15
E. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Masalah yang telah ditetapkan masih juga perlu dibatasi mengingat kemampuan si peneliti baik yang berkenaan dengan metodologi, waktu, dana,
tenaga dan fasilitas. Pembatasan masalah dapat dilakukan pada pokok persoalan dan pada objek penelitian. Pembatasan ini diperlukan bukan saja memudahkan
pelaksanaan penelitian tetapi lebih penting dari itu adalah faktor ketelitian dan kecermatan. Contoh, pimpinan perusahaan besar di Jakarta menghubungi faktor
konsultan meminta agar mempelajari faktor yang menyebabkan kemerosotan hasil penjualan.
Rumusan masalah yang timbul adalah, apakah faktor-faktor yang menyebabkan kemerosotaan hasil penjualan? rumusan ini belum operasional.
Oleh karena itu coba kita operasionalkan, dengan mengajukan pertanyaan- pertanyaan berikut:
1.
Hasil penjualan untuk seluruh atau perlu diperinci menurut kantor cabang. Misalnya ternyata hasil penjualan dari cabang-cabang seluruh Jawa dan
Madura saja.
2. Hasil penjualan seluruh jenis barang atau hanya untuk beberapa jenis barang
tertentu saja. Ternyata, kemerosotan dialami oleh seluruh jenis barang yang dijual.
3. Sejak kapan kemerosotan itu dirasakan. Ternyata sejak tahun 1995.
4. Faktor-faktor apa yang dirasakan mempengaruhi? Bagaimanakah mutu
barang? Adakah daya saingan? harga? daya beli masyarakat rendah? kegiatan penjualan promosi penjualan kurangadvertensi? salesmen kurang aktif atau
agen kurang royal? Salesmengirls kurang aktif agen kurang royal? Ternyata mutu masih baik, salesmengirls tetap aktif. Kalau begitu tidak perlu seluruh
faktor diselidiki terutama yang sudah jelas tidak mempengaruhi, kalau diselidiki berarti tidak relevan dan memboroskan tenaga, dana dan waktu.
Berdasarkan keadaan di atas, rumusan masalah yang lebih operasional sebagai berikut:
16
Apakah saingan, daya beli masyarakat, harga dan promosi menyebabkan merosotnya hasil penjualan seluruh jenis barang di Jawa dan Madura sejak tahun
1995.
Hirarki pertanyaan Donald R. Cooper, C.William Emory, 1996
17
Untuk menjelaskan proses yang dilalui peneliti mulai dari munculnya masalah sampai dengan pengukuran dapat dijelaskan melalui hirarki pertanyaan.
Prosesnya dimulai taraf pertanyaan manajemen mencerminkan suatu keputusan yang harus dibuat seorang manager dan merupakan masalah yang menyebabkan
penelitian dilakukan.
Jika pertanyaan manajemen yang kurang baik akan membuat pekerjaan pada penelitian salah arah. Pertanyaan manajemen tidak merincikan jenis
penelitian apa yang akan dilakukan. Pertanyaannya bersifat managerial. Contoh: Pimpinan bank menghadapi tugas untuk mengembangkan suatu strategi
bagaimana menaikkan tabungan dengan demikian menaikkan keuntungan.
a. Pertanyaan penelitian Jika pertanyaan manajemen sudah ada, selanjutnya diterjemahkan
kedalam pertanyaan penelitian. Pertanyaan penelitian merupakan suatu hipotesis yang merumuskan tujuan penelitian dengan cara yang paling baik
kadang-kadang pertanyaannya hanya satu atau lebih diri satu.
Pertanyaan penyelidikan merupakan pertanyaan yang harus dijawab peneliti untuk dapat menanggapi pertanyaan umumnya secara memuaskan.
Tujuan kita adalah untuk mengambil pertanyaan yang lebih umum dan merincinya menjadi pertanyaan-pertanyaan yang lebih khusus. Untuk itu kita
perlu mengumpulkan data. Proses perincian ini dapat terus dilaksanakan melalui berbagai tahap pertanyaan yang lebih rinci dan progressif.
Pertanyaan-pertanyaan inilah yang harus diajukan dan dijawab oleh peneliti serta mengarahkan perkembangan penelitian.
b. Pertanyaan Pengukuran Pertanyaan-pertanyaan pengukur harus digariskan dengan selesainya
tahap perencanaan proyek, tetapi mungkin perlu menunggu uji coba untuk penyempurnaannya. Pertanyaan pengukuran adalah pertanyaan yang
sebenarnya diajukan kepada responden. Pertanyaan ini muncul dalam
18
kuesioner meskipun keempat pertanyaan sebagai tahap diskrit, namun sebenarnya lebih menyerupai suatu proses yang kontiniu.
F. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian