Perancangan Kampanye Sosial Bersih Cibuntu Melalui Media Poster

(1)

(2)

(3)

(4)

46 DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi Nama

Tempat, tanggal lahir Alamat

E-mail No. Hp

: Raymond Visser

: Nunukan, 24 Januari 1994 : Jl. Karya Bakti

RT/RW 08/03 Desa Meliau Hilir Kecamatan Meliau Kabupaten Sanggau Kota Pontianak

Provinsi Kalimantan Barat : Raymond.visser24@gmail.com : 082 154 304 878

Pendidikan 1999 - 2000 2000 - 2006 2006 - 2009 2009 - 2012 2012 - 2016

TK Malaysia

SD Negeri 004 Bukuan SMP Negeri 20 Bukuan SMK Bina Bangsa Meliau Universitas Komputer Indonesia


(5)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PERANCANGAN KAMPANYE SOSIAL BERSIH CIBUNTU MELALUI MEDIA POSTER

DK 38315 / Tugas Akhir Semester II 2015-2016

oleh:

Raymond Visser NIM. 51912271

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(6)

iii KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan hikmat dan karunianya kepada penulis, sehingga dalam pengerjaan Tugas Akhir mengenai masalah lingkungan “Melalui Perancangan Kampanye Sosial Bersih Cibuntu Melalui Media Poster” ini dapat diselesaikan dengan baik. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih atas doa, nasehat, bantuan, dukungan, dorongan dan waktu yang telah diberikan oleh berbagai pihak secara langsung maupun tidak langsung, yaitu kepada, kedua orang tua, Adik dan Saudara yang terus memberikan semangat dalam penyusunan laporan tugas akhir yang tidak henti-hentinya memberikan dukungan dalam masa-masa perkuliahan sampai pengerjaan laporan tugas akhir ini, serta kepada Bapak Gema Arifrahara M.DS, selaku dosen pembimbing dan ketua sidang yang telah mendukung, memotivasi, membimbing dan memberikan masukan serta arahan bagi penulis untuk menyelesaikan laporan tugas akhir ini. Kepada Ibu Rini Maulina M.SN selaku dosen penguji 1 dan Bapak Deni Albar M.DS selaku dosen penguji 2 yang telah bersediah menjadi penguji disidang Tugas Akhir penulis. Dosen dan staff Departemen Desain Komunikasi Visual yang telah banyak membantu penulis dalam menyusun tugas akhir ini, serta teman-teman DKV-7 2012 yang dengan semangat dan keunikan masing-masing yang saling mendukung demi terselesaikannya tugas akhir ini. Penulis juga berterimakasih kepada Sutria Steni Rembet, S.T yang selalu memberikan semangat dan motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan tugas akhir. Terakhir penulis berterimakasih kepada Kakak Tetty dan komunitas Campus Celebration For Christ yang telah memberikan semangat dan doa selama mengerjakan tugas akhir.

Bandung, 8 Agustus 2016 Penulis,


(7)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ...i

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA TUGAS AKHIR ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

ABSTRAK ...iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ...vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

BAB I.PENDAHULUAN ... 1

I.1.Latar Belakang Masalah ... 1

I.2.Identifikasi Masalah ... 2

I.3.Rumusan Masalah ... 2

I.4.Batasan Masalah ... 2

I.5.Tujuan dan Manfaat Perancangan ... 4

BAB II.LANDASAN TEORI ... 5

II.1Pengertian Umum Kebersihan Lingkungan ... 5

II.2Kebersihan Lingkungan Pabrik ... 5

II.3Sanitasi Limbah Tahu ... 6

II.4Limbah Tahu Takus Cibuntu ... 10

II.5Analisa SWOT ... 12

II.6Resume ... 14

BAB III.STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP ... 15

III.1Strategi Perancangan ... 15

III.1.1 Khalayak Sasaran ... 15

III.1.2Strategi Komunikasi ... 22

III.1.3Strategi Kreatif ... 23

III.1.4Strategi Media ... 25

III.1.5Strategi Distribusi ... 26

III.1.6Kampanye ... 27


(8)

III.1.7Jenis-jenis Kampanye ... 28

III.2Konsep Desain ... 28

III.2.1Format Desain ... 28

III.2.2Tata Letak ... 30

III.2.3Huruf ... 30

III.2.4Warna ... 31

III.2.5Ilustrasi ... 32

BAB IV. MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI ... 34

IV.1Pra Produksi ... 34

IV.2Teknis Cetak ... 35

DAFTAR PUSTAKA ... ... ... 42

LAMPIRAN ...43


(9)

42 DAFTAR PUSTAKA

Affairs, Randay. (2013). Sanitasi dan pengelolaan limbah industri pangan. Purbalingga

B, Sarwono, dan Yan Pieter Saragih. (2011). Membuat Aneka Tahu. Jakarta: PT Penebar Swadaya

Budiarti, Wulan. (2014). Makalah konsep dasar kebersihan lingkungan. Pontianak

Juju. (2013). Menjaga Keseimbangan Lingkungan di Daerah Industri.

Pasullen, Benyamin. (1996) Penerapan dan Ujicoba Unit Pengolahan Air Limbah Tahu/Tempe Skala Lapang di Kabupaten Maros. Sulawesi Selatan: Balai Industri Ujung Pandang

S, Anggraini Lia, dan Nathalia Kirana. (2014). Desain Komunikasi Visual. Setiawan, Parta. (2016). Kebersihan Lingkungan di sekitar kita. NTT

Taufik, Muhammad. (2013). Pengaruh Kebersihan lingkungan terhadap tempat produksi. Pontianak


(10)

1 BAB I.PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Masalah

Lingkungan merupakan tempat dimana manusia hidup, serta merupakan salah satu elemen kehidupan. Selain itu lingkungan menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia. Kebersihan lingkungan adalah suatu keadaan yang bebas dari kotoran seperti, debu, sampah, limbah dan juga bau. Di Indonesia khususnya, masalah kebersihan lingkungan tersebut selalu menjadi masalah yang terus berkembang. Masalah kebersihan lingkungan yang tidak kondusif disebabkan karena masyarakat kurang peduli terhadap kebersihan lingkungan. Selain itu selokan dijadikan tempat pembuangan limbah cair dan limbah padat.

Limbah cair industri pangan merupakan salah satu sumber pencemaran lingkungan. jumlah dan karakteristik air limbah industri bervariasi menurut jenis industrinya, contohnya adalah industri tahu. Industri tahu banyak mengandung bahan organik dan padatan terlarut. Pabrik tahu seringkali belum ditangani secara baik sehingga menimbulkan dampak terhadap lingkungan. salah satunya dampak limbah bau, limbah cair dan limbah padat.

Salah satu daerah yang sampai saat ini masih memiliki masalah dalam hal kebersihan lingkungan yaitu daerah Cibuntu. Di daerah tersebut terdapat banyak industri rumahan tahu Takus Cibuntu, akan tetapi limbah hasil produksi tahu takus Cibuntu tidak mendapat penanganan khusus dari masyarakat sekitar, sehingga mengakibatkan lingkungan di daerah Cibuntu terlihat tidak bersih dan berbau. Adapun beberapa sumber limbah yang dihasilkan dari olahan tahu Takus Cibuntu antara lain limbah cair dan limbah padat. Limbah cair industri rumahan berasal dari proses merendam kedelai serta proses akhir pemisahan kotoran tahu Takus Cibuntu. Sedangkan limbah padat berupa ampas yang dipisahkan dari hasil olahan kacang kedelai digunakan sebagai pakan ternak seperti sapi dan kambing.

Namun di sisi lain sebagian besar wilayah Cibuntu adalah pengelola usaha tahu Takus Cibuntu industri rumahan, sehingga mempunyai dampak yang dapat berpengaruh terhadap lingkungan yang kurang bersih karena, adanya pembiaran dan tidak peduli akan penanganan terhadap limbah yang dihasilkan dari sisa-sisa


(11)

2 pembuangan limbah cair rendaman tahu takus yang di buang langsung ke selokan umum di daerah Cibuntu yang berpotensi menimbulkan bau.

I.2. Identifikasi Masalah

Adapun identifikasi masalah yang timbul mengenai proses produksi tahu Takus Cibuntu adalah:

1. Limbah yang dihasilkan dari proses produksi tahu Takus Cibuntu merupakan sumber limbah cair dan padat yang mengakibatkan munculnya bau busuk serta polusi yang dapat mencemari wilayah-wilayah penduduk didaerah Cibuntu.

2. Masyarakat yang kurang peduli terhadap penanganan limbah yang di hasilkan dari tahu Takus Cibuntu baik yang mengelola sampai kepada masyarakat yang mengkonsumsi tahu Takus Cibuntu.

I.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat di rumuskan masalah yang timbul mengenai kebersihan lingkungan di daerah Cibuntu, dimana limbah cair hasil olahan tahu Takus Cibuntu hanya dibuang melalui selokan dari tiap-tiap industri rumahan tahu Takus Cibuntu.

I.4. Batasan Masalah

Yang menjadi batasan masalah dari penelitian ini yaitu, lokasi penelitian dilakukan di daerah Cibuntu, tepatnya Jalan Terusan Suryani, RT 3, RW 5, Kelurahan Babakan, Kecamatan Babakan Ciparai, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat pada tahun 2016.

Pada Gambar I.1 merupakan peta Kelurahan Babakan yang didapatkan dari kantor Kelurahan Babakan, dengan jumlah penduduk 26.000 jiwa, yang terdiri dari 13 RW dan 88 RT.


(12)

3 Gambar I.1 Peta Kelurahan Babakan


(13)

4 Gambar I.2 merupakan wilayah perbatasan setiap RT di lingkungan Kelurahan Babakan. Wilayah perbatasan RT 3, RW 5 dapat dilihat pada keterangan gambar nomor 03, yang merupakan lokasi dilakukannya penelitian ini, dengan melakukan observasi, wawancara dengan Ohim selaku ketua RT 3, RW 5 dan wawancara dengan Jon Heri selaku Lurah Babakan, dan Roni sebagai Sekretaris Lurah Babakan.

I.5. Tujuan dan Manfaat Perancangan

Tujuan dan manfaat dari penelitian ini, agar dapat mendidik dan merubah prilaku dan pola pikir masyarakat khususnya disekitar wilayah Cibuntu untuk dapat menyadari akan pentingnya menjaga lingkungan yang bersih, sehat dan menanamkan rasa bertanggung jawab akan pengelolahan limbah tahu Takus Cibuntu baik masyarakat yang mengkonsumsi, menjual maupun yang mengelolah.

Gambar I.2 Lingkungan RT 3 Kelurahan Babakan Sumber : Data Pribadi (2016)


(14)

5 BAB II.LANDASAN TEORI

II.1 Pengertian Umum Kebersihan Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang terdapat disekitar makhluk hidup dan membawa pengaruh terhadap kehidupan makhluk hidup tersebut. Kebersihan adalah upaya manusia untuk memelihara lingkungan untuk menjadikan daerah yang bersih dan mewujudkan serta melestarikan kehidupan yang sehat dan nyaman. Kebersihan adalah keadaan bebas dari kotoran, termasuk diantaranya debu, sampah dan bau. Kebersihan juga merupakan salah satu tanda dari keadaan higienis yang baik. Tempat yang bersih menunjukan bahwa tempat tersebut memiliki perhatian khusus terhadap kebersihan lingkungannya.

(Muhammad, 2013)

Menjaga kebersihan lingkungan dapat dilakukan di tempat tinggal, tempat bekerja, tempat saran umum serta tempat produksi. Tingkat kebersihan berbeda-beda menurut tepat dan kegiatan yang dilakukan manusia. Kebersihan pabrik makanan berbeda dengan kebersihan di pabrik semokonduktor yang bebas debu. (Wulan & Budiarti. 2014)

Lingkup kebersihan lingkungan pada dasarnya dapat dibagi menjadi 2 bagian, diantaranya :

a. Lingkungan Alamiah

Lingkungan alamiah adalah segala sesuatu yang ada di alam dan diciptakan oleh Tuhan. Lingkungan alamiah dapat berupa danau, gunung, dan lain-lain.

b. Lingkungan Buatan

Lingkungan buatan adalah segala sesuatu yang dibuat oleh manusia dan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.

II.2 Kebersihan Lingkungan Pabrik

Daerah industri merupakan daerah yang tergolong rawan terkena pencemaran lingkungan. Bahkan pencemaran lingkungan yang ditimbulkan dapat mencakup beberapa hal, seperti pencemaran udara, pencemaran air dan pencemaran radiasi. Karenanya, menjaga keseimbangan lingkungan di daerah industri akan sangat penting untuk dilakukan terlebih industri makanan. Bahan baku diproses dalam


(15)

6 aktivitas industri dan menghasilkan unsur yang terpakai dan unsur yang tidak terpakai. Dalam proses industri tersebut, bahan yang tak terpakai bisa tergolong bahan buangan, seperti gas beracun, air polutan atau bahan-bahan material lain yang dapat merugikan manusia. (Juju, 2013)

Kebersihan lingkungan pabrik makanan sendiri meliputi kebersihan seluruh bangunan industri dan sekitarnya. Kebersihan yang mendapat perhatian istimewa ialah tempat pengolahan, fasilitas dan manusia. Selain itu fasilitas di pabrik tersebut seperti, perlatan pengolahan, air, sistem pembuangan sampah dan limbah industri. (Affairs Randay, 2013)

II.3 Sanitasi Limbah Tahu

Dalam industri pengolahan tahu, menjaga keamanan produk agar layak dan sehat dikonsumsi merupakan hal utama yang harus diprioritaskan. Produk yang aman artinya produk terjamin yang tidak mengandung unsur-unsur yang membahayakan konsumen. Tahu yang baik merupakan tahu yang tidak tercemar mikrobe patogen (penyebab penyakit) dan tidak mengandung bahan berbahaya. Untuk menjaga keamanan produk perlu diketahui terlebih dahulu mengenai sumber pencemaran, cara mengatasi limbah, serta cara menjaga kebersihan. (Saragih & Sarwono, 2011)

A. Sumber Pencemaran dan Cara Mengatasinya

Cemaran mikrobe disebabkan karena lingkungan yang tidak bersih, penggunaan alat dan bahan yang tidak memenuhi persyaratan kesehatan, pekerja yang mengelolah kurang bersih atau sedang menderita sakit.

Untuk mendapatkan produk tahu bermutu tinggi dan higienis, masalah sanitasi dan pengolahan yang tepat harus mendapatkan pengawasan lebih. Beberapa sumber pencemaran yang sering menjadi masalah dalam pengolahan tahu dan cara mengatasinya yaitu sebagai berikut.

(Saragih & Sarwono, 2011)

1. Pencemaran tahu yang diusahakan dalam skala rumah tangga pada umumnya disebabkan oleh penggunaan air tahu (whey) sebagai penggumpal karena penanganan yang kurang baik dapat menyebabkan tumbuhnya bakteri pemecah protein. Pencemaran mikrobe oleh biang asam, dapat


(16)

7 dihindari dengan tidak menggunakan bahan tersebut sebagai penggumpal. Sebagai gantinya bisa digunakan cuka atau bahan lain yang sifatnya asam dan hanya satu kali pakai.

2. Dalam pembuatan tahu skala rumah tangga, proses cetak kadang dilakukan secara manual (tersentuh tangan). Apabila tangan dalam kondisi kotor, tahu akan lebih mudah terkontaminasi dengan bakteri. Oleh karena itu, untuk mencetak tahu sebaiknya menggunakan alat cetak yang bersih dan tidak mudah tersentuh tangan. Selain itu, tangan pekerja harus selalu dalam keadaan bersih.

3. Sumber pencemaran juga dapat berasal dari penggunaan air mentah untuk merendam tahu setelah cetak. Untuk menghindari pencemaran tersebut, sebaiknya air rendaman menggunakan air dingin atau air hangat yang sudah dimasak terlebih dahulu.

4. Pencemaran logam berat pada tahu dapat disebabkan oleh penggunaan alat kerja yang tidak memenuhi syarat. Hal ini dapat dihindari dengan menggunakan alat kerja yang tidak bereaksi dengan asam, tidak mudah terkikis, aman bagi kesehatan, mudah dibersihkan, mudah dirawat, selalu dalam keadaan bersih. Misalnya, jangan menggunakan wadah yang terbuat dari tembaga atau alumunium karena mudah terkikis bila terkena asam. 5. Air yang mengandung logam berat juga dapat mencemari tahu. Hal ini dapat

dihindari dengan memeriksa air yang akan digunakan sebelum proses produksi dimulai.

6. Sumber pencemaran juga dapat berasal dari lingkungan sekitar. Oleh karenanya bangunan dan peralatan didesain agar mudah dipelihara serta selalu dalam keadaan bersih dan siap pakai. Ruang pengelolahan harus selalu dibersihkan setelah proses pembuatan tahu selesai. Lingkungan di luar pabrik juga diusahakan selalu dalam keadaan bersih, rapi, nyaman, serta bebas sampah dan debu. Membatasi kesempatan bagi lalat dan serangga lain, serta tikus masuk ke tempat pengolahan. Cara yang dapat ditempuh yaitu dengan memasang kawat kasa pada pintu masu dan jendela, memasang jeruji besi pada saluran pembuangan air, menutup tempat


(17)

8 sampah. Kegiatan pembersihan ruangan, peralatan, dan lingkungan sekitar secara menyeluruh dapat dilakukan secara berkala.

7. Pekerja membiasakan diri bekerja dengan baik, disiplin, mengikuti prosedur yang berlaku; mencuci dan menjaga kebersihan tangan; mencuci peralatan sebelum dan sesudah digunakan; membersihkan lantai setiap kali proses pengolahan terhenti karena istirahat atau sudah selesai. Menjaga kualitas tahu. Pekerja yang jorok dan tidak sehat merupakan sumber pencemaran terhadap produk yang dihasilkan.

B. Penanganan Limbah Padat

Selain menghasilkan produk utama berupa tahu, pabrik pengolahan tahu juga mengehasilkan bahan berupa limbah. Limbah tahu dibedakan menjadi dua macam, yaitu limbah padat dan limbah cair. Limbah padat pabrik pengolahan tahu berupa kotoran hasil pembersihan kedelai dan sisa saringan sari kedelai yang disebut ampas tahu. Kedua jenis limbah padat ini perlu segera ditangani agar tidak menimbulkan pencemaran lingkungan. Penanganan limbah tersebut sebagai berikut.

1. Kotoran hasil pembersihan kacang kedelai berupa tanah, kerikil, potongan-potongan tangkai, dan kotoran lainnya ditampung, lalu dibuang ke tempat pembuangan sampah.

2. Limbah padat berupa kulit biji kedelai dan ampas tahu ditangani secara terpisah karena dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak atau ampas tahu diolah menjadi tempe gembus atau oncom. Kedua limbah ini perlu dikeluarkan dari ruang pengolahan secepat mungkin dan diangkut sejauh mungkin dari lingkungan pabrik karena cepat busuk. Sebaiknya limbah ditangani dalam wadah tertutup dan mudah diangkat. Ketika menanganinya, jangan sampai ada limhah yang tercecer atau tercampur dengan sari kedelai. (Saragih & Sarwono, 2011)

C. Penanganan Limbah Cair

Limbah cair yang dihasilkan pabrik pengolahan tahu termasuk limbah tidak berbahaya. Limbah cair di sini termasuk juga air tahu (whey). Air tahu dapat dimanfaatkan menjadi nata de soya, tetapi bila akan dibuang maka perlu


(18)

9 dilakukan penanganan secara khusus. Hal ini disebabkan oleh sifat limbah cair tersebut. Sifat limbah cair dari pengeolahan tahu antara lain sebagai berikut.

1. Limbah cair mengandung zat-zat organik terlarut yang cenderung membusuk kalau dibiarkan tegenang sampai beberapa hari di tempat terbuka.

2. Suhu air limbah tahu rata-rata berkisar 40-600 C. Suhu ini lebih tinggi dibandingkan suhu rata-rata air lingkungan. Pembuangan secara langsung, tanpa proses, dapat membahayakan kelestarian lingkungan hidup. (Benyamin Pasullen, 1996)

3. Air limbah tahu bersifat asam karena proses penggumpalan sari kedelai membutuhkan bahan penolong yang bersifat asam. Keasaman limbah dapat membunuh mikrobe, misalnya bakteri. Penanganan air limbah tahu secara khusus membutuhkan satuunit kolam pengolahan sebelum limbah dibuang ke perairan umum. Satu unit kolam pengeolahan itu terdiri dari bak pengolah awal, bak pengumpul, bak anerobik, dan bak pengolah lanjut. 1) Bak pengolah awal digunakan untuk menghilangkan benda padat. Bak ini

dilengkapi saringan kawat. Dari bak pengolahan awal, air limbah disalurkan ke bak pengumpul.

2) Bak pengumpul digunakan untuk menyeragamkan kualitas air limbah tahu yang meliputi kepekatan baha organik terlarut dan suhu. Suhu dikendalikan dengan memperpanjang waktu tinggal (didiamkan ± 10 hari).

3) Bak anaerob berfungsi untuk memecahkan bahan polutan dalam air limbah secara hayati, tanpa oksigen. Di dalam bak ini, air limbah ditambah dengan EM4, kemudian dibiarkan selama 10-18 hari agar padatan zat organik yang tergkandung terurai. Gas yang terbentuk dalam air limbah sedikit busuk. 4) Pengolahan air limbah yang keluar dari bak anaerob disalurkan ke bak

pengolah lanjut untuk didiamkan sekitar 8 hari. Tujuannya untuk menghilangkan bau busuk yang ada. Air limbah yang berwarna jernih dan tidak berbau busuk memberikan indikasi bahwa proses itu telah berlangsung secara efektif. Air limbah tersebut telah siap disalurkan ke perairan umum. (Benyamin Pasullen, 1996)


(19)

10 4. Sumber limbah dari pabrik tahu berasal dari proses merendam kedelai serta proses akhir pemisahan dari sisa-sisa kacang kedelai. Sumber limbah padat berasal dari penyaringan bubur kedelai berupa ampas tahu yang sudah melalui pemerasan berkali-kali dengan menyiram air panas sampai tidak mengandung sari lagi. (Saragih & Sarwono, 2011)

II.4 Limbah Tahu Takus Cibuntu

Industri rumahan tahu Takus Cibuntu berdiri secara turun-temurun oleh masyarakat khususnya di daerah Cibuntu. Tahu Takus Cibuntu masih di produksi dan diperjual belikan di pasaran sampai saat ini. Selain itu proses promosi penjualan tahu Takus Cibuntu tidak hanya dipasarkan di Bandung saja, tetapi sudah sampai keluar daerah seperti wilayah Jogja. Tahu Takus Cibuntu diolah dengan menggunakan bahan dasar kacang kedelai dengan campuran kunyit dan garam, sehingga tahu Takus Cibuntu memiliki warna kuning yang alami.

Adapun kebiasaan-kebiasaan dari pengelolah usaha tahu Takus Cibuntu dan masyarakat sekitar Cibuntu dalam mengelolah dan mengkonsumsi tahu Takus Cibuntu yaitu mengenai limbah dari hasil olahan tahu Takus Cibuntu yang tidak di perhatikan dan tidak adanya penanganan yang serius dari pengelolah dan masyarakat diwilayah Cibuntu. Salah satu contoh gambar yang di dapat akibat dari pembiaran limbah cair dari hasil olahan tahu Takus Cibuntu yang di buang secara langsung dengan mengandalkan selokan rumahan yang mengalir ke selokan umum.

Gambar II.1 Limbah Sisa rendeman Tahu Takus Cibuntu Sumber : Dokumentasi Pribadi (2016)


(20)

11 Gambar II.1 merupakan air limbah tahu Takus Cibuntu yang berasal dari hasil rendaman kacang kedelai yang sudah digiling dan di masak hingga berbentuk seperti bubur yang dibuang melewati selokan umum tanpa adanya penampungan khusus dari pengelola usaha tahu Takus Cibuntu, sehingga dapat menimbulkan bau di sepanjang area selokan umum yang terdapat didaerah Cibuntu.

Gambar II.2 merupakan selokan yang digunakan pengelola usaha tahu Takus Cibuntu untuk membuang air limbah yang dihasilkan dari proses produksi tahu Takus Cibuntu. Adapun selokan yang digunakan adalah selokan dari tempat usaha sendiri yang kemudian di alirkan ke selokan umum yang mengarah ke sungai sehingga dapat menimbulkan pencemaran dan bau dari tiap-tiap rumah masyarakat Cibuntu yang mengelola tahu Takus Cibuntu.

Gambar II.2 Air Limbah tahu Takus Cibuntu Sumber : Dokumentasi Pribadi (2016)

Gambar II.3 Limbah Cair Yang di Buang ke Selokan Umum Sumber : Dokumentasi Pribadi (2016)


(21)

12 Pada Gambar II.3 merupakan selokan yang ada di lingkungan daerah Cibuntu tepatnya di jalan Terusan Suryani RT 3 RW 5. Menurut warga setempat air yang mengalir diselokan ini merupakan limbah cair dari hasil produksi tahu Takus Cibuntu yang pabriknya terletak di lingkungan permukiman warga. Kondisi dari selokan ini tidak bersih terlihat dari air yang tidak jernih selain itu mengeluarkan bau. Air ini merupakan hasil rebusan kedelai, air rendaman kedelai dan proses-proses produksi tahu lainnya.

II.5 Analisa SWOT

Analisa ini dipakai guna menemukan informasi akurat yang dapat mengembangkan dan mencari solusi apa yang efektif untuk dilakukan dan penerapannya mengenai limbah dari hasil produksi tahu Takus Cibuntu baik limbah yang bersifat cair dan limbah padat.

Table I-1 Strategi Analisa SWOT Sumber : Data Pribadi (2016)

Kekuatan Kelemahan

1. Kawasan industri rumahan tahu Takus Cibuntu terletak di pusat kota Bandung

2. Hampir 90% Masyarakat Cibuntu

merupakan pengusaha kecil

(rumahan) tahu Takus Cibuntu. 3. Bahan dasar pembuatan tahu yaitu

kacang kedelai, masih mudah di dapat.

4. Hampir disetiap rumah disekitar Cibuntu, cukup mudah mendapatkan dan selalu tersedianya tahu Takus Cibuntu yang di kelola sebagai makanan pelengkap.

5. Banyaknya jumlah penjual tahu yang

1.Fasilitas untuk menampung dan mengalokasikan limbah cair dan limbah padat yang belum tersedia di daerah Cibuntu.

2.Limbah hasil produksi tahu Takus Cibuntu tidak diperhatikan secara serius oleh masyarakat Cibuntu. Salah satu contoh limbah yang dapat berdampak terhadap masyarakat sekitar Cibuntu adalah bau busuk dan polusi yang dihasilkan dari

Proses produksi tahu Takus


(22)

13 tersebar di setiap pelosok Kota

Bandung.

Peluang Ancaman

1. Mewujudkan penanggulangan dan

penanganan limbah tahu Takus Cibuntu dari masyarakat sekitar wilayah Cibuntu.

2. Mengemas media informasi berupa

kampanye untuk dapat

menyampaikan pesan yang mendidik

masyarakat di sekitar wilayah

Cibuntu mengenai dampak dari limbah hasil olahan tahu Takus

Cibuntu dan cara

penganggulangannya yaitu dengan cara bersih-bersih.

3. Meningkatkan pendapatan

masyarakat daerah kota Bandung yang di dapatkan dari usaha tahu Takus Cibuntu.

1.Intervensi dari pihak luar Salah

satunya adalah mengenai

penanganan limbah hasil produksi tahu Takus Cibuntu yang belum ada

sehingga berdampak kepada

masyarakat baik sebagai pengelola, penjual maupun pembeli. Sehingga dapat terjadi yaitu menurunnya minat, ketertarikan konsumen akan tahu Takus Cibuntu dikarenakan, adanya bau busuk dan polusi yang dapat berpengaruh juga terhadap kualitas dan nilai jual tahu Takus Cibuntu.

2.Tanggapan dari konsumen luar yang negatif mengenai daerah Cibuntu karena daerah yang kurang bersih dan adanya bau busuk yang di hasilkan dari olahan tahu Takus Cibuntu.

Dari analisa SWOT di atas, didapatkan kawasan sentra industri tahu Takus Cibuntu untuk dapat berkembang lebih jauh, yaitu dengan memberikan dan menyampaikan informasi yang berupa kampanye sosial mengenai limbah yang dihasilkan dari tahu Takus dikawasan Cibuntu sebagai sentra pengrajin tahu di kota Bandung (positioning).


(23)

14 II.6 Resume

Kebersihan lingkungan adalah suatu keadaan yang bebas dari kotoran seperti, debu, sampah, limbah dan juga bau. Masalah kebersihan lingkungan yang tidak kondusif disebabkan karena masyarakat kurang peduli terhadap kebersihan lingkungan. Selain itu selokan dijadikan tempat pembuangan limbah cair dan limbah padat. Salah satu daerah yang sampai saat ini masih memiliki masalah dalam hal kebersihan lingkungan yaitu daerah Cibuntu. Di daerah tersebut terdapat banyak industri rumahan tahu Takus Cibuntu, akan tetapi limbah hasil produksi tahu takus Cibuntu tidak mendapat penanganan khusus dari masyarakat sekitar, sehingga mengakibatkan lingkungan di daerah Cibuntu terlihat tidak bersih dan berbau.

Daerah industri merupakan daerah yang tergolong rawan terkena pencemaran lingkungan. Bahkan pencemaran lingkungan yang ditimbulkan dapat mencakup beberapa hal, seperti pencemaran udara, pencemaran air dan pencemaran radiasi. Karenanya, menjaga keseimbangan lingkungan di daerah industri akan sangat penting untuk dilakukan terlebih industri makanan. Kebersihan lingkungan pabrik makanan sendiri meliputi kebersihan seluruh bangunan industri dan sekitarnya. Kebersihan yang mendapat perhatian istimewa ialah tempat pengolahan, fasilitas dan manusia. Selain itu fasilitas di pabrik tersebut seperti, perlatan pengolahan, air, sistem pembuangan sampah dan limbah industri. Adapun kebiasaan-kebiasaan dari pengelolah usaha tahu Takus Cibuntu dan masyarakat sekitar Cibuntu dalam mengelolah dan mengkonsumsi tahu Takus Cibuntu yaitu mengenai limbah dari hasil olahan tahu Takus Cibuntu yang tidak di perhatikan dan tidak adanya penanganan yang serius dari pengelolah dan masyarakat diwilayah Cibuntu.


(24)

15 BAB III. STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP

III.1 Strategi Perancangan

Konsep strategi perancangan yang di gunakan dalam bentuk kampanye sosial mengarah kepada tujuan-tujuan yang bersifat khusus dan membawa dampak terhadap perubahan sikap dan prilaku masyarakat untuk dapat menjaga dan merespon dengan baik mengenai masalah limbah hasil olahan tahu Takus Cibuntu yang berada di daerah Cibuntu.

Dalam hal ini kampanye sosial mengenai penanganan limbah tahu Takus Cibuntu bersifat persuasif, yang berarti kampanye dimaksudkan untuk dapat mempengaruhi target masyarakat yang berada di sekitar wilayah Cibuntu melalui pendekatan secara langsung terlebih dahulu, tujuannya untuk memaksimalkan fungsi kampanye sehingga dapat dengan mudah di terima oleh masyarakat di daerah Cibuntu. Strategi perancangan kampanye sosial mempunyai perananan penting yang bertujuan untuk menyampaikan inti pesan menjadi suatu informasi. Kampanye sosial mengenai limbah hasil olahan tahu Takus Cibuntu yang akan di lakukan, diharapkan dapat memberi dampak perubahan terhadap prilaku serta kampanye ini dapat terealisasi dengan baik dalam kehidupan masyarakat khususnya di wilayah Cibuntu. Oleh karena itu, untuk mengkampanyekan limbah tahu Takus Cibuntu dibutuhkan informasi dan strategi yang baik agar masyarakat daerah Cibuntu tidak menyepelehkan kampanye sosial mengenai limbah tahu Takus Cibuntu.

III.1.1 Khalayak Sasaran

Ruang lingkup dan jangkauan dari kampanye sosial mengenai limbah dan polusi tahu Takus Cibuntu ini hanya ditujukan untuk masyarakat sekitar Cibuntu baik yang mengelola sampai kepada masyarakat yang mengkomsumsi tahu Takus Cibuntu. Selain itu juga sasaran dari kampanye ini yaitu masyarakat yang belum sadar akan limbah dan polusi dari tahu Takus Cibuntu. Target sasarannya mulai dari anak remaja sampai kepada orang dewasa, tujuannya agar masyarakat memiliki rasa tanggung jawab dalam menjaga dan membersihkan lingkungan dari bau busuk, udara yang kurang sehat, serta limbah yang dapat mencemari


(25)

16 lingkungan melalui pembuangan air sisah proses tahu Takus Cibuntu di selokan-selokan sekitar pemukiman masyarakat Cibuntu.

Adapun khalayak sasaran atau target audiencenya terbagi menjadi beberapa bagian berdasarkan Demografi, Geografi, dan Psikografi.

1. Demografi adalah gambaran tentang penduduk dalam satu negara, wolayah atau suatu perkumpulan dan mempunyai jumlah anggota yang banyak seperti komunitas. Adapun yang menjadi khalayak sasaran adalah anak kecil, rejama dan orang dewassa, Pria dan Wanita berusia 10-40 tahun. 2. Geografi adalah gambaran tentang suatu kota maupun desa. Dilihat dari

letak geografinya target audience yang menjadi sasaran khalayak yaitu lokasi dan tempat tinggalnya didaerah Cibuntu yang terletak Kota Bandung. 3. Psikografi adalah suatu gambaran masyarakat tentang ketertarikan, opini,

sikap, kepribadian, tata nilai dan gaya hidup. Dalam hal ini masyarakat sering mengabaikan dan membiarkan masalah limbah tahu Takus Cibuntu, dan tidak memperhatikan/peduli terhadap lingkungan sekitar Cibuntu.

Consumer Insight, pengertian consumer insight adalah proses mencari dan memahami secara lebih mengenai status, latar belakang perbuatan, cara berpikir dan perilaku seseorang yang berhubungan dengan kampanye sosial. Adapun kampanye sosial mengenai consumer insight melalui hasil olahan data yang didapatkan dari masyarakat didaerah Cibuntu yaitu:

“Hope”

Masyarakat didaerah Cibuntu ingin mempunyai lingkungan yang bersih dan sehat, terbebas dari limbah maupun polusi. Namun sebagian besar masyarakat didaerah Cibuntu tidak peduli terhadap lingkungan dan adanya pola prilaku yang timbul dari kebiasaan-kebiasaan yang tidak baik, adanya pembiaran dikarekan malas dan sikap yang tidak mau tau terhadap lingkungan tempat dimana mereka tinggal dari tiap-tiap rumah.

“Myth”

Masih ada sebagian masyarakat di daerah Cibuntu yang beranggapan bahwa menjaga lingkungan itu hanya berlaku untuk diri sendiri dan di rumah


(26)

17 sendiri secara individu dan pribadi, tanpa adanya kesadaran bersama dalam bertanggung jawab untuk membersihkan lingkungan secara umum.

“Hidden Truth”

Kulit yang dirawat dan dijaga kesehatannya dapat bermanfaat bagi diri seseorang, disamping kulit menjadi sehat dan terawat juga dapat menjadikan seseorang lebih percaya diri tampil dihadapan publik.

Behavior

Saat ini dikalangan masyarakat daerah Cibuntu cenderung lebih sering melakukan aktivitas seperti bekerja dan menghabiskan waktunya bersama teman-teman dan keluarga tanpa adanya kesadaran akan dampak limbah yang dihasilkan dari aktifitas bekerja seperti tahu Takus Cibuntu sehingga kepedulian terhadap lingkungan tempat tinggal masyarakat didaerah Cibuntu terabaikan.

“Essence”

Orang yang memiliki kesadaran dan prilaku yang disiplin dan bertanggung jawab dalam memperhatikan lingkungan sekitar adalah orang yang memiliki kepedulian terhadap dirinya sendiri.

Consumer Journey, merupakan aktivitas keseharian dari khalayak sasaran, mulai dari pada waktu bangun tidur hingga tidur lagi. Consumer Journey digunakan untuk mengumpulkan informasi dan mengetahui tempat, benda-benda yang sering ditemui oleh target auidien dalam keseharian. Tempat dan benda-benda yang sering ditemui oleh target audien dapat dijadikan acuan untuk media promosi.

Adapun journey dari anak kalangan remaja awal sampai kepada orang dewasa adalah sebagai berikut :


(27)

18 Table I-1 Consumer Journey anak remaja hingga orang dewasa

Sumber : Data Pribadi (2016)

No. Waktu Kegiatan Tempat Point of Contact

1 05:20 – 05:30 Bangun tidur Kamar tidur Kasur, selimut, bantal

2 05:30 – 06:00 Mandi Kamar mandi

Handuk, gayung, bak mandi, sikat gigi, pasta gigi, tempat sabun, spon untuk sabun, shampo

3 06:00 – 06:15 Persiapan Kamar

Lemari, baju & Celana, cermin, sisir, kursi

4 06:15 – 06:30 Sarapan Pagi

Ruang makan/ruang tamu

Meja makan, kursi, piring, sendok, garpu, gelas, makanan, TV, remote tv

5 06:30 – 07:00 Berangkat sekolah

Rumah, jalan, sekolah, gedung

Angkot, motor, helm, billboard,

spanduk, stiker, rumah, toko,

warung, warteg, lampu merah,

gang, poster

6 06:30 – 07:00 Kerja Rumah industri tahu

Gang, angkot, motor, helm,

billboard, poster,

spanduk, stiker, rumah, toko,

warung, warteg, 7 07:00 – 07:15 Menunggu dikelas

sambil bermain Sekolah, kelas

Teman, guru, papan tulis, spidol, buku,


(28)

19 dengan

teman-teman/ada juga yang baru mengerjakan PR didalam kelas

pensil, pulpen, penghapus, meja, kursi, tas sekolah,

8 08:00 – 12:00 Mulai bekerja

rumah industri tahu, devisi masing-masing, gudang tempat kacang kedelai mesin penggiling tahu, kompor, wajan besar, gerobak, ember/wadah penampungan tahu yang sudah di masak, alat pencetak tahu, saringan tahu, bak menampungan air bersih

9 07:15 – 09:30 Masuk kelas, belajar Sekolah, kelas

Spidol, Buku, pensil, pulpen, penghapus, meja, kursi, teman, tas sekolah, papan tulis, power point, infokus, guru

10 09:30 – 09:45 Istirahat

Sekolah, kelas, kantin, toilet, lapangan

Kelas, bpk/ibu kantin, makan berat dan ringan, teman, main handphone, main bola, main basket, toilet

11 09:45 – 13:00, Kembali masuk kelas Kelas

Buku, pensil, pulpen, meja, kursi, teman, tas sekolah, papan tulis, power point, guru, 12 12:00 – 13:00 Istirahat warung, makanan, piring,


(29)

20

warteg, rumah sendok, garpu,

gelas

13 13:00 – 13:15, 13:00

Shalat Dzuhur, mulai masuk kerja Mushola, masjid, tempat wudhu Sarung, mukena, peci, sejadah,

14 13:15 – 15:00

Sebagian pulang sekolah,

ekstrakulikuler, jalan-jalan, kadang main kerumah teman

Sekolah, ruang

organisasi, mall, tempat

nongkrong,

warung

dijalan, rumah

teman

Kelas, angkot, motor, mobil, teman, sepeda,

billboard, toko,

warung, lapangan,

taman, rumah, kafe

15 15:00 – 15:15 Shalat Ashar

Mushola, masjid, tempat wudhu

Sarung, mukena, peci, sejadah,

16 15:15 – 16:00 Pulang ke rumah Jalan

Angkot, motor, helm, billboard,

spanduk, stiker, rumah, toko,

warung, lampu

merah

17 16:00 – 16:20 Pulang Kerja Jalan

Gang, warteg,

warung, toko,

stiker, spanduk, rumah, motor, mobil, angkot, lampu merah

18 16:00 – 16:15 Mandi sore Kamar mandi

Handuk, gayung, tempat sabun, shampo, pasta gigi, sikat gigi

16:20 – 17:00 Mandi sore Kamar mandi

Handuk, gayung, bak mandi, sikat gigi, pasta gigi, tempat sabun, spon


(30)

21 untuk sabun, shampo.

19 16:15 – 18:00 Nonton tv, main

handphone Ruang keluarga

TV, remote TV, iklan TV, acara TV, handphone, internet sosial media

20 18:00 – 18:15 Shalat Maghrib

Mushola, masjid, tempat wudhu

Sarung, mukena, peci, sejadah,

21 18:15 – 20:00 Istirahat, nonton tv, main handphone

Rumah, ruang keluarga

TV, remote TV, iklan TV, acara TV, handphone, internet sosial media

22 20:00 – 21:00 Mengerjakan tugas sekolah

Kamar, meja belajar

Cermin, sisir, baju, lemari, kursi, kasur, buku, pulpen, pensil, tas sekolah, buku pelajaran, meja belajar

23 21:00 – 22:00 Main handphone, chating sosial media

Ruang keluarga, kamar

TV, remote TV, iklan TV, acara TV, handphone, internet sosial media, Cermin, sisir, baju, lemari, kursi, kasur

25 22:00 – 04:30 Tidur Kamar tidur Kasur, selimut, bantal, guling

Dari hasil Consumer journey diatas diperoleh informasi tempat dan benda yang sering dijumpai oleh kalangan remaja dan orang dewasa adalah rumah, jalanan, gang-gang, warteg, warung, toko, rumah industri tahu, sekolahan tempat ibadah, motor, mobil, gerobak, tempat-tempat yang telah dijumpai tersebut memungkinkan untuk dijadikan sebagai media promosi.


(31)

22 III.1.2 Strategi Komunikasi

Dalam pendekatan komunikasi dapat dibagi menjadi 2 hal yaitu pendekatan komunikasi secara visual dan pendekatan komunikasi secara verbal. Setiap pendekatan komunikasi tersebut sangat mempengaruhi untuk tercapainya informasi yang akan di sampaikan dalam kampanye sosial yang dituangkan berupa poster sebagai media utama dari kampanye sosial.

A. Pendekatan Visual

Pendekatan secara visual merupakan suatu perancangan kampanye sosial dengan menggunakan visual yang berkarakter, sederhana, tapi tetap informatif dan mudah di pahami oleh masyarakat di daerah Cibuntu. Dengan cara pendekatan visual seperti ini, masyarakat akan lebih mudah memahami isi dari pesan yang akan di sampaikan, selain itu juga masyarakat akan lebih mengingat dan menerapkan informasi dari pendekatan secara visual. Dalam penelitian ini pendekatan secara visual menggunakan teknik penggabungan fotografi dan ilustrasi.

B. Pendekatan Verbal

Pada penelitian ini pendekatan secara verbal digunakan untuk memperjelas informasi yang ingin disampaikan. Dalam pendekatan verbal ini target dari kampanye sosial yaitu masyarakat umum mulai dari anak, orang tua sampai kepada pengelola tahu Takus Cibuntu yang berada di daerah Cibuntu, maka bahasa pendekatan verbal yang akan digunakan adalah bahasa Indonesia non-formal atau bahasa sehari-hari. Hal ini dilakukan agar target audien mudah memahami pesan yang disampaikan dalam kampanye ini. Adapun dalam kampanye sosial mengenai limbah tahu Takus Cibuntu, akan menggunakan tagline atau slogan yang bertujuan agar masyarakat dapat menjaga lingkungan dengan mengelola limbah hasil produksi tahu Takus Cibuntu.


(32)

23 III.1.2.1 Materi Pesan

Materi pesan merupakan informasi yang ingin disampaikan kedalam kampanye sosial melalui media poster dan media pendukung lainnya dengan cara menarik minat masyarakat untuk meningkatkan kesadaran setiap individu masing-masing dari masyarakat didaerah Cibuntu dalam meresponi kampanye sosial mengenai limbah tahu Takus Cibuntu, sehingga akan timbul perubahan perilaku dan cara berpikir masyarakat didaerah Cibuntu mengenai pentingnya menjaga lingkungan.

III.1.2.2 Statement Problem

1. Bersih-bersih:

Kesadaran, perubahan prilaku dan cara perbikir untuk menjaga lingkungan sekitar Cibuntu.

2. Peralatan yang digunakan:

Peralatan yang di bawa secara pribadi, dan yang telah disediakan oleh ketua RT/RW setempat.

3. Lokasi tempat dan waktu yang telah ditentukan:

Melakukan atas dasar kesadaran masing-masing yang kemudian akan dilaksanakan secara bersama-sama dalam menciptakan program bersih-bersih didaerah Cibuntu.

4. Teknis dalam mengeksekusi disekitar wilayah Cibuntu:

Yaitu dengan mengikuti instruktur dari ketua RT/RW dan kepala pemimpin di daerah Cibuntu dalam menjalankan kegiatan bersih-bersih lingkungan diwilayah Cibuntu.

III.1.2.3 Key Word

1. Urang bebersih 5. Hayu Bebersih

2. Buruan 6. Yu urang bebersih Cibuntu

3. Hayu miluan bebersih cibuntu

4. Selamat datang di kampung industri tahu

III.1.3 Strategi Kreatif

Strategi kreatif merupakan suatu cara untuk menginformasikan inti pesan yang ingin disampaikan kepada audiens dengan baik. Oleh karena itu, dalam kampanye


(33)

24 ini strategi kreatif yang diterapkan yaitu dengan menggunakan visual berupa hasil foto limbah yang di dapat dari hasil pengolahan tahu Takus Cibuntu melalui hasil survei, yang kemudian akan diolah kembali dengan media utama dari kampanye ini yaitu berupa poster dan media pendukung lainya. Selain itu juga kampanye ini menggunakan objek atau bahasa yang dekat dengan kehidupan masyarakat Cibuntu sehari-hari. Agar pesan tersampaikan, maka kampanye harus dibuat sesederhana mungkin sehingga dapat dengan mudah menarik perhatian masyarakat dan dapat menambah wawasan atau pengetahuan bagi masyarakat sekitar Cibuntu. Dengan begitu komunikasi akan lebih mengena dan masyarakat dapat dengan mudah mengerti tentang apa yang diinformasikan. Agar pesan dan informasi dapat tersampaikan terhadap masyarakat di daerah Cibuntu dengan baik dan benar, masyarakat sekitar Cibuntu harus bisa memahami dan meresponi pesan yang ingin disampaikan. Tujuannya supaya, mudah di kenal, di ingat oleh setiap lapisan kalangan masyarakat yang terletak di daerah Cibuntu, sehingga mempunyai respon yang sama terhadap kesadaran dan prilaku masyarakat di Cibuntu melalui kampanye sosial yang di terapkan berupa poster.

Maka strategi kreatif yang digunakan dan diterapkan dalam kampanye sosial berupa poster ini adalah:

1. Menemukan terlebih dahulu konsep dasarnya dan tagline dari konsep yang sudah ditentukan dari awal.

2. Menemukan key visual, objek dan bahan-bahan dari analisa lainnya

3. Dalam proses editingnya untuk mempermudah menyampaikan pesan

melalui kampanye sosial berupa poster tersebut, maka yang perlu diperhatikan adalah layout dan objek-objek apa saja yang perlu di terapkan kedalam sebuah poster sebagai media utama dari kampanye sosial, sehingga terlihat sesimple mungkin dan dengan mudah di pahami oleh masyarakat didaerah Cibuntu mengenai maksud dan pesan yang disampaikan melalui kampanye sosial berupa poster.

4. Menentukan skema wana yang akan di ambil sesuai dengan ciri khas daerah Cibuntu dan dari objek penelitian yaitu tahu Takus Cibuntu.


(34)

25 5. Menentukan font atau tipografi, tujuannya untuk mempermudah masyarakat sekitar wilayah Cibuntu dalam membaca apa yang menjadi isi pesan dari poster.

6. Mengkomposisikan semua tahapan diatas menjadi satu kesatuan bentuk visual yang utuh dalam media yang telah ditentukan yaitu poster dengan penggayaan ilustrasi yang diterapkan melalui poster.

III.1.4 Strategi Media

Media sebagai sarana komunikasi untuk menyampaikan pesan serta informasi dengan baik dan benar dalam bentuk cetak berupa poster dan media pendukung lainnya, mengenai kampanye sosial yang efisien tujuannya supaya dapat di tanggkap oleh masyarakat disekitar Cibuntu dan menyatukan persepsi setiap audience, sehingga memiliki respon dan prilaku yang sama.

Adapun media utama yang dipilih untuk menyampaikan pesan terhadap target audien dengan tepat akan berpengaruh terhadap hasil yang diharapkan pada masyarakat. Dalam kampanye sosial mengenai limbah tahu Takus Cibuntu ini, media yang digunakan berhubungan dengan data-data hasil riset di lapangan yang telah disimpulkan secara keseluruhan yang kemudian digunakan sebagai informasi yang mempertajam dan memperjelas penyampaian pesan yang diterapkan kedalam media utama dari kampanye sosial yaitu berupa poster. Untuk menyampaikan pesan melalui media cetak berupa poster kepada masyarakat di daerah Cibuntu yang dibutuhkan adalah strategi komunikasi yang baik dan benar. Sehingga masyarakat dan konsumen secara informatif dan persuasif dapat mengerti maksud dan pesan yang ingin disampaikan, yang bertujuan untuk memudahkan masyarakat dan konsumen memahami tujuannya yaitu sadar dan perubahan pola prilaku.

Adapun media utama dan media-media pendukung lainnya yang digunakan dalam menyampaikan pesan adalah sebagai berikut:


(35)

26

A Media Utama

1 Poster

B. Media Pendukung

1. X-Banner 5. Jam Dinding

2. T-Shirt 6. Gantungan Kunci

3. Stiker 7. Notebook/ Buku Catatan

4. Topi

III.1.5 Strategi Distribusi

Strategi distribusi digunakan agar media kampanye sosial dapat dijangkau oleh target khalayak secara individu sehingga, masing-masing masyarakat maupun konsumen dapat dengan mudah menangkap isi dari pesan kampanye sosial.

Strategi distribusi dilakukan melalui Ketua RT/RW di daerah Cibuntu kota Bandung, media informasi akan ditempatkan di beberapa rumah warga di sekitar daerah Cibuntu sebagai pengelolah usaha tahu Takus Cibuntu maupun masyarakat sekitar daerah Cibuntu yang mengkonsumsi tahu Takus Cibuntu. Setelah media ditentukan untuk menyampaikan pesan, maka yang harus dilakukan agar program kampanye sosial ini berjalan dengan baik dan lancar, yang harus ditentukan adalah penjadwalan strategi distribusinya. Dikarenakan program kampanye sosial ini akan dilakukan dalam periode maksimal 1 tahun.

Adapun perencananaan media yang akan disebarkan sesuai dengan periode waktu yang telah ditentukan antara lain:


(36)

27 Table II-1 Schedule Distribusi media kampanye sosial

Sumber : Data Pribadi (2016)

No Media

Bulan ke-1 Bulan ke-2 Bulan ke-3 Bulan ke-4 Bulan ke-5 Bulan ke-6

1 Poster

2 X-banner

3 T-shirt

4 Stiker

5 Topi

6 Jam Dinding 7 Gantungan

Kunci

8 Notebook/

Buku Catatan

III.1.6 Kampanye

Menurut Rogers dan Storey (seperti yang dikutip Venus. A, 2004) kampanye

merupakan “beberapa tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan

menciptakan dampak tertentu pada masyarakat yang dilakukan secara terus menerus dengan kurun waktu tertentu”. Sedangkan menurut Pfau dan Parrot (seperti yang dikutip Venus. A, 2004) “Kampanye adalah suatu proses yang dirancang secara nyata dengan rentang waktu tertentu dengan tujuan mempengaruhi khalayak yang telah ditentukan”.

Kampanye merupakan wujud tindakan komunikasi yang terencana yang ditujukan untuk mempengaruhi masyarakat, kampanye menggunakan berbagai jenis infomasi untuk menyampaikan gagasan-gagasan yang akan disampaikan untuk mempengaruhi masyarakat, kampanye setidaknya harus mengandung empat hal yaitu harus ada efek atau dampak tertentu, jumlah sasaran dalam ruang lingkup yang besar, hanya dilakukan dalam kurun waktu tertentu, dan melalui beberapa tindakan komunikasi yang terorganisir. Selain memiliki empat hal diatas, kampanye haruslah memiliki sumber yang jelas, sumber yang menjadi penggagas,


(37)

28 perancang, penyampai sekaligus yang bertindak selaku penanggung jawab suatu kampanye, sehingga orang yang menerima pesan dapat mengerti pesan yang disampaikan. (Venus. A, 2004. h. 3).

III.1.7 Jenis-jenis Kampanye

Seperti dikutip buku (Manajemen Kampanye : Venus. A, 2004. h.11) ada tiga jenis kampanye :

a. Product-oriented campaigns atau kampanye yang berorientasi pada

produk atau bisnis, tujuannya adalah memperoleh keuntungan finansial.

Cara yang dilakukannya adalah memperkenalkan produk dan

melipatgandakan penjualan sehingga mendapatkan keuntungan yang diinginkan.

b. Candidate-oriented campaigns atau kampanye yang berorientasi pada hasrat untuk kekuasaan politik. Tujuannya adalah memenangkan dukungan dari masyarakat agar kandidat-kandidat mendapatkan jabatan di partai politik di pemilihan umum.

c. Ideologically or cause oriented campaigns atau kampanye yang berorientasi pada tujuan-tujuan yang bersifat khusus atau sosial. Kampanye ini juga dikenal sebagai social change campaigns, yaitu kampanye yang bertujuan untuk menangani masalah-masalah sosial melalui perubahan sikap dan perilaku. (Venus. A, 2004)

III.2 Konsep Desain

Konsep dari desain yang akan di terapkan dari kampanye sosial mengenai limbah hasil olahan Tahu Takus Cibuntu lebih mengarah kepada poster yang tujuannya agar masyarakat lebih memperhatikan limbah hasil olahan Tahu Takus Cibuntu yang terletak di daerah Cibuntu untuk dapat dikelola dan ditangani lebih serius oleh masyarakat sekitar Cibuntu melalui kesadaran masyarakat sehingga adanya kegiatan yaitu bersih-bersih lingkungan disekitar wilayah Cibuntu.

III.2.1 Format Desain

Format desain yang dipakai dalam kampanye sosial mengenai penanganan terhadap Limbah yang dihasilkan dari olahan tahu Takus Cibuntu ini dibuat


(38)

29 sederhana dan lebih memfokuskan kepada inti pesan yang akan disampaikan dengan tulisan yang mudah dimengerti dan didukung oleh elemen karakter-karakter visual berupa aktifitas yang mempertegas penyampaian pesan. Format desain pada media menyesuaikan dengan kebutuhan dari media yang digunakan yaitu ilustrasi yang mendukung suatu suasana bersih-bersih dan indahnya kota Cibuntu yang bertujuan menangkap emosi dari masyarakat yang melihat kampanye sosial berupa poster. Adapun unsur-unsur untuk pembuatan sebuah poster didapat dari hasil survei mengenai limbah dan proses pembuangan serta penanganannya berupa bersih-bersih lingkungan. Dalam mendesain sebuah kampanye memerlukan kerangka dan konsep untuk dapat menentukan format desain yang akan diterapkan sesuai dengan kebutuhan dari kampanye sosial. Format desain merupakan keselarasan antara desain dan media yang digunakan yaitu poster. Format desain yang diterapkan melalui media berupa poster yaitu berukuran 29,7 cm dan 42 cm, poster tersebut diharapkan dapat menarik minat khalayak sasaran untuk membaca dan merespon dengan baik. Tujuannya agar masyarakat di daerah Cibuntu dapat tertarik untuk membaca dan memahami isi pesan dan informasi yang ingin disampaikan dalam waktu yang singkat. Format yang digunakan pada media poster adalah portrait. Ukuran yang digunakan adalah A3 (29,7cm x 42 cm)

29,7 cm

42 cm

Gambar III.1 Format Poster Sumber : Data Pribadi (2016)


(39)

30 III.2.2 Tata Letak

Penggunaan tata letak yang ditampilkan adalah gabungan-gabungan dari beberapa pesan kampanye berupa ilustrasi yang di sesuaikan dengan kota Cibuntu, elemen visual berupa karakter suku khas Jawa Barat yaitu Sunda dan tagline yang dapat memperkuat inti dari pesan yang akan di sampaikan ke pada target audien yaitu berupa bahasa Sunda. Seluruh elemen visual ini akan disatukan sedemikian rupa hingga akan menghasilkan suatu komposisi yang baik. Layout yang digunakan pada kampanye ini secara umum adalah portrait dan disesuaikan oleh kebutuhan media kampanye sosial. Layout dibuat sederhana mungkin yaitu dengan ilustrasi yang menggambarkan kebiasaan/perilaku masyarakat yang sedang melakukan kegiatan bersih-bersih yang ditambah dengan teks yang bisa menarik perhatian bagi masyarakat khususnya didaerah Cibuntu.

III.2.3 Huruf

Pemilihan font pada kampanye Limbah hasil olahan tahu Takus Cibuntu ini menggunakan font yang bersifat menarik, tegas dan jelas tujuannya agar dengan mudah diingat dan dilihat oleh masyarakat di sekitar Cibuntu sehingga, respon dari masyarakat dalam membaca teks akan lebih cepat.

Adapun Prinsip dari huruf yang akan diterapkan ke dalam kampanye sosial melalui media utamanya yaitu poster. Huruf digunakan seperlunya saja, tidak berlebihan. Dalam mendesain sebuah media kampanye yang baik harus menggunakan huruf yang memiliki ukuran dan ketebalan yang sesuai, sehingga desain dalam sebuah poster akan mudah dipandang oleh setiap masyarakat khususnya yang terletak di daerah Cibuntu. Gunakan huruf yang kontras dan proporsional tujuannya adalah agar huruf terlihat menonjol.

Huruf yang diterapkan dalam kampanye ini adalah jenis huruf Sniglet Reguler yang disesuaikan dengan kebutuhan kampanye sosial terhadap masyarakat diwilayah Cinbuntu.


(40)

31 Contoh font Sniglet Reguler sebagai tahapan Attention adalah:

III.2.4 Warna

Setiap warna memiliki arti dan karakteristik yang berbeda-beda. Warna disini berfungsi sebagai mempertegas dan memperkuat penyampaian pesan dari sebuah karya desain. Dalam kampanye ini menggunakan warna-warna yang terang yaitu warna-warna yang disesuai dengan daerah Cibuntu. Adapun warna-warna yang digunakan adalah warna-warna dari tahu Takus Cibuntu tujuannya menyelaraskan dengan daerah Cibuntu sebagai penghasil tahu Takus dikota Bandung, sehingga dapat dengan mudah mempengaruhi masyarakat untuk melihat dan mempelajari media utama dari kampanye sosial mengenai penanganan limbah tahu Takus Cibuntu berupa poster dan media pendukung lainnya. Mode warna yang akan digunakan yaitu CMYK untuk media cetak dan dikerjakan secara digital dengan mode warna RGB.

Adapun warna yang digunakan dalam penerapan desain kedalam kampanye sosial ini dibagi menjadi 2, yaitu warna utama dan warna pendukung.

III.2.4.1 Warna Utama


(41)

32 Warna utama yang akan dipilih dalam perancangan kampanye sosial dengan media berupa poster mengenai limbah tahu Takus Cibuntu ini adalah warna kuning, orange gelap, abu-abu, abu-abu gelap dan cokelat. Alasan memilih warna-warna seperti gambar diatas karena menyesuaikan dengan tahu Takus Cibuntu, dan menyesuaikan dengan daerah Cibuntu.

III.2.4.2 Warna Pendukung

Warna pendukung dari kampanye sosial yang digunakan dalam media-media lain seperti X-banner, Tshirt, Stiker, Topi dan media utamanya yaitu Poster warna-warna tersebut dipilih berdasarkan ilustrasi yang dipakai dan diterapkan. Namun, warna-warna tersebut masih saling berkaitan antara media poster dengan media-media pendukung lainnya.

III.2.5 Ilustrasi

Ilustrasi yang digunakan dalam kampanye sosial mengenai Limbah tahu Takus Cibuntu yaitu menarik dan penggambarannya dapat dilihat secara nyata dengan

Gambar III.3 Warna Utama Sumber : Data Pribadi (2016)

Gambar III.4 Warna Pendukung Sumber : Data Pribadi


(42)

33 aktifitas dan kegiatan berupa illustrasi sehingga, mudah menarik perhatian dari khalayak yang melihat dengan menggunakan visual berupa ilustrasi tersebut. Tujuannya agar masyarakat akan lebih cepat mengerti dibandingkan dengan tulisan dan kata-kata. Ilustrasi merupakan salah satu daya tarik dan dapat menggambarkan pesan dalam sebuah media yang mendukung kampanye sosial mengenai limbah tahu Takus Cibuntu. Pesan yang utama pada media kampanye adalah untuk mengajak, menyadarkan, dan diharapkan dapat merubah pola prilaku serta menumbuhkan rasa ketertarikan masyarakat untuk memperdulikan lingkungan setikar wilayah Cibuntu dengan bersih-bersih. Adapun gaya ilustrasi yang digunakan seperti pada gambar berikut ini :

Gambar III.5 Ilustrasi Poster Sumber : Data Pribadi (2016)


(43)

34 BAB IV. MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI

IV.1 Pra Produksi

Tahap produksi yang dilakukan dalam membuat kampanye sosial mengenai limbah tahu Takus Cibuntu dengan media utamanya berupa poster :

1. Pengolahan Gambar

Dalam mengolah sebuah gambar dalam kampanye sosial yang telah dibuat melalui proses digitalisasi meliputi pewarnaan, pembuatan karakter dan benda-benda yang di tracing melalui digital dengan detail-detail dari setiap gambar dan elemen visual. Pemilihan software yang digunakan untuk mengolah dan proses editing poster adalah software Adobe illustrastor CS6. Ilustrasi yang dipilih adalah karakter, rumah-rumah yang disesuaikan dengan daerah Cibuntu, selokan, mobil pengankut limbah tahu Takus Cibuntu, gerobak jualan tahu Takus Cibuntu dan elemen visual lainnya.

Software Adobe illustrator CS6 yang digunakan untuk membuat ilustrasi yang akan terapkan sebagai Poster.

Gambar IV.1 Ilustrasi Poster Sumber : Dokumentasi Pribadi (2016)


(44)

35 2. Penerapan ke berbagai media pendukung sesuai dengan konsep

Dalam tahap ini merupakan kelanjutan dari tahap-tahap sebelumnya, apabila telah selesai tahap pengolahan dengan proses editing yaitu tracing, maka akan diaplikasikan ke berbagai media pendukung yang telah ditentukan sesuai dengan kebutuhan dan terkonsep.

3. Teknis Produksi

Setelah semua proses penerapan terhadap media-media pendukung dari kampanye sosial mengenai limbah tahu Takus Cibuntu telah selesai maka akan dilanjutkan ke tahap proses cetakan, dengan menentukan material bahan dan teknis produksi yang telah ditentukan.

IV.2 Teknis Cetak

Teknis media kampanye sosial dibuat berdasarkan pengelompokkan beserta tahapan perancangan media kampanye sosial mengenai limbah tahu Takus Cibuntu sebagai berikut :

1. Poster sebagai media utama kampanye sosial.

Poster berguna untuk memperkenalkan kampanye sosial kepada masyarakat yang berada diwilayah Cibuntu, dan pendistribusian dilakukan pada tahapan

Gambar IV.2 Ilustrasi Poster Sumber : Dokumentasi Pribadi (2016)


(45)

36 awal kampanye sekitar tempat-tempat masyarakat yang melakukan kegiatan keseharian, sehingga mudah menjumpai kampanye sosial berupa poster yang telah diterapkan. Dipilihnya media poster, karena poster merupakan media yang memiliki jangkauan yang luas, dan dapat berhubungan langsung dengan masyarakat disekitar wilayah Cibuntu. Pengerjaan media kampanye sosial berupa poster melalui proses digitalisasi yaitu menggunakan software Adobe Ilustrator dan kemudian dilanjutkan ke tahap Editing yaitu proses Tracing.

Material/bahan : Alkasia/art paper

Ukuran : A3

Teknis Produksi : Cetak

Gambar IV.3 Ilustrasi Poster Sumber : Data Pribadi (2016)


(46)

37 Gambar IV.3 merupakan media utama dari kampanye sosial mengenai limbah tahu Takus Cibuntu yang berfungsi sebagai media perubahan untuk merubah sikap, perubahan terhadap pola prilaku, perubahan dalam cara berpikir masyarakat diwilayah Cibuntu, agar aktifitas dan kebiasaan dari poster yang menerapkan elemen visual diatas dapat dilakukan.

2. X-banner

Visual yang di terapkan dalam media pendukung kampanye sosial berupa x-banner adalah karakter dari orang dewasa yang memiliki penggayaan visual dengan maksud sebagai penarik perhatian dan ajakan, serta menimbulkan minat dari masyarakat diwilayah Cibuntu.

Material : Albatros (luster, flexi china sebagai alternatif)

Ukuran : Mini Size

Teknis Produksi : Cetak

Stand yang di gunakan dalam menopang x-banner disesuaikan dengan kebutuhan dari media pendukung kampanye sosial yaitu x-banner.

Gambar IV.4 X-Banner Sumber : Data Pribadi (2016)


(47)

38 3. T-shirt

T-shirt merupakan media pendukung yang dengan cepat dan mudah diminati oleh masyarakat sekitar Cibuntu karena langsung direspon dengan cara memakai kaos. Kemudian diberikan kepada masyarakat didaerach Cibuntu yang rajin melakukan kegiatan bersih-bersih lingkungan sekitar Cibuntu dan berpartisipasi secara langsung dalam kampanye sosial.

Depan Belakang

Material : Catton Combat 30s

Ukuran : All size (S-XL)

Teknis Produksi : Cetak

4. Stiker

Media stiker ini di bagikan pada saat melakukan program bersih-bersih kepada masyarakat sekitar Cibuntu, dan media stiker ini bagikan kepada setiap warga yang berada didaerah Cibuntu melalui ketua RT/RW, sebagai pengingat rasa tanggung jawab dalam meminimalisir dan peduli terhadap limbah tahu Takus Cibuntu.

Gambar IV.5 T-Shirt Sumber : Data Pribadi (2016)


(48)

39

Material : Chrome

Ukuran : 7cm x 7cm

Teknis Produksi : Offset

Material : Chrome

Ukuran : 7cm x 5cm

Teknis Produksi : Offset

5. Topi

Media pendukung seperti topi sangat memudahkan masyarakat mengetahui maksud dan tujuan dari pesan yang ingin disampaikan, ketika topi tersebut di pakai, maka akan mempermudah mempengaruhi masyarakat yang lain. Dan topi sebagai media pendukung kampanye sosial yang akan diberikan

Gambar IV.6 Stiker berbentuk persegi Sumber : Data Pribadi (2016)

Gambar IV.7 Stiker berbentuk lingkaran Sumber : Data Pribadi (2016)


(49)

40 kepada kalangan masyarakat yang aktif dan ikut berpartisipasi dalam kampanye sosial.

Material : Rapel

Ukuran : All size

Teknis Produksi : Cetak

6. Jam dinding

Media ini dapat membantu masyarakat disekitar Cibuntu dengan meluangkan waktu disela-sela kesibukan kegiatan dengan ikut campur membantu membersihkan lingkungan sekitar Cibuntu.

Material : Plastik (ditelpen desain dengan bahan stiker)

Ukuran : 20cm x 20cm

Teknis Produksi : Offset

Gambar IV.8 Topi Sumber : Data Pribadi (2016)

Gambar IV.9 Jam Dinding Sumber : Data Pribadi (2016)


(50)

41

7. Gantungan Kunci

Gantungan kunci ini berfungsi sebagai media pengingat pentingnya memunculkan kepedulian dan kesadaran akan penanganan limbah tahu Takus Cibuntu

Material : Kaleng Aluminium

Ukuran : 4cm x 4 cm

Teknis Produksi : Cetak Offset

8. Notebook/Buku Catatan

Material : HVS, Art Paper 230gram untuk cover

Ukuran : A5

Teknis Produksi : Cetak Offset

Gambar IV.10 Gantungan Kunci Sumber : Data Pribadi (2016)

Gambar IV.11 Notebook/Buku Catatan Sumber : Data Pribadi (2016)


(1)

36 awal kampanye sekitar tempat-tempat masyarakat yang melakukan kegiatan keseharian, sehingga mudah menjumpai kampanye sosial berupa poster yang telah diterapkan. Dipilihnya media poster, karena poster merupakan media yang memiliki jangkauan yang luas, dan dapat berhubungan langsung dengan masyarakat disekitar wilayah Cibuntu. Pengerjaan media kampanye sosial berupa poster melalui proses digitalisasi yaitu menggunakan software Adobe Ilustrator dan kemudian dilanjutkan ke tahap Editing yaitu proses Tracing.

Material/bahan : Alkasia/art paper Ukuran : A3

Teknis Produksi : Cetak

Gambar IV.3 Ilustrasi Poster Sumber : Data Pribadi (2016)


(2)

37 Gambar IV.3 merupakan media utama dari kampanye sosial mengenai limbah tahu Takus Cibuntu yang berfungsi sebagai media perubahan untuk merubah sikap, perubahan terhadap pola prilaku, perubahan dalam cara berpikir masyarakat diwilayah Cibuntu, agar aktifitas dan kebiasaan dari poster yang menerapkan elemen visual diatas dapat dilakukan.

2. X-banner

Visual yang di terapkan dalam media pendukung kampanye sosial berupa x-banner adalah karakter dari orang dewasa yang memiliki penggayaan visual dengan maksud sebagai penarik perhatian dan ajakan, serta menimbulkan minat dari masyarakat diwilayah Cibuntu.

Material : Albatros (luster, flexi china sebagai alternatif) Ukuran : Mini Size

Teknis Produksi : Cetak

Stand yang di gunakan dalam menopang x-banner disesuaikan dengan kebutuhan dari media pendukung kampanye sosial yaitu x-banner.

Gambar IV.4 X-Banner


(3)

38 3. T-shirt

T-shirt merupakan media pendukung yang dengan cepat dan mudah diminati oleh masyarakat sekitar Cibuntu karena langsung direspon dengan cara memakai kaos. Kemudian diberikan kepada masyarakat didaerach Cibuntu yang rajin melakukan kegiatan bersih-bersih lingkungan sekitar Cibuntu dan berpartisipasi secara langsung dalam kampanye sosial.

Depan Belakang

Material : Catton Combat 30s Ukuran : All size (S-XL) Teknis Produksi : Cetak

4. Stiker

Media stiker ini di bagikan pada saat melakukan program bersih-bersih kepada masyarakat sekitar Cibuntu, dan media stiker ini bagikan kepada setiap warga yang berada didaerah Cibuntu melalui ketua RT/RW, sebagai pengingat rasa tanggung jawab dalam meminimalisir dan peduli terhadap limbah tahu Takus Cibuntu.

Gambar IV.5 T-Shirt


(4)

39 Material : Chrome

Ukuran : 7cm x 7cm Teknis Produksi : Offset

Material : Chrome Ukuran : 7cm x 5cm Teknis Produksi : Offset 5. Topi

Media pendukung seperti topi sangat memudahkan masyarakat mengetahui maksud dan tujuan dari pesan yang ingin disampaikan, ketika topi tersebut di pakai, maka akan mempermudah mempengaruhi masyarakat yang lain. Dan topi sebagai media pendukung kampanye sosial yang akan diberikan

Gambar IV.6 Stiker berbentuk persegi Sumber : Data Pribadi (2016)

Gambar IV.7 Stiker berbentuk lingkaran Sumber : Data Pribadi (2016)


(5)

40 kepada kalangan masyarakat yang aktif dan ikut berpartisipasi dalam kampanye sosial.

Material : Rapel Ukuran : All size Teknis Produksi : Cetak 6. Jam dinding

Media ini dapat membantu masyarakat disekitar Cibuntu dengan meluangkan waktu disela-sela kesibukan kegiatan dengan ikut campur membantu membersihkan lingkungan sekitar Cibuntu.

Material : Plastik (ditelpen desain dengan bahan stiker) Ukuran : 20cm x 20cm

Teknis Produksi : Offset

Gambar IV.8 Topi Sumber : Data Pribadi (2016)

Gambar IV.9 Jam Dinding Sumber : Data Pribadi (2016)


(6)

41 7. Gantungan Kunci

Gantungan kunci ini berfungsi sebagai media pengingat pentingnya memunculkan kepedulian dan kesadaran akan penanganan limbah tahu Takus Cibuntu

Material : Kaleng Aluminium Ukuran : 4cm x 4 cm Teknis Produksi : Cetak Offset 8. Notebook/Buku Catatan

Material : HVS, Art Paper 230gram untuk cover Ukuran : A5

Teknis Produksi : Cetak Offset

Gambar IV.10 Gantungan Kunci Sumber : Data Pribadi (2016)

Gambar IV.11 Notebook/Buku Catatan