Kebersihan Lingkungan Pabrik LANDASAN TEORI
8 sampah. Kegiatan pembersihan ruangan, peralatan, dan lingkungan sekitar
secara menyeluruh dapat dilakukan secara berkala. 7.
Pekerja membiasakan diri bekerja dengan baik, disiplin, mengikuti prosedur yang berlaku; mencuci dan menjaga kebersihan tangan; mencuci peralatan
sebelum dan sesudah digunakan; membersihkan lantai setiap kali proses pengolahan terhenti karena istirahat atau sudah selesai. Menjaga kualitas
tahu. Pekerja yang jorok dan tidak sehat merupakan sumber pencemaran terhadap produk yang dihasilkan.
B. Penanganan Limbah Padat
Selain menghasilkan produk utama berupa tahu, pabrik pengolahan tahu juga mengehasilkan bahan berupa limbah. Limbah tahu dibedakan menjadi
dua macam, yaitu limbah padat dan limbah cair. Limbah padat pabrik pengolahan tahu berupa kotoran hasil pembersihan kedelai dan sisa saringan
sari kedelai yang disebut ampas tahu. Kedua jenis limbah padat ini perlu segera ditangani agar tidak menimbulkan pencemaran lingkungan.
Penanganan limbah tersebut sebagai berikut. 1.
Kotoran hasil pembersihan kacang kedelai berupa tanah, kerikil, potongan- potongan tangkai, dan kotoran lainnya ditampung, lalu dibuang ke tempat
pembuangan sampah. 2.
Limbah padat berupa kulit biji kedelai dan ampas tahu ditangani secara terpisah karena dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak atau ampas tahu
diolah menjadi tempe gembus atau oncom. Kedua limbah ini perlu dikeluarkan dari ruang pengolahan secepat mungkin dan diangkut sejauh
mungkin dari lingkungan pabrik karena cepat busuk. Sebaiknya limbah ditangani dalam wadah tertutup dan mudah diangkat. Ketika menanganinya,
jangan sampai ada limhah yang tercecer atau tercampur dengan sari kedelai. Saragih Sarwono, 2011
C. Penanganan Limbah Cair
Limbah cair yang dihasilkan pabrik pengolahan tahu termasuk limbah tidak berbahaya. Limbah cair di sini termasuk juga air tahu whey. Air tahu dapat
dimanfaatkan menjadi nata de soya, tetapi bila akan dibuang maka perlu
9 dilakukan penanganan secara khusus. Hal ini disebabkan oleh sifat limbah
cair tersebut. Sifat limbah cair dari pengeolahan tahu antara lain sebagai berikut.
1. Limbah cair mengandung zat-zat organik terlarut yang cenderung
membusuk kalau dibiarkan tegenang sampai beberapa hari di tempat terbuka.
2. Suhu air limbah tahu rata-rata berkisar 40-60
C. Suhu ini lebih tinggi dibandingkan suhu rata-rata air lingkungan. Pembuangan secara langsung,
tanpa proses, dapat membahayakan kelestarian lingkungan hidup. Benyamin Pasullen, 1996
3. Air limbah tahu bersifat asam karena proses penggumpalan sari kedelai
membutuhkan bahan penolong yang bersifat asam. Keasaman limbah dapat membunuh mikrobe, misalnya bakteri. Penanganan air limbah tahu secara
khusus membutuhkan satuunit kolam pengolahan sebelum limbah dibuang ke perairan umum. Satu unit kolam pengeolahan itu terdiri dari bak
pengolah awal, bak pengumpul, bak anerobik, dan bak pengolah lanjut. 1
Bak pengolah awal digunakan untuk menghilangkan benda padat. Bak ini dilengkapi saringan kawat. Dari bak pengolahan awal, air limbah disalurkan
ke bak pengumpul. 2
Bak pengumpul digunakan untuk menyeragamkan kualitas air limbah tahu yang meliputi kepekatan baha organik terlarut dan suhu. Suhu dikendalikan
dengan memperpanjang waktu tinggal didiamkan ± 10 hari. 3
Bak anaerob berfungsi untuk memecahkan bahan polutan dalam air limbah secara hayati, tanpa oksigen. Di dalam bak ini, air limbah ditambah dengan
EM4, kemudian dibiarkan selama 10-18 hari agar padatan zat organik yang tergkandung terurai. Gas yang terbentuk dalam air limbah sedikit busuk.
4 Pengolahan air limbah yang keluar dari bak anaerob disalurkan ke bak
pengolah lanjut untuk didiamkan sekitar 8 hari. Tujuannya untuk menghilangkan bau busuk yang ada. Air limbah yang berwarna jernih dan
tidak berbau busuk memberikan indikasi bahwa proses itu telah berlangsung secara efektif. Air limbah tersebut telah siap disalurkan ke perairan umum.
Benyamin Pasullen, 1996