DESAIN PEMBELAJARAN ENERGI PANAS BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA SD KELAS IV: PTK menerapkan Didactical Design Research di Kelas IV SDN Lialang Kec. Taktakan Kota Serang.

(1)

Wawat Sulistiawati, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN ENERGI PANAS BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA SD KELAS IV

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DESAIN PEMBELAJARAN ENERGI PANAS BERBASIS

PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERDASARKAN

ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA SD KELAS IV

(PTK menerapkan Didactical Design Research di Kelas IV SDN Lialang Kec.

Taktakan Kota Serang)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

WAWAT SULISTIAWATI

1101535

PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

PENDIDIKAN INDONESIA KAMPUS SERANG

2015


(2)

Wawat Sulistiawati, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN ENERGI PANAS BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA SD KELAS IV

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DESAIN PEMBELAJARANENERGI PANAS BERBASIS

PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERDASARKAN

ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA SDKELAS IV

Oleh

WAWAT SULISTIAWATI

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan

© WAWAT SULISTIAWATI 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto copy, atau cara lainnya tanpa izin dari penulis.


(3)

Wawat Sulistiawati, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN ENERGI PANAS BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA SD KELAS IV


(4)

Wawat Sulistiawati, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN ENERGI PANAS BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA SD KELAS IV


(5)

I

Wawat Sulistiawati, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN ENERGI PANAS BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA SD KELAS IV

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Wawat Sulistiawati (2015) Desain Pembelajaran Energi Panas Berbasis Pendekatan Konstruktivisme Berdasarkan Analisis Kesulitan Belajar Siswa SD Kelas IV (PTK menerapkan Didactical Design Research di Kelas IV SDN Lialang Kec. Taktakan Kota Serang).

Penelitian ini berawal dari permasalahan mengenai proses pembelajaran siswa dikelas, yaitu kurang aktifnya siswa dikelas saat proses kegiatan belajar mengajar, siswa malas berpikir secara mandiri dan malas dalam kelompok diskusi yang menyebabkan anak mengalami kesulitan belajar yang berpengaruh terhadap nilai mereka, sehingga diperlukan suatu model yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa dikelas yaitu dengan menggunakan pendekatan pembelajaran konstruktivisme. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai secara umum adalah mendeskripsikan desain pembelajaran energi panas berbasis pendekatan konstruktivisme berdasarkan analisis kesulitan belajar siswa SD kelas IV. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang menerapkan didactical design

research (DDR), meode ini dilakukan melalui beberapa siklus, setiap siklus terdiri

dari perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Sehingga dapat diketahui perkembangannya dan dapat diperbaiki pada siklus berikutnya jika masih ada permasalahan kesulitan belajar yang belum teratasi. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah observasi, dan tes. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan terhadap hasil belajar siswa. Pada pra siklus nilai rata-rata diperoleh adalah 62,5 persentase 54,8% kategori rendah, siklus I nilai rata-rata kelas diperoleh adalah 71,6 persentase 70,9% kategori cukup, dan siklus II nilai rata-rata diperoleh adalah 79,8 persentase 83,8% kategori baik. Dapat disimpulkan bahhwa desain pembelajaran energi panas berbasis pendekatan konstruktivisme berdasarkan analisis kesulitan belajar siswa SD kelas IV dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan demikian penelitian ini dapat direkomendasikan kepada guru dan kepala sekolah guna meningkatkan mutu yang diharapkan.

Kata Kunci: Desain Pembelajaran, Energi Panas, Pendekatan Konstruktivisme, Kesulitan Belajar, PTK, DDR.


(6)

ii

Wawat Sulistiawati, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN ENERGI PANAS BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA SD KELAS IV

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

Wawat Sulistiawati (2015) Thermal Energy-Based Learning Design Constructivist Approach Based on Analysis of Student Learning Obstacle SD Class IV (PTK implement didactical Design Research in Class IV SDN Lialang district. Taktakan Serang).

This study originated from the problem of the learning process of students in class, which is less active students in class during the process of teaching and learning activities, lazy students to think independently and lazy in discussion groups that cause children to experience learning difficulties that affect their value, so we need a model that can improve learning outcomes students in class by using constructivist learning approach. Based on this background, the research goal to be achieved in general is to describe the design of thermal energy based learning constructivism approach based on the analysis of students' learning difficulties Elementary School fourth grade. The method used in this study is method Class Action Research (PTK) which apply design didactical research (DDR), meode is done through several cycles, each cycle consisting of planning, action, observation, and reflection. So that it can be seen development and can be fixed in the next cycle if there is still the problem of learning difficulties that have not been resolved. Data collection techniques used in this study is the observation and tests. research result showed an increase on student learning outcomes. In the pre-cycle average value obtained was 62.5 percentage 54.8% lower categories, the first cycle class average value obtained was 71.6 percentage 70.9% enough category, and second cycle of the average value obtained was 79.8 percentage 83.8% good category. It can be concluded bahhwa thermal energy-based learning design constructivism approach is based on the analysis of students' learning difficulties Elementary fourth grade can improve student learning outcomes. Thus this study can be recommended to teachers and principals to improve the quality expected.

Keywords: Learning Design, Thermal Energy, Approach Constructivism, Learning Obstacle, PTK, DDR.


(7)

iv

Wawat Sulistiawati, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN ENERGI PANAS BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA SD KELAS IV

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GRAFIK ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Definisi Operasional ... 5

BAB II PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DALAM KONSEP ENERGI PANAS ... 6

A. Kajian Teoritis ... 6

B. Penelitian Yang Relevan ... 17

C. Kerangka Berpikir ... 19

D. Hipotesis Tindakan ... 20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 21

A. Metode dan Desain Penelitian ... 21

B. Proses Tindakan ... 26

C. Teknik Pengumpulan Data ... 29

D. Teknik Analisis Data ... 36

E. Subjek dan Lokasi Penelitian ... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 38

A. Persiapan Penelitian ... 38

B. Pelaksanaan Penelitian ... 38


(8)

v

Wawat Sulistiawati, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN ENERGI PANAS BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA SD KELAS IV

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Pembahasan Hasil Penelitian... 68

E. Jawaban Hipotesis Tindakan ... 71

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 72

A. Simpulan ... 72

B. Rekomendasi ... 73

DAFTAR PUSTAKA... 75 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(9)

vi

Wawat Sulistiawati, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN ENERGI PANAS BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA SD KELAS IV

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

1. Tabel 3.3 Kisi-Kisi Soal ... 30 2. Tabel 3.4 Format Tes Penilaian Hasil Belajar Siswa

Pada Konsep Energi Panas ... 33 3. Tabel 3.5 Pedoman Observasi Aktivitas Guru Pada

Pembelajaran Energi Panas Dengan Menggunakan

Pendekatan Konstruktivisme ... 35 4. Tabel 4.1 Hasil Tes Siswa Pada Pembelajaran IPA Pada Konsep

Energi Panas ... 40 5. Tabel 4.2 Prediksi Respon Siswa ... 45 6. Tabel 4.3 Prediksi Guru Dengan Yang Terjadi Dikelas ... 45 7. Tabel 4.4 Hasil Observasi Aktivitas Guru Pada

Pembelajaran Energi Panas Dengan Menggunakan

Pendekatan Konstruktivisme ... 50 8. Tabel 4.5 Hasil Tes Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Pada Konsep Energi

Panas dengan Menggunakan Pendekatan Pembelajaran Berbasis Konstruktivisme ... 51 9. Tabel 4.6 Prediksi Respon Siswa ... 54 10.Tabel 4.7 Prediksi Guru Dengan Yang Terjadi Diklelas ... 56 11.Tabel 4.8 Hasil Observasi Aktivitas Guru Pada Pembelajaran

Energi Panas Dengan Menggunakan Pendekatan Konstruktivisme... 62 12.Tabel 4.9 Hasil Tes Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Pada Konsep Energi

Panas dengan Menggunakan Pendekatan Pembelajaran Berbasis Konstruktivisme ... 63 13.Tabel 4.10 Rekapitulasi Aktivitas Guru Pada Pembelajaran

Energi Panas Dengan Menggunakan Pendekatan Konstruktivisme... 65 14.Tabel 4.11 Rekapitulasi Hasil Tes Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Pada

Konsep Energi Panas Dengan Menggunakan Pendekatan Pembelajaran Berbasis Konstruktivisme... 67


(10)

vii

Wawat Sulistiawati, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN ENERGI PANAS BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA SD KELAS IV

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GRAFIK

1. Grafik 4.1 Data Rekapitulasi Aktivitas Guru ... 66 2. Grafik 4.2 Data Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa ... 68


(11)

viii

Wawat Sulistiawati, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN ENERGI PANAS BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA SD KELAS IV

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 2.1 Desain Pembelajaran ... 6

2. Gambar 3.1 Siklus DDR ... 25

3. Gambar 3.2 Prosedur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ... 27

4. Gambar 4.1 Mind Map atau Peta Konsep Energi panas... 42

5. Gambar 4.2 Mind Map Pada Pembelajaran Energi panas ... 43

6. Gambar 4.3 Lesson Design atau RPP Energi Panas ... 43

7. Gambar 4.4 Kegiatan Apersepsi ... 46

8. Gambar 4.5 Kegiatan Menggosok-gosokan Telapak Tangan ... 46

9. Gambar 4.6 Kegiatan Siswa Mengisi LKS ... 47

10. Gambar 4.7 Mind Map Pada Konsep Perpindahan Energi Panas ... 53

11.Gambar 4.8 Lesson Design atau RPP Pada Konsep Perpindahan Energi Panas ... 54

12.Gambar 4.9 Kegiatan Percobaan Perpindahan Energi Panas ... 58

13.Gambar 4.10 dan gambar 4.11 Kegiatan Siswa Mengamati Proses Perpindahan Energi Panas Secara Konduktor ... 58


(12)

ix

Wawat Sulistiawati, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN ENERGI PANAS BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA SD KELAS IV

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

1. Foto-foto Kegiatan Penelitian Pra Siklus – Siklus II

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I – Siklus II 3. Soal Tes Belajar Siswa Pra Siklus – Siklus II

4. Kunci Jawaban Pra Siklus – Siklus II

5. Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus I – Siklus II 6. Hasil Lembar Kerja Siswa Siklus I – Siklus II 7. Hasil Tes Siswa Pra Siklus – Siklus II

8. Surat Pengangkatan Pembimbing Penulisan Tugas Akhir/Skripsi 9. Surat Permohonan Izin Mengadakan Studi Lapangan

10.Surat Keterangan Penelitian Dari SDN Lialang 11.Riwayat Hidup


(13)

1

Wawat Sulistiawati, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN ENERGI PANAS BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA SD KELAS IV

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses perubahan perilaku seseorang sebagai hasil dari pengalamannya. Belajar juga ditandai oleh adanya aktivitas dan tingkah laku. Proses pembelajaran melibatkan guru sebagai pendidik, siswa sebagai peserta didik, media, bahan ajar, sarana dan prasarana, lingkungan serta tujuan pembelajaran yang saling berhubungan. Pembelajaran pada hakekatnya merupakan proses komunikasi transaksional yang bersifat timbal balik, baik antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Yusnandar, 2012, hlm. 30).

Pembelajaran merupakan sebuah proses menuju tercapainya tujuan pendidikan. Dalam hal ini, proses pembelajaran sangatlah menentukan hendak kemana anak didik itu akan dibawa. Sebagai pendidik harus mampu mengelola kelas serta membangkitkan minat belajar peserta didik. Salah satu mata pelajaran yang dapat membangkitkan minat peserta didik adalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang tersusun secara terbimbing. Selain itu IPA juga merupakan ilmu yang bersifat empirik dan membahas tentang fakta serta gejala alam. Hal ini menunjukkan bahwa, hakikat IPA sebagai proses diperlukan untuk menciptakan pembelajaran IPA yang empirik dan faktual. Hakikat IPA sebagai proses diwujudkan dengan melaksanakan pembelajaran yang melatih keterampilan proses bagaimana cara produk sains ditemukan.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keterampilan proses dalam pembelajaran IPA di SD meliputi keterampilan dasar dan keterampilan terintegrasi. Kedua ketrampilan ini dapat melatih siswa untuk menemukan dan menyelesaikan masalah secara ilmiah untuk menghasilkan produk-produk IPA yaitu fakta, konsep, generalisasi, hukum dan teori-teori baru. Sehingga perlu


(14)

2

Wawat Sulistiawati, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN ENERGI PANAS BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA SD KELAS IV

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diciptakan kondisi pembelajaran IPA di SD yang dapat mendorong siswa untuk aktif dan ingin tahu. Oleh karenanya, seorang pendidik harus memiliki kemampuan untuk menciptakan suasana pembelajaran yang menarik bagi peserta didik.

Kesulitan belajar (learning obstacle) pada anak saat proses kegiatan belajar mengajar biasanya kurang aktifnya siswa mengikuti pelajaran, karena siswa kurang tertarik pada cara penyajian materi yang banyak berpusat pada guru yang menggunakan metode ceramah. Berdasarkan penelitian yang saya lakukan sampai saat ini masih ada guru cenderung menggunakan metode ceramah, walaupun tidak semua tetapi masih ada sehingga membuat anak menjadi pasif dan tidak berkembang.

Pembelajaran IPA seperti ini dianggap kurang mengeksplorasi wawasan, sikap, tidak menarik, membuat siswa sering mengalami kesulitan dalam memahami konsep karena kurangnya keterlibatan siswa secara aktif mencobakan atau meneliti suatu rancangan percobaan dan menarik kesimpulan dan apa yang telah dicobakan tersebut. Peneliti disini akan melakukan penelitian bukan berdasarkan pada faktor internal, melainkan faktor eksternal.

Permasalahan yang dialami pada faktor eksternal yaitu mengenai buku teks, didalam buku teks materi yang akan disajikan tidak terdapat definisi/pengertian tentang energi panas hanya dengan gambar saja dengan kata lain kurang jelas dan lengkap. Karena buku teks sangat menunjang dalam proses belajar mengajar dan tidak semua anak paham akan penjelesan jika dengan menggunakan gambar saja.

Pada dasarnya peserta didik sudah mengenal Energi Panas sebelum mereka masuk sekolah dasar atau taman kanak-kanak tanpa mereka sadari. Contoh energi panas banyak dijumpai atau ditemui dalam kehidupan sehari-hari, misalnya api, setrika, dispenser, dan matahari. Untuk membantu siswa dalam meminimalisir hambatan-hambatan belajar guru sangat berperan dalam pembelajaran.

Oleh sebab itu, berdasarkan permasalahan di atas diperlukan suatu model atau pendekatan pembelajaran yang dapat memberikan kesempatan kepada


(15)

3

Wawat Sulistiawati, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN ENERGI PANAS BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA SD KELAS IV

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

siswa untuk berfikir secara aktif, dapat memahami dan menerapkan pengetahuan, dan bekerjasama dalam kelompok diskusi. Sebagai seorang guru harus mampu memilih model pembelajaran yang tepat bagi peserta didik. Karena itu dalam memilih model pembelajaran guru harus memperhatikan keadaan atau kondisi siswa, bahan pelajaran serta sumber-sumber belajar yang ada agar model pembelajaran dapat di terapkan secara efektif. Model pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran energi panas ini adalah model atau pendekatan konstruktivisme.

Model pembelajaran konstruktivisme adalah model pembelajaran yang menekankan pada pengetahuan awal siswa sebagai tolak ukur dalam belajar. Prinsip yang paling umum dan paling esensial dari konstruktivisme adalah siswa memperoleh banyak pengetahuan diluar sekolah bukan dari bangku sekolah. (Widodo, 2010, hlm. 101)

Pembelajaran yang menggunakan pendekatan konstruktivisme menuntut agar seorang pendidik mampu menciptakan pembelajaran sedemikian rupa sehingga peserta didik dapat terlibat secara aktif dengan materi pelajaran melalui interaksi sosial yang terjalin di dalam kelas. Dengan menggunakan pendekatan pembelajaran konstruktivisme, pembelajaran beralih menuju

student-centered yang menekankan bahwa dalam proses pembelajaran siswa

sendirilah yang akan membangun pengetahuannya sendiri dengan berfikir secara aktif. (Wardoyo, 2013, hlm. 28)

Berdasarkan latar belakang diatas, maka diperlukan penelitian mengenai konsep energi, khususnya energi panas. Untuk itu peneliti tertarik untuk meneliti “Desain Pembelajaran Energi Panas Berbasis Pendekatan Konstruktivisme Berdasarkan Analisis Kesulitan Belajar Siswa SD Kelas IV.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan bahwa rumusan masalah secara umum adalah “Bagaimana Desain Pembelajaran Energi Panas Berbasis Pendekatan Konstruktivisme Berdasarkan Analisis Kesulitan Belajar Siswa SD Kelas IV ”. Adapun rumusan masalah secara khususnya yaitu : 1. Bagaimana kesulitan belajar siswa yang terkait dengan energi panas ?


(16)

4

Wawat Sulistiawati, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN ENERGI PANAS BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA SD KELAS IV

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Bagaimana desain pembelajaran tentang energi panas yang dapat mengatasi kesulitan belajar siswa ?

3. Bagaimana menerapkan desain pembelajaran energi panas berbasis pendekatan konstruktivisme berdasarkan analisis kesulitan belajar siswa SD kelas IV ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan utama penelitian ini adalah mendeskripsikan desain pembelajaran energi panas berbasis pendekatan konstruktivisme berdasarkan analisis kesulitan belajar siswa SD kelas IV. Adapun tujuan penelitian secara khusus yaitu :

1. Membantu kesulitan belajar yang terkait dengan energi panas

2. Merancang desain pembelajaran tentang energi panas yang dapat mengatasi kesulitan belajarsiswa

3. Menerapkan desain pembelajaran energi panas berbasis pendekatan konstruktivisme berdasarkan analisis kesulitan belajar siswa SD kelas IV D. Manfaat Penelitian

1. Untuk Peneliti

a. Menambah wawasan bagi peneliti

b. Menyediakan hasil identifikasi kesulitan belajar siswa pada konsep energi panas

c. Menyediakan contoh metodologi mengenai bagaimana merancang pembelajaran berdasarkan analisis kesulitan belajar siswa

2. Bagi Siswa

a. Dengan merancang pembelajaran berdasarkan pendekatan konstruktivisme dapat memfasilitasi siswa untuk menemukan sendiri konsep energi panas

3. Bagi Guru

a. Menyediakan contoh bagaimana merancang pembelajaran berdasarkan analisis kesulitan belajar siswa

b. Menyediakan gambaran bagaimana menerapkan model pembelajaran konstruktivisme terhadap konsep energi panas


(17)

5

Wawat Sulistiawati, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN ENERGI PANAS BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA SD KELAS IV

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu E. Definisi Operasional

1. Desain pembelajaran adalah tata cara yang dipakai untuk melaksanakan proses pembelajaran (Yamin, S. 2010)

2. Energi Panas adalah suatu bentuk energi yang dihasilkan oleh sumber panas seperti gesekan dua benda, api dan matahari (Rositawaty, S. 2008) 3. Model/Pendekatan Konstruktivisme adalah model/pendekatan

pembelajaran yang menekankan pada pengetahuan awal siswa sebagai tolak ukur dalam belajar (Widodo dkk, 2010).

4. Kesulitan belajar adalah hambatan atau kesulitan belajar dalam memahami suatu konsep yang memungkinkan dialami oleh siswa pada suatu proses pembelajaran (Suryadi, D. 2010)


(18)

21

Wawat Sulistiawati, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN ENERGI PANAS BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA SD KELAS IV

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini menerapkan desain penelitian yang disebut didactical design research (DDR), akan dipaparkan dibawah ini.

a. Penelitian Tindakan kelas (PTK) 1) Pengertian Penelitian Tindakan Kelas

Menurut Wibawa (2004: 3) (dalam Taniredja dkk, 2010, hlm. 15) “Penelitian

tindakan kelas merupakan suatu penelitian yang mengangkat masalah-masalah

aktual yang dihadapi oleh guru dilapangan.” Arikunto (2007: 3) (dalam Taniredja

dkk, 2010, hlm. 15) “mengartikan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang

sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.” Menurut Wiriaatmadja (2006: 13) (dalam Taniredja dkk, 2010, hlm. 16), “penelitian tindakan kelas adalah bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktik pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka

sendiri.” Dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas yang selanjutnya

disebut PTK adalah penelitian yang mengangkat masalah-masalah yang aktual yang dilakukan oleh para guru yang merupakan pencermatan kegiatan belajar yang berupa tindakan untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran dikelas secara lebih profesional. Sedangkan pengertian PTK

menurut Yusnandar & Nur’aeni (2014, hlm. 7) yaitu “suatu bentuk penelitian

yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas secara lebih professional”

2) Tujuan Penelitian Tindakan kelas

Dapat dikatakan bahwa semua penelitian bertujuan untuk memecahkan suatu masalah, tujuan khusus utama PTK adalah untuk perbaikan dan peningkatan layanan profesional guru dalam menangani proses belajar mengajar.


(19)

22

Wawat Sulistiawati, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN ENERGI PANAS BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA SD KELAS IV

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Mulyasa (dalam Taniredja, 2012, hlm. 20) secara umum tujuan penelitian tindakan kelas adalah :

1. Memperbaiki dan meningkatkan kondisi-kondisi belajar serta kualitas pembelajaran.

2. Meningkatkan layanan profesional dalam konteks pembelajaran, khususnya layanan kepada peserta didik sehingga tercipta layanan prima.

3. Memberikan kesempatan kepada guru berimprovisasi dalam melakukan tindakan pembelajaran yang direncanakan secara tepat waktu dan sasarannya.

4. Memberikan kesempatan kepada guru mengadakan pengkajian secara bertahap terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukannya sehingga tercipta perbaikan yang berkesinambungan.

5. Membiasakan guru mengembangkan sikap ilmiah, terbuka, dan jujur dalam pembelajaran.

3) Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas

Menurut Kunandar (dalam Taniredja, 2012, hlm. 18-19), bahwa PTK memiliki karakteristik sebagai berikut :

1. On-the job problem oriented (masalah yang diteliti adalah masalah nyata

yang muncul dari dunia kerja peneliti atau yang ada dalam kewenangan atau tanggung jawab peneliti).

2. Problem-solving oriented (berorientasi pada pemecahan masalah).

3. Improvement-oriented (berorientasi pada peningkatan mutu).

4. Ciclic (siklus). Konsep tindakan (action) dalam PTK diterapkan melalui

urutan yang terdiri dari beberapa tahap berdaur ulang (cyclical).

5. Action oriented. Dalam PTK selalu didasarkan pada adanya tindakan

(treatment) tertentu memperbaiki PBM dikelas. 6. Pengkajian terhadap dampak tindakan.

7. Specifics contextual. Aktivitas PTK dipicu oleh permasalahan praktis yang

dihadapi guru dalam PBM dikelas.

8. Partisipatory (collaborative). PTK dilaksanakan secara kolaboratif dan

bermitra dengan pihak lain, seperti teman sejawat.


(20)

23

Wawat Sulistiawati, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN ENERGI PANAS BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA SD KELAS IV

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

10.Dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus, dalam satu siklus terdiri dari tahapan perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan (observation), dan refleksi (reflection) dan selanjutnyadiulang kembali dalam beberapa siklus.

4) Tahap-Tahap Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian ini menggunakan model PTK dari Kemmis dan McTaggart yang selanjutnya akan diterapkan DDR. Tahapan-tahapan dalam Penelitian Tindakan Kelas dari model Kemmis dan McTaggart berupa perangkat-perangkat atau untaian-untaian dengan satu perangkat terdiri dari empat komponen, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi, yang keempatnya merupakan satu siklus, Depdiknas (dalam Taniredja, 2012, hlm. 24).

Model Kemmis dan Taggart (dalam Yusnandar & Nur’aeni, 2014, hlm. 24) terdiri dari empat komponen, yaitu :

1) Rencana

Rencana tindakan apa yang dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan atau perubahan perilaku dan sikap sebagai solusi.

2) Tindakan

Apa yang dilakukan oleh guru atau peneliti sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang diinginkan.

3) Observasi

Mengamati atas hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa.

4) Refleksi

Peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan atas hasil atau dampak dari tindakan dari pelbagai kriteria. Berdasarkan hasil refleksi ini, peneliti bersama guru dapat melakukan revisi perbaikan terhadap rencana awal.

b. Didactical Design Research (DDR)

Pada penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan model penelitian DDR (Didactical Design Research).

DDR (Didactical Design Research) adalah penelitian yang bertujuan untuk mengungkap dan mengatasi hambatan belajar (learning obstacle) siswa pada proses


(21)

24

Wawat Sulistiawati, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN ENERGI PANAS BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA SD KELAS IV

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran. Penelitian ini merancang Lembar Kerja Siswa sebagai salah satu bagian dari bahna ajar yang diaplikasikan pada pembelajaran satu sub materi energi panas. Menurut Suryadi (2011, hlm. 12), Penelitian Desain Didaktis pada dasarnya terdiri atas tiga tahapan, yaitu :

(1) Analisis situasi didaktis sebelum pembelajaran (prospective analysis) yang wujudnya berupa Desain Didaktis Hipotesis termasuk ADP, (2) analisis

Metapedadidaktik, dan (3) analisis retrosfektif (retrospective analysis) yakni

analisis yang mengaitkan hasil analisis situasi didaktis hipotesis dengan hasil analisis Metapedadidaktik. Dari ketiga tahapan ini akan diperoleh desain didaktis empirik yang tidak tertutup kemungkinan untuk disempurnakan melalui tiga tahapan DDR tersebut.

Berdasarkan paparan tersebut dapat disimpulkan bahwa proses berpikir guru terjadi melalui tiga fase, yaitu fase sebelum pembelajaran, saat pembelajaran, dan setelah pembelajaran. DDR (didactical design research) ini didasari oleh ketiga fase berpikir guru tersebut. Salah satu aspek yang perlu menjadi pertimbangan guru dalam mengembangkan ADP adalah adanya learning obstacles khususnya yang bersifat epistimologis (epistimological obstacle).

Hubungan Guru-Siswa-Materi digambarkan oleh Kansanen (Suryadi, 2010) sebagai sebuah Segitiga Didaktik yang menggambarkan hubungan didaktis (HD) antara siswa dan materi, serta hubungan pedagogis (HP) antara guru dan siswa. Ilustrasi segitiga didaktik dari Kansanen tersebut belum memuat hubungan guru-materi dalam konteks pembelajaran.

Tahapan-tahapan dalam Didactical Design Research yaitu prospektif, metapedadidaktik dan retrospektif. Berikut ini penjelasan dari tahapan-tahapan tersebut yang dikutip dari Suryadi (2010).

1. Prospektif yaitu analisis situasi didaktis sebelum pembelajaran yang wujudnya berupa Desain Didaktis Hipotetis termasuk Antisipasi Didaktis dan Pedagogis (ADP). ADP yaitu antisipasif guru-materi.

2. Metapedadidaktik merupakan kemampuan guru untuk :

1) Memandang komponen-komponen segitiga didaktis yang dimodifikasi yaitu Antisipasi Didaktis dan Pedagogis, Hubungan Didaktis yaitu antara siswa dan


(22)

25

Wawat Sulistiawati, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN ENERGI PANAS BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA SD KELAS IV

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

materi, dan Hubungan Pedagogis yang merupakan hubungan guru dan siswa sebagai suatu kesatuan yang utuh.

2) Mengembangkan tindakan sehingga tercipta situasi didaktis dan pedagogis yang sesuai kebutuhan siswa.

3) Mengidentifikasi serta menganalisis respon siswa sebagai akibat tindakan didaktis maupun pedagogis yang dilakukan.

4) Melakukan tindakan didaktis dan pedagogis lanjutan berdasarkan hasil analisis respon siswa menuju pencapaian target pembelajaran.

3. Retrospektif yaitu analisis yang mengaitkan hasil analisis situasi didaktis hipotetis dengan hasil analisis metapedadidaktik.

Berikut ini merupakan gambaran dari alur (siklus) Didactical Design Research

(DDR).

Gambar 3.1

Siklus Didactical Design Research c. PTK menerapkan DDR

Telah dijelaskan sebelumnya bahwa penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas yang menerapkan Didactical Design Research (DDR).

Tahapan PTK dengan penerapan DDR yang digunakan dalam penelitian ini yaitu terlebih dahulu melakukan pra siklus atau sebelum tindakan dilanjutkan dengan perencanaan (prospektif), pelaksanaan (metapedadidaktik), pengamatan (metapedadidaktik) dan refleksi (retrospektif).

Penjelasan tahapan-tahapan (siklus) Penelitian Tindakan Kelas yang telah diterapkan Didactical Design Research yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut.

a. Pra Siklus

Prospektif Metapedadidaktik


(23)

26

Wawat Sulistiawati, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN ENERGI PANAS BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA SD KELAS IV

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tahap awal peneliti melakukan pengamatan/observasi (repersonalisasi) serta refleksi (retrospektif). Dalam repersonalisasi, peneliti mengamati segala hal yang berkaitan dengan pembelajaran yang menyebabkan kesulitan belajar yang dialami peserta didik. Selanjutnya, peneliti melakukan refleksi bersama guru. Peneliti bersama guru saling bertukar pikiran tentang permasalahan yang ditemukan serta mengungkapkan solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut.

b. Perencanaan (Prospektif)

Pada tahap ini peneliti merumuskan perencanaan yang akan dilakukan pada tahap selanjutnya. Peneliti menjelaskan bagaimana tindakan yang akan dilakukan untuk mengatasi permasalahan dalam pembelajaran yang telah ditemukan.

Dalam tahap ini peneliti menentukan titik fokus peristiwa yang perlu diperhatikan secara khusus untuk diamati. Kemudian membuat instrumen untuk mengumpulkan data tentang peristiwa yang terjadi selama tindakan berlangsung. c. Pelaksanaan (Metapedadidaktik)

Pada tahap ini, perencanaan yang telah dilakukan sebelumnya diterapkan pada pembelajaran. Pelaksanaan harus sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya, berlaku wajar dan tidak dibuat-buat.

d. Pengamatan (Metapedadidaktik)

Selama pelaksanaan tindakan, peneliti mengamati segala aktivitas yang berlangsung dalam pembelajaran. Peneliti mengamati aktivitas guru dan peserta didik dalam pembelajaran.

e. Refleksi (Retrospektif)

Tahap terakhir adalah refleksi yaitu mengemukakan kembali terhadap apa yang sudah dilakukan pada tahap sebelumnya. Peneliti mengevaluasi kekurangan-kekurangan yang ditemukan pada saat tindakan berlangsung. Peneliti juga mengevaluasi hubungan antara prospektif dengan metapedadidaktik.

B. Proses Tindakan

Penelitian ini diawali dengan pra siklus yaitu melakukan repersonalisasi. Repersonalisasi tersebut yaitu menganalisis buku teks IPA tentang energi panas serta mengamati cara guru dalam menyajikan buku tersebut. Selanjutnya yaitu mengamati aktivitas siswa dalam proses pembelajaran IPA tentang energi panas di kelas. Dari kegiatan tersebut peneliti memperoleh data tentang bagaimana proses pembelajaran


(24)

27

Wawat Sulistiawati, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN ENERGI PANAS BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA SD KELAS IV

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tentang energi panas. Data yang diperoleh yaitu, hasil analisis buku teks, persiapan guru dalam merancang pembelajaran serta melaksanakannya, aktivitas siswa, situasi dan kondisi kelas serta interaksi antara guru dengan siswa di kelas. Kegiatan pra siklus dilakukan untuk mengetahui situasi asli pembelajaran IPA tentang energi panas di kelas IV. Data yang diperoleh dari lapangan dianalisis untuk persiapan melakukan tindakan pada siklus I.

Berikut ini adalah proses penelitian tindakan kelas model Arikunto dengan penerapan DDR yang telah dimodifikasi agar mudah dalam memahaminya.

Alur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Dengan Model/Desain Pembelajaran Energi Panas Berbasis Pendekatan Konstruktivisme Berdasarkan Analisis

Kesulitan Belajar

(Modifikasi model Kemmis dan McTaggart dengan penerapan DDR)

Gambar 3.2

Pengamatan (Metapedadidaktik)

 Mengamati kemajuan dan kesulitan yang dialami siswa dalam pembelajaran tersebut

Pra Siklus

Siklus I Pengamatan

(Repersonalisasi)

 Mengamati aktifitas siswa dalam proses pembelajaran

 Mengamati cara guru menyajikan materi yang ada dalam buku pegangan

Refleksi (Retrospektif) Merumuskan permasalahan yang ditemukan pada proses pembelajaran

Perencanaan (Prospektif)

 Membuat desain pembelajaran (RPP) IPA tentang energi panas dengan pendekatan

konstruktivisme

 Mempersiapkan fasilitas dan sarana penunjang pembelajaran

 Mempersiapkan pedoman observasi untuk guru Pelaksanaan (Metapedadidaktik)

 Menerapkan desain

pembelajaran (RPP) dalam pembelajaran IPA tentang energi panas dengan

pendekatan konstruktivisme

Refleksi (Retrospektif)

 Mengevaluasi kemajuan dan kesulitan setelah penerapan desain pembelajaran

 Menganalisis hubungan antara prospektif dengan

metapedadidaktik

 Mengkategorikan tipe learning obstacle baru setelah penerapan desain pembelajaran

Jika hasil pembelajaran belum maksimal, maka melakukan perbaikan dan menyusun desain


(25)

28

Wawat Sulistiawati, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN ENERGI PANAS BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA SD KELAS IV

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Pra Siklus

a. Pengamatan (Repersonalisasi)

Repersonalisasi disini bermaksud mengamati aktivitas belajar siswa, menganalisis buku teks serta mengamati cara guru dalam menyajikan buku teks tersebut.

b. Refleksi (Retrospektif)

Melakukan diskusi dengan guru kelas IV, merumuskan permasalahan yang ditemukan dari hasil repersonalisasi yang menyebabkan kesulitan belajar yang dialami siswa. Selanjutnya mengungkapkan solusi dengan merumuskan perencanaan pada siklus 1 dengan berorientasi pada pendekatan konstruktivisme.

2. Siklus I

a. Perencanaan (Prospektif)

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini yaitu membuat desain pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan permasalahan yang membuat kesulitan belajar pada siswa. b. Pelaksanaan (Metapedadidaktik)

Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap ini yaitu :

1) Menerapkan desain pembelajaran (RPP) berbasis pendekatan konstruktivisme pada proses pembelajaran. Adapun langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme yaitu sebagai berikut.

a) Orientasi, menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan motivasi. b) Elisitasi, bertanya jawab untuk memancing pengetahuan awal siswa. c) Restukturisasi ide-ide, yang terdiri dari :

(1) Klarifikasi & pertukaran ide-ide, pendapat siswa diperdebatkan dalam diskusi baik dengan siswa lain maupun dengan guru.

(2) Pembentukan ide-ide baru, mendemonstrasikan untuk mengetahui berbagai cara dalam menginterprestasikan suatu fenomena atau fakta.


(26)

29

Wawat Sulistiawati, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN ENERGI PANAS BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA SD KELAS IV

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(3) Evaluasi ide-ide baru, mengevaluasi ide-ide dengan melakukan eksperimen atau dengan berfikir tentang implikasi-implikasinya.

d) Aplikasi ide-ide, mengaplikasikan ide-ide dalam situasi biasa maupun situasi baru.

e) Review, merefleksikan kembali ide-ide. c. Pengamatan (Metapedadidaktik)

1) Mengamati, apakah ada kemajuan selama penerapan desain pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme.

2) Mengamati untuk mengungkap learning obstacle baru selama penerapan desain pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme.

d. Refleksi (Retrospektif)

1) Mengevaluasi kemajuan yang didapat setelah penerapan desain pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme.

2) Mengevaluasi untuk perbandingan learning obstacle awal dengan learning

obstacle setelah penerapan desain pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme.

3) Menganalisis hubungan antara prospektif dengan metapedadidaktik.

4) Mengkategorikan tipe learning obstacle baru setelah penerapan desain pembelajaran konstruktivisme.

5) Melakukan perbaikan dan menyusun desain pembelajaran baru jika hasil penelitian dianggap kurang memuaskan.

C. Teknik Pengumpulan Data

“Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian,

karena tujuan utama dari penelitian yaitu mendapatkan data” (Sugiyono, 2013, hlm. 308).

Peneliti yang tidak mengetahui teknik pengumpulan data, maka tidak aka mendapatkan data yang sesuai dengan standar data yang ditetapkan.

Adapun teknik pengumpulan data yang di gunakan dalam peneltian ini yaitu: 1. Tes

Tes menurut Zuriah (dalam Mardiana, 2013, hlm. 72) yaitu “seperangkat

rangsangan (stimulus) yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk menjawab yang dapat dijadikan dasar bagi penetapan skor angka”. Tes dalam penelitian


(27)

30

Wawat Sulistiawati, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN ENERGI PANAS BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA SD KELAS IV

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ini dipergunakan selain untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum dan sesudah penelitian, juga untuk mengetahui letak kesulitan belajar siswa (learning obstacle) dalam materi energi panas.

Adapun cara peneliti menyusun tes dalam penelitian ini yaitu dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Menentukan Prosedur, Jenis dan Bentuk Tes

Langkah awal yang peneliti lakukan untuk menyusun tes yaitu menentukan prosedur, jenis serta bentuk tes yang akan digunakan.

1) Prosedur tes : pre-test dan post test 2) Jenis tes : Tes tertulis

3) Bentuk tes : Pilihan ganda dan essai b. Membuat Kisi-Kisi soal

Kisi-kisi soal dibuat dengan tujuan mempermudah peneliti dalam membuat soal. Dengan kisi-kisi soal, peneliti akan mengetahui gambaran soal yang akan dibuat.

Adapun kisi-kisi soal untuk pembelajaran IPA tentang energi panas di kelas IV SD yaitu sebagai berikut.

1) Standar Kompetensi

8. Memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari.

2) Kompetensi Dasar

8.1 Mendeskripsikan energi panas dan bunyi yang terdapat dilingkungan sekitar serta sifat-sifatnya.

Tabel 3.3 Kisi-kisi Soal

Indikator Tingkat

Kesukaran

C1 C2 C3

Jumlah PG E PG E PG E

Menyebutkan sumber energi panas terbesar

Mudah 2 3

Sedang 2

Sulit 1 Mendemonstrasikan cara

perpindahan energi panas

Mudah 4


(28)

31

Wawat Sulistiawati, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN ENERGI PANAS BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA SD KELAS IV

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sulit

Memberi contoh energi panas dengan adanya gesekan dua benda

Mudah 1,3 5

Sedang Sulit Menyebutkan manfaat dari energi matahari dan sumber penghasil panas

Mudah

Sedang 6,7

Sulit Menyebutkan cara perpindahan atau berpindahnya energi dan/ panas

Mudah

Sedang 4

Sulit 8,9,

10

Jumlah 4 2 3 2 3 1 15

Keterangan : C1 = Pengetahuan C2 = Pemahaman C3 = Penerapan

c. Membuat Soal (Terlampir)

d. Membuat Kunci Jawaban (Terlampir) e. Menentukan Kriteria Penilaian

Tiap soal PG diberi bobot nilai 1 dan esai diberi nilai 2, dengan skor maksimal yang dapat diperoleh adalah .

Untuk menentukan nilai akhir hasil belajar siswa, peneliti menggunakan rumus :

Nilai Akhir = Skor yang benar

Skor maksimum

X 100

Soal

Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d didepan jawaban yang benar ! 1. Dibawah ini yang merupakan sumber energi panas adalah....

a. dua batang lilin c. dua batu saling digesekan b. kayu bakar d. dua batu kali

2. Sumber energi panas terbesar bagi bumi adalah....

a. bintang c. matahari


(29)

32

Wawat Sulistiawati, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN ENERGI PANAS BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA SD KELAS IV

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Kedua telapak tangan yang saling digesekan akan menghasilkan rasa....

a. dingin c. gerah

b. sejuk d. hangat

4. Panas mengalami perpindahan melalui cara-cara sebagai berikut, kecuali....

a. dispresi c. konveksi

b. konduksi d. radiasi

5. Perpindahan panas melalui perambatan pada kawat/logam, disebut perpindahan....

a. dispresi c. konveksi

b. konduksi d. radiasi

6. Semua yang dapat menghasilkan panas disebut.... a. sumber energi panas c. panas

b. sumber energi bunyi d. Bunyi

7. Pengaruh energi matahari sangat penting bagi....

a. manusia c. hewan

b. tumbuhan d. makhluk hidup

8. Panas berpindah ke udara luar yang lebih....

a. tinggi c. sejuk

b. dingin d. panas

9. Air panas dalam gelas menjadi dingin karena....

a. dicegah c. berpindah

b. diserap d. memantul

10.Siklus air di bumi terjadi karena adanya....

a. air c. panas


(30)

33

Wawat Sulistiawati, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN ENERGI PANAS BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA SD KELAS IV

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Isilah titik-titik dibawah ini dengan jawaban yang benar.

1. Energi panas juga dapat disebut . . . 2. Sebutkan apa saja sumber-sumber panas

a. . . b. . . c. . .

3. Sumber energi panas utama bagi kehidupan adalah . . .

4. Perpindahan panas tanpa melalui zat perantara disebut perpindahan . . . 5. Panas dapat berpindah dengan cara

a. . . b. . . c. . .

Berikut kunci jawaban

1. C 6. A

2. C 7. D

3. D 8. A

4. A 9. C

5. B 10. B

Essai

1. Kalor

2. Api, gesekan dua benda, dan matahari 3. Matahari

4. Radiasi

5. Koveksi, Konduksi, Radiasi

Tabel 3.4

Format Tes Penilaian Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Energi Panas No. Nama Siswa Jenis Kelamin

(L/P) Nilai Tes

1 2 3 4


(31)

34

Wawat Sulistiawati, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN ENERGI PANAS BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA SD KELAS IV

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 Jumlah Rata-rata Prosentase Kategori

Dari tabel diatas, maka rumus untuk menentukan nilai rata-rata kelas yaitu:

Nilai rata-rata kelas = Jumlah Nilai

Jumlah banyaknya siswa

Sedangkan untuk menghitung prosentase ketuntasan belajar, digunakan rumus sebagai berikut:

P = Siswa yang tuntas belajar

Siswa

X 100

Kategori nilai yaitu sebagai berikut :

1) Skor nilai 90 – 100 = A (baik sekali) 2) Skor nilai 80 – 89 = B (baik) 3) Skor nilai 65 – 79 = C (cukup) 4) Skor nilai 55 – 64 = D (kurang) 5) Skor nilai  55 = E (buruk) 2. Observasi


(32)

35

Wawat Sulistiawati, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN ENERGI PANAS BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA SD KELAS IV

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hadi (dalam Sugiyono, 2013, hlm. 203) berpendapat bahwa “observasi

merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai

proses biologis dan psikhologis”. Observasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu observasi terstruktur. “Observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang

secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan dan dimana tempatnya”

(Sugiyono, 2013, hlm. 205). Observasi dalam penelitian ini dipergunakan untuk mengumpulkan data dan informasi tentang partisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar serta mengamati cara guru dalam mengajarkan sebuah konsep.

Berikut ini adalah pedoman observasi aktivitas guru dan siswa pada pembelajaran IPA konsep gaya di kelas IV Sekolah Dasar.

Tabel 3.5

Pedoman Observasi Aktivitas Guru Pada Pembelajaran Energi Panas Dengan Menggunakan Pendekatan Konstruktivisme

No Aspek Yang

Dinilai Indikator

Nilai

Jumlah 1 2 3

1

Kegiatan awal: Orientasi dan Elisitasi

1. Membuka pembelajaran

2. Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan motivasi kepada siswa untuk mempelajari sebuah konsep

3. Bertanya jawab dengan siswa untuk menyampaikan pemikiran terbarunya tentang energi panas

2 Restrukturisasi ide-ide

1. Mengarahkan siswa untuk berdiskusi dengan siswa lainnya atau dengan guru tentang energi panas


(33)

36

Wawat Sulistiawati, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN ENERGI PANAS BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA SD KELAS IV

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu mendemonstrasikan ide-idenya 3. Memfasilitasi siswa untuk

membuktikan ide-idenya dengan cara bereksperimen

3

Aplikasi ide-ide

1. Mengarahkan siswa untuk mengembangkan ide-idenya

2. Mengajak siswa untuk mengaplikasikan ide-idenya

3. Memperbaiki jika terjadi kesalahan pemahaman pada siswa tentang energi panas

4 Kegiatan Akhir Review

1. Mengajak siswa untuk merefleksikan kembali ide-idenya

2. Memberikan soal post test 3. Menutup pembelajaran Jumlah keseluruhan

Rata – rata = Nilai yang diperoleh Aspek

Keterangan :

Nilai 3 = Jika semua indikator tampak Nilai 2 = Jika hanya 2 indikator yang tampak Nilai 1 = Jika hanya 1 indikator yang tampak

Nilai akhir = Nilai yang diperoleh

Total indikator

X 4

Kriteria Penilaian

0 - 1 = Kurang 1,1 - 2 = Cukup 2,1 - 3 = Baik 3,1 - 4 = Baik Sekali D. Teknik Analisis Data

Setelah melakukan teknik pengumpulan data yaitu analisis data. Analisis data dilakukan dimulai dari sebelum terjun kelapangan sampai hasil penelitian selesai.

Nasution (dalam Sugiyono, 2013, hlm. 336) mengungkapkan bahwa “analisis telah

dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun kelapangan, dan berlangsung terus sampai hasil penelitian. Analisis data menjadi pegangan bagi penelitian


(34)

37

Wawat Sulistiawati, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN ENERGI PANAS BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA SD KELAS IV

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam penelitian ini analisis data akan terus menerus dilakukan sampai tuntas. Mengacu kepada Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2013, hlm. 337) bahwa

“aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh”.

Jadi dalam penelitian ini proses analisis data akan berlangsung secara terus menerus hingga kesulitan belajar siswa (learning obstacle) sudah dapat teratasi. Langkah –langkah dalam analisis data penelitian menurut Miles dan Huberman yaitu, data reduction (reduksi data), data display (penyajian data) dan conclusion drawing/verification (kesimpulan /verifikasi).

a. Data Reduction (Reduksi Data)

Mereduksi data yaitu “merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu” (Sugiyono, 2013, hlm. 338).

b. Data Display (Penyajian Data)

Setelah mereduksi data, langkah selanjutnya yaitu menyajikan data. Pada penelitian kualitatif penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian yang singkat, bagan, hubungan antar kategori, serta flowchart atau sejenisnya. Miles dan Huberman (dalam

Sugiyono, 2013, hlm. 341) bahwa “the most frequent from of display data for qualitative research data in the past has been narrative tex”. Dalam penelitian

kualitatif yang paling sering digunakan untuk menyajikan data yaitu dengan teks yang bersifat naratif.

c. Conclusion Drawing / Verification

Langkah terakhir menurut Miles dan Huberman dalam analisis data yaitu penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan disini merupakan jawaban dari rumusan masalah yang telah dirumuskan sejak awal.

Berdasarkan langkah-langkah analisis data menurut Miles dan Huberman, maka langkah-langkah analisis data yang akan dilakukan dalam penelitian ini yaitu:

a. Mengumpulkan informasi

b. Menganalisis keseluruhan informasi yang telah diperoleh c. Mengklasifikasikan informasi yang telah diperoleh


(35)

38

Wawat Sulistiawati, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN ENERGI PANAS BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA SD KELAS IV

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Membuat uraian secara rinci mengenai hal-hal kemudian muncul pada saat pengujian e. Menetapkan pola dan mencari hubungan serta membandingkan antara beberapa

kategori

f. Melakukan interpretasi g. Menyajikan secara naratif E.Subjek dan Lokasi Penelitian

Berikut ini uraian dari subjek dan lokasi yang diambil dalam penelitian ini. 1. Subjek penelitian

Subjek dalam penelitian ini yaitu kegiatan pembelajaran IPA pada materi energi panas dengan desain pembelajaran berbasis pendekatan konstruktivisme di kelas IV Sekolah Dasar dengan jumlah siswa 31 orang, yang terdiri dari 23 laki-laki dan 8 perempuan.

2. Lokasi Penelitian

Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Sekolah Dasar Negeri Lialang, Kecamatan Taktakan Kota Serangr. Alasan peneliti memilih sekolah tersebut yaitu setelah melakukan observasi pada pembelajaran IPA tentang energi panas, terdapat beberapa kesulitan belajar yang dialami oleh siswa. Untuk itu peneliti akan mencoba menerapkan desain pembelajaran berbasis pendekatan konstruktivisme untuk mengatasi kesulitan belajar siswa.


(36)

72

Wawat Sulistiawati, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN ENERGI PANAS BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA SD KELAS IV

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis terhadap penelitian tindakan kelas menerapkan

didactical design research (DDR) yang telah dilakukan oleh peneliti pada

desain pembelajaran energi panas berbasis pendekatan konstruktivisme berdasarkan analisis kesulitan belajar, maka berikut ini adalah beberapa kesimpulan mengenai pelaksanaan penelitian mulai dari pra siklus sampai siklus II:

1. Berdasarkan hasil analisis dan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti terhadap pelaksanaan penelitian dikelas IV, peneliti menemukan beberapa faktor yang menyebabkan anak atau siswa mengalami kesulitan dalam belajar. Saat peneliti mengamati proses pembelajaran guru yang sedang mengajar hanya menerapkan metode ceramah dan tanya jawab juga tidak adanya percobaan-percobaan, sehingga membuat anak mengalami kebingungan saat pembelajaran berlangsung. Tidak hanya itu guru tidak memakai media atau alat peraga yang konkrit agar anak lebih paham dengan keadaan disekitarnya. Selain faktor diatas, buku teks juga dapat menyebabkan anak mengalami kesulitan belajar dengan penjelasan materi kurang jelas yang disajikan dalam buku teks atau buku paket tersebut. Dengan demikian peneliti merencanakan untuk membuat proses belajar mengajar dikelas menarik dan semua siswa aktif, yaitu peneliti membuat desain pembelajaran berbasis pendekatan konstruktivisme dimana pembelajaran berpusat pada siswa student-centered guru hanya mengarahkan dan membimbing.

2. Hasil belajar siswa pada pembelajaran energi panas dengan menggunakan desain pembelajaran berbasis pendekatan konstruktivisme mengalami peningkatan yang baik. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai rata-rata kelas yang diperoleh mulai dari pra siklus sampai dengan siklus II. Pada pra siklus nilai rata-rata kelas yang diperoleh adalah 62,5 dengan persentase


(37)

73

Wawat Sulistiawati, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN ENERGI PANAS BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA SD KELAS IV

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

54,8% kategori rendah. Siklus I diperoleh nilai rata-rata kelas adalah 71,6 dengan persentase 70,9% kategori cukup, dan pada siklus II mengalami peningkatan mendapat nilai rata-rata kelas 79,8 dengan persentase 83,8% masuk kategori baik. Hal tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan pada pembelajaran energi panas berbasis pendekatan konstruktivisme berdasarkan kesulitan belajar siswa.

3. Berdasarkan hasil belajar siswa yang mengalami peningkatan menunjukkan bahwa peneliti berhasil dalam menerapkan desain pembelajaran yang telah dibuat, mulai dari siklus I sampai dengan siklus II. Hal tersebut dapat dilihat dari penilaian aktivitas guru pada siklus I dan siklus II. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai aktivitas guru yang diperoleh setiap siklusnya. Siklus I nilai rata-rata aktivitas guru adalah 2,25 dan nilai akhir yang diperoleh 3 kategori baik. Pada siklus II mengalami peningkatan yang istimewa, dimana nilai rata-rata aktivitas guru yang diperoleh adalah 2,75 dengan nilai akhir yang diperoleh adalah 3,6 kategori baik sekali. Dengan demikian peneliti berhasil dalam menerapkan desain pembelajaran berbasis pendekatan konstruktivisme.

Maka berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian desain pembelajaran energi panas berbasis pendekatan konstruktivisme berdasarkan analisis kesulitan belajar siswa telah berhasil. Hal itu terbukti dengan meningkatnya hasil belajar siswa dan aktivitas guru serta terlaksananya langkah-langkah pendekatan pembelajaran konstruktivisme dengan baik sehingga terciptanya kegiatan pembelajaran yang aktif dan menarik.

B. Rekomendasi

Berdasarkan temuan-temuan selama penelitian desain pembelajaran energi panas berbasis pendekatan konstruktivisme berdasarkan analisis kesulitan belajar siswa SD kelas IV di SDN Lialang Kecamatan Taktakan Kota Serang , maka peneliti mengajukan beberapa rekomendasi sebagai berikut :

1. Bagi Guru

a. Dalam kegiatan pembelajaran sebaiknya guru dapat mengawali kegiatan pembelajaran dengan menggali pengetahuan awal siswa melalui kegiatan apersepsi baik itu melalui proses tanya jawab


(38)

74

Wawat Sulistiawati, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN ENERGI PANAS BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA SD KELAS IV

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

maupun demonstrasi, sehingga siswa termotivasi untuk mengikuti pembelajaran.

b. Guru sebaiknya berperan sebagai fasilitator dan mediator saja atau yang mengarahkan dan membimbing saja, karena dengan demikian siswa dapat membangun pengetahuan sendiri secara aktif.

c. Guru sebaiknya menggunakan benda-benda yang kongkrit saat pembelajaran karena tahap perkembangan kognitif siswa SD berada pada tahap operasional kongkrit.

d. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme merupakan salah satu cara yang dapat mengatasi kesulitan belajar yang dialami siswa, karena pendekatan ini memberi kesempatan siswa untuk berpikir secara aktif, dan menerapkan pengetahuan serta dapat bekerjasama dalam kelompok diskusi.

2. Bagi Siswa

a. Memfasilitasi siswa dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme khususnya pada materi energi panas. b. Memberikan pengalaman langsung kepada siswa dengan belajar

secara aktif, bekerjasama dan diskusi kelompok. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Dikarenakan dalam penelitian ini masih banyak kekurangan misalnya: a. Waktu pelaksanaanya kurang

b. Membuat desain pembelajaran yang kurang mendetail

c. Meyelaraskan antara Penelitian Tindakan Kelas dengan menerapkan DDR karena metode ini metode baru

Oleh karena itu, maka hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan diskusi dan referensi untuk penelitian selanjutnya sebagai upaya memperbaiki pada masa yang akan datang.


(39)

75

Wawat Sulistiawati, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN ENERGI PANAS BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA SD KELAS IV

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT Rineka Cipta

Barlia, L. (2010). Teori Pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup. Subang: Royyan Press.

Hanafiah, N. & Cucu Suhana. (2009). Konsep strategi pembelajaran.Bandung : refika ADITAMA

Nasution, S. (2000). Didaktik Asas-asas Mengajar. Jakarta : PT Bumi Aksara

Rositawaty, S. & Aris Muharam. (2008). Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Ikatan Penerbit Indonesia Suryadi, D. d. (2010). Didactical Design Research (DDR) dalam Pengembangan

Pembelajaran Matematika. Bandung: Modul Seminar Nasional MIPA 2010.

Taniredja, T. Irma P & Nyata. (2012). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : ALFABETA Wardoyo, S.M. (2013). Pembelajaran Konstruktivisme. Bandung : ALFABETA

Widodo, A. Sri W & Margareta. (2010). Pendidikan IPA di Sekolah Dasar. Bandung : UPI Press

Yusnandar, E.( 2012). Belajar dan Pembelajaran di SD.Serang : Ikhwan Mandiri Press Yamin, M. (2012). Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta : Ikatan Penerbit

Indonesia

Yamin, S. (2010). Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta : Gaung Persada PressJakarta

Wijaya. RN. (2010). Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Hasil Belajar Siswa Pada

Mata Pelajaran Pkn di SMPN 77 Jakarta. Jurnal pendidikan : (https


(40)

75

Wawat Sulistiawati, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN ENERGI PANAS BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA SD KELAS IV


(1)

38

Wawat Sulistiawati, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN ENERGI PANAS BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA SD KELAS IV

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Membuat uraian secara rinci mengenai hal-hal kemudian muncul pada saat pengujian e. Menetapkan pola dan mencari hubungan serta membandingkan antara beberapa

kategori

f. Melakukan interpretasi g. Menyajikan secara naratif

E.Subjek dan Lokasi Penelitian

Berikut ini uraian dari subjek dan lokasi yang diambil dalam penelitian ini. 1. Subjek penelitian

Subjek dalam penelitian ini yaitu kegiatan pembelajaran IPA pada materi energi panas dengan desain pembelajaran berbasis pendekatan konstruktivisme di kelas IV Sekolah Dasar dengan jumlah siswa 31 orang, yang terdiri dari 23 laki-laki dan 8 perempuan.

2. Lokasi Penelitian

Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Sekolah Dasar Negeri Lialang, Kecamatan Taktakan Kota Serangr. Alasan peneliti memilih sekolah tersebut yaitu setelah melakukan observasi pada pembelajaran IPA tentang energi panas, terdapat beberapa kesulitan belajar yang dialami oleh siswa. Untuk itu peneliti akan mencoba menerapkan desain pembelajaran berbasis pendekatan konstruktivisme untuk mengatasi kesulitan belajar siswa.


(2)

72

Wawat Sulistiawati, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN ENERGI PANAS BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA SD KELAS IV

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis terhadap penelitian tindakan kelas menerapkan

didactical design research (DDR) yang telah dilakukan oleh peneliti pada

desain pembelajaran energi panas berbasis pendekatan konstruktivisme berdasarkan analisis kesulitan belajar, maka berikut ini adalah beberapa kesimpulan mengenai pelaksanaan penelitian mulai dari pra siklus sampai siklus II:

1. Berdasarkan hasil analisis dan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti terhadap pelaksanaan penelitian dikelas IV, peneliti menemukan beberapa faktor yang menyebabkan anak atau siswa mengalami kesulitan dalam belajar. Saat peneliti mengamati proses pembelajaran guru yang sedang mengajar hanya menerapkan metode ceramah dan tanya jawab juga tidak adanya percobaan-percobaan, sehingga membuat anak mengalami kebingungan saat pembelajaran berlangsung. Tidak hanya itu guru tidak memakai media atau alat peraga yang konkrit agar anak lebih paham dengan keadaan disekitarnya. Selain faktor diatas, buku teks juga dapat menyebabkan anak mengalami kesulitan belajar dengan penjelasan materi kurang jelas yang disajikan dalam buku teks atau buku paket tersebut. Dengan demikian peneliti merencanakan untuk membuat proses belajar mengajar dikelas menarik dan semua siswa aktif, yaitu peneliti membuat desain pembelajaran berbasis pendekatan konstruktivisme dimana pembelajaran berpusat pada siswa student-centered guru hanya mengarahkan dan membimbing.

2. Hasil belajar siswa pada pembelajaran energi panas dengan menggunakan desain pembelajaran berbasis pendekatan konstruktivisme mengalami peningkatan yang baik. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai rata-rata kelas yang diperoleh mulai dari pra siklus sampai dengan siklus II. Pada pra siklus nilai rata-rata kelas yang diperoleh adalah 62,5 dengan persentase


(3)

73

Wawat Sulistiawati, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN ENERGI PANAS BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA SD KELAS IV

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

54,8% kategori rendah. Siklus I diperoleh nilai rata-rata kelas adalah 71,6 dengan persentase 70,9% kategori cukup, dan pada siklus II mengalami peningkatan mendapat nilai rata-rata kelas 79,8 dengan persentase 83,8% masuk kategori baik. Hal tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan pada pembelajaran energi panas berbasis pendekatan konstruktivisme berdasarkan kesulitan belajar siswa.

3. Berdasarkan hasil belajar siswa yang mengalami peningkatan menunjukkan bahwa peneliti berhasil dalam menerapkan desain pembelajaran yang telah dibuat, mulai dari siklus I sampai dengan siklus II. Hal tersebut dapat dilihat dari penilaian aktivitas guru pada siklus I dan siklus II. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai aktivitas guru yang diperoleh setiap siklusnya. Siklus I nilai rata-rata aktivitas guru adalah 2,25 dan nilai akhir yang diperoleh 3 kategori baik. Pada siklus II mengalami peningkatan yang istimewa, dimana nilai rata-rata aktivitas guru yang diperoleh adalah 2,75 dengan nilai akhir yang diperoleh adalah 3,6 kategori baik sekali. Dengan demikian peneliti berhasil dalam menerapkan desain pembelajaran berbasis pendekatan konstruktivisme.

Maka berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian desain pembelajaran energi panas berbasis pendekatan konstruktivisme berdasarkan analisis kesulitan belajar siswa telah berhasil. Hal itu terbukti dengan meningkatnya hasil belajar siswa dan aktivitas guru serta terlaksananya langkah-langkah pendekatan pembelajaran konstruktivisme dengan baik sehingga terciptanya kegiatan pembelajaran yang aktif dan menarik.

B. Rekomendasi

Berdasarkan temuan-temuan selama penelitian desain pembelajaran energi panas berbasis pendekatan konstruktivisme berdasarkan analisis kesulitan belajar siswa SD kelas IV di SDN Lialang Kecamatan Taktakan Kota Serang , maka peneliti mengajukan beberapa rekomendasi sebagai berikut :

1. Bagi Guru

a. Dalam kegiatan pembelajaran sebaiknya guru dapat mengawali kegiatan pembelajaran dengan menggali pengetahuan awal siswa melalui kegiatan apersepsi baik itu melalui proses tanya jawab


(4)

74

Wawat Sulistiawati, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN ENERGI PANAS BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA SD KELAS IV

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

maupun demonstrasi, sehingga siswa termotivasi untuk mengikuti pembelajaran.

b. Guru sebaiknya berperan sebagai fasilitator dan mediator saja atau yang mengarahkan dan membimbing saja, karena dengan demikian siswa dapat membangun pengetahuan sendiri secara aktif.

c. Guru sebaiknya menggunakan benda-benda yang kongkrit saat pembelajaran karena tahap perkembangan kognitif siswa SD berada pada tahap operasional kongkrit.

d. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme merupakan salah satu cara yang dapat mengatasi kesulitan belajar yang dialami siswa, karena pendekatan ini memberi kesempatan siswa untuk berpikir secara aktif, dan menerapkan pengetahuan serta dapat bekerjasama dalam kelompok diskusi.

2. Bagi Siswa

a. Memfasilitasi siswa dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme khususnya pada materi energi panas. b. Memberikan pengalaman langsung kepada siswa dengan belajar

secara aktif, bekerjasama dan diskusi kelompok. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Dikarenakan dalam penelitian ini masih banyak kekurangan misalnya: a. Waktu pelaksanaanya kurang

b. Membuat desain pembelajaran yang kurang mendetail

c. Meyelaraskan antara Penelitian Tindakan Kelas dengan menerapkan DDR karena metode ini metode baru

Oleh karena itu, maka hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan diskusi dan referensi untuk penelitian selanjutnya sebagai upaya memperbaiki pada masa yang akan datang.


(5)

75

Wawat Sulistiawati, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN ENERGI PANAS BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA SD KELAS IV

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT Rineka Cipta

Barlia, L. (2010). Teori Pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup. Subang: Royyan Press.

Hanafiah, N. & Cucu Suhana. (2009). Konsep strategi pembelajaran.Bandung : refika ADITAMA

Nasution, S. (2000). Didaktik Asas-asas Mengajar. Jakarta : PT Bumi Aksara

Rositawaty, S. & Aris Muharam. (2008). Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Ikatan Penerbit Indonesia Suryadi, D. d. (2010). Didactical Design Research (DDR) dalam Pengembangan

Pembelajaran Matematika. Bandung: Modul Seminar Nasional MIPA 2010.

Taniredja, T. Irma P & Nyata. (2012). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : ALFABETA Wardoyo, S.M. (2013). Pembelajaran Konstruktivisme. Bandung : ALFABETA

Widodo, A. Sri W & Margareta. (2010). Pendidikan IPA di Sekolah Dasar. Bandung : UPI Press

Yusnandar, E.( 2012). Belajar dan Pembelajaran di SD.Serang : Ikhwan Mandiri Press Yamin, M. (2012). Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta : Ikatan Penerbit

Indonesia

Yamin, S. (2010). Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta : Gaung Persada PressJakarta

Wijaya. RN. (2010). Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Hasil Belajar Siswa Pada

Mata Pelajaran Pkn di SMPN 77 Jakarta. Jurnal pendidikan : (https


(6)

75

Wawat Sulistiawati, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN ENERGI PANAS BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA SD KELAS IV


Dokumen yang terkait

DESAIN PEMBELAJARAN GERAK BENDA BERBASIS MODEL INKUIRI BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS 3 SEKOLAH DASAR: Penelitian Tindakan Kelas Menerapkan Didactical Design Research di Kelas 3 SD Negeri Dalembalar 2 Kecamatan Cimanuk Kabupaten Pandeg

0 5 35

DESAIN PEMBELAJARAN KONSEP BANJIR BERBASIS COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASSIST INDIVIDUALIZATION BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR (LEARING OBSTACLE) SD KELAS V: Penelitian Tindakan Kelas yang menerapkan Didactical Design Research di kelas V SD neg

0 0 35

DESAIN PEMBELAJARAN SIFAT-SIFAT CAHAYA BERBASIS COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) KELAS V SEMESTER 2: Penelitian Tindakan Kelas Menerapkan Didactical Design Research Di Ke

1 5 52

DESAIN PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE SNOWBALL THROWING PADA KONSEP DAUR AIR BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR (LEARNING OBSTACLE) SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR: Penelitian Tindakan Kelas Menerapkan Didactical Design Research di Kelas V SDN Tak

0 4 44

DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2: Penelitian Tindakan Kelas Menerapkan Didactical Design Research Pada Siswa Kelas III Se

0 7 40

DESAIN PEMBELAJARAN GAYA BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA: Penelitian Tindakan Kelas Menerapkan Didactical Design Research di Kelas IV SDN Pangradin 02 Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor.

1 3 44

DESAIN PEMBELAJARAN KONSEP BUNYI BERBASIS MODEL INKUIRI TERBIMBING BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR (LEARNING OBSTACLE) SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI RANCA TALES: Penelitian Tindakan Kelas Menerapkan Didactical Design Research di Kelas IV SDN

0 1 45

DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) PADA KONSEP GAYA MAGNET di KELAS IV SEKOLAH DASAR: Suatu Penelitian Tindakan Kelas Menerapkan Didactical Design Research (DDR) di

3 3 52

DESAIN PEMBELAJARAN ENERGI BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA: Penelitian Tindakan Kelas Menerapkan Didactical Design Research di Kelas IV SDN Gedeg Kecamatan Taktakan Kota Serang.

0 2 39

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP ENERGI :PTK Di Kelas IV SDN Cisangku Kec.Curug Kota Serang.

0 5 43