Bentuk-Bentuk Kenakalan Siswa Kenakalan Siswa

Kenakalan seperti ini terjadi dimana seorang siswa melakukan perbuatan buruk tanpa memahami keburukan perbuatannya itu. Barang kali ia menyangka apa yang dilakukannya demi mencapai keinginannya itu sebagai perbuatan baik. Kenakalan siswa secara tidak sadar dan tanpa sengaja akan menyebabkan seorang siswa memiliki sikap yang emosional, bahkan kadang sampai memicu terjadinya kelainan jiwa. Contohnya tidak sengaja menyenggol piring milik kakak kelas jatuh ke lantai sampai pecah.

3. Bentuk-Bentuk Kenakalan Siswa

Beraneka ragam tingkah laku atau perbuatan siswa yang sering menimbulkan kegelisahan dan permasalah terhadap oarang lain. Sering dikemukakan bahwa siswa itu nakal, kenakalan itu sedemikian rupa mengesalkan, melelahkan maupun merugikan orang lain. Menurut Qaimi 2002: 47, ada beberapa bentuk kenakalan siswa yang sering menimbulkan masalah-masalah yang merugikan bagi dirinya sendiri maupun orang lain. Bentuk-bentuk kenakalan tersebut sebagai berikut: a. Ketidakteraturan Sebagian siswa berdasarkan sejumlah alasan dan faktor tertentu, mengalami masalah dengan keteraturan. Namun sering melakukan tindakan yang tidak disukai para orang tua atau pendidik. Selain itu, mereka juga selalu mengeluh tentang kondisi hidupnya. Dalam hal ini, mereka mulai terjebak dalam kehidupan yang tidak teratur. Misalnya melempar baju atau sampah sembarang tempat, menghilangkan sarana-sarana atau barang-barang sekolah, dan sebagainya. b. Sifat ingin menguasai dan merasa unggul Sifat ingin menguasai merupakan masalah penting dalam pendidikan akhlaq. Ciri-ciri dari sifat ingin menguasai nampak pada diri seorang siswa yang berusaha keras dengan berbagai cara, menjadikan kedua orang tua, pendidik dan orang sekelilingnya tunduk dan patuh kepadanya, memenuhi segenap keinginannya dan selalu membantu dalam meraih segala tujuannya. c. Suka bertengkar Pertengkaran adalah semacam sikap yang merefleksikan terjadinya pemaksaan, kejahatan, dan kekerasan. Kadang pertengkaran terjadi dalam bentuk adu mulut atau pemutusan hubungan antar personal dengan cara yang beragam. Siswa-siswa yang suka bertengkar tidak pernah dapat menjaga hak-hak orang lain dan tidak memiliki komitmen atas tata cara bermain dan menjalin persahabatan terhadap teman-temannya. Sedikit saja terjadi perbedaan atau masalah telah mampu memancing mereka untuk melakukan pertengkaran. d. Penentangan atau pembangkangan Permasalahan yang sering menjadi bahan keluhan bagi kebanyakan orang tua dan pendidik adalah penentangan dan pembangkangan pada anak atau siswa. Padahal oarang tua dan pendidik menetapkan peraturan bagi anak atau siswa tidak lain demi kebahagiaan dan kebaikan mereka sendiri, tetapi kebanyakan mereka malah bersikap menentang setiap peraturan yang ditetapkan oleh orang tua atau pendidik. e. Pergi tanpa tujuan Kecenderungan untuk pergi tanpa tujuan merupakan suatu yang abnormal dan berpangkal pada kegagalan menerapkan metode pendidikan anak. Terkadang kecenderungan ini timbul lantaran adanya penyakit jiwa pada gilirannya menyulitkan orang tua dan pendidik. Pada kenyataannya, banyak siswa yang pergi dari rumah atau sekolahannya. Fakta ini terjadi lantaran mereka mengalami kondisi hidup keluarga yang tidak harmonis atau menilai bahwa berlama-lama tinggal dalam lingkungan keluarga atau sekolah tidak menguntungkan dirinya. Kemudian, mereka pun berusaha menjaga jarak dan menjauhinya. f. Kecenderungan membuat kelompok Pada usia sekitar delapan atau sembilan tahun, secara bertahap, hubungan anak dengan keluarganya mulai renggang dan mulai mencoba mencari teman-teman sekelompoknya. Ia senang mencari kehidupan berkelompok bersama teman-temannya yang berasal dari satu golongan. g. Mengganggu dan menyakiti Diantara permasalahan yang acapkali dihadapi oleh orang tua dan pendidik adalah kecenderungan siswa menyakiti orang lain. Perilaku dan perbuatan tersebut akan menimbulkan berbagai kesulitan dan kekacauan. Bahkan, kecenderungan buruk itu dapat memicu orang tua dan pendidik saling bertengkar. Seorang siswa yang suka berbuat jahat kepada temannya, menyakiti temannya yang lebih kecil atau lebih besar dari dirinya, serta menarik rambut teman perempuannya sampai menangis, tentu akan merepotkan orang tua dan pendidiknya, sekaligus menimbulkan kejengkelan dan kekesalan orang tua siswa yang disakiti. h. Keras dan tindak kekerasan Dalam dunia siswa, fenomena kekerasan dapat berbentuk tindak mematahkan atau melukai, pemukulan, pengrusakan, pelecehan, dan perkelahian. Sewaktu bertengkar, seorang siswa lantaran sedikit saja dilukai, ia akan nekat melakukan pembalasan dengan cara yang bengis dan kejam. i. Urakan Sikap urakan merupakan masalah serius oleh orang tua atau pendidik. Akar bagi munculnya perbuatan tersebut adalah corak kepribadian seorang siswa. Oleh karena itu, siswa urakan tidak memiliki jiwa yang stabil. Sikap urakan pada siswa sebagian besar berbentuk pembangkangan, pelanggaran, penentangan keras terhadap peraturan dan tata tertib rumah atau sekolah. j. Pembuat masalah Merupakan masalah biasa dan wajar tatkala anak-anak cenderung ingin tahu, tidak bisa diam, membuat keributan dan kegaduhan, serta mengganggu dan merepotkan orang tua atau pendidik. Anak-anak yang suka membuat-buat masalah cenderung ceroboh. Selain itu, mereka nampaknya melakukan perbuatan jahat tersebut dengan sengaja. Mereka cenderung membuat susah dan bingung orang lain. Misalnya, membuang atau menyembunyikan polpen atau buku milik temannya sehingga sulit ditemukan. k. Kecenderungan melanggar batas Dalam berhubungan dan bergaul, masing-masing anak memiliki sikap dan perilaku yang berbeda-beda. Sebagian cenderung melanggar dan melampaui batas, serta tidak merasa dan cukup atas apa yang dimilikinya. Adakalanya, baik kedua orang tuanya menyaksikan ataupun tidak, mereka akan melakukan aksi pencurian dengan mengambil atau merebut barang milik orang lain. Sikap dan perilaku semacam ini dapat ditemukan pada hampir setiap anak. Karena itu, para orang tua atau pendidik hendaknya bisa mengambil langkah dan tindakan yang tepat untuk menghentikannya. l. Sadisme Saat ini, istilah sadisme menjadi cukup populer dan digunakan untuk beragam bentuk tindak kekerasan. Istilah sadisme mencakup perbagai tindakan kekerasan, kekejaman, dan kedloliman. Jelas, kata sadisme memiliki arti cukup luas dan mencakup berbagai jenis penyiksaan dan tindakan kejam yang dilakukan seseorang terhadap orang lain. Secara istilah, sadisme hanya berhubungan dengan orang dewasa saja. Namun, dalam beberapa kasus, digunakan pula untuk anak-anak.

4. Faktor-Faktor Penyebab Kenakalan Siswa

Dokumen yang terkait

UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENANGANI KENAKALAN SISWA PADA SISWA KELAS IV SDN ADIKARTO 2 KECAMATAN MUNTILAN

0 3 69

PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KECERSASAN MEJEMUK DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN SISWA SD MUHAMMADIYAH PROGRAM KHUSUS KOTA SURAKARTA

0 2 15

PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KECERDASAN MAJEMUK DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN SISWA SD MUHAMMADIYAH PROGRAM KHUSUS KOTA SURAKARTA

0 5 7

UPAYA GURU DALAM MENANGANI PERILAKU KENAKALAN SISWA DI SD MUHAMMADIYAH 15 SURAKARTA Upaya Guru dalam Menangani Perilaku Kenakalan Siswa Di SD Muhammadiyah 15 Surakarta Tahun Ajaran 2016/2017.

0 4 15

UPAYA GURU DALAM MENANGANI PERILAKU KENAKALAN SISWA DI SD MUHAMMADIYAH 15 SURAKARTA Upaya Guru dalam Menangani Perilaku Kenakalan Siswa Di SD Muhammadiyah 15 Surakarta Tahun Ajaran 2016/2017.

0 2 16

PENDAHULUAN Upaya Guru dalam Menangani Perilaku Kenakalan Siswa Di SD Muhammadiyah 15 Surakarta Tahun Ajaran 2016/2017.

0 3 4

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA Peran Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) Dalam Menanggulangi Kenakalan Siswa Di SMK Muhammadiyah Kartasura.

0 1 15

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA Peran Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) Dalam Menanggulangi Kenakalan Siswa Di SMK Muhammadiyah Kartasura.

0 2 16

STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGATASI KENAKALAN SISWA Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengatasi Kenakalan Siswa Pada Siswa Kelas XII Madrasah Aliyah Infarul Ghoy Semarang Tahun 2013/2014.

0 1 17

STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGATASI KENAKALAN SISWA Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengatasi Kenakalan Siswa Pada Siswa Kelas XII Madrasah Aliyah Infarul Ghoy Semarang Tahun 2013/2014.

0 3 34