70 menerimanya disebabkan ada beberapa orang yang pernah belajar di Pondok
Pesantren Rohdatul Sholihin tersebut dan paham tentang ajaran tarekat, namun walaupun ada beberapa masyarakat yang menganggap sesat, mereka kemudian diberi
pemahaman oleh orang-orang ulama tarekat yang mana mereka menjelaskan bahwa tarekat ini tidak sesat dan diakui oleh agama, sehingga masyarakat tidak boleh
khawatir dengan tarekat ini, lambat laun masyarakat mulai memahami dan paham sehingga mulailah persepsi itu berubah sedikit demi sedikit, sehingga mulailah
beberapa orang yang mengikuti bai‟at untuk masuk menjadi anggota Tarekat Qadiriah wa Naqsyabandiyah TQN diantarany
a yaitu Kyai Yaqub yang dibai‟at oleh Kyai Abu Sujak, setelah beliau wafat, jamaah TQN di desa Depok Rejo
terkatung-katung sebab tidak ada pengurusnya dan jamaah tidak ada yang membimbing sehingga setelah beberapa lama Kyai Yaqub diamanahkan untuk
menjadi badal TQN di desa itu, setelah beliau wafat kemudian digantikan oleh Kyai Dahlan yang sampai saat ini beliau sudah 10 tahun menjadi badal yang dibantu oleh
anaknya yaitu Kyai Nasihin.
74
2. Tokoh-tokoh pengurus dan Ustadz Tarekat Qadiriah Wa Naqsyabandiyah
Tabel 5 Data tokoh-tokoh pengurus Tarekat Qadiriah Wa Naqsyabandiyah di Desa
Depok Rejo Kecamatan Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah 2016 No
Nama Jabatan
1. Kyai Dahlan
Penasehat 2.
Kyai Nasihin Ketua
3. Ma‟mun
Wakil Ketua 4.
Muhajir Sekertaris
5. Muhammad Salim
Bendahara Sumber Data : Wawancara dengan Kyai Nasihin, Depok Rejo 02 Januari 2017
74
Wawancara dengan Kyai Dahlan badal TQN, Depok Rejo, 02 Januari 2017
71
Tabel 5 Data ustadz Tarekat Qadiriah Wa Naqsyabandiyah di Desa Depok Rejo
Kecamatan Trimurjo Lampung Tengah No
Nama Pekerjaan
1. Kyai Nasihin
Pengurus Pondok Pesantren 2.
Kyai Dahlan Pengurus Pondok Pesantren
3. Ust. Syukron Nur Aziz
Pengajar dan Penceramah 4.
Ust. Paino Pengajar
5. Ust. Kuswanto
Pengajar 6.
Ust. Supadi Pengajar
7. Ust. Surip
Pengajar Sumber data : Wawancara dengan Kyai Nasihin, Depok Rejo, 07 januari 2017
3. Tujuan Tarekat Qadiriah Wa Naqsyabandiyah
Dalam menjalani hidup manusia akan merasa selalu bersyukur atas segala pencapaian dan rizki yang telah diusahakan sehingga semua akan terasa cukup
berapapun hasil yang mereka dapatkan, degan selalu mengingat Allah maka seseorang dapat mengontrol dari segi emosi dan menghilangkan penyakit-penyakit
hati seperti rasa iri, dengki, sombong, serta takabur, yang mana kita mampu membentengi diri kita dengan keimanan . Mereka mempercayai bahwa dengan
mengikuti ajaran ini kelak di akhirat meskipun orang itu masuk neraka, mereka akan mendapatkan suatu keringanan yang dimana api neraka tersebut tidak akan membakar
jazad orang-orang yang senantiasa berzikir dengan melafazhkan lafazh laillahaillallah, neraka tidak akan membakarnya sebab Allah lah yang menciptakan
72 neraka tersebut dan semua itu akan diberikan bagi orang-orang yang Allah
kehendaki.
75
Menurut Kyai Nasihin tujuan dari Tarekat Qadiriah wa Naqsyabandiyah adalah untuk mencapai
ma‟rifat yaitu artinya berasal dari kata arafa yang bermakna tahu, yaitu tahu akan diri kita sendiri bahwa diri kita yaitu butuh dengan Allah, bahwa
diri kita membutuhkan sang maha besar yaitu Allah, tau bahwa Allah itu sang maha agung dan tau bahwa diri kita maha dhoif, menyadari bahwa kita manusia yang selalu
membutuhkan Allah, sehingga dalam kita menjalani hidup selalu merasa diawasi oleh Allah sehingga dalam melakukan kehendak apapun itu selalu dijaga baik nafsu
prilaku perbuatan maupun beribadah.
76
4. Ajaran-ajaran Tarekat Qadiriah Wa Naqsyabandiyah