Tika Triasari, 2014 Penggunaan Media Smiley Face Untuk Meningkatkan Pemahaman Matematis Siswa Pada
Materi Bilangan Bulat Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
BAB III METODE PENELITIAN
A. Metode dan Pendekatan
Berdasarkan maksud dan tujuan dari penelitian ini, metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas PTK, yang termasuk ke dalam jenis
penelitian kualitatif. Menurut David Hopkins dalam Kunandar, 2012: 46 mendefinisikan PTK sebagai berikut.
PTK adalah sebuah bentuk kegiatan refleksi diri yang dilakukan oleh para pelaku pendidikan dalam suatu situasi kependidikan untuk memperbaiki
rasionalitas dan keadilan tentang a praktik-praktik kependidikan; b pemahaman mereka tentang praktik-praktik tersebut; dan c situasi di
mana praktik-praktik tersebut dilaksanakan.
Sedangkan menurut Kunandar 2012: 46, PTK dapat diartikan sebagai berikut.
PTK merupakan suatu kegiatan ilmiah yang dilakukan guru di kelasnya sendiri dengan jalan merancang, melaksanakan, mengamati, dan
merefleksikan tindakan melalui beberapa siklus secara kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu
proses pembelajaran di kelasnya.
Menurut Arikunto 2010: 3, PTK merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi
dalam sebuah kelas secara bersama. Jadi PTK merupakan kegiatan yang dilakukan oleh guru, yang sengaja dimunculkan untuk meningkatkan mutu proses
pembelajaran di kelas. PTK
merupakan kebutuhan
bagi guru
untuk meningkatkan
profesionalitasnya seperti yang dikemukakan oleh Natalia 2008: 8 sebagai berikut.
1. PTK sangat kondusif untuk membuat guru menjadi peka terhadap
dinamika pembelajaran di kelasnya. 2.
PTK dapat meningkatkan kinerja guru sehingga menjadi lebih professional.
Tika Triasari, 2014 Penggunaan Media Smiley Face Untuk Meningkatkan Pemahaman Matematis Siswa Pada
Materi Bilangan Bulat Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
3. Dengan melaksanakan tahapan-tahapan dalam PTK, guru mampu
memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu kajian yang dalam terhadap apa yang terjadi dikelasnya.
4. Pelaksanaan PTK tidak mengganggu tugas pokok seorang guru karena
dia tidak perlu meninggalkan kelasnya. 5.
Dengan melaksanakan PTK, guru menjadi kreatif karena selalu dituntut untuk melakukan upaya-upaya inovasi sebagai implementasi
dan adaptasi berbagai teori dan teknik pembelajaran serta bahan ajar yang dipakainya.
6. Penerapan PTK dalam pendidikan dan pembelajaran memiliki tujuan
untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas praktik mengajar guru dalam sebuah pembelajaran secara berkesinambungan sehingga dapat
meningkatkan kualitas
hasil instruksional,
mengembangkan keterampilan guru, meningkatkan relevansi, meningkatkan efisiensi
pengelolaan instruksional serta menumbuhkan budaya meneliti pada komunitas guru.
“Tujuan PTK adalah untuk memecahkan berbagai permasalahan nyata yang terjadi di kelas, memperbaiki pembelajaran, meningkatkan kualitas
isi, proses, hasil pendidikan, dan kegiatan praktik guru dalam pengembangan profesinya agar menjadi lebih berkualitas. Selain itu,
tujuan PTK juga untuk menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah sehingga tercipta sikap proaktif dalam melakukan
perbaikan kualitas pendidikan dan pembelajaran secara berkelanjutan.
” Natalia, 2008: 10
PTK juga memiliki manfaat seperti yang dikemukakan oleh Natalia 2008:
14 yaitu sebagai berikut. 1.
Dapat menghasilkan laporan-laporan PTK yang dapat dijadikan bahan panduan guru untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
2. Menumbuhkembangkan kebiasaan, budaya, dan tradisi meneliti serta
menulis artikel ilmiah di kalangan guru. 3.
Mampu mewujudkan kerja sama, kolaborasi, dan sinergi antarguru dalam satu sekolah atau beberapa sekolah untuk bersama-sama
memecahkan masalah pembelajaran dan meningkatkan mutu pembelajaran.
4. Mampu meningkatkan kemampuan guru dalam menjabarkan
kurikulum atau program pembelajaran sesuai dengan tuntutan dan konteks local, sekolah, dan kelas.dapat memupuk dan meningkatkan
keterlibatan, kegairahan, ketertarikan, kenyamanan, dan kesenangan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas yang
dilaksanakan guru.
5. Dapat mendorong terwujudnya proses pembelajaran yang menarik,
menantang, nyaman, dan menyenangkan karena strategi, metode,
Tika Triasari, 2014 Penggunaan Media Smiley Face Untuk Meningkatkan Pemahaman Matematis Siswa Pada
Materi Bilangan Bulat Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
teknik, dan media yang digunakan dalam pembelajaran sangat bervariasi dan dipilih secara bersungguh-sungguh.
Model PTK memiliki berbagai macam desain diantaranya model Kurt Lewin, model Kemmis dan Mc Taggart, model Elliot, model Hopkins, dan model
Ebbut. Model penelitian tindakan kelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Kemmis dan Mc Taggart. Menurut Kemmis dan Mc Taggrat dalam
Kunandar, 2012: 70, penelitian tindakan kelas dilakukan melalui proses yang dinamis dan komplementasi yang terdiri dari empat yaitu penyusunan
perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Alur tiap siklus dalam penelitian ini diadaptasi dari desain model Kemmis
dan Mc Taggart sebagaimana dilukiskan dalam skema berikut ini.
Gambar 3.1 Alur PTK Adaptasi Model Kemmis dan Mc. Taggart
Identifikasi Masalah Rumusan Masalah
Perencanaan Pelaksanaan
Observasi
Refleksi Siklus
I
Perencanaan
Observasi Pelaksanaan
Siklus II
Refleksi
Kesimpulan
Tika Triasari, 2014 Penggunaan Media Smiley Face Untuk Meningkatkan Pemahaman Matematis Siswa Pada
Materi Bilangan Bulat Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Pada setiap siklus, langkah pertama yang dilakukan adalah perencanaan tindakan. Kemudian dilakukan pelaksanaan tindakan dan observasi yang
dilakukan secara bersamaan sesuai dengan rencana yang telah dirancang. Setelah pelaksanaan dan observasi dilakukan, langkah selanjutnya adalah refleksi.
Refleksi dilakukan untuk mempertimbangkan baik atau buruknya, berhasil atau tidak berhasilnya suatu tindakan yang telah dilakukan. Apabila hasil refleksi
siklus menunjukkan bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus satu tidak sesuai yang diharapkan, maka disusunlah rencana perbaikan untuk dilakukan pada siklus
kedua.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian