48 bisa juga diartikan sebagai orang yang ramah dan dermawan, sabar dan tabah
terhadap cobaan, meringankan kesulitan orag lain, pantang menyerah terhadap kedzaliman, ikhlas karena Allah dan berusaha tampil kepermukaan dengan sikap akan
arti al-itsar yaitu lebih mementingkan orang lain dari pada diri sendiri.
59
B. Kehidupan Sosial
1. Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Manusia selain sebagai makhluk individu, manusia juga disebut sebagai makhluk sosial. Artinya manusia memiliki kebutuhan dan kemampuan serta
kebiasaan untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan manusia yang lain, selanjutnya interaksi ini berbentuk kelompok. Kemampuan dan kebiasaan manusia
berkelompok ini disebut juga dengan zoon politicon. Istilah manusia sebagai zoon politicon pertama kali dikemukakan oleh
Aristoteles yang artinya mengandung makna bahwa manusia memiliki kemampuan untuk hidup berkelompok dengan manusia yang lain dalam suatu organisasi yang
teratur, sistematis dan memiliki tujuan yang jelas, seperti negara ataupun dalam ruang lingkup kecil seperti halnya didalam masyarakat.
Aktualisasi manusia sebagai makluk sosial, tercermin dalam kehidupan berkelompok. Manusia selalu berkelompok dalam hidupnya. Berkelompok dalam
kehidupan manusia adalah suatu kebutuhan, bahkan mempunyai tujuan. Tujuan manusia berkelompok adalah untuk meningkatkan kebahagiaan dan kesejahteraan
59
Amin Syukur, Tashawuf Sosial, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2004, h. 16.
49 hidupnya. Apapun bentuk kelompoknya, disadari atau tidak, manusia berkelompok
mempunyai tujuan meningkatkan kebahagiaan hidupnya. Melalui kelompok manusia bisa memenuhi berbagai macam kebutuhan hidupnya, bahkan bisa dikatakan
kebahagiaan dan keberdayaan hidup manusia hanya bisa dipenuhi dengan cara berkelompok. Tanpa berkelompok tujuan hidup manusia yaitu mencapai kebahagiaan
dan kesejahteraan tidak akan bisa tercapai. Manusia merupakan makluk individu dan sekaligus sebagai makluk sosial. Sebagai makluk sosial manusia selalu hidup
berkelompok dengan manusia yang lainnya. Jadi sudah kodratnya manusia adalah sebagai makhluk sosial atau makhluk
bermasyarakat, selain itu juga diberikan yang berupa akal pikiran yang berkembang serta dapat dikembangkan. Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk
sosial, manusia selalu hidup bersama dengan manusia lainnya. Dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir akan selalu menampakan dirinya dalam berbagai bentuk,
karena itu dengan sendirinya manusia akan selalu bermasyarakat dalam kehidupannya. Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, juga karena pada diri
manusia ada dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan interaksi dengan orang lain, manusia juga tidak akan bisa hidup sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-
tengah manusia. Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan
tegak. Dengan bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa berkomunikasi
atau bicara,
dan bisa
mengembangkan seluruh
potensi kemanusiaannya.
Dalam Islam, hubungan sosial disebut dengan istilah hablum minannaasi hubungan dengan sesama manusia, pengertiannya juga tidak berbeda
50 dengan pengertian hubungan sosial di atas, yaitu hubungan dengan individu, individu
dengan kelompok dan kelompok dengan kelompok. Contohya, Saling sapa, berjabat tangan, silaturrahim, solidaritas sosial, ukwah islamiah dan lai-lain. hubungan sosial
tidak hanya terjadi dikalangan komunitas atau suatu kelompokya saja tetapi juga diluar komunitasnya. karena manusia adalah makhluk sosial yang saling
membutuhkan satu sama lainnya dan mereka tidak akan bisa hidup dengan individu mereka sendiri.. Sebagaimana Allah Swt berfirman dalam surat al Hujur
ȃ t ayat 13:
Artinya: “Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki
dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara
kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal”.
60
Ayat ini mengisyaratkan bahwa terjalinnya hubungan satu sama lain di antara sesama manusia merupakan suatu ketetapan dari Allah, dan hubungan ini berawal
dari berbeda-bedanya ciptaan manusia.
61
Sengaja diciptakan Allah berbeda-beda, laki-laki, perempuan, bersuku suku, dan berbangsa-bangsa supaya mereka saling
mengenal. Hal ini untuk saling mengisi sehingga terciptakan manusia terbaik.
2. Teori-Teori Hubungan Sosial