2. Permainan Sepak Takraw adalah suatu bentuk olahraga permainan yang mengandalkan keterampilan kaki dalam mengolah bola.
Permainan sepak takraw berasal dari permainan sepak raga yang dimainkan secara beregu.
3. Model Pembelajaran Kumon adalah pembelajaran dengan mengaitkan antar konsep, keterampilan, kerja individu, dan
menjaga suasana nyaman dan menyenangkan.
F. Kegunaan Penelitian
1. Bagi Guru Untuk menambah refrensi dalam mengembangkan model
pembelajaran pendidikan jasmani. 2. Bagi Peneliti
Mengembangkan kemampuan untuk melakukan penelititan pada bidang yang sedang ditekuni yaitu, penjaskes.
3. Bagi Peneliti lain Dapat digunakan sebagai rujukan dan pijakan untuk melakukan
penelitian sejenis dalam upaya tindak lanjut dalam penelitian ini. 4. Bagi UPT Pendidikan Dasar
Dapat digunakan sebagai bahan mengambil kebijakan diwilayah kerjanya serta sebagai bahan pertimbangan pada gugus lainnya.
5. Bagi Pengawas
Sebagai evaluasi pelaksanaan proses pembelajaran diwilayah kepengawasannya.
BAB II KAJIAN MATERI
A. Pembelajaran a. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan
prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan”.Oemar Hamalik,1995:57. Sedangkan menurut Jihad 2008:12 bahwa
pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal
balik yang berlangsung dalam situasi educative untuk mencapai tujuan tertentu. Dari sini dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
merupakan suatu proses yang didalamnya terjadi interaksi antara pendidik dan peserta didik, materi, fasilitas, perlengkapan dan
prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan tertentu. Pada hakekatnya pembelajaran memang diciptakan agar dalam
prosesnya dapat tersusun secara sistematis dan saling berinteraksi dengan memberdayakan semua komponen yang ada , sehingga apa
yang menjadi tujuan dalam proses pembelajaran dapat tercapai dan terlaksana secara efektif.
SD Negeri Lesanpuro 2 adalah wadah atau lingkungan yang dikondisikan untuk terjadinya proses pembelajaran tersebut , karena
SD Negeri Lesanpuro2 juga bagian dari system pendidikan nasional kita. Dalam pelaksanaan proses pembelajaran SD Negeri Lesanpuro 2
juga perlu mengadakan pengembangan dan inofasi-inofasi baru guna memperlancar dan meningkatkan prestasi dan hasil belajar peserta
didiknya. Deal Corneghy 1987:34 menyatakan pembelajaran tidak hanya
mengajarkan anak pada materi tertentu tetapi membantu anak untuk memecahkan masalah yang dihadapi anak didik. Pada dasarnya
proses pembelajaran merupakan suatu proses transfer ilmu dari orang dewasa guru kepada orang yang belum dewasa siswa untuk
memecahkan masalah yang dihadapi, sehingga anak didik mampu secara mandiri dalam mengatasi permasalahan yang dihadapinya.
Guru sebagai subyek harus mampu berinovasi dan mempunyai wawasan yang luas tentang pembelajaran, materi ajar serta
pengalaman – pengalaman dalam memecahkan masalah, hingga dalam pelaksanaan proses pembelajaran dapat berjalan dengan
lancar sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Disini dapat disimpulkan bahwasanya pembelajaran merupakan
suatu proses komunikatif interaktif pentransferan ilmu dari pendidik kepada peserta didik dengan memperdayakan semua komponen yang
ada pada kondisi dan lingkungan yang diciptakan guna mencapai tujuan yang diinginkan.
b. Komponen-Komponen Pembelajaran
Proses pembelajaran pada satuan pendidikan dilaksanakan oleh guru sebagai pendidik dalam upaya mencapai tujuan dengan
memberdayakan semua komponen yang ada pada lingkungan pembelajaran yang diciptakan dengan nyaman dan menyenangkan.
Menurut peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan pada bab IV standar proses pasal 20,
dinyatakan bahwa perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-
kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar. Menurut
Depdiknas,2008:11 Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dankelompok mata pelajarantema tertentu yang mencakup
standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokokpembelajaran, kegiatan pembalajaran, indicator pencapaian kompetensi untuk
penilaian, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Jadi uaraian diatas menyatakan bahwa komponen-kompene pembelajaran terdiri
dari: -Kurikulum
-Silabus dan -Rencana pelaksanaan pembelajaran yang terdiri dari: kolom
identitas, standar kompetensi, kompetensi dasar, indicator, tujuan
pembelajaran,materi pembelajaran, metode, kegiatan pembelajaran, sumber belajar dan penilaian.
c. Langkah-Langkah pembelajaran
Yuli kwartolo dalam penulisannya di tabloid penebur Jakarta edisi Maret-April 2009 dengan judul Sembilan peristiwa belajar Gagne
sebuah pendekatan pembelajaran menguraikan Sembilan peristiwa pembelajaran yang dikenal dengan istilah “nine event of instruction”
sebagai berikut : 1Menarik perhatian siswa, 2Menyampaikan kepada siswa tentang tujuan pembelajaran, 3Menstimulirmemanggil terlebih
dahulu informasi atau pengetahuan yang diperoleh, 4Menyajikan isi pembelajaran, 5Menyediakan pedoman atau petunjuk belajar,
6Memberi kesempatan untuk latihanunjuk performance, 7Memberi umpan balik, 8Melakukan penilaian, 9Mengekalkan dan
mengembangkan. Dalam pelaksanaan proses pembelajaran guru hendaknya mempunyai rancangan kerja yang berurutan , agar
pelaksanaan pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Langkah-langkah atau urutan rencana pembelajaran harus
terfokus pada tujuan pendidikan dan materi yang akan disajikan dalam proses pembelajaran. Adapun langkah pembelajaran menurut
penulis adalah sebagai berikut : 1Analisis kurikulum sebagai acuan dalam penyusunan pembuatan
silabus.
2Guru membuat rencana pelaksanaan pembelajaran RPP yang dikembangkan berdasarkan pada silabus yang telah dibuat.
3Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat dengan memberdayakan semua komponen dalam pendidikan .
4Menganalisis hasil pembelajaran sebagai pijakan untuk menentukan kegiatan perbaikan atau remedial.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanaan proses pembelajaran tidak terlepas pada perencanaan dan
penyusunan langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran yang baik, sehingga dalam pelaksanaannya dapat berjalan dengan efisien dan
efektif , interaksi yang baik antara guru sebagai pendidik dengan siswa serta material,media dan alat peraga, serta situasi dan
lingkungan yang aman dan menyenangkan.
B. Model Pembelajaran Kumon a. Pengertian Pembelajaran Kumon
Pembelajaran kumon adalah salah satu bentuk model pembelajaran yang mengutamakan pada keterkaitan antar konsep,
keterampilan, kerja individu , dengan menjaga suasana yang nyaman dan menyenangkan. Pendidikan jasmani dalam perkembangannya
juga mengutamakan konsep play and game sehingga anak dalam menerima materi pelajaran merasa senang tidak merasa terbebani
tetapi tetap berfokus pada materi dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Model pembelajaran kumon sangat cocok bila digunakan pada mata pelajaran penjas, karena pada pendidikan penjas keterampilan
yang satu dengan yang lainnya juga saling berhubungan, sehingga konsep gerak dasar yang diperoleh anak didik akan dia gunakan pada
keterampilan gerak lain yang memiliki tingkat kesulitan lebih tinggi. Model pembelajaran adalah suatu bentuk penyampaian materi
dalam proses pembelajaran yang memiliki cirri-ciri tertentu. Model pembelajaran dalam penggunaannya disesusaikan dengan materi
yang akan kita sampaikan kepada anak didik, sehingga tujuan yang ingin kita capai dapat terwujud.
b. Langkah-Langkah Pembelajaran Kumon
Langkah-langkah dalam penggunaan model pembelajaran kumon adalah sebagai berikut :
1 Sajian antar konsep Yang dimaksud dengan sajian antar konsep adalah guru
menyampaikan konsep-konsep tentang ketrampilan materi yang akan kita berikan dengan konsep-konsep ketrampilan materi yang
pernah diterima oleh anak didik atau yang lainnya. 2 Latihan
Pemberian latihan pada materi yang diajarkan. Setiap anak didik diberi kesempatan untuk melakukan latihan ketrampilan gerak
sesuai dengan materi dalam hal ini latihan yang diberikan adalah ketrampilan sepak sila dalam permainan sepak takraw.
3 Koreksi dan evaluasi Setelah menyelesaikan tugas atau latihan semua siswa harus kita
koreksi satu persatu serta diberikan penilaian pada masing-masing siswa tersebut, sehingga anak melakukan dengan serius karena
adanya penilaian. 4 Perbaikan
Pada langkah koreksi apabila terjadi kesalahan dari hasil latihan, maka guru harus segera mengembalikan tugas tersebut atau
mengulang lagi latihan gerakan yang ditugaskan kepada anak didik sambil diperbaiki dan ditunjukkan pada letak kesalahannya.
5 Penguatan Langkah terakhir pada model pembelajaran kumon adalah
memberikan penguatan pada konsep materi yang diajarkan, sehingga ketrampilan gerak atau hasil latihan dari anak didik dapat
terserap dan tersimpan dengan baik pada memorinya.
c. Kelebihan Model Pembelajaran Kumon
Kelebihan dari penggunaan model pembelajaran kumon pada mata pelajaran pendidikan jasmani adalah sebagai berikut :
1 Adanya penggabungan antar konsep yang satu dengan konsep yang lain atau keterampilan sepak sila dengan keterampilan yang
lain. 2 Latihan pada materi ajar, sehingga berperan aktif dalam proses
pembelajaran. 3 Koreksi pada hasil dari latihan untuk memperkecil kesalahan yang
dilakukan oleh peserta didik. 4 Adanya perbaikan dan penguatan pada materi bahan ajar.
5 Adanya interaksi yang positif antara guru dan peserta didik. 6 Penciptaan situasi pembelajaran yang nyaman dan
menyenangkan.
d. Kelemahan Model Pembelajaran Kumon
Semua konsep model pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan, hal ini biasanya tergantung pada kesesuaian dengan
materi ajar. Sama halnya dengan model pembelajaran kumon, disamping memiliki kelebihan model pembelajaran ini juga memiliki
kelemahan ntara lain: 1Bila kurang kontrol dari guru anak didik cendrung kurang serius
karena situasi belajar terlalu santai.
2Adanya kesenjangan antar konsep bagi anak didik yang kurang atau lambat dalam menerima materi pembelajaran.
C. Sepak Takraw a. Pengertian
Permainan sepak takraw sekarang ini adalah merupakan penjelmaan dan penyempurnaan dari permainan sepak raga.
Permainan ini semula adalah permainan para bangsawan kemudian berkembang menjadi permainan masyarakat diberbagai daerah
tertentu. Permainan sepak raga merupakan permainan asli dari bangsa kita yang berkembang keberbagai daerah dikawasan Asia
antara lain Singapura dan Malaysia. Permainan sepak takraw pada mulanya menggunakan bola dari
rotan, karena Negara kawasan Asia Tenggara pada umumnya penghasil rotan. Tetapi dewasa ini bola yang digunakan sudah
berkembang dan terbuat dari bahan plastic. Pada jaman penjajahan permainan sepak raga pernah hilang dari peredaran karena jarang
dipermainkan, baru muncul lagi setelah zaman kemerdekaan terlebih setelah adanya anjuran tentang kembali kepada kepribadian dan
pelestarian kebudayaan bangsa termasuk didalamnya olahraga tradisional seperti sepak raga.
Pada tanggal 29 September – 5 Oktober 1970 melalui Direktorat Jendral Olahraga dan Pemuda Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan telah menginstruksikan agar supaya sepak takraw segera dikembangkan dan dibina didaerah-daerah dan disekolah-
sekolah. Permainan sepak takraw adalah permainan yang mengandalkan
keterampilan kaki dalam mengolah bola agar tidak jatuh ketanah. Permainan ini dimainkan oleh team yang masing-masing team terdiri
dari 3 orang atau 2 orang berpasangan. Permainan ini juga hampir sama dengan bolavoli tetapi disepak takraw bola hanya boleh
dimainkan dengan kaki saja selama 3 tiga kali sentuhan. Dalam permainan ini bola juga boleh dimainkan dengan kepala atau juga
sentuhan dengan dada asalkan sentuhan tidak boleh lebih dari 3 sentuhan.
b. Teknik Dasar Permainan Sepak Takraw
Dalam permainan sepak takraw ada beberapa teknik dasar yang harus dikuasai oleh seorang pemain. Adapun teknik-teknik dasar itu
antara lain : -Sepak sila
-Sepak kuda -Sepak cungkil
-Sepak telapak kaki -Menyundul
-Menahan bola dengan dada, paha dan bahu
D. Sepak Sila a. Pengertian sepak sila
Sepak sila adalah jenis sepakan dalam permainan sepak takraw dengan perkenaan bola pada kaki bagian dalam, posisi tungkai pada
lutut ditekuk seperti orang yang duduk bersila dengan posisi kaki menghadap kedalam dan kaki dalam menghadap keatas. Adapun
langkah-langkah dalam pelaksanaan sepak sila adalah seperti yang ada pada gambar dibawah ini:
Gb. I.1. Urutan gerakan sepak sila
b. Kegunaan Sepak Sila
Dalam permainan sepak takraw keterampilan sepak sila sangat dibutuhkan sekali, karena semakin matang keterampilan dan teknik
ini dikuasai permainan sepak takraw dapat dimainkan dengan baik.
Adapun kegunaan dari sepak sila dalam permainan sepak takraw adalah sebagai berikut :
-Untuk mengontrol bola -Melakukan timang-timang bola
-Membuat operan atau memberi umpan -Untuk menyelamatkan bola dari serangan lawan
Mengingat betapa pentingnya keterampilan sepak sila ini, maka dalam permainan sepak takraw teknik dasar keterampilan sepak sila harus
kita ajarkan dengan benar pada anak didik, karena keterampilan ini merupakan gerak dasar dalam permainan sepak takraw.
E. Hasil belajar
Akhir dari pelaksanaan proses pembelajaran adalah serangkaian kegiatan penutup yang didalamnya adanya penilaian. Penilaian yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan tes
unjuk kerja dari serangkaian gerakan sepak sila. Adapun aspek dan ketentuan dari penilaian keterampilan gerakan sepak sila tertera pada Tabel 2.1.
Table 2.1 Penilaian psikomotor
No Nama
Aspek yang dinilai Jumlah skore
Nilai 1
2 3
4 1
2 3
4 5
Keterangan aspek yang dinilai : 1. Cara melambungkan bola
2. Perkenaan bola pada kaki
3. Cara melakukan sepakan sila 4. Koordinasi gerakan sepak sila
Nilai setiap aspek 1. Cara melambungkan bola
Keterangan Nila
i Ketentuancriteria
Benar 4
Jika lambungan bola tegak lurus setinggi kepala Cukup
3 Tegak lurus tapi bola terlalu tinggi atau rendah
Kurang tepat 2
Jika arah bola tidak tegak lurus Salah
1 Jika bola melenceng dan terlalu tinggi atau rendah
2. Perkenaan bola pada kaki Keterangan
Nila i
Ketentuancriteria
Benar 4
Perkenaan bola pada kura-kura kaki bagian dalam
Cukup 3
Perkenaan bola pada punggung kaki
Kurang tepat 2
Perkenaan bola diluar bagian kaki
Salah 1
Bola tidak mengenai kaki sama sekali
3. Cara melakukan sepak sila
Keterangan Nila
i Ketentuancriteria
Benar 4
Posisi kaki dan tungkai seperti orang bersila,telapak menghadap kedalam atas.
Cukup 3
Kaki dan tungkai tekukannya kurang keatasmaksimal
Kurang tepat 2
Jika lutut yang ditekuk,telapak kaki menghadap kebawah.
Salah 1
Jika tungkai tidak ada tekukan
4. Koordinasi gerakan sepak sila Keterangan
Nila i
Ketentuancriteria
Benar 4
Jika gerakan mulai awal sampai perkenaan bola pada kaki betul,serta arah bola dari sepakan tegak lurus ke atas.
Cukup 3
Gerakan betul, arah bola tidak tegak lurus ke atas.
Kurang tepat 2
Gerakan kurang tepat,perkenaan bola tidak pada kaki dalam
Salah 1
Gerakan salah,perkenaan juga salah.
N= nx
ny x 100
Keterangan: N = Nilai akhir
nx = Nilai yang didapat ny = skore maksimal
Tabel 2.2 Kriteria konversi penilaian ketuntasan belajar N
o Nilai
Kriteria
1 65
Tidak tuntasremidi 2
66 – 75 Cukup
3 76 – 85
Memuaskan 4
86 - Sangat memuaskan
Table 2.3. Penilaian Afektif
No Nama
Aspek yang dinilai Jumlah
Skor Nilai
Kerja sama Sportifitas
Kejujuran 1
2
Keterangan Penilaian : Keterangan
Nila i
Ketentuankriteria
Sangat baik 4
Jika kerja sama,sportifitas,dan kejujuran sangat baik
Baik 3
Jika kerja sama,sportifitas,dan kejujuran baik Cukup
2 Jika kerja sama,sportifitas,dan kejujuran cukup
Kurang 1
Jika kerja sama,sportifitas,dan kejujuran kurang
Tabel 2.4 konversi nilai prestasi kelompok untuk aspek Afektif
No Katagori Prestasi Kelas
Interprestasi 1
0,00 ≤ IPK 30,00 Sangat Negatif
2 30,00 ≤ IPK 55,00
Negatif 3
55,00 ≤ IPK 75,00 Netral
4 75,00 ≤ IPK 90,00
Positif 5
90,00 ≤ IPK 100,00 Sangat Positif
di adaptasi dari Luhut P,Pangabean dalam Taufik,2008:51
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian