Agustin Puji Lestari, 2015 DESAIN DIDAKTIK KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBASIS
BUDAYA SERANG UNTUK MENGATASI LEARNING OBSTACLE SISWA PADA KONSEP MEMBANDINGKAN DAN MENGURUTKAN PECAHAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
E. Materi Ajar
Desain Didaktik Konsep Membandingkan Dan Mengurutkan Pecahan
F. Model Metode Pembelajaran
- Model Pembelajaran : Kontekstual berbasis budaya Serang-DDR
- Metode Pembelajaran : Demonstrasi, ekspositori, tanya jawab, dan
diskusi
G. Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan Awal
- Guru membuka pelajaran, kemudian meminta ketua kelas untuk
memimpin doa sebelum belajar.
-
Guru melakukan absensi kelas.
- Guru membagi kelas IV menjadi dua kelompok besar yaitu kelompok
pertama sebagai kelas IVA dan kelompok kedua sebagai kelas IVB SD Negeri Taman dengan masing-masing kelas berjumlah 25 orang siswa
yang terdiri dari siswa perempuan dan siswa laki-laki serta siswa yang mempunyai kemampuan kognitif tinggi, sedang, dan rendah dengan
jumlah yang seimbang antar masing-masing kelas.
- Guru memberikan motivasi dan apersepsi dalam rangka penggalian
pengetahuan awal siswa terhadap materi yang akan diajarkan.
-
Siswa merespon pemberian motivasi dan apersepsi dari guru.
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan pokok-pokok materi atau
relevansi yaitu membandingkan dan mengurutkan pecahan.
2. Kegiatan Inti Eksplorasi
- Guru melakukan tanya jawab terkait budaya Serang kepada siswa dengan
tujuan mengkonstruksi pengetahuan awal siswa -
Siswa menyebutkan beberapa makanan khas Serang yang telah diketahui seperti sate bandeng, rabeg, pecak bandeng, dan ketan bintul.
- Guru menunjukkan salah satu makanan khas Serang yang telah
dipersiapkan sebelumnya dan menanyakan nama makanan tersebut kepada siswa.
Agustin Puji Lestari, 2015 DESAIN DIDAKTIK KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBASIS
BUDAYA SERANG UNTUK MENGATASI LEARNING OBSTACLE SISWA PADA KONSEP MEMBANDINGKAN DAN MENGURUTKAN PECAHAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
- Siswa menyebutkan nama makanan khas Serang tersebut, yaitu ketan
bintul. -
Guru bersama siswa melakukan tanya jawab terkait pengetahuan siswa tentang ketan bintul.
- Semua siswa antusias mengatakan bahwa ketan bintul enak rasanya.
- Guru berkeliling menjelaskan nilai-nilai budaya dari ketan bintul salah
satunya ketan bintul merupakan makanan para raja pada zaman kerajaan dulu dan biasanya ada ketika di bulan ramadhan.
- Siswa memperhatikan penjelasan guru terkait nilai-nilai budaya dari
ketan bintul. -
Guru membagi ketan bintul pertama menjadi dua bagian yang sama besar sedangkan ketan bintul keduan menjadi tiga bagian yang sama besar dan
menunjukkan bagian-bagiannya kepada siswa. -
Siswa memperhatikan demonstrasi yang dilakukan guru. -
Guru meminta siswa untuk membandingkan bagian ketan yang lebih besar antara ketan bintul pertama atau kedua.
- Siswa menyebutkan bahwa bagian yang pertama lebih besar yaitu bagian
yang dibagi menjadi dua bagian yang sama besar. -
Guru meminta siswa menuliskan bentuk pecahan dari bagian yang pertama dan kedua di papan tulis dan menuliskan perbandingannya =
- Salah satu siswa menuliskan bagian yang pertama adalah
dan bagian yang kedua adalah
kemudian menuliskan perbandingannya -
Guru menggambarkan bentuk ketan bintul di papan tulis -
Guru meminta salah satu siswa untuk maju ke depan dan memberikan tugas untuk membagi ketan bintul tersebut menjadi empat bagian yang
sama besar dan menggambarkan satu bagiannya serta menuliskan nilai pecahannya.
- Siswa maju ke depan dan membagi ketan bintul tersebut menjadi empat
bagian yang sama besar dan menggambarkan satu bagiannya serta menuliskan nilai pecahannya yaitu
.
Agustin Puji Lestari, 2015 DESAIN DIDAKTIK KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBASIS
BUDAYA SERANG UNTUK MENGATASI LEARNING OBSTACLE SISWA PADA KONSEP MEMBANDINGKAN DAN MENGURUTKAN PECAHAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
- Guru membimbing siswa membagi gambar ketan bintul tersebut,
menggambarkannya sesuai ukuran yang terbentuk dan menuliskan nilai pecahannya.
- Guru menjelaskan materi pecahan terkait konsep pengertian pecahan,
penamaan nilai pecahan, membandingkan dan mengurutkan pecahan. -
Siswa memperhatikan penjelasan guru. -
Guru bersama siswa melakukan tanya jawab mengenai materi yang telah diajarkan.
Elaborasi -
Guru memberikan desain pembelajaran berupa LKS kepada setiap siswa untuk dikerjakan secara individu dengan ketentuan LKS Kegiatan 1 yang
digunakan untuk mengatasi learning obstacle terkait concept image pengertian suatu bentuk pecahan dan penamaan bentuk pecahan dari
suatu gambar diberikan kepada kelas IVA dan LKS Kegiatan 2 diberikan kepada kelas IVB yang digunakan untuk mengatasi learning obstacle
terkait pemahaman terhadap konsep membandingkan dan mengurutkan pecahan.
- Siswa mengerjakan LKS secara individu yang telah diberikan guru.
- Guru berkeliling memberikan bimbingan terhadap situasi pedagogik yang
terjadi ketika siswa mengerjakan LKS. -
Setelah semua siswa selesai mengerjakan LKS, guru membagi siswa pada masing-masing kelas ke dalam beberapa kelompok dan meminta
setiap kelompok untuk mendiskusikan LKS yang sebelumnya telah dikerjakan secara individu.
- Guru bersama siswa mengatur tempat duduk untuk berkelompok dengan
formasi antar siswa dalam kelompok saling berhadapan. -
Guru menginstruksikan kepada semua siswa untuk mendiskusikan LKS secara berkelompok tanpa mengganti jawaban pada LKS yang telah
dikerjakan secara individu. -
Siswa berkelompok dengan duduk saling berhadapan dan mendiskusikan LKS secara kelompok.
Agustin Puji Lestari, 2015 DESAIN DIDAKTIK KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBASIS
BUDAYA SERANG UNTUK MENGATASI LEARNING OBSTACLE SISWA PADA KONSEP MEMBANDINGKAN DAN MENGURUTKAN PECAHAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
- Guru membagikan selembar kertas HVS kepada masing-masing
kelompok untuk menuliskan hasil diskusinya. -
Setiap kelompok menuliskan hasil diskusinya. -
Guru berkeliling membimbing setiap kelompok dalam berdiskusi karena siswa belum terbiasa berdiskusi dalam proses pembelajaran sehari-
harinya sehingga masih terlihat kesulitan-kesulitan yang dialami siswa. -
Setelah masing-masing kelompok selesai mendiskusikan LKS maka guru meminta beberapa kelompok pada masing-masing kelompok kelas maju
ke depan mempresentasikan hasil diskusi kelompok dan meminta kelompok lain memberikan tanggapan kepada kelompok yang maju.
- Beberapa kelompok pada masing-masing kelompok kelas maju ke depan
mempresentasikan hasil diskusi kelompok dan kelompok lain memberikan tanggapan kepada kelompok yang maju. Siswa masih
kesulitan dalam memberikan tanggapan untuk hasil diskusi kelompok yang telah dipresentasikan sehingga guru kembali membimbing siswa
salah satunya dengan menanyakan apakah ada jawaban kelompok yang berbeda dengan presentasi kelompok di depan?
- Siswa pada masing-masing kelompok mengatakan bahwa ada yang
berbeda, kemudian guru mengajak semua siswa pada masing-masing kelompok kelas mendiskusikan perbedaan tersebut dan seterusnya.
Konfirmasi -
Guru dan siswa bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa.
- Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,
memberikan penguatan dan penyimpulan.
3.
Kegiatan Akhir
- Guru bersama siswa melakukan refleksi.
- Guru meminta masing-masing siswa dan setiap kelompok
mengumpulkan hasil pengerjaan LKS. -
Masing-masing siswa dan setiap kelompok mengumpulkan hasil pengerjaan LKS.
Agustin Puji Lestari, 2015 DESAIN DIDAKTIK KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBASIS
BUDAYA SERANG UNTUK MENGATASI LEARNING OBSTACLE SISWA PADA KONSEP MEMBANDINGKAN DAN MENGURUTKAN PECAHAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
- Guru melakukan wawancara terkait respon siswa dan kelompok kepada
beberapa siswa. -
Guru menutup pelajaran.
H. Alat dan Sumber Belajar -