah lebih dari 10.000 pegawai. Penumpukan data pegawai dalam berkas kertas tidaklah efisien jika petugas ingin melakukan pengolahan data pegawai tersebut. Proses pencarian juga memerlukan waktu yang relatif lama. Jika data pegawai mengalami kerusakan, maka BKD akan kehilangan data pegawai. Oleh karena itu,


(26)

BKD sangat membutuhkan sistem informasi manajemen kepegawaian yang mampu menangani permasalahan kompleks tersebut. Hal tersebut dikarenakan, BKD merupakan sebuah instansi pemerintahan yang menangani administrasi kepegawaian pemerintah dimana data kepegawaian dalam satu kabupaten skalanya besar. Jika tidak ditangani secara komputerisasi dalam bentuk data digital, maka data-data tersebut akan menumpuk dan bisa terjadi banyak kesalahan didalamnya seperti susahnya proses manipulasi (insert, update, delete) dan pencarian data yang memakan waktu yang cukup banyak sehingga dapat menghambat kegiatan yang lain.

Permasalahan-permasalahan diatas dapat diatasi dengan adanya pemanfaatan dan penerapan TIK yaitu dengan melakukan pembuatan Sistem Informasi Kepegawaian (SIMPEG) pada BKD. SIMPEG sangat penting dalam memberikan pelayanan kepada seluruh personalia yang ada karena pegawai merupakan aset penting dalam penyelenggaraan organisasi yang perlu dikelola dengan baik. Pengelolaan pegawai yang baik dalam lingkup kecil akan meningkatkan kinerja pegawai dan dalam lingkup yang lebih besar dan akan membawa perbaikan kinerja perusahaan/pemerintah secara keseluruhan. Mengingat pentingnya pengelolaan data pegawai tersebut, maka peningkatan kualitas pengelolaan kepegawaian melalui implementasi Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian merupakan salah satu prioritas dalam tahapan pengembangane-government.


(27)

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat dirumuskan masalah yaitu bagaimana membuat Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian untuk menunjang pengembangan e-government pada Badan Kepegawaian Daerah Pemerintah Kabupaten Tabanan.

1.3 Maksud dan Tujuan

Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka maksud dari penulisan tugas akhir ini adalah untuk Pembuatan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian untuk menunjang pengembangan e-government pada Badan Kepegawaian Daerah Pemerintah Kabupaten Tabanan.

Tujuan sistem ini mengucu pada tata urut administratif di bidang kepegawaian yang secara dinamis ditujukan untuk :

1. Menuju pada terwujudnya paperless office yang secara tidak langsung merupakan upaya dukungan pada kerangka besar efektifitas kerja.

2. Menerapkan perluasan sarana kerja berbasis teknologi tinggi yang mudah namun efektif dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan secara internal maupun eksternal.


(28)

1.4 Batasan Masalah/Ruang Lingkup kajian

Agar dalam pengembangan sistem informasi kepegawaian ini dapat mencapai sasaran dan tujuan yang diharapakan, maka permasalahan yang ada dibatasi sebagai berikut :

1. Secara prosedural, sistem ini dapat menangani proses : a. Pengolahan data kepegawaian Pemkab Tabanan

b. Pencarian data pagawai dapat lebih mudah, lebih cepat,lebih akurat dan lebih lengkap serta menghemat banyak tenaga dan waktu.

c. Pencetakan laporan/report.

2. Sistem ini berbasis client servermenggunakan topologi jaringanstarsehingga dapat diakses oleh banyak user yang telah ditentukan dalam waktu yang bersamaan. Jika terjadi gangguan terhadap komputer client maka komputer clientdanserverlainnya tidak terganggu.

3. Sistem ini berbasis web menggunakan bahasa pemrograman Web (Web Scripting) PHP,databaseMySQL danwebserver Apache.

4. Sistem ini berjalan menggunakan sistem operasi windows XP (recomended) dan dapat digunakan dibeberapa sistem operasi lainnya

5. Sistem security yang digunakan terbagi atas 3 user management utama administrator, supervisor dan operator yang mempunyai tugas yang telah ditentukan masingmasing,userdapat ditambah jumlahnya sesuai kebutuhan.


(29)

Dengan pembatasan masalah tersebut diharapkan agar jangan sampai menyimpang dari topik yang terdapat dalam tugas akhir ini. Sedangkan hal lain yang ada hubungannya dengan masalah ini adalah sebagai pendukung saja, sehingga pembahasan yang ada semakin jelas.

1.5 Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

1. Tahap Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam tahap ini adalah sebagai berikut :

a. Studi Literatur

Teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan literatur, jurnal,

paper dan bacaan-bacaan yang berkaitan dengan permasalahan yang diambil.

b. Observasi

Teknik pengumpulan data dengan mengadakan penelitian dan peninjauan langsung terhadap permasalahan yang diambil.

c. Interview

Teknik pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab secara langsung terhadap permasalahan yang diambil.


(30)

2. Tahap Pembuatan Perangkat Lunak

Teknik analisis data dalam pembuatan perangkat lunak menggunakan paradigma perangkat lunak secara waterfall, yang meliputi beberapa proses diantaranya:

a. Sistem / Information Engineering

Merupakan bagian dari sistem yang terbesar dalam pengerjaan suatu proyek, dimulai dengan menetapkan berbagai kebutuhan dari semua elemen yang diperlukan sistem dan mengalokasikannya kedalam pembentukan perangkat lunak.

b. Analisis

Merupakan tahap menganalisis hal-hal yang diperlukan dalam pelaksanaan proyek pembuatan perangkat lunak.

c. Design

Tahap penerjemahan dari data yang dianalisis kedalam bentuk yang mudah dimengerti olehuser.

d. Coding

Tahap penerjemahan data atau pemecahan masalah yang telah dirancang keadalam bahasa pemrograman tertentu.

e. Pengujian


(31)

f. Maintenance

Tahap akhir dimana suatu perangkat lunak yang sudah selesai dapat mengalami perubahanperubahan atau penambahan sesuai dengan

permintaanuser. 1.6. Sistematika Penulisan

membahas mengenai latar belakang, perumusan masalah, pembatasan masalah, manfaat penelitian, tujuan penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini akan membahas mengenai latar belakang, perumusan masalah, pembatasan masalah, manfaat penelitian, tujuan penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Bab ini akan membahas tentang konsep dasar dan pengertian tentang sistem informasi dan manajemen basis data serta teknologi yang mendukung terbentuknya suatu sistem informasi berbasisweb.

BAB III : PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

Dalam bab ini akan dibahas perancangan atau alur diagram aplikasi sistem informasi kepegawaian yang berbasis web. Disini akan dibahas berbagai aspek yang perlu dipertimbangkan dalam pembuatan aplikasi tersebut, dan dijelaskan pula struktur dan tahapan proses aplikasi yang dibuat.


(32)

BAB IV : IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

Bab ini berisi contoh eksekusi program dan memberikan penjelasannya secara ringkas, eksekusi porgram yang dibahas adalah eksekusi program untuk pencarian data, menambah data, melihat data dan ubah data dari basis data.

BAB V : PENUTUP

Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil pengujian dan analisa serta saran- saran yang disampaikan dalam menyempurnakan penulisan laporan yang telah dibuat.


(33)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Instansi 2.1.1 Riwayat Perusahaan

Dalam suatu Organisasi Pegawai merupakan unsur penting sebagai motor penggerak yang akan menjalankan roda organisasi mencapai tujuan, sejalan dengan itu maka lembaga yang mengelola/menangani kepegawaian harus mendapat perhatian agar dapat diwujudkan dan dibentuk pegawai yang berkualitas, berdedikasi yang tinggi serta memiliki moralitas.

Untuk mewujudkan Kepegawaian yang handal, Pemerintah telah beberapa kali mengadakan penyesuaian atau perubahan terhadap aturan Kepegawaian mulai dari UU Nomor 8 Tahun 1974 yang diubah dengan UU Nomor 43 Tahun 1999 tentang pokok-pokok Kepegawaian serta perubahan terhadap beberapa peraturan pemerintah sebagai tindak lanjut dari undang-undang Kepegawaian tersebut. Oleh karena lembaga memegang peranan yang pentingmaka seiring dengan perkembangan jaman, serta tuntutan masyarakat yang membawa konsekuensi pada meningkatnya beban tugas, maka Pemerintah juga mengadakan peraturan tentang peraturan Kelebagaan yang menangani bidang Kepegawaian.

Pada awalnya lembaga yang membidangi Kepegawaian di Kabupaten Tabanan disebut Bagian Kepegawaian, penetapan Bagian Kepegawaian mengacu pada Perda Kabupaten Tabanan Nomor 7 Tahun 1989 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Wilayah/Daerah Tk. II Tabanan dan Sekretariat DPRD


(34)

Daerah Tingkat II Tabanan. Selanjutnya dengan berlakunya UU Nomor 22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah dimana daerah diberi kekuasaan dalam pembentukan Kelembagaan sesuai dengan potensi dan kebutuhan Daerah, maka Pemerintah memberikan PP Nomor 84 Tahun 2000 tentang pola Penyusunan Perangakat Daerah, sebagai tindak lanjut di Daerah terjadi penggabungan beberapa fungsi, antara lain fungsi Kepegawaian digabung dengan fungsi Organisasi, sehingga berdasarkan Perda Kabupaten Tabanan Nomor 2 Tahun 2001 bagian Kepegawaian diubah menjadi Bagian Kepegawaian dan Organisasi, bagian ini berada dibawah secretariat Daerah. Pada tahun 2002, dengan tetap berpedoman pada PP 84 Tahun 2000, diadakan perubahan terhadap lembaga yang menangani Kepegawaian Daerah, hal ini dimaksudkan untuk pencapaian pelayanan karena meningkatkanya beban kerja, perubahan ini ditetapkan dengan Perda Kabupaten Tabanan Nomor 19 Tahun 2002 tentang penyempurnaan Perda Nomor 2 Tahun 2001, namun Perda ini baru berlaku efektif pada April 2003, saat mana jabatan pada Badan Kepegawaian Daerah telah diisi dan penjabatnya telah dilantik sesuai kebutuhan yang berlaku, selanjutnya dalam Perda ditetapkan, Badan Kepegawaian Daerah selanjutnya disingkat BKD adalah merupakan lembaga teknis Daerah yang mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam biang Kepegawaian.

Sebagai lembaga teknis Daerah yang mempunyai tugas pokok membantu Bupati di bidang Kepegawaian, Badan Kepegawaian Daerah dituntut untuk menyiapkan aparatur yang bersih, berwibawa, bermoral, professional serta bebas Nepotisme, Korupsi dan Kolusi (NKK). Hal ini dimaksudkan agar Badan


(35)

Kepegawaian Daerah dapat lebih meningkatkan kualitas pelayanan serta mampu membuat respon yang cepat terhadap tuntutan kerja dan beban kerja yang semakin meningkat.

2.1.2 Bentuk dan Badan Hukum Badan Kepegawaian Daerah

Badan Kepegawaian Daerah merupakan lembaga teknis Daerah dibidang Kepegawaian. Berada dibawah naungan Pemerintah Kabupaten Tabanan.

2.1.3 Struktur Organsisasi Perusahaan

Organisasi dalam arti bagan adalah kelompok orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan. Dari pengertian tersebut diatas dapat dicari suatu kesimpulan tentang pengertian organisasi secara universal mengandung pengertian sebagai kumpulan orang-orang yang bekerja sama dengan dasar persamaan tujuan.

Organisasi perusahaan sangat penting dalam menjamin kelangsungan dan kelancaran mekanisme kerja perusahaan, adanya organisasi dimaksudkan untuk menciptakan suatu sistem pembagian kerja atau tugas yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan sehingga mempermudah kegiatan operasional perusahaan dalam mencapai tujuan

Struktur organisasi pada Badan Kepegawain Daerah Kabupaten Tabanan mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2003 dan ditindak lanjuti dengan Perda Kabupaten Tabanan Nomor 3 Tahun 2006 adalah sebagai berikut :


(36)

Gambar 2.1 Bagan Susunan Organisasi

2.1.4 Bidang Pekerjaan Badan Kepegawaian Daerah

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Tabanan Nomor 3 Tahun 2006, uraian tugas jabatan ditetapkan dengan rincian sebagai berikut :


(37)

Kepala BKD mempunyai tugas :

1. Menyusun program kerja Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Tabanan berdasarkan rpjpd, rpjmd, rkpd dan rencana strategis Kabupaten; 2. Merumuskan kebijaksanaan teknis bidang kepegawaian berdasarkan

kewenangan yang ada dan kondisi obyektif di lapangan sebagai pedoman dalam melaksanakan tugas;

3. Mendistribusikan tugas kepada bawahan sesuai bidangnya berdasarkan ketentuan yang berlaku;

4. Membina bawahan dalam pencapaian program dengan memberi petunjuk pemecahan masalah agar bawahan mampu melaksanankan tugas yang sudah berjalan sesuai dengan kentetuan yang berlaku;

5. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan pada tahun yang sudah berjalan berdasarkan rencana dan realisasi sebagai bahan dalam penyusunan sasaran tahun berikutnya;

6. Menilai prestasi kerja bawahan berdasarkan rencana kerja, hasil yang dicapai, ketentuan yang berlaku sebagai bahan pertimbangan karier; 7. Merumuskan kebijaksanaan bupati dalam pengadaan, pengangkatan dan

pemindahan serta pemberhentian dalam jabatan dan pangkat, pembinaan, kesejahteraan, pendidikan dan latihan serta pemberhentian pegawai berdasarkan ketentuan yang berlaku;

8. Melaksanakan pengadaan, pengangkatan dan pemberhentian dalam jabatn dan pangkat serta peberhentian pegawai sesuai dengan ketentuan yang berlaku;


(38)

9. Menyelenggarakan kesejahteran dan pemberian penghargaan kepada pegawai sesuai ketentuan yang berlaku;

10. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan prajabatan dan dalam jabatan bagi pegawai untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna pegawai sesuai kebutuhan yang berlaku;

11. Mengkaji dan menganalisa permasalahan kepegawaian untuk mendapatkan pemecahan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

12. Menginventarisasi permasalahan perencanaan dan keuangan serta memberikan alternatif pemecahannya;

13. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan;

14. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada bupati melalui sekretaris daerah sesuai dengan ketentuan yang berlaku sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas.

Kepala Bagian Tata usaha mempunya tugas :

1. Menyusun program kerja Bagian Tata Usaha berdasarkan rpjpd, rpjmd, rkpd dan rencana strategis Kabupaten;

2. Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan pedoman kerja yang telah ditetapkan agar tugas-tugas terbagi habis;

3. Mengkoordinasi para kepala sub bagian agar terjalin kerja sama yang baik dan saling mendukung;

4. Membimbing/memberi petunjuk kepada para kepala sub bagian dan bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan dengan lancar;


(39)

5. Menilai hasil pelaksanaan urusan umum, kepegawaian dan keuangan BKD berdasarkan ketentuan yang berlaku;

6. Melaksanakan pengelolaan urusan umum, kepegawaian dan keuangan BKD berdasarkan ketentuan yang berlaku;

7. Mengatur pelaksanaan urusan rumah tangga, tata usaha, kepegawaian, keuangan dan perjalanan dinas pada BKD sesuai ketentuan yang berlaku; 8. Mengkoordinasi dan memberikan pelayanan administrasi bidang-bidang

sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk sinkronisasi pelaksanaan tugas;

9. Menyusun laporan kegiatan BKD berdasarkan ketentuan yang berlaku untuk kelancaran pelaksanaan tugas;

10. Menganalisa permasalahan pada sekretariat BKD untuk dapat memberikan pemecahan yang benar;

11. Menginventarisasi permasalahan bagian tata usaha serta memberikan alternatif pemecahannya;

12. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan;

13. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada kepala badan sesuai ketentuan yang berlaku sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas.

Sub Bagian Umum

1. Menyusun rencana kerja sub bagian umum dan kepegawaian sesuai dengan dokumen rencana yang ada;

2. Membagi tugas kepada bawahan sesuai pedoman kerja yang telah ditetapkan agar tugas-tugas terbagi habis;


(40)

3. Memberi petunjuk kepada bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan sesuai dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku;

4. Menilai hasil prestasi kerja bawahan dengan jalan memonitor dan mengevaluasi hasil kerja untuk pedoman pengembangan karier;

5. Melaksanakan urusan rumah tangga, perlengkapan dan kepegawaian BKD berdasarkan ketentuan yang berlaku;

6. Menyelenggarakan administrasi kearsipan pola baru BKD berdasarkan ketentuan yang berlaku;

7. Mempersiapkan laporan kegiatan BKD berdasarkan ketentuan yang berlaku;

8. Mengevaluasi kegiatan sub bagian umum berdasarkan ketentuan yang berlaku untuk penyempurnaan kegiatan sebelumnya;

9. Menginventarisasi permasalahan sub bagian umum serta memberikan alternatif pemecahannya;

10. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan atasan;

11. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan sesuai ketentuan yang berlaku sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas.

Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan mempunya tugas :

1. Menyusun rencana kerja sub bagian perencanaan dan keuangan sesuai dengan rencana yang ada;

2. Membagi tugas kepada bawahan sesuai pedoman kerja yang telah ditetapkan agar tugas-tugas terbagi habis;


(41)

3. Memberi petunjuk kepada bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan sesuai dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku;

4. Menilai hasil prestasi kerja bawahan dengan jalan memonitor dan mengevaluasi hasil kerja untuk pedoman pengembangan karier;

5. Menyusun rencana anggaran BKD berdasarkan ketentuan yang berlaku; 6. Melaksanakan pengamperahan, pendistribusikan dan penyimpanan

anggaran BKD berdasarkan ketentuan yang berlaku agar tugas berjalan lancar;

7. Mengevaluasi penyelenggaraan keuangan BKD berdasarkan ketentuan yang berlakuagar penggunannya sesuai dengan program yang ditetapkan; 8. Menginventarisasi permasalahan sub bagian umum serta memberikan

alternatif pemecahannya;

9. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan atasan;

10. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan sesuai ketentuan yang berlaku sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas.

Bidang Perencanaan dan Pengembangan Pegawai mempunya tugas :

1. Menyusun program kerja Bidang Perencanaan dan Pengembangan Pegawai berdasarkan rpjpd, rpjmd, rkpd dan rencana strategis Kabupaten; 2. Membagi tugas kepada bawahan sesuai pedoman kerja yang telah

ditetapkan agar tugas-tugas terbagi habis;

3. Mengkoordinasi para kepala sub bidang agar terjalin kerja sama yang baik dan saling mendukung;


(42)

4. Membimbing/memberi petunjuk kepada para kepala sub bidang dan bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan dengan lancar;

5. Menilai hasil pelaksanaan kegiatan para kepala sub bidang dan bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan lancar;

6. Menyusun formasi pegawai, merencanakan pengadaan dan penyebaran pegawai sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

7. Menyelenggarakan pembinaan pegawai berdasarkan ketentuan yang berlaku untuk meningkatkan disiplin dan kinerja pegawai;

8. Melaksanakan pengangkatan dan pemberhentian dalam jabatan sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

9. Menginventarisasi permasalahan di bidang perencanaan dan pengembangan pegawai serta memberikan alternatif pemecahannya; 10. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan;

11. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada kepala badan sesuai ketentuan yang berlaku sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas.

Sub Bidang Perencanaan Pegawai mempunya tugas :

1. Menyusun rencana kerja sub bidang perencanaan dan keuangan sesuai dengan rencana yang ada;

2. Membagi tugas kepada bawahan sesuai pedoman kerja yang telah ditetapkan agar tugas-tugas terbagi habis;

3. Memberi petunjuk kepada bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan sesuai dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku;


(43)

4. Menilai hasil prestasi kerja bawahan dengan jalan memonitor dan mengevaluasi hasil kerja untuk pedoman pengembangan karier;

5. Mengumpulkan, mengelola data dan formasi pegawai berdasarkan ketentuan yang berlaku;

6. Melakukan penyusun rencana kebutuhan pegawai, penyelenggaraan simpeg berdasarkan ketentuan yang berlaku;

7. Melakukan pengadaan cpns, penempatan cpns, dan pengujian kesehatan cpns;

8. Melaksanakan pemberian informasi kepegawaian berdasarkan ketentuan yang berlaku;

9. Menginventarisasi permasalahan sub bidang perencanaan pegawai serta memberikan alternatif pemecahannya;

10. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan atasan;

11. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan sesuai ketentuan yang berlaku sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas.

Sub Bidang Pengembangan Pegawai mempunya tugas :

1. Menyusun rencana kerja sub bidang pengembangan pegawai sesuai dengan rencana yang ada;

2. Membagi tugas kepada bawahan sesuai pedoman kerja yang telah ditetapkan agar tugas-tugas terbagi habis;

3. Memberi petunjuk kepada bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan sesuai dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku;


(44)

4. Menilai hasil kerja bawahan dengan jalan memonitor dan mengevaluasi hasil kerja untuk pedoman pengembangan karier;

5. Mengumpulkan data jabatan unit-unit verja di lingkungan pemerintah Kabupaten Tabanan berdasarkan ketentuan yang berlaku;

6. Menyusun naskah keputusan bupati tentang mutasi jabatan pns berdasarkan ketentuan yang berlaku;

7. Melakukanpembinaan pegawai untuk peningkatan disiplin dan kinerja pegawai;

8. Melakukan penyusunan rencana penyelenggaraan ujian dinas sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

9. Menginventarisasi permasalahan sub bidang pengembangan pegawai serta memberikan alternatif pemecahannya;

10. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan atasan;

11. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan sesuai ketentuan yang berlaku sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas.

Bidang Mutasi mempunya tugas :

1. Menyusun program kerja bidang mutasi berdasarkan rpjpd, rpjmd, rkpd dan rencana strategis Kabupaten;

2. Membagi tugas kepada bawahan sesuai pedoman kerja yang telah ditetapkan agar tugas-tugas terbagi habis;

3. Mengkoordinasi para kepala sub bidang agar terjalin kerja sama yang baik dan saling mendukung;


(45)

4. Membimbing/memberi petunjuk kepada para kepala sub bidang dan bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan dengan lancar;

5. Menilai hasil pelaksanaan kegiatan para kepala sub bidang dan bawahan serta menilai prestasi kerjanya sebagai bahan pengembangan karier;

6. Menyusun dan melaksanakan kebijaksanaan kepala BKD dalam bidang mutasi kepangkatan dan gaji, pensiun pns serta kedudukan hukum pegawai sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

7. Membuat kajian, telahaan berkaitan dengan penyelenggaraan disiplin yang dilakukan oleh pegawai serta mempersiapkan tindakan hukum yang diberikan;

8. Memproses usul kenaikan pangkat pegawai negeri sipil daerah berdasarkan ketentuan yang berlaku;

9. Memproses usul pensiun dan kenaikan pangkat pengabdian pegawai negeri sipil daerah berdasarkan ketentuan yang berlaku

10. Menganalisa permohonan berhenti atau pemberhentian pegawai, perpindahan pns antar daerah berdasarkan ketentuan yang berlaku;

11. Menginventarisasi permasalahan bidang mutasi pegawai serta alternatif pemecahannya;

12. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan;

13. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada kepala badan sesuai ketentuan yang berlaku sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas.


(46)

Sub Bidang Mutasi mempunya tugas :

1. Menyusun rencana kerja sub bidang mutasi pegawai sesuai dengan rencana yang ada;

2. Membagi tugas kepada bawahan sesuai pedoman kerja yang telah ditetapkan agar tugas-tugas terbagi habis;

3. Memberi petunjuk kepada bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan sesuai dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku;

4. Menilai hasil kerja bawahan dengan jalan memonitor dan mengevaluasi hasil kerja untuk pedoman pengembangan karier;

5. Menyusun daftar nominatif kenaikan pangkat, daftar peserta ujian kenaikan pangkat penyesuain ijasah, serta persetujuan peningkatan pendidikan pegawai sesuai ketentuan yang berlaku;

6. Mempersiapkan dan meniliti van usul pengangkatan cpnsd kabupaten Tabanan, kenaikan pangkat dan kenaikan gaji berkala berdasarkan ketentuan yang berlaku;

7. Menyusun persetujuan pertimbangan teknis kenaikan pangkat pejabat struktural dan fungsional umum berdasarkan ketentuan yang berlaku; 8. Membuat naskah keputusan bupati tentang kenaikan pangkat pegawai

negeri sipil daerah berdasarkan pertimbangan teknis kepala badan kepegawaian negara dan ketentuan yang berlaku;

9. Melakukan pembinaan pegawai untuk peningkatan disiplin dan kinerja pegawai;


(47)

10. Memproses perpindahan pns antar daerah sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

11. Menginventarisasi permasalahan sub bidang mutasi pegawai serta memberikan alternatif pemecahannya;

12. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan atasan;

13. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan sesuai ketentuan yang berlaku sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas.

Sub Bidang Pensiun dan Kedudukan Hukum Pegawai mempunya tugas :

1. Menyusun rencana kerja sub bidang Pensiun dan Kedudukan Hukum Pegawai sesuai dengan rencana yang ada;

2. Membagi tugas kepada bawahan sesuai pedoman kerja yang telah ditetapkan agar tugas-tugas terbagi habis;

3. Memberi petunjuk kepada bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan sesuai dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku;

4. Menilai hasil kerja bawahan dengan jalan memonitor dan mengevaluasi hasil kerja untuk pedoman pengembangan karier;

5. Menyusun daftar nominatif pegawai yang akan pensiun sesuai ketentuan yang berlaku;

6. Mempersiapkan van usulan, pensionan pegawai deserta janda/duda pegawai berdasarkan ketentuan yang berlaku;

7. Mengolah van dan menyusun naskah keputusan bupati tentang pemberhentian pegawai negeri sipil daerah sesuai ketentuan yang berlaku;


(48)

8. Mengumpulkan, megolah data pelanggaran disiplin pegawai serta pns sesuai ketentuan yang berlaku;

9. Melakukan pembinaan pegawai untuk peningkatan disiplin dan kinerja pegawai;

10. Memproses perpindahan pns antar daerah sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

11. Menginventarisasi permasalahan sub Pensiun dan Kedudukan Hukum Pegawai serta memberikan alternatif pemecahannya;

12. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan atasan;

13. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan sesuai ketentuan yang berlaku sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas.

Bidang Administrasi dan Kesejahteraan Pegawai mempunya tugas :

1. Menyusun program kerja Bidang Administrasi dan Kesejahteraan Pegawai berdasarkan rpjpd, rpjmd, rkpd dan rencana strategis Kabupaten;

2. Membagi tugas kepada bawahan sesuai pedoman kerja yang telah ditetapkan agar tugas-tugas terbagi habis;

3. Mengkoordinasi para kepala sub bidang agar terjalin kerja sama yang baik dan saling mendukung;

4. Membimbing/memberi petunjuk kepada para kepala sub bidang dan bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan dengan lancar;

5. Menilai hasil pelaksanaan kegiatan para kepala sub bidang dan bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan lancar;


(49)

6. Melaksanakan tata usaha pegawai meliputi menyiapkan usulan pengadaan kartu pegawai, kartu karsu, taspen, serta pengalihan hak-hak pegawai lainnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

7. Melaksanakan pengadaan penyusunan daftar unit kepangkatan (duk);, cuti, ijin perkawinan/perceraian sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

8. Melaksanakan pelayanan informasi kepegawaian serta pengembangan data pegawai dan kearsipan pegawai pada pemkab Tabanan;

9. Menyusun rencana, mengurus peningkatan kesejahteraan pegawai pemberian penghargaan slks dan penghargaan kepada pegawai termasuk yang pensiun, janda dan duda;

10. Melaksanakan pengujian kesehatan pegawai berdasarkan laporan dari unit kerja terkait dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

11. Mengolah bahan dan menyusun naskah keputusan bupati tentang pemberian penghargaan pegawai negeri sipil daerah sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

12. Menginventarisasi permasalahan di bidang Administrasi dan Kesejahteraan pegawai serta memberikan alternatif pemecahannya;

13. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan;

14. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada kepala badan sesuai ketentuan yang berlaku sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas.


(50)

Sub Bidang Administrasi Pegawai mempunya tugas :

1. Menyusun rencana kerja sub bidang Administrasi Pegawai sesuai dengan rencana yang ada;

2. Membagi tugas kepada bawahan sesuai pedoman kerja yang telah ditetapkan agar tugas-tugas terbagi habis;

3. Memberi petunjuk kepada bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan sesuai dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku;

4. Menilai hasil kerja bawahan dengan jalan memonitor dan mengevaluasi hasil kerja untuk pedoman pengembangan karier;

5. Melaksanakan tata usa pegaai meliputi menyiapkan usulan pengadaan kartu pegawai, kartu karsu, taspen, serta pengurusan hak-hak pegawai lainya sesuai ketentuan yang berlaku;

6. Melaksanakan pegadaan penyusunan daftar urut kepagkatan (duk), cuti, ijin perkawinan/perceraian sesuai ketentuan yang berlaku;

7. Melaksanakan pelayanan informasi kepegawaian serta pengembangan data pegawai dan data kearsipan pegawai pada Pemkab Tabanan;

8. Mengumpulkan, mengolah laboran pegawai Saint perla mempersiapkan pengujian kesehatan pegawai sakit sesuai dengan ketentuan yang berlaku; 9. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan atasan;

10. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan sesuai ketentuan yang berlaku sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas.


(51)

Sub Bidang Kesejahteraan Pegawai mempunya tugas :

1. Menyusun rencana kerja sub bidang Kesejahteraan Pegawai sesuai dengan rencana yang ada;

2. Membagi tugas kepada bawahan sesuai pedoman kerja yang telah ditetapkan agar tugas-tugas terbagi habis;

3. Memberi petunjuk kepada bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan sesuai dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku;

4. Menilai hasil kerja bawahan dengan jalan memonitor dan mengevaluasi hasil kerja untuk pedoman pengembangan karier;

5. Menyusun rencana peningkatan kesejahteraan pegawai serta mengurus pemberian penghargaan slks dan penghargaan kepada pegawai termasuk yang pensión janda dan duda;

6. Melaksanakan pemberian kesejateraan pegawai meliputi pengadaan pakaian dinas pegawai dan kesejahteraan lainnya sesuai ketentuan yang berlaku;

7. Mengolah van dan menyusun nazca keputusan bupati tentang pemberian penghargaan pegawai negeri sipil daerah sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

8. Menginventarisasi permasalahan sub bidang kesejahteraan pegawai serta alternatif pemecahannya;

9. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan atasan;

10. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan sesuai ketentuan yang berlaku sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas.


(52)

Bidang Diklat Pegawai mempunya tugas :

1. Menyusun program kerja Bidang Diklat Pegawai Pegawai berdasarkan rpjpd, rpjmd, rkpd dan rencana strategis Kabupaten;

2. Membagi tugas kepada bawahan sesuai pedoman kerja yang telah ditetapkan agar tugas-tugas terbagi habis;

3. Mengkoordinasi para kepala sub bidang agar terjalin kerja sama yang baik dan saling mendukung;

4. Membimbing/memberi petunjuk kepada para kepala sub bidang dan bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan dengan lancar;

5. Menilai hasil pelaksanaan kegiatan para kepala sub bidang dan bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan lancar;

6. Melaksanakan kebijaksanaan kepala BKD dalam bidang diklat pegawai sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

7. Mengkoordinasikan dan mengadakan erja sama dengan instansi terkait agar penyelenggaraan diklat pegawai berjalan lancar;

8. Merumuskan kebutuhan diklat pegawai berdasarkan ketentuan yang berlaku;

9. Melaksanakan diklat pegawai atau pengiriman pegawai untuk mengikuti diklat pegawai dan pegawai tugas besar berdasarkan ketentuan yang berlaku untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna pegawai;

10. Menginventarisasi permasalahan di bidang diklat pegawai serta memberikan alternatif pemecahannya;


(53)

12. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada kepala badan sesuai ketentuan yang berlaku sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas.

2.1.5 Visi dan Misi Perusahaan

Era reformasi telah mengantarkan bangsa ini pada perubahan perubahan di segala bidang baik ekonomi,social politik maupun budaya dan pemerintahan, khususnya dalam penyelenggaraan, Pemerintahan di warnai dengan derasnya gelombang tuntutan masyarakat untuk mewujudkan pemerintah yang bebas KKN, kondisi ini diesebabkan oleh akumulasi dan kristalisasi dari proses penyelenggaraan Pemerintahan di masa lalu, yang di rasakan kurang memuaskan serta kurang dapat mengakomodasi kepentingan masyarakat. Pergeseran paradigm Pemerintah, dan proses pemerintahan bersifat sentralisasi dan terlalu mengatur menjadi pemerintahan desentralisasi dengan pembentukana daerah otonomi merupakan salah satu respon pemerintah untuk mennjawab tuntutan masyarakat, ileh karenanya dalam jangka panjang semua instansi pemerintah harus mengadakan penyesuaian terhadap Visinya, Visi adalah merupakan suatu harapan atas cita cita yang ingin di capai dimasa yang akan datang.

Pemerintah Kabupaten Tabanan telah menetapkan VISI yaitu

“Terwujudnya kesejahteraan Masyarakat melalui Pembangunan Berkelanjutan

berwawaskan Budaya dan Lingkungan”

BKD selaku lembaga teknis Daerah dibidang Kepegawaian yang akan memberi dukungan sumber daya aparatur (SDM) untuk mencapai Visi Kabupaten


(54)

Tabanan telah menetapkan Visi sebagai berikut “Terwujudnya Aparatur yang

professional melalui pembinaan, penataan administrasi dan Kesejahteraan

Aparatur”

Visi tersebut mengandung Tiga Filosofi pokok yang akan di sesuaikan perwujudannya yaitu :

1. Aparatur yang professional 2. Pembinaan Aparatur

3. Penataan Administrasi dan Kesejahteraan

Aparatur yang professional adalah aparatur yang mempunyai kapabilitas, integritas, moralitas dan etika yang tinggi, dengan kapabilitas, integritas, moral dan diduking oleh kualitas yang dimilikinya, aparatur daerah akan relating mudah memahami realitas yang dihadapinya, memahami akar dari setiap masalah yang memantapkan bidang tugasnya serta mampu merumuskan preskripsi-preskripsi yang tepat. Pembinaam aparatur di maknai sebagai suatu kegiatan yang berkaitan dengan perencanaan, pengembangan, penempatan dari pada aparatur.

Penataan administrasi merupakan faktor terpenting didalam memelihara sumber daya manusia yang tersedianya data dan informasi mengenai kepegaewan yang akurat dan cepat dan handal dalam rangka meningkatkan garis kerja untuk peningkatan pelayanan dan pencapaian hasil yang lebih prestatif diikuti peningkatan sendi-sendi kesejateraan aparatur. Dapat dipahaami bahwa Visi umumnya masih bersifat abstrak dan angan andan dan untuk mewujudkan Visi


(55)

maka perlu menetapkan misi yaitu tugas yang harus dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Adapun misi Badan Kepegawean Daerah Kabupaten Tabanan adalah :

1. Meningkatkan kwalitas sumber daya manusia aparatur

2. Mendorong terwujudnya akuntabilitas kinerja aparatur

3. Menciptakan penataan administrasi dan kesejahteraan aparatur

Tujuan dari visi dan misi yang telah ditetapkan merupakan rumusan operasional, dimana Stake Holders harus memperhatikan Visi, Misi dan Faktor-Faktor penentu keberhasilan serta memperhitungkan kekuatan, kelemahan dan sumber daya yang dimiliki

Adapun tujuan Badan Kepegawean Daerah Kabupaten Tabanan sesuai dengan misi yang di tetapkan sebagai berikut :

1. Meningkatkan kwalitas sumber daya manusia aparaturr memiliki tujuan :

a. meningkatkan kemampuan kerja aparatur

b. meningkatkan tanggung jawab dan etika kerja aparatur

2. mendorong terwujudnya akuntabilitas kinerja aparatur

a. meningkatkan kemampuan aparatur


(56)

3. Menciptakan Penataan Administrasi dan Kesejahteraan aparatur

a. meningkatkan pelaksaan manajemen kepegawaian

b. meningkatkan pelaksanaan pelayanan administrasi kepegawaian c. meningkatkan kesejahteraan aparatur

Sasaran merupakan penajabaran setiap tujuan yang telah ditetapkan yang mana sasaran BKD Kabupaten Tabanan akan diupayakan terwujudnya untuk satu tahun kedepan. Adapun sasaran yang akan diwujudkan BKD Kabupaten Tabanan berdasarkan setiap tujuan sebagai berikut :

1. Meningkatkan jUMLah pegawai yang mendapa diklat 2. Meningkatkan disiplin pegawai

3. Adanya pengakuan terhadap pengabdian pegawai dan perhatian terhadap kesehatan pegawai.

4. Meningkatkan tertib administrasi kepegawaian.

5. Meningkatkan kinerja aparatur dalam memproses sesuai bidan kepegawaian.

6. Tersedianya sarana dan prasarana

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Manajemen E-Goverment

e-government memiliki pengertian budaya pemanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi secara optimal di semua bidang penyelenggaraan pemerintahan baik di wilayah kekuasaan legislatif, yudikatif maupun terutama


(57)

eksekutif. Dalam praktek, mekipun pengertian e-government lebih dari sekedar pemasangan website, keberadaan webiste dapat dipandang sebagai gerbang menuju penggunaan semua fasilitas e-government baik oleh masyarakat di wilayah politik yang bersangkutan, aparat pemerintahnya maupun oleh masyarakat umum yang lebih luas (investor, turis, dan sebagainya).

Tidak berbeda dengan sistem-sistem informasi pada umumnya, elemen-elemen eGoverment dapat diklasifikasikan dalam bagian-bagian yang melayani 3 kelompok pengguna/operator: masyarakat, operator dan pengambil keputusan. Bagian pelayanan masyarakat memberikan kemudahan proses untuk: 1. mendapatkan informasi potensi wilayah, kependudukan dan pengembangan/pemanfaatan potensi-potensi tersebut dan peraturan perundang-undangan yang berlaku,

2. mendapatkan kartu identitas diri (kependudukan), 3. pengurusan berbagai perijinan, serta 4. penghitungan dan pembayaran pajak dan retribusi. Kegiatan operator utama adalah memasukkan data ke dalam sistem dan menerbitkan segala macam laporan yang diperlukan termasuk berbagai surat yang diperlukan tiap penduduk seperti KTP, kartu keluarga, dan kutipan akse kelahiran. Kualitas sistem bergantung pada kualitas kerja pemasukan data karena sistem akan dapat bekerja dengan baik apabila di dalamnya terkandung data primer yang lengkap dan akurat.

Bagi pengambil keputusan, sistem harus bisa menyajikan data dalam berbagai bentuk yang diperlukan untuk memudahkan dan meningkatkan kualitas pengambilan keputusan. Sebagai contoh, perlu tidaknya pangadaan sekolah baru


(58)

hanya dapat diputuskan dengan benar apabila tersajikan dengan akurat jumlah penduduk usia sekolah dan jumlah serta jenjang sekolah yang ada. Karena fungsi utamanya adalah memberikan kemudahan dan kesederhanaan prosedur, maka penerapan konsep e-government memerlukan perubahan struktur organisasi pemerintahan itu sendiri.

Dari berbagai aspek pengembangan Teknologi Informasi di Indonesia, e-government merupakan salah satu sektor yang masih sangat lemah dan lambat perkembangannya. Perkembangan politik nasional disadari atau tidak turut memberikan andil terhadap lemahnya perkembangan Teknologi Informasi dalam pemerintahan dan Sistem Informasi E-government. Belum adanya kesamaan persepsi dan komitmen nasional menyebabkan e-government menjadi abuabu pada masa transisi sentralistik ke desentralisasi/otonomi daerah. Fenomenanya justru berubah bukannya kebijakan nasional yang menjadi acuan, namun pada kenyataannya justru kebijakan nasional itu loyo bahkan tidak mengatur sama sekali. Akibatnya daerah menentukan sendiri-sendiri kebijakan pengembangan e-government sesuai dengan kebutuhan, kemampuan atau pengaruh eksternal lainnya. Pada sisi positif, semangat yang dikembangkan para pengelola e-government di daerah membuktikan bahwa daerah lebih mampu mengelola dan mengendalikan Teknologi Informasi dan egovernment dibanding pusat. Namun pada sisi negatif, keberhasilan dan prestasi yang dihasilkan oleh para pengelola e-governmentPemerintah Daerah yang sukses menyebabkan terjadinya kesenjangan antara Pemerintah Daerah yang satu dengan Pemerintah Daerah yang lainnya. Kesenjangan ini dapat digambarkan bagai mendudukan dua segitiga, dimana titik


(59)

segitiga bagian bawah menuju ke atas akan makin jauh. Kesenjangan tersebut tidak hanya terjadi antara daerah maju dengan daerah yang stagnan, namun juga menyebabkan integrasi database nasional menjadi makin sulit diwujudkan karena kayanya variasi sisteme-governmentantar Pemda pada skala nasional.

Gambar 2.2 Kesenjangan E-Gov antar Pemda dalam suatu daerah

2. PERMASALAHAN DASAR

Meski disadari bahwa pelayanan umum merupakan salah satu Tugas pokok dan fungsi penting dalam penyelenggaraan pemerintahan umum, namun pada kenyataannya Sistem Informasie-governmentyang notabene mampu mewujudkan efektifitas dan efisiensi roda pemerintahan dan pelayanan umum belum memperoleh nilai tinggi pada skala prioritas pembangunan pusat dan daerah. Secara umum terdapat beberapa faktor penyebab rendahnya perhatian Pemerintah terhadap pengembangan egovernment ini, antara lain

a) Kepemimpinan dan Politik Kepemimpinan dan Politik Teknologi Informasi dan e-government masih belum banyak dilihat sebagai sektor yang mampu mengangkat popularitas pada percaturan politik pusat dan


(60)

daerah. Hal ini menyebabkan komitmen pejabat pusat hingga daerah terhadap pengembangan egovernment menjadi sangat rendah. Tidak jarang egovernment justru dilihat sebagai tambang emas untuk KKN mengingat belum adanya standar biaya Teknologi Informasi bagi pemerintahan, khususnya dalam pengembangan Sistem Informasi dan database e-government.

b) Payung hukum / regulasi Sebagai salah satu bidang baru dalam pemerintahan, e-government masih miskin dalam hal perangkat hukum, baik pada tingkat nasional maupun daerah. Hingga saat ini transaksi elektronik belum memiliki landasan hukum yang pasti, sehingga proses layanan publik melalui transaksi elektronik sulit untuk diterapkan pada e-government, padahal di sisi teknologi dan kemampuan SDM, tidak sedikit yang sudah mampu.

c) Kelembagaan Menurut level Propinsi dan daerah Cara memandang tugas pokok dan fungsi pengelola Teknologi Informasi dan e-government

seringkali menentukan seperti apa bentuk kelembagaan pengelola Teknologi Informasi dan E-government Pemerintahan. Sebagai lembaga teknis, pengelola egovernment harus ditempatkan sebagai bagian dari management support unit (MSU), bukan sebagai tempat sampah. Eselonisasi dalam menentukan kelembagaannya pun sangat bervariasi, mulai ditempatkan pada posisi eselon IV hingga pada eselon II, termasuk pada eselon II dengan tugas pokok dan fungsi yang gadogado. Pada dasarnya eselonisasi ini akan menentukan seberapa besar dan luas cakupan


(61)

lembaga pengelola e-government mampu mengambil kebijakan strategis. Pada posisi eselon rendah, misalnya pada eselon IV dengan hanya beberapa orang staf saja, maka sulit diharapkan team inti e-government

tersebut mampu berdaya mengelola Teknologi Informasi dan egovernment dalam pemerintahan.

d) Masterplan & Blueprint Egov Indonesia. Kondisi serba terlambat yang terjadi dalam

pengelolaan e-government di Indonesia menyebabkan pengembangan e-government menjadi kurang terarah. Master Plan dan Blue Print nasional

e-governmentsecara resmi diluncurkan pada tahun 2005, sementara daerah sudah mengembangkan egovernment sejak tahun 1993.

e) Pembiayaan Anggaran bagi Teknologi Informasi dan e-government

merupakan masalah klasik. Komitmen dan kebijakan politik sangat mempengaruhi besaran dana dan skala prioritas dalam agenda pembangunan pusat maupun daerah. Ketiadaan standar harga dalam pembangunan dan pengembangan Sistem Informasi e-government

menyebabkan e-government menjadi lahan yang subur untuk melakukan mark up biaya, sebagaimana terjadi pada beberapa Pemerintah Daerah di Indonesia dengan proyek e-government mercusuarnya. Tak heran bila proyeke-governmentharus berhadapan dengan hukum.

f) Sumber Daya Manusia Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan sumber daya strategis dalam pengembangan e-government. Untuk mampu mengelola e-governmentsecara profesional, diperlukan sebuah team yang


(62)

solid yang mampu meng-cover setiap aktifitase-governmentpada berbagai satuan kerja. Team ini yang nantinya akan menjadi titik sentral, sebagai tempat bertanya dan problem solver dari civitas pemerintahan maupun publik dalam bidang Teknologi Informasi dan egovernment.

g) Birokrasi yang menghambat Birokrasi biasanya menjadi salah satu faktor penghambat dalam implementasi Teknologi Informasi dan e-government, banyaknya kepentingan dan status gaptek menyebabkan sumber daya strategis itu menjadi penghambat. Namun demikian pada umumnya kreatifitas para pengelola Teknologi Informasi dan e-government mampu menembus birokrasi yang tidak bersahabat bagi penciptaan efektifitas dan efisiensi pemerintahan dan pelayanan umum. Karena itu team yang solid serta kebesaran hati untuk menempatkan diri sebagai parner kerja satuan kerja lain merupakan salah satu kunci sukses mengatasi birokrasi yang tidak bersahabat tersebut.

h) Kesalahan persepsi & Kecurigaan Kita sering mendengarkan atau bahkan menyerukan bahwa Teknologi Informasi dan e-government merupakan salah satu sarana transparansi yang ampuh. Statement positif ini ternyata tidak ditanggapi positif oleh sebagian birokrat yang merasa terancam keamanannya berselancar di dunia birokrasi ilegal. Pada kenyataannya kesalahan persepsi ini cukup berbahaya bagi pengembangan Teknologi Informasi dan e-government, karena kepentingan masyarakat dan efektifitas efisiensi dalam birokrasi menjadi gagal secara konyol.


(63)

i) Penetrasi Teknologi Informasi Masyarakat Rendahnya penetrasi masyarakat ini lebih sering dianggap sebagai sesuatu yang tidak perlu diperhatikan. Semestinya rendahnya penerasi Teknologi Informasi di kalangan masyarakat dianggap sebagai kemiskinan dan kemelaratan sosial, terutama dihadapkan pada perkembangan dunia yang mengarah pada globalisasi. Rendahnya penetrasi Teknologi Informasi dalam masyarakat menyebabkan produk-produk e-government kurang dapat dimanfaatkan secara maksimal.

3. IMPLEMENTASIE-GOVERNMENT

Implementasi e-government di Indonesia belum maksimal sesuai dengan tujuannya. Sejauh ini pemanfaatan e-government hanya sebagai media informasi bagi masyarakat saja. Dalam perkembangannya,E-governmentmerupakan bagian terpadu dalam membangun struktur, system dan proses pemerintahan yang lebih efisien, transparan dan akuntabel seperti harapan masyarakat. Beberapa lembaga pemerintahan baik pusat maupun daerah telah mengembangkan E-government, sehingga pemetaanE-government diIndonesia menjadi suatu hal yang diperlukan untuk mengetahui kondisi dan kesiapan dari lembaga-lembaga pemerintahan. Ada 4 level Government On Line(GOL) menurut survey Booz Allen dan Hamilton . yaitu :

a. Level 1(Basic Presence/On Line Presence), tampilan situs badan pemerintah hanya menyediakan informasi dan publikasi yang diperlukan masyarakat dan sifat komunikasinya hanya satu arah (download).


(64)

b. Level 2(Prospecting/Electronic Service Delivery (ESD)), tampilan situs badan pemerintah menyediakan data dan informasi yang ekstensif, sehingga penyediaan fasilitas data retrieval dan information search engine merupakan keharusan. Sifat dari level GOL ini adalah komunikasi dua arah yang terbatas.

c. Level 3(Business Integration/Seamless Government), tampilan situs badan pemerintah juga menyediakan layanan G2B, G2C dan G2G yang memerlukan transaksi 2 arah serta mencakup transaksi pembayaran

d. Level 4(Business Transformation/Information Society), termasuk dalam level ini situs badan pemerintah diperlengkapi kemampuan untuk mengkonfigurasi dan kustomisasi informasi yang dipertukarkan dan berbagai saluran komunikasi yang terpadu. Berdasarkan data dari Kementrian Komunikasi dan Informasi (Menkominfo) dari hasil survei terhadap lembaga-lembaga pemerintah pusat maupun daerah tingkat I dan II yang telah mendaftarkan situs go.id ke IDNIC, diperoleh 369 data alamat situs yang tercatat dalam domain go.id IDNIC. Sebanyak 303 data dapat dikenali status DNS nya masih aktif dan 281 data yang memiliki website. Oleh sebab itu disimpulkan hanya 76% website yang aktif (hidup) dari keseluruhan data go.id.

Fasilitas akses ke sistem E-GOVERNMENT bagi maysarakat luas dapat diberikan dalambentuk terminal-terminal secara khusus yang dipasang publik maupun memasang sis-tem informasi berbasis website agar bisa diakses melalui Internet. Agar keberadaanfasilitas dapat termanfaatkan secara optimal, diperlukan


(65)

peningkatan kualitasmasyarakat dalam bidang pengoperasian e-Gov itu sendiri. Pendidikan masyarakatdiperlukan baik untuk meningkatkan kemampuan untuk mengoperasikan system maupun untuk memberikan pengertian pada prosedur pengoperasian yang tertib agarfasilitas tidak mudah rusak keberhasilan e-government terletak pada ketelitian kerja operator. Keteledoran operator pemasukkan data secara langsung akan mengurangi nilai kebenaran la-poran yang dihasilkan. Selain itu, operator pemeliharaan sistem sehari-hari jugaharus bekerja dengan ketelitian dan disiplin tinggi. Keterlambatan membuat datacadangan dapat berakibat fatal apabila terjadi masalah pada data aktif. Prosedurpenyimpanan data cadangan dan bila perlu mengembalikan ke sistem utamanya perludibakukan agar layanan tidak terganggu telalu lama bila terjadi masalah.

4. KOLABORASI DALAM KORIDOR OTONOMI DAERAH

Permasalahan yang diungkap di atas dialami oleh hampir keseluruhan tingkatan pemerintahan, dari pusat hingga daerah. Para pengelola Teknologi Informasi dane-governmentpun sudah banyak melakukan action untuk mengatasi masalah dan berusaha eksis serta berkarya. Namun tentunya akan lebih mudah bila berbagai masalah yang ada diemban bersama antara pusat dan semua Pemerintah Daerah. Namun demikian perlu diingat bahwa otonomi daerah tetap ditempatkan sebagai border yang harus ditaati. Otonomi daerah yang dahulu merupakan tuntutan rakyat serta ketiadaan Dana Alokasi Khusus (DAK) bagi pengembangan Teknologi Informasi dan egovernment harus disikapi secara positif. Di sisi lain pengembangan Sistem Informasi dan database egovernment


(66)

memerlukan biaya yang tidak sedikit. Karena itu urunan anggaran antar Pemerintah Daerah guna membangun Sistem Informasi e-government bersama merupakan salah satu solusi yang tidak tabu untuk ditempuh. Sebagai konsistensi dalam bidang e-government, maka fokus utama kolaborasi adalah sektor yang belum memiliki standard biaya dan biasanya memerlukan biaya yang tidak sedikit, yaitu Sistem Informasi dan Databasee-government.

5. URUNAN PROJECT

Kolaborasi lintas daerah otonom dan pusat di bidang pengembangan e-government diberi nama URUNAN PROJECT (Proyek iuran). Project ini merupakan aksi terhadap permasalahan yang menghimpit dalam pengembangan e-government. Semangat yang membangun keinginan untuk mensukseskan Urunan Project, antara lain :

a) Besarnya biaya pembuatan Sistem Informasi dan database, sehingga perlu urunan dana untuk membangun SIe-government

b) Pengetahuan dan keterampilan yang tidak seimbang antar pengelola e-government, sehingga diperlukan share knowlegde antar pengelola e-government, karena adanya pemahaman yang relatif seimbang pada bisnis proses dalam birokrasi. Keinginan untuk mandiri, lepas ketergantungan kepada rekanan/swasta

c) Birokrasi yang berpotensi sebagai faktor penghambat, sehingga diperlukan pemberdayaan melalui share sumber daya oleh Pemerintah Daerah yang lebih mampu


(67)

d) Keinginan untuk share database dalam rangka national database interchange

e) Keinginan untuk membangun Information Technology Network guna meningkatkan efektifitas dan efisiensi antar wilayah

5. KONSEP UMUM

Sebagai perwujudan dari urunan/iuran, maka dalam implementasinya project ini akan mengakomodir beberapa kegiatan, antara lain :

a) Urunan modul, standard, bisnis proses, design dan arsitekture-government

b) Urunan dana, misal Rp. 500.000,- s/d Rp. 1 juta/ Sistem Informasi/Daerah c) Urunan tenaga 4. Urunan sumberdaya Teknologi Informasi dan

infrastruktur network, dan lain-lain 5. Urunan konseptual lainnya.

Sementara itu dari sudut pengembangan Sistem Informasi dan database, terdapat beberapa ketentuan umum, antara lain :

a) Sistem Informasi e-government yang dihasilkan menjadi limited source atau bahkan open source

b) Daerah berhak mengembangkan sesuai kebutuhan daerah dan wajib share hasil pengembangan secara bebas

Daerah yang telah membayar iuran berhak mendapatkan hasil Sistem Informasi e-government dalam bentuk CD lengkap dengan manualnya. Apabila daerah kesulitan mengimplementasikannya, maka dapat menjalin kerjasama dengan swasta setempat yang tentunya tetap akan menghasilkan penghematan biaya. Termasuk di dalamnya kemungkinan untuk training SDM setempat.


(68)

Pengembangan Sistem Informasi e-government baru lebih cenderung memposisikan sebagai jembatan integrasi database, sehingga aplikasi yang dibangun merupakan software baru bari daerah yang belum memiliki, namun menjadi bridge software bagi daerah yang sudah menjalankan Sistem Informasi egovernment yang serupa. Bridge Software ini akan melakukan konversi database yang sudah ada di daerah dengan format yang bervariasi menjadi database dengan standard nasional. Pada posisi ini dimungkinkan daerah melakukan migrasi secara bertahap menuju aplikasi baru, meski pun tidak menutup kemungkinan daerah mempertahankan Sistem Informasi yang sudah ada. Dengan demikian bridge software tetap menjadi aplikasi yang menjembatani perbedaan standard database. Hasil integrasi database ini ditampung pada egovernment interchange database server dan membangun database nasional. Dengan demikian Pemerintah Pusat akan memperoleh suply database dari daerah secara kontinue. Untuk lebih fokus pada tugas untuk membangun Sistem Informasi e-government, maka perlu ditetapkan markas atau pusat kegiatan Urunan Project. Pusat kegiatan Urunan Project merupakan pusat pengembangan e-government Indonesia (Indonesia eGovernment Development Center – IeGDC), termasuk sebagai lokasi training center.

Melalui urunan project ini, manfaat yang akan diperoleh antara lain :

a) Biaya murah, tiap Kabupaten/Kota/Propinsi/Departemen hanya terbebani Rp. 500.000 hingga Rp. 1 juta per Sistem InformasiE-government

b) Terwujud standarisasi Sistem Informasi yang memungkinkan integrasi database berskala nasional


(69)

c) Kreatifitas daerah untuk memodifikasi produk Sistem Informasi Urunan Project makin memperkuat keberadaan Sistem Informasi yang senantiasa ter-update

d) Pemberdayaan profesional antara sesama pengelola e-government dan kolaborasi antara Akademisi, Bisnis dan Government (ABG)

e) Share sumberdaya Teknologi Informasi dan egovernment lintas wilayah f) Terwujud komunikasi antar pengelola egovernment dan ABG

Untuk memperlancar pelaksanaan pembangunan bersama Sistem Informasi dan database egovernment ini, maka perlu dibentuk suatu forum komunikasi pengelola e-government serta pengaturan secara seimbang peran Akademisi dan Swasta dalam penyusunan standar, design, arsitektur hingga penulisan program dan training. Bukanlah hal yang berlebihan bila Pemerintah mengakomodir forum ini menjadi sebuah forum resmi berskala nasional. Melalui penguatan forum komunikasi ini, maka proses administrasi terhadap penggunaan APBD bagi Urunan Project akan lebih legitimate. Bahkan tidak menutup kemungkinan forum ini mewajibkan daerah untuk menyetor sejumlah dana per tahun bagi kepentingan Urunan Project dengan kompensasi forum e-government harus menghasilkan produk Sistem Informasi dan Database sesuai target yang ditetapkan. Forum ini akan serupa dengan forum Bupati/Walikota, Forum Sekretaris Daerah maupun Forum Daerah Penghasil Migas di Indonesia. Hingga saat ini, kesejajaran peran antara Akademisi, Bisnis dan Goverment (ABG) dirasakan belum seimbang. Posisi pemerintah sebagai obyek proyek masih belum bisa dirubah secara signifikan agar bisa menjadi subyek, mengingat kemampuan teknis dan


(70)

managerial masih menjadi kendala besar. Kecurigaan dan kapok terhadap perilaku rekanan (swasta/akademisi) yang tidak bertanggungjawab masih menjadi trauma tersendiri bagi daerah. Namun di sisi lain, keinginan untuk membangun egovernment dan memberikan kontribusi bagi kepentingan nasional telah terbangun pada sebagian besar Pemerintah Daerah dan Pusat. Melalui kolaborasi ini, maka terjadi subsidi silang dan saling mendukung dalam pengembangan Sistem Informasie-government nasional. Untuk itu diperlukan kebesaran hati dan melepaskan ego sektoral demi terwujudnya harapan bersama ini.

2.2.2 Web Server

Web server menurut Minoli(1998,p33) berpendapat bahwa sebuah web

server adalah seuatu program untuk menawarkan pelayanan yang bisa diperoleh seluruh jaringan. Web server merupakan suatu tipe server khusus yang dapat berkomunikasi langsung dengan client menggunakan HTTP, web server

menerima permintaan dari client dan meresponnya, biasanya dengan mengembalikan sebuah dokumen atau gambar.

2.2.3 Web browser

Menurut Ellsworth, web browser adalah software yang dijalankan pada komputer pemakai yang meminta informasi dari web server dengan menampilkannya sesuai dengan namafileitu sendiri.


(1)

identify and evaluate the problems, opportunities, barriers that occur and needs can be expected that the proposed improvements. Or more simply stated, is a systems analysis studies of existing systems in order to design a new system or updated. Phase analysis of this system is a very critical stage and very important, because of errors in this stage will cause an error also in the next stage. The main task of the system analyst in this phase is to find the weaknesses of the system running so that it can be proposed repairs.

B. Analisa Basis Data

Logical structure of the database can be described in a graph by using Entity Relationship Diagram (ERD). ERD is a relationship between entities in the system used to describe the relationship between entities or data structures and relationships between files. The main components of the formation of ERD Entity (entity) and Relation (relationship), so in this case is the ERD components entity set and relationship set further described through a number of attributes (properties) that describe the facts of the review system. The ERD of the system to be made are as follows:

Figure 1 Entity Relationship Diagram (ERD)

C. Functional Needs Analysis 1. Context Diagram

Figure 2 Context Diagram 1. DFD Level 1

Figure 3 DFD level 1 2.Relations Scheme

Figure 4 Relations Scheme 1.1Design

A. Structure Menu Design

In designing a system is needed which contains the menu structure of menus and submenus that serves to facilitate the user


(2)

in using the system. Here are described on the menu structure in this system:

Figure 5 Administrator Structure Menu Design

B. Menu Home Design

The following are the design drawings main menu.

Figure 6 Design Menu Home C. Design list of employees

Here is a list of design drawings employees

Figure 7 Design of list employees Semantics Network Administrator


(3)

Figure 9 Semantics Network Supervisor

Figure 10 Semantics Network Operator 4.4 Implementation

At this stage will be implementation of the system built. This stage carried out after the analysis and design done, and then implemented at the programming language used.

A. System Implementation

The purpose is to confirm the implementation of the module design programs on the system actors so that the user can provide input to the system builder. B. Hardware Implementation

Minimum requirements for hardware (hardware) needed to implement programs created system is a PC computer hardware is compatible with the

specifications mentioned below. The higher specification computers used to run the system, the better. Minimum needs are: a. Processor with 800MHz speed. b. RAM with 128MB capacity. c. 20GB harddisk capacity. d. Lan Card.

e. Monitor size 14". f. Keyboard. g. Mouse.

C. Software Implementation

The software is installed on a computer system used to build this reporting system is as follows:

1. Windows XP Operating Systems 2. XAMPP for Webserver. 3. MySQL for database storage.

4. Macromedia Dreamweaver for writing program code.

D. Implementation Procedures and Data The software used in the development of Human Resources Information System using Macromedia Dreamweaver and PHP.

E. Implementation of Database With MySQL

The first step in making this system which is making its database, as for the results generated by the MySQL database is as follows:


(4)

Gambar 10 Tabel users CREATE TABLE `user_levels` ( `level_id` int(10) unsigned NOT NULL auto_increment,

`level` varchar(63) collate

latin1_general_ci NOT NULL default '', PRIMARY KEY (`level_id`)

) ENGINE=MyISAM DEFAULT

CHARSET=latin1

COLLATE=latin1_general_ci AUTO_INCREMENT=4 ;

2. Result And Discussion

From the analysis and design has been done, the results of the system that was built to look like the following view:

Figure 11 Login Page Sistem

Figure 12 Home page

Figure 13 Page Menu Personal Staff

Figure 14. List Employee Form


(5)

Figure 16 Report FIP 2 3. KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

The conclusion of the thesis entitled "Human Resources Management Information System to support web-based e-government development in the Regional Personnel Agency Tabanan Government" is as follows:

1. This system can provide a tool and allows the operators to conduct personnel management

2. This system can handle data input clerk in significant amounts

3. Digitizing the data better staffing. 4. This system can handle the printing of

employment data

5.The contents of the personnel management system can be modified in accordance with the needs of employees

6.2 Suggestions

In the manufacture of Human Resources Management Information System is still much that can be developed, such as 1. Using Internet technology so that the Civil Service Management Information System can be used online and personnel management can be done not only from within the office intranet network connected but can be done anywhere, so that administrators, supervisors and operators can easily operate this system 2. This Information System is built using the

MySQL database, but for a lot of data management suggested using Oracle database management system 3. Adding some new features such as charts to see the percentage of the number of employees so that this system is more interactive.

4. Increased Security website become the website for the standardization of data security precautions kepegawain as user infiltration using sql injection and others. 5. Using the handling of replicate database (back-up) which is intended to anticipate the existence of corrupted databases, the system is not working properly so that the data contained in the biased system saved Such advice can give a writer, hopefully these suggestions can be used as insert material which can be useful for writers in particular and generally to the public.

5. REFERENCES

[1] Gordon B.Davis(1998) Kerangka dasar Sistem Informasi Manajemen : Pengantar Seri Manajemen No:90.A,PT.Pustaka Binaman

Pressindo, 1988

[2] Onang Uchjana Effendy. (1989). Sistem Informasi Manajemen. Penerbit CV. Mandar

Maju, Bandung.

[3] M. Manullang, (1986). Pedoman Praktis Pengambilan Keputusan, Penerbit BPFE

Yogyakarta, Yogyakarta.

[4] Moekijat, (1988). Pengantar Sistem Informasi Manajemen, Penerbit CV. Remadja

Karya. Bandung.

[5] Sondang P. Siagian. (1989). Fungsi-fungsi Manajerial, Penerbit PT. Bina Aksara, Jakarta.

[6] Sondang P. Siagian (1990). Sistem Informasi Untuk Pengambilan Keputusan, Penerbit CV. Haji Masagung, Jakarta [7] Sondang. P.Siagian. Teori dan Praktik Pengambilan Keputusan, Penerbit PT- Toko Gunung Agung, Jl. Kwintang No- 6, Jakarta 1020.

[8]Prastowo, (Selasa, 9 Februari 2010),

Elemen E-Goverment,

http://prastowo.staff.ugm.ac.id/files/elemen-e-gov.pdf

[9] Kadir, Abdul,( 2001), Konsep Dan Tuntunan Basis Data , Yogyakarta : Andi. [10] Susanti, Azhar, (2003), Sistem Informasi Management, Yogyakarta: Andi. [11] (2005), “Buku Panduan 2005/2006


(6)