Rekonstruksi Makna Motto Unikom "Quality Is Our Tradition" Ditinjau Dari Analisis Wacana Kritis

(1)

(2)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Menempuh Ujian Sarjana Pada

Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia

Oleh,

RIO OKKE ANDRIAN 41808077

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(3)

(4)

ABSTRAK

REKONSTRUKSI MAKNA MOTTO UNIKOM ” QUALITY IS OUR TRADITION” DITINJAU

DARI ANALISIS WACANA KRITIS

Oleh:

RIO OKKE ANDRIAN NIM:41808077

Skripsi ini di bawah bimbingan: Ferry Darmawan, S.Sos., M.Ds

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sekaligus mencari tahu dan mendalami pesan-pesan atau makna yang terkandung serta hendak disampaikan dalam motto Quality Is Our Tradition Pasalnya, dengan umurnya yang masih terhitung muda, UNIKOM mampu menarik banyak perhatian calon mahasiswanya. Keberadaan motto Quality Is Our Tradition seyodyanya perlu dibangun kembali mengenai makna yang terkandung dalam motto tersebut. Sebab, apa yang menjadi makna sesungguhnya dari motto tersebut belum tentu dimaknai dan dirasakan sama oleh masyarakat atau para mahasiswanya.

Tipe penelitian ini adalah kualitatif, metode penelitian yang digunakan adalah analisis wacana kritis. Data utama diperoleh dengan cara wawancara mendalam, serta dilakukan studi kepustakaan dan internet searching. Untuk infoman yang di teliti merupakanpembuat teks motto Quality Is Our tradition serta masyarakat internal (mahasiswa UNIKOM). Teknik penentuan informan digunakan teknik purposive sampling.

Hasil penelitian menunjukan terdapat tiga kata yang saling memiliki makna yang membentuk makna baru, serta pengalaman hidup dan perkembangan jaman menjadi hal yang mendasari terbentuknya motto tersebut, dan wacana yang terbentuk di masyarakat tidak sepenuhnya paham mengenai makna sesungguhnya dari motto tersebut.

Saran dari penelitian ini bagi adalah instansi mampu menjalankan apa yang menjadi makna dari motto secara general, bagi akademisi ialah semoga dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya, dan bagi masyarakat bisa memahami bahwa setiap teks atau tulisan itu tidak hanya semata-mata tulisan kosong belaka, namun setiap teks tersebut memiliki makna dan maksud yang ingin disampaikan oleh pembuat teks.


(5)

RECONSTRUCTION MEANING THE MOTTO OF UNIKOM QUALITY IS OUR TRADITION VIEWED FROM AN ANALYSIS OF CRITICAL

DISCOURSE

By

RIO OKKE ANDRIAN NIM:41808077

The Research under guidance: Ferry Darmawan, S.Sos., M.Ds

Research is to find out at once find out and explore messages or meaning contained and will be delivered in the motto of the problem is that is our tradition of quality with length of days comes as, which is still young unikom capable of attracting much attention candidates his students. The existence of a motto quality is our tradition seyodyanya need to reëstablished about a meaning that is contained in the motto. It is because what is the true meaning of a motto is not necessarily is understood and be felt by the public or the same his students.

Type this research is qualitative, a method of research that we use is analysis of critical discourse. Main data obtained by means of a deep, an interview and conducted the study kepustakaan and the internet searching. To infoman in meticulous merupakanpembuat text motto quality is our tradition as well as public unikom internal ( students ). The technique of the determination of an informer used technique purposive of sampling.

The results of research shows there are three words that is mutually having a meaning that forms new meaning, and experience of life and era development become a thing that which underlies the emergence of the motto of the of and discourse that forms in people do not fully understand about the true meaning of the motto.

The advice of this research institutions for is able to run what is the meaning of the motto in general, for academic: may be able to become a reference for further research, and for the community can understand that every a text or writing is not only solely glyphs empty sheer, but every the text having a meaning and intent who want to be delivered by the maker of the text.

Keyword: UNIKOM, Motto, Reconstruction, Meaning, Critical Discourse Analysis


(6)

Rasa syukur yang dalam penulis sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha Esa dan Maha Pemurah, karena berkat kemurahan-Nya Skripsi ini dapat terselesaikan sesuai dengan yang diharapkan. Dalam Skripsi ini penulis membahas “Rekonstruksi Makna Motto Unikom “Quality Is Our Tradition” ditinjau dari analisis wacana kritis”. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi tugas akhir yang peneliti jalani pada Program Studi Ilmu Komunikasi konsentrasi Ilmu Jurnalistik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Bandung.

Penyusunan Skripsi ini tidak dapat berjalan dengan baik tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Yang Terhormat Prof. Dr. Samugyo Ibnu Redjo, Drs. M.A selaku

Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia yang telah memberikan izin serta restu untuk melakukan penelitian ini.

2. Yang Terhormat Bapak Drs.Manap Solihat., M.Si selaku Ketua Program

Studi Ilmu Komunikasi Universitas Komputer Indonesia yang telah banyak membantu dan membimbing penulis dalam bidang akademik.


(7)

Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu politik Universitas Komputer Indonesia.

4. Yang terhormat Bapak Ferry Darmawan, S.Sos., M.Ds selaku

Pembimbing yang telah membimbing peneliti dengan sangat sabar hingga akhirnya bisa menyelesaikan penelitian ini.

5. Yang Terhormat Bapak Sanggra Julianto, S.I.Kom selaku dosen wali

penulis yang telah membimbing dari pertama kuliah semester awal sampai semester akhir yang telah memberikan nasihat-nasihat, saran, motivasi dan semangat selama mengikuti perkuliahan.

6. Orang tua ku yang tersayang dan tercinta, Ayah dan Ibu yang telah

mendidik penulis dari lahir sampai ke perguruan tinggi pada saat ini, yang dimana ayah dan ibu selalu bekerja keras dari dulu sampai sekarang demi anaknya agar bisa berguna untuk keluarga.

7. Adik-adik ku tersayang, Mega dan Sarah yang selalu memberikan doa

dan semangatnya bagi peneliti.

8. Yang terhormat pihak Universitas Komputer Indonesia yang telah

menerima dengan tangan terbuka untuk peneliti bisa melakukan penelitian dilingkungan kampus Unikom.

9. Yang dibanggakan Tim Dosen IK yang selalu memberikan hiburan

dengan olah raga futsalnya dilaka peneliti jenuh.

10.Teman- teman seperjuangan, anak Jurnalistik United Unikom, Citra,


(8)

Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlimpah bagi orang-orang yang telah membantu penulis dengan segala kesabaran serta keikhlasannya dalam penyusunan Skripsi ini.

Akhir kata penulis berharap semoga Skripsi ini dapat diterima dengan baik walaupun sangat dinantikan kritik dan saran yang membangun untuk Skripsi ini.

Akhir kata penulis ucapkan terima kasih, wassalam.

Bandung, Agustus 2012


(9)

LEMBAR PENGESAHAN ... i

SURAT PERNYATAAN ... ii

LEMBAR PERSEMBAHAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 7

1.2.1. Rumusan Makro ... 7

1.2.2 Rumusan Mikro ... 7

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 8

1.3.1 Maksud Penelitian ... 8

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Kegunaan Penelitian ... 9

1.4.1 Kegunaan Teoritis ... 9


(10)

2.1.1 Pengertian Komunikasi ... 11

2.1.2 Komponen-komponen Komunikasi ... 13

2.1.3 Tinjauan komunikasi... 14

2.2 Tinjauan Motto ... 15

2.3 Tinjauan Visi, Misi dan Gol Unikom ... 16

2.4 Tinjauan Wacana ... 17

2.4.1 Pengertian Wacana ... 17

2.4.2 Ciri- cirri dan Sifat Wacana ... 18

2.4.3 Wujud dan jenis Wacana... 19

2.5 Tinjauan Analisis Wacana ... 19

2.6 Tinjauan Analisis Wacana Kritis ... 20

2.6.1 Pengertian Analisis Wacana Kritis ... 20

2.6.2 Karakteristik Analisis Wacana Kritis ... 22

2.7 Analisis Wacana Kritis Model Teun A Van Dijk ... 24

2.8 Kerangka Analisis Wacana Model Teun A Van Dijk ... 26

2.9 Kerangka Pemikiran ... 31

2.9.1 Kerangka Teoritis ... 31


(11)

3.1 Objek Penelitian ... 35

3.1.1 Sejarah Universitas Komputer Indonesia ... 35

3.1.2 Teks Motto Unikom ... 38

3.1.3 Visi Unikom ... 38

3.1.4 Misi Unikom ... 38

3.1.5 Budaya Belajar Unikom ... 38

3.2 Metode Penelitian ... 38

3.2.1 Desain Penelitian ... 38

3.3 Teknik Pengumpulan Data... 39

3.3.1 Studi Pustaka ... 39

3.4 Teknik Penentuan Informan ... 30

3.5 Deskripei Informan Penelitian ... 41

3.6 Wawancara ... 44

3.7 Teknik Analisis Data ... 45

3.8 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 46

3.8.1 Lokasi Penelitian ... 46

3.8.2 Waktu Penelitian... 47

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 48

4.1 Hasil Analisis Dimensi Teks ... 48

4.1.1 Analisis Tematik ... 49


(12)

4.1.6 Analisis Retoris ... 55

4.2 Hasisl Analisis Kognisi Sosial ... 57

4.3 Hasil Analisis Konteks Sosial ... 59

4.4 Pembahasan ... 63

4.4.1 Dimensi Teks ... 63

4.4.2 Dimensi Kognisi Sosial ... 66

4.4.3 Dimensi Kognisi Sosial ... 68

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 73

5.1 Kesimpulan ... 73

5.2 Saran ... 74

DAFTAR PUSTAKA ... 76

LAMPIRAN ... 78


(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Universitas merupakan jenjang tertinggi dalam pendidikan, banyaknya para siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke Universitas membuat semakin banyaknya Universitas- universitas swasta yang bermunculan di berbagai kota besar seperti Jakarta, Bandung dan Yogyakarta. Di Bandung saja sudah puluhan Universitas yang berdiri baik Swasta maupun Negeri. Banyaknya Universitas yang bermunculan di Bandung membuat tingkat persaingan pun semakin tinggi.

Tingkat persaingan yang semakin tinggi, membuat masing-masing Universitas saling berlomba meningkatkan kualitas serta melakukan berbagai upaya agar mendapat kepercayaan dari para calon mahasiswa untuk dapat menimba ilmu di Universitas mereka masing-masing.

Salah satu upaya untuk menunjukan bahwa Universitas mereka memiliki kualitas, yakni disalurkan dengan menggunakan motto, salah satunya adalah

Universitas Komputer Indonesia yang memiliki motto Quality Is Our Tradition.

Sebagaimana diketahui, visi dari Universitas Komputer Indonesia yakni Menjadi Universitas terdepan dibidang Teknologi Informasi dan Komputer, berwawasan global dan menjadi pusat unggulan dibidang ilmu pengetahuan teknologi dan seni yang mendukung pembangunan nasional serta berorientasi pada kepentingan masyarakat, bangsa dan Negara.


(14)

Memiliki misi untuk menyelenggarakan pendidikan tinggi kearah masyarakat industri maju dengan sistem pendidikan yang kondusif, tenaga pengajar berkualitas dan program-program studi berbasis pada teknologi informasi dan komputer dengan mengoptimalkan sumber daya yang ada, kualitas

dan manajemen mutu berdasarkan prinsip Quality Is Our Tradition.

Serta bertujuan untuk menghasilkan ilmuwan dan berpikiran tinggi maju dibidangnya masing-masing, mahir menggunakan teknologi informasi dan komputer dalam bekerja serta beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Dari visi, misi, dan tujuan dari Universitas Komputer Indonesia dapat

terlihat bahwa motto Quality Is Our Tradition menjadi landasan prinsip yang

menjadi unsur penting dari misi Universitas Komputer Indonesia.

Hal ini tentu saja sebagai upaya untuk memberikan kepercayaan terhadap para calon mahasiswa baru yang akan meneruskan ke tingkat Univesaitas. Universitas Komputer Indonesia sendiri merupakan Universitas yang baru saja berdiri sejak 8 Agustus 2000, sehingga masih terhitung sebagai Universitas yang baru.

Dengan umurnya yang hampir genap 12 tahun, Universitas Komputer Indonesia sudah mampu menunjukan kualitasnya sebagai Universitas yang berbasis tekhnologi, hal ini terlihat dari berbagai prestasi di bidang IT yang diraihnya, serta semakin meningkatnya jumlah mahasiswa yang berminat untuk bisa menimba ilmu di Universitas Komputer Indonesia.


(15)

Motto Quality Is Our Tradition menjadi sorotan ketika memang dari tahun ke tahun jumlah mahasiswa Universitas komputer Indonesia semakin bertambah.

Apakah makna motto Quality Is Our Tradition yang terkandung dalam misi

Universitas Komputer Indonesia ini memang menjadi sebuah motto yang menunjukan kualitas dari Universitas Komputer Indonesia.

Peneliti akan meneliti teks Quality Is Our Tradition yang menjadi motto

dari Universitas Komputer Indonesia. Peneliti pada sisi lain sekaligus mencari tahu dan mendalami pesan-pesan atau makna yang terkandung serta hendak

disampaikan dalam motto Quality Is Our Tradition. Motto sendiri oleh

kebanyakan orang dianggap sebagai pedoman atau pegangan hidup untuk dapat mencapai apa yang menjadi tujuannya.

Penelitian ini adalah penelitian yang akan sedikit banyak membicarakan mengenai ruang lingkup Universitas Komputer Indonesia. Universitas Komputer Indonesia sendiri merupakan Universitas yang terhitung baru namun sudah dapat menunjukan kualitasnya sebagai Universitas yang berbasis Tekhnologi. Dalam umurnya yang masih muda, Universitas Komputer Indonesia sudah terhitung mendapat banyak kepercayaan dari para calon mahasiswa sebagai tempat untuk menimba ilmu.

Memiliki motto Quality Is Our Tradition, Universitas Komputer Indonesia

semakin mengkokohkan jati dirinya sebagai Universitas yang memiliki kualitas yang baik. Setiap tahunnya, jumlah mahasiswa Universitas Komputer Indonesia semakin bertambah, selain itu dengan pamornya yang semakin melejit Universitas


(16)

Komputer Indonesia pun membangun gedung baru yang semakin menunjukan bahwa Universitas ini memiliki kualitas yang baik.

Ketika melihat motto Universitas Komputer Indonesia, secara sekilas kita bisa mengartikan bahwa Universitas Komputer Indonesia memiliki kualitas baik yang menjadi tradisi Universitas.

Hal tersebut menjadi sorotan yang unik apabila kita selaraskan dengan keadaan Universitas Komputer Indonesia yang sekarang semakin banyak diminati oleh para calon mahasiswa.

Setiap tahun para calon mahasiswa dipusingkan dengan banyaknya Universitas yang sudah ada dan memiliki banyak keunggulan, baik itu Universitas Negeri ataupun Swasta, mulai dari Universitas Padjajaran, Institut Tekhnologi Bandung, Universitas Pendidikan Indonesia, Widyatama, Maranatha, Universitas Komputer Indonesia, dan lainnya.

Keadaan itu ternyata tidak terlalu berpengaruh terhadap Universitas Komputer Indonesia, hal itu terlihat dari banyaknya mahasiswa yang mendaftar ke Universitas ini, dan semakin bertambah setiap tahunnya.

Majunya Universitas Komputer Indonesia, tidak terlepas dari seluruh aspek yang terdapat dalam lingkungan Unversitas. Seperti misi yang ingin dicapai oleh Universitas Komputer Indonesia, yakni untuk menyelenggarakan pendidikan tinggi kearah masyarakat industri maju dengan sistem pendidikan yang kondusif, tenaga pengajar berkualitas dan program-program studi berbasis pada teknologi informasi dan komputer dengan mengoptimalkan sumber daya yang ada, kualitas dan manajemen mutu sekiranya sudah terealisasikan dengan baik.


(17)

Banyaknya mahasiswa yang masuk ke Universitas Komputer Indonesia merupakan jawaban atas apa yang sudah dilakukan oleh Universitas Komputer Indonesia dalam meningkatkan kualitas dan rasa percaya dari para calon mahasiswanya.

Hal tersebut diatas merupakan apa yang sudah tercermin dalam motto

Universitas Komputer Indonesia yakni Quality Is Our Tradition yang menjadi

landasan prinsip dari misi Universitas Komputer Indonesia.

Keberadaan motto terkadang hilang dari pandangan karena adanya faktor lain yang bisa lebih mununjukan kualitas dari suatu Universitas. Faktor tersebut diantaranya adalah munculnya berbagai prestasi yang kemudian menjadi buah bibir dari masyarakat luas, dimana sebetulnya prestasi tersebut merupakan hasil dari apa yang sudah menjadi motto Universitas.

Masyarakat luas yang akan menjadi calon mahasiswa Universitas Komputer Indonesia, baik betul ataupun tidak memberikan kepercayaanya karena hasil dari prestasi yang sudah diraih oleh Universitas Komputer Indonesia. Padahal, dibalik prestasi tersebut terdapat motto yang menjadi pedoman lahirnya prestasi yang sering kali luput dari perhatian para calon mahasiswa dan bahkan ketika sudah terdaftar sebagai mahasiswa Universitas Komputer Indonesia.

Keberadaan motto Quality Is Our Tradition seyodyanya perlu dibangun

kembali mengenai makna yang terkandung dalam motto tersebut. Sebab, apa yang menjadi makna sesungguhnya dari motto tersebut belum tentu dimaknai dan dirasakan sama oleh masyarakat atau para mahasiswanya.


(18)

Pembangunan makna ini dirasakan penting untuk mengetahui apakah

pemaknaan yang memang sebelumnya terdapat dalam motto Quality Is Our

Tradition bertimbal balik dengan apa yang sekarang ada dalam lingkungan Universitas Komputer Indonesia.

Pada penelitian tentang analisis wacana kritis mengenai teks Quality Is Our Tradition, peneliti menggunakan teori wacana yang dikemukakan oleh Teun A. van Dijk. Wacana itu, dimana oleh van Dijk digambarkan mempunyai tiga dimensi atau bangunan, yaitu dimensi teks, kognisi sosial dan konteks sosial.

Sebagai gambaran umum, analisis van Dijk menghubungkan analisis tekstual (yang memusatkan perhatian pada teks), ke arah analisis yang komprehensif bagaimana analisis teks itu diproduksi, baik dalam hubungannya dengan individu yang membuat teks maupun dari masyarakat. (Eriyanto, 2009:224)

Menurut van Dijk, penelitian atas wacana tidak cukup hanya didasarkan pada analisis atas teks semata, karena teks hanya hasil dari suatu praktik produksi yang harus juga diamati. Proses produksi itu, dan pendekatan ini sangat khas van Dijk, melibatkan suatu proses yang disebut sebagai kognisi sosial. Istilah ini sebenarnya diadopsi dari pendekatan dari lapangan psikologi sosial, terutama untuk menjelaskan struktur dan proses terbentuknya suatu teks. Lebih jauh lagi peneliti ingin melihat unsur ideologi apa yang terdapat dalam teks, termasuk pula unsur anti ideologinya.


(19)

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Rumusan Makro

Dari beberapa penjabaran yang telah dijelaskan pada latar belakang penelitian diatas, peneliti dapat membuat suatu rumusan masalah penelitian sebagai berikut:

“Bagaimanakah Rekonstruksi Makna Motto Unikom Quality Is Our

Tradition ditinjau dari Analisis Wacana Kritis?”

1.2.2 Rumusan Mikro

Mengacu pada judul penelitian, dan juga rumusan masalah yang telah dirumuskan pada latar belakang masalah penelitian, peneliti kemudian dapat mengambil identifikasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana dimensi teks dari motto Unikom Quality Is Our Tradition

mengenai makna yang terbangun ditinjau dari Analisis Wacana Kritis?

2. Bagaimana dimensi kognisi sosial dari motto Unikom Quality Is Our

Tradition mengenai makna yang terbangun ditinjau dari Analisis Wacana Kritis?

3. Bagaimana dimensi konteks sosial dari motto Unikom Quality Is Our

Tradition mengenai makna yang terbangun ditinjau dari Analisis Wacana Kritis?


(20)

1.3 Maksud dan Tujuan penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk menganalisis wacana (motto) dimana peneliti ingin menggali mengenai makna yang terkandung dalam motto dengan keadaan yang terjadi dalam lingkungan Unikom yang merupakan Universitas baru tetapi sudah mampu menunjukan prestasi serta eksistensinya, sehingga timbul pertanyaan apakah motto tersebut yang seyogyanya merupakan prinsip serta jati diri Universitas berpengaruh terhadap perkembangan Universitas Komputer Indonesia? Dalam penelitian ini peneliti menggunakan analisis wacana kritis, sedangkan teori wacana yang digunakan adalah teori wacana dari Teun A. van Dijk, yang digunakan untuk menganalisis makna yang terkandung dalam motto Universitas Komputer Indonesia “Quality Is Our Tradition”

1.3.2 Tujuan Penelitian

Seperti apa yang telah dipaparkan pada poin-poin yang terdapat pada rumusan makro, maka tujuan penelitian dapat peneliti tetapkan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada pada rumusan makro, sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui dimensi teks dari motto Unikom Quality Is Our

Tradition mengenai makna yang terbangun ditinjau dari Analisis Wacana Kritis.

2. Untuk mengetahui dimensi kognisi sosial dari motto Unikom Quality Is

Our Tradition mengenai makna yang terbangun ditinjau dari Analisis Wacana Kritis.


(21)

3. Untuk mengetahui dimensi konteks sosial dari motto Unikom Quality Is Our Tradition mengenai makna yang terbangun ditinjau dari Analisis Wacana Kritis.

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang berguna, bagi universitas diharapkan dapat menjadi tambahan bagi pengembangan ilmu pengetahuan karya ilmiah penelitian skripsi. Dalam bidang kajian ilmu komunikasi, khususnya bidang jurnalistik, mengenai penggunaan analisis wacana kritis dalam menganalisis suatu teks, serta membedah berbagai unsur-unsur seputar wacana yang terdapat dalam suatu teks, dan semoga dapat memperkaya keilmuan analisis wacana dalam kajian ilmu komunikasi, termasuk jika penelitian ini nantinya dapat dijadikan sebagai bahan rujukan referensi bagi penelitian-penelitian berikutnya dengan tema yang sama, yaitu seputar analisis wacana.

1.4.2 Kegunaan Praktis

1. Bagi Peneliti

Kegunaan penelitian ini bagi peneliti adalah memberikan wawasan dan pengetahuan di bidang ilmu komunikasi terutama pada bidang kajian ilmu jurnalistik, khususnya dalam analisis wacana kritis. Tentunya dalam memahami suatu wacana atau teks tidak hanya dari tulisannya saja yang tidak bernyawa dan tanpa maksud, melainkan setiap teks itu memiliki wacana atau makna tersembunyi.


(22)

2. Bagi Universitas

Semoga penelitian ini dapat pula berguna bagi Universitas dalam bidang kajian ilmu komunikasi, dan juga sebagai tambahan koleksi penelitian ilmiah di universitas. Diharapkan pula dapat menjadi bahan penerapan dan pengembangan dalam kajian ilmu komunikasi, dan juga sebagai bahan perbandingan dan pengembangan referensi tambahan bagi penelitian dengan tema sejenis tentang analisis wacana.

3. Bagi Masyarakat

Bagi masyarakat diharapkan dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya. Agar masyarakat dapat memiliki wawasan lebih mengenai adanya suatu makna dari suatu motto yang seyogyanya menjadi prinsip dalam Universitas, sehingga dapat melihat kepribadian suatu Universitas atau lembaga apa pun dari motto yang mereka miliki.


(23)

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Ilmu Komunikasi

2.1.1 Pengartian Komunikasi

Sebagai mahluk sosial setiap manusia secara alamiah memiliki potensi komunikasi, bahkan ketika manusia itu diam manusia itu sedang berkomunikasi, mengkomunikasikan keadaan perasaannya. Baik secara sadar maupun tidak manusia pasti berkomunikasi, komunikasi pun dapat kita temukan di semua sendi-sendi kehidupan, dimana setiap proses interaksi antara manusia dengan manusia lain pasti terdapat komunikasi.

Ilmu Komunikasi merupakan ilmu sosial terapan, bukan ilmu social murni, ilmu komunikasi tidak bersifat absolut, sifat ilmu komunikasi dapat berubah-ubah sesuai dengan perkembangan zaman, hal tersebut dikarenakan ilmu komunikasi sangat erat kaitannya dengan tindak-tanduk perilaku manusia, sedangkan perilaku atau tingkah laku manusia dapat dipengaruhi oleh lingkungan, termasuk perkembangan zaman.

Sifat ilmu komunikasi adalah interdisipliner atau multidisipliner. Maka dari itu ilmu komunikasi dapat menyisip dan berhubungan erat dengan ilmu social lainnya. Hal itu disebabkan oleh objek materialnya sama dengan ilmu sosial lainnya, terutama ilmu sosial kemasyarakatan.

Banyak definisi dan pengertian tentang komunikasi para ahli komunikasi untuk dapat menjelaskan apa itu komunikasi. Wiryanto dalam bukunya Pengantar


(24)

Ilmu Komunikasi menjelaskan bahwa, “Komunikasi mengandung makna bersama-sama (common). Istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin, yaitu communication yang berarti pemberitahuan atau pertukaran. Kata sifatnya communis, yang bermakna umum bersama-sama.” (Wiryanto, 2004:5)

Effendy menjelaskan lebih jauh, bahwa dalam perkembangan selanjutnya, komunikasi dapat berlangsung melalui banyak tahap, bahwa sejarah tentang komunikasi massa dianggap tidak tepat lagi karena tidak menjangkau proses komunikasi yang menyeluruh. Penelitian yang dilakukan oleh Paul Lazarsfeld, Bernald Berelson, Hazel Gaudet, Elihu Katz, Robert Merton, Frank Stanton, Wilbur Schramm, Everett M. Rogers, dan para cendekiawan lainnya menunjukkan bahwa:

“Gejala sosial yang diakibatkan oleh media massa tidak hanya berlangsung

satu tahap, tetapi banyak tahap. Ini dikenal dengan twostep flow

communication dan multistep flow communication. Pengambilan keputusan banyak dilakukan atas dasar hasil komunikasi antarpersona (interpersonal communication) dan komunikasi kelompok (group communication) sebagai kelanjutan dari komunikasi massa (mass communication)” (Effendy, 2005 : 4).

Pengertian komunikasi lainnya bila ditinjau dari tujuan manusia berkomunikasi adalah untuk menyampaikan maksud hingga dapat mengubah perilaku orang yang dituju, menurut Mulyana sebagai berikut, Komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan (biasanya lambang-lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain). (Mulyana, 2003:62).

Selain itu, Joseph A Devito menegaskan bahwa komunikologi adalah ilmu komunikasi, terutama komunikasi oleh dan di antara manusia. Seorang


(25)

komunikologi adalah ahli ilmu komunikasi. Istilah komunikasi dipergunakan untuk menunjukkan tiga bidang studi yang berbeda: proses komunikasi, pesan yang dikomunikasikan, dan studi mengenai proses komunikasi.

Luasnya komunikasi ini didefinisikan oleh Devito sebagai:

“Kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau lebih, yakni kegiatan menyampaikan dan menerima pesan, yang mendapat distorsi dari ganggua-ngangguan, dalam suatu konteks, yang menimbulkan efek dan kesempatan arus balik. Oleh karena itu, egiatan komunikasi meliputi komponen-komponen sebagai berikut: konteks, sumber, menerima, pesan,

saluran, gangguan, proses penyampaian atau proses encoding, penerimaan

atau proses decoding, arus balik dan efek. Unsur-unsur tersebut agaknya

saling esensial dalam setiap pertimbangan mengenai kegiatan komunikasi. Ini dapat kita namakan kesemestaan komunikasi; Unsur-unsur yang terdapat pada setiap kegiatan komunikasi, apakah itu intra-persona, antarpersona, kelompok kecil, pidato, komunikasi massa atau komunikasi antarbudaya. “(Effendy, 2005 : 5)

Dari beberapa pengertian mengenai komunikasi di atas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi merupakan suatu proses pertukaran pesan atau informasi antara dua orang atau lebih, untuk memperoleh kesamaan arti atau makna diantara mereka.

2.1.2. Komponen-komponen Komunikasi

Berdasarkan beberapa pengertian komunikasi diatas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi terdiri dari proses yang di dalamnya terdapat unsur atau komponen. Menurut Effendy (2005:6), Ruang Lingkup Ilmu Komunikasi berdasarkan komponennya terdiri dari :

1. Komunikator (communicator)

2. Pesan (message)


(26)

4. Komunikan (communicant)

5. Efek (effect)

Untuk itu, Lasswell memberikan paradigma bahwa komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu.

2.1.3 Tujuan Komunikasi

Setiap individu yang berkomunikasi pasti memiliki tujuan, secara umum tujuan komunikasi adalah lawan bicara agar mengerti dan memahami maksud makna pesan yang disampaikan, lebih lanjut diharapkan dapat mendorong adanya perubahan opini, sikap, maupun perilaku.

Menurut Joseph Devito dalam bukunya Komunikasi Antar Manusia menyebutkan bahwa tujuan komunikasi adalah sebagai berikut:

a. Menemukan

Dengan berkomunikasi kita dapat memahami secara baik diri kita sendiri dan diri orang lain yang kita ajak bicara. Komunikasi juga memungkinkan kita untuk menemukan dunia luar yang dipenuhi oleh objek, peristiwa dan manusia.

b. Untuk Berhubungan

Salah satu motivasi kita yang paling kuat adalah berhubungan dengan orang lain.

c. Untuk Meyakinkan

Media massa ada sebagian besar untuk meyakinkan kita agar mengubah sikap dan perilaku kita.

d. Untuk Bermain

Kita menggunakan banyak perilaku komunikasi kita untuk bermain dan menghibur diri. Kita mendengarkan pelawak (Devito, 1997:31)


(27)

2.2 Tinjauan Tentang Motto

Dalam kamus umum Bahasa Indonesia, yang dikarang oleh J.S,Badudu disebutkan bahwa motto adalah “kata yang digunakan sebagai semboyan, pedoman, atau prinsip yang menunjukan pendirian atau tujuan”.

Motto adalah “kata atau seruan yang mengambarkan motivasi, semangat, dan tujuan dari suatu organisasi”.(Wikepedia,2007)

Diarru dalam artikelnya yang berjudul “Logo dan Motto Perusahaan” memberikan defenisi bahwa motto adalah “suatu tujuan jangka panjang yang akan dicapai berdasarkan operasional Perusahaan”. (Diarru,2008: diarru.multiply.com)

Motto sering disamakan dengan slogan atau kredo, seperti yang diungkapkan oleh Poerwanto dalam bukunya yang berjudul Budaya Perusahaan, menyebutkan bahwa motto, slogan atau kredo adalah “kata-kata atau kalimat yang mengekspresikan suatu nilai bagi perusahaan secara singkat dan mempunyai makna khusus bagi organisasi secara keseluruhan, karyawan harus menerima

sebagai suatu hal yang dapat mengikat secara psikologi maupun

sosiologi.(Poerwanto,2008:62)

Slogan adalah “perkataan atau kalimat yang menarik, mencolok, dan

mudah diingat untuk menyampaikan sesuatu” (Dita, 2008:

dita0108axelabsky.multiply.com)

Kredo adalah “pandangan sebuah perusahaan yang hanya

dikomunikasikan secara internal perusahaan saja yang berfungsi untuk menyemangati, atau menumbuhkan spirit bekerja para karyawan”. (Fahima,2008: swa.co.id/sekunder/konsultasi/pemasaran/advertising)


(28)

“Motto, slogan atau kredo sebaiknya menggunakan kata-kata sederhana dan mengandung pesan secara strategis menyampaikan visi dan nilai-nilai perusahaan”. (Poerwanto,2008:64)

2.3 Tinjauan tentang Visi, Misi dan Gol Unikom

a. Visi Unikom

Menjadi Universitas terdepan dibidang Teknologi Informasi & Komputer, berwawasan Global dan menjadi pusat Unggulan dibidang ilmu pengetahuan Teknologi dan seni yang mendukung pembangunan nasional serta berorientasi pada kepentingan masyarakat, bangsa dan Negara.

b. Misi Unikom

Menyelenggarakan Pendidikan tinggi kearah masyarakat Industri maju dengan sistem pendidikan yang kondusif, tenaga pengajar berkualitas dan program-program studi berbasis pada teknologi informasi & komputer dengan mengoptimalkan sumber daya yang ada, kualitas dan manajemen mutu berdasarkan prinsip Quality Is Our Tradition.

c. Gol Unikom

Menghasilkan Ilmuwan dan berpikiran tinggi maju dibidangnya masing-masing, mahir menggunakan teknologi informasi & komputer dalam bekerja serta beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.


(29)

2.4 Tinjauan Tentang Wacana

2.4.1 Pengertian Tentang Wacana

Sudah lama bahasa menjadi unsur kajian ilmu pengetahuan, bahkan sejak zaman Yunani Kuno, walaupun bukan untuk kepentingan kebahasaan dan komunikasi. Pada saat itu alas an mengapa bahasa perlu untuk dikaji karena bahasa dianggap sebagai sebuah alat yang tepat untuk mengungkapkan konsep-konsep berpikir dan hasil pemikiran filosofis.

Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia sehingga dalam kenyataannya bahasa menjadi aspek penting dalam melakukan sosialisasi atau berinteraksi sosial dengan bahasa manusia dapat menyampaikan berbagai berita, pikiran, pengalaman, gagasan, pendapat, perasaan, keinginan, dan lain-lain kepada orang lain. (Kurniawan dalam Darma, 2009:1). Bahasa meliputi tataran fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, dan wacana. Berdasarkan hierarkinya, wacana merupakan tataran bahasa terbesar, tertinggi dan terlengkap.

Pembahasan wacana adalah rangkaian kesatuan situasi atau dengan kata lain, makna suatu bahasa berada dalam konteks dan situasi. Wacana dikatakan terlengkap karena wacana mencakup tataran dibawahnya, yakni fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, dan ditunjang oleh unsur lainnya, yaitu situasi pemakaian dalam masyarakat.

Alex Sobur dalam Darma mengatakan, wacana adalah rangkaian ujar atau rangkaian tindak tutur yang mengungkapkan suatu hal (subjek) yang disajikan secara teratur, sistematis, dalam kesatuan yang koheren, dibentuk oleh unsur segmental maupun nonsegmental bahasa. Jadi, wacana adalah proses komunikasi


(30)

menggunakan symbol-simbol yang berkaitan dengan interpretasi dan peristiwa-peristiwa di dalam system kemasyarakatan yang luas.

Melalui pesan wacana, pesan-pesan komunikasi seperti kata-kata, tulisan, gambargambar, dan lain-lain, tidak bersifat netral atau steril. Eksistensinya ditentukan oleh orang-orang yang menggunakannya, konteks peristiwa yang

berkenaan dengannya, situasi masyarakat luas yang melatarbelakangi

keberadaannya, dan lain-lain. Kesemuanya itu dapat berupa nilai-nilai, ideologi, emosi, kepentingan-kepentingan, dan lain-lain.

2.4.2 Ciri-ciri dan Sifat Wacana

Berdasrkan pengertian wacana, kita dapat mengidentifikasi ciri dan sifatsebuah wacana, antara lain sebagai berikut:

1. Wacana dapat berupa rangkaian ujar secara lisan dan tulisan atau

rangkaian tindak tutur.

2. Wacana mengungkapkan suatu hal (subjek).

3. Penyajian teratur, sistematis, koheren, dan lengkap dengan semua

situasi pendukungnya.

4. Memiliki satu kesatuan misi dalam rangkaian itu.realitas, media

komunikasi, cara pemaparan, dan jenis pemakaian. Dalam kenyataan wujud dari bentuk wacana itu


(31)

2.4.3 Wujud dan Jenis Wacana

Wujud adalah rupa dan bentuk yang dapat diraba atau nyata. Jenis adalah ciri khusus. Jadi wujud wacana mempunyai rupa atau bentuk wacana yang nyata dan dapat kita lihatstrukturnya secara nyata. Sedangkan jenis wacana mempunyai arti bahwa wacana itu memiliki sifat-sifat atau cirri-ciri khas yang dapat dibedakan dari bentuk bahasa lain. Pada dasarnya, wujud dan jenis wacana dapat ditinjau dari sudut realitas, media komunikasi, cara pemaparan, dan jenis pemakaian.

Dalam kenyataannya wujud wacana itu dapat dilihat dalam beragam buah karya si pembuat wacana, yaitu: teks (wacana dalam wujud tulisan/grafis) antara lain dalam bentuk berita, feature, artikel, opini, cerpen, novel, dsb. Talk (wacana dalam wujud ucapan) antara lain dalam wujud rekaman wawancara, obrolan, pidato, dsb. Act (wacana dalam wujud tindakan) antara lain dalam wujud lakon drama, tarian, film, defile, demonstrasi, dsb. Artifact (wacana dalam wujud jejak) antara lain dalam wujud bangunan, lanskap, fashion, puing, dsb.

2.5 Tinjauan Tentang Analisis Wacana

Analisis wacana muncul sebagai suatu reaksi terhadap linguistik murni yang tidak bisa mengungkap hakikat bahasa secara sempurna. Dalam hal ini para pakar analisis wacana mencoba untuk memberikan alternatif dalam memahami bahasa tersebut. Analisis wacana mengkaji bahasa secara terpadu, dalam arti tidak terpisah-pisah seperti dalam linguistic, semua unsur bahasa terikat pada konteks pemakaian. Oleh karena itu, analisis wacana sangat penting untuk memahami


(32)

hakikat bahasa dan perilaku berbahasa termasuk belajar bahasa. Menurut Stubbs dalam Darma (2009:15), wacana adalah suatu disiplin ilmu yang berusaha mengkaji penggunaan bahasa yang nyata dalam komunikasi.

Bahwa analisis wacana merupakan suatu kajian yang meniliti dan menganalisis bahasa yang digunkan secara alamiah, baik lisan atau tulis, misalnya pemakaian bahasa dalam komunikasi sehari-hari. Analisis wacana menekankan kajiannya pada penggunaan bahasa dalam konteks sosial, khususnya dalam penggunaan bahasa antarpenutur. Jadi, jalasnya analisis wacana bertujuan untuk mencari keteraturan, yaitu hal-hal yang berkaitan dengan keberterimaan penggunaan bahasa di masyarakat secara realita dan cenderung tidak merumuskan kaidah bahasa seperti dalam tata bahasa.

Sedangkan Kartomiharjo dalam Darma (2009:15), mengungkapkan bahawa analisis wacana merupakan cabang ilmu bahasa yang dikembangkan untuk menganalisis suatu unit bahasa yang lebih besar daripada kalimat. Analisis wacana lazim digunakan untuk menemukan makna wacana yang persis sama atau pailing tidak sangat ketat dengan makna yang dimaksud oleh pembicara dalam acana lisan, oleh penulis dalam wacana tulis.

2.6 Tinjauan Tentang Analisis Wacana Kritis

2.6.1 Pengertian Analisis Wacana Kritis

Analisis wacana kritis dalam pandangan kritis, bahwa pandangan kritis ingin mengoreksi pandangan konstruksivisme yang kurang sensitif pada proses produksi dan reproduksi makna yang terjadi secara historis maupun institusional.


(33)

pandangan konstruktivisme masih belum menganalisis faktor-faktor hubungan kekuasaan yang inheren dalam setiap wacana, yang pada gilirannya berperan dalam membentuk jenis-jenis subjek tertentu berikut perilaku perilakunya. Hal inilah yang melahirkan paradigm kritis.

Analisis wacana tidak dipusatkan pada kebenaran/ketidakbenaran struktur tata bahasa atau proses penafsiran seperti pada analisis konstruktifisme. Analisis wacana dalam paradigma ini menekankan pada konstelasi kekuatan yang terjadi pada proses produksi dan reproduksi makna.

Individu tidak dianggap sebagai subjek yang netral yang bisa menafsirkan secara bebas sesuai dengan fikirannya, karena sangat berhubungan dan dipengaruhi oleh kekeuatan sosial yang ada dalam masyarakat. Bahasa disini tidak dipahami sebagai medium netral yang terletak diluar diri si pembicara. Bahasa dalam pandangan kritis dipahami sebagai refresenatsi yang berperan dalam membentuk subjek tertentu, tema-tema wacana tertentu, maupun strategi-strategi didalamnya.

Oleh karena itu, analisis wacana dipakai untuk membongkar kuasa yang ada alam setiap proses bahasa: batasanbatasan apa yang diperkenankan yang jadi wacana, perspektif yang mesti dipakai, topik apa yang dibicarakan. Dengan pandangan semacam ini, wacana melihat bahasa selalu terlibat dalam hubunngan kekuasaan, terutama dalam pembentukan subjek, dan berbagaia tindakan representasi yang terdapat dalam masyarakat. Karena memkai perspektif kritis, analisi wacana kategori ini disebut sebagai analisis wacana kritis (CDA). Ini untuk membedakan dengan analisis wacana kategori sebelumnya.


(34)

2.6.2 Karakteristik Analsis Wacana Kritis

Dalam analisis wacana kritis (Critical Discourse Analisis / CDA) wacana disini tidak dipahami semata sebagai studi bahasa. Pada akhirnya, analisis wacana memang menggunakan bahasa dalam teks untuk dianalisis, tetapi bahasa yang dianalisis di sini agak berbeda dengan studi bahasa dalam pengertian linguistic tradisional. Bahasa dianalisis bukan dengan menggambarkan semata dari aspek kebahasaan, tetapi juga menghubungkan dengan konteks. Konteks di sini berarti bahasa itu dipakai untuk tujuan dan praktik tertentu, termasuk di dalamnya praktik kekuasaan.

Menurut Fairclough dan Wodak, analisis wacana kritis melihat wacana (pemakaian bahasa dalam tutur dan tulisan) sebagai bentuk dari praktik sosial. Menggambarkan wacana sebagai praktik sosial yang menyebabkan sebuah hubungan dialektis di antara peristiwa diskursif tertentu dengan situasi, institusi, dan struktur sosial yang membentuknya.

Praktik wacana pun bisa jadi menampilkan ideologi, wacana dapat memproduksi dan mereproduksi hubungan kekuasaan yang tidak imbang antara kelas sosial, laki-laki dan wanita, kelompok mayoritas dan minoritas melalui mana perbedaan itu direpresentasikan dalam posisi sosial yang ditampilkan. Sebagai contoh, melalui wacana, bahwa keadaan yang rasis, seksis, atau ketimpangan dalam kehidupan sosial dianggap sebagai suatu common sense, suatu kewajaran atau alamiah, dan memang seperti itu kenyataannya.

Analisis wacana kritis melihat wacana sebagai factor penting, yaitu bagaimana bahasa digunakan untuk memperlihatkan ketimpangan kekuasaan yang


(35)

terjadi dalam masyarakat. Menurut Fairclough dan Wodak, analisis wacana kritis menyelidiki bagaimana melalui bahasa kelompok sosial yang ada saling bertarung dan mengajukan versinya masing-masing. Dan karakteristik penting dari analisis wacana kritis yang diambil dari tulisan Teun A. van Dijk, Fairclough, dan Wodak, sebagai berikut:

1. Tindakan

Prinsip pertama, wacana dipahami sebagai sebuah tidakan (action). Dengan pemahaman semacam ini wacana ditempatkan sebagai bentuk interasi, wacana bukan ditempatkan seperti dalam ruang tertutup internal. Bahwa seseorang berbicara atau menulis mempunyai maksud tertentu, baik besar maupun kecil. Selain itu wacana dipahami sebagai sesuatu bentuk ekspresi sadar dan terkontrol, bukan sesuatu diluar kendali ataupun ekspresi diluar kesadaran.

2. Konteks

Analsiss wacana kritis memperhatikan konteks dari wacana, seperti latar, situasi, peristiwa, dan kondisi. Wacana dipandang, diproduksi, dimengerti, dan dianalisis pada suatu konteks tertentu. Wacana dianggap dibentuk sehingga harus ditafsirkan dalam situasi dan kondisi yang khusus. Wacana kritis mendefinisikan teks dan percakapan pada situasi tertentu, bahwa wacana berada dalam situasi sosial tertentu.

3. Historis

Menempatkan wacana dalam konteks sosial tertentu, berarti wacana diproduksi dalam konteks tertentu dan tidak dapat dimengerti


(36)

tanpa menyertakan konteks yang menyertainya. Salah satu aspek penting untuk bisa mengerti teks adalah dengan menempatkan wacana dalam konteks historis tertentu.

4. Kekuasaan

Analsis wacana kritis juga mempertimbangkan elemen kekuasaan (power) dalam analisisnya. Bahwa setiap wacana yang muncul, dalam bentuk teks, percakapan, atau apa pun, tidak dipandang sebagai sesuatu yang alamiah, wajar dan netral, tetapi merupakan bentuk pertarungan kekuasaan. Konsep kekuasaan adalah salah satu kunci hubungan antara wacana dengan masyarakat.

5. Ideologi

Ideologi juga konsep yang sentral dalam analisis wacana yang bersifat kritis. Hal ini karena teks, percakapan, dan lainnya adalah bentuk dari praktik ideology atau pencerminan dari ideology tertentu. Teori-teori klasik tentang ideology di antaranya mengatakan bahwa ideology dibangun oleh kelompok yang dominan dengan tujuan untuk mereproduksi dan melegitimasi dominasi mereka.

2.7 Analisis Wacana Kritis Model Teun A. van Dijk

Model analisis wacana van Dijk adalah model yang mengelaborasi elemen-elemen wacana sehingga bisa didayagunakan dan dipakai secara praktis. Model yang dipakai van Dijk ini sering disebut dengat model kognisi social. Menurut van Dijk, penelitian atas wacana tidak cukup hanya didasarkan pada


(37)

analisis teks semata, karena teks hanya hasil dari suatu praktik produksi yang harus juga diamati. Proses produksi itu, dan pendekatan ini sangat khas van Dijk, melibatkan suatu proses yang disebut kognisi sosial.

Penelitian tentang wacana tidak dapat mengeksklusi seakan-akan teks adalah bidang yang kosong, sebaliknya bahwa teks adalah bagian kecil dari struktur besar masyarakat. Pendekatan yang dikenal kognisi sosial ini membantu memetakan bagaimana produksi teks yang melibatkan proses yang kompleks tersebut dapat dipelajari dan dijelaskan.

a. Teks

Teks bukan sesuatu yang datang dari langit, bukan juga suatu ruang hampa yang mandiri. Akan tetapi teks dibentuk dalam suatu diskursus, suatu praktik wacana. Van dijk membuat suatu jembatan yang menghubungkan elemen besar berupa struktur sosial tersebut dengan elemen wacana yang mikro dengan sebuah dimensi yang disebut kognisi sosial.

b. Kognisi Sosial

Kognisi sosial pun dapat memiliki dua arti. Pada satu sisi menunjukan bagaimana proses teks tersebut diproduksi berdasarkan informasi dan pemahaman si pembuat teks. Pada sisi lain menggambarkan bagaimana nilai-nilai yang telah menyebar dalam kehidupan sosial masyarakat itu diserap oleh kognisi si pembuat, dan akhirnya keduanya digunakan untuk membuat suatu teks.


(38)

c. Konteks Sosial

Van Dijk pun melihat bagaimana struktur sosial, dominasi, dan kelompok kekuasaan yang ada dalam masyarakat dan bagaimana kognisi (pikiran) dan kesadaran yang membentuk dan berpengaruh terhadap suatu teks tertentu.

2.8 Kerangka Analisis Wacana Model Teun A. van Dijk

Wacana menurut van Dijk memiliki tiga dimensi atau bangunan, yaitu teks, kognisi sosial, dan konteks sosial. Inti dari analisis van Dijk adalah menggabungkan ketiga dimensi wacana tersebut ke dalam satu kesatuan analisis.

Dalam dimensi teks, yang diteliti adalah bagaimana struktur teks dan strategi wacana yang dipakai untuk menegaskan suatu tema tertentu. Pada level kognisi sosial dipelajari proses produksi teks berita yang melibatkan kognisi individu dari wartawan. Sedangkan aspek ketiga mempelajari bangunan wacana yang berkembang dalam masyarakat akan suatu masalah.

Analisis van Dijk secara keseluruhan menghubungkan antara analsis tekstual yang memusatkan perhatian melulu pada teks, kearah analisis yang komprehensif bagaimana teks berita itu diproduksi, baik dalam hubungannya dengan individu wartawan maupun dari masyarakat. Model analisis van Dijk dapat digambarkan sebagai berikut:


(39)

Gambar 2.1

Kerangka Analisis Wacana Model Teun A. van Dijk

Sumber: Eriyanto, 2009:225

A. Teks

Van Dijk melihat suatu teks terdiri dari atas beberapa struktur/tingkatan yang masing-masing saling mendukung. Ia membaginya ke dalam tiga tingkatan.

Pertama, struktur makro. Ini merupakan makna global/umum dari suatu teks

yang dapat diamati dengan topik atau tema yang dikedepankan dalam suatu berita.

Kedua, superstruktur. Merupakan struktur wacana yang berhubungan dengan

kerangka suatu teks, bagaimana bagian-bagian teks tersusun ke dalam berita

secara utuh. Ketiga, struktur mikro adalah makna wacana yang dapat diamati dari

bagian kecil dari suatu teks yakni kata, kalimat, proposisi, anak kalimat, parafrase, dan gambar.

Menurut van Dijk, meskipun terdiri dari berbagai elemen, semua elemen tersebut merupakan satu kesatuan, saling berhubungan dan mendukung satu sama lainnya. Makna global dari suatu teks (tema) didukung oleh kerangka teks dan

Teks

Kognisi Sosial


(40)

pada akhirnya pilihan kata dan kalimat yang dipakai. Bahwa antar bagian teks dalam model van Dijk dilihat saling mendukung, mengandung arti yang koheren satu sama lain. Hal ini karena semua teks dipandang oleh van Dijk mempunyai suatu aturan yang dapat dilihat sebagai suatu piramida.

Makna global dari suatu teks didukung oleh kata, kalimat, dan proposisi yang dipakai. Pernyataan atau tema pada level umum didukung oleh pilihan kata, kalimat, atau retorika tertentu.

Prinsip ini membantu peneliti untuk mengamati bagaimana suatu teks terbangun lewat elemen-elemen yang lebih kecil.skema ini juga memberikan peta untuk mempelajari suatu teks. Kita tidak Cuma mengerti apa isi dari suatu teks, tetapi juga elemen yang membentuk teks berita, kata, kalimat, paragraph, dan preposisi. Dan kalau digambarkan maka struktur teks adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1

Struktur Teks Pada Dimensi Teks Kerangka Analisis van Dijk

Sumber : Eriyanto, 2009:227

Struktur Makro

Makna global dari suatu teks yang dapat diamati dari dari topik/tema yang diangkat oleh suatu teks.

Superstruktur

Kerangka suatu teks, seperti bagian pendahuluan, isi, penutup, dan kesimpulan.

Struktur Mikro

Makna lokal dari suatu teks yang dapat diamati dari pilihan kata, kalimat, gaya yang dipakai dalam suatu teks


(41)

Pemakaian kata, kalimat, proposisi, retorika, tertentu dipahami oleh van Dijk sebagai bagian dari strategi si pembuat teks. Pemakaian kata kata tertentu, kalimat dan gaya tertentu bukan semata-mata dipandang sebagai cara berkomunikasi semata, tetapi dipandang sebagai politik berkomunikasi, yaitu suatu cara untuk mempengaruhi pendapat umum, menciptakan dukungan, memperkuat legitimasi, dan menyingkirkanlawan atau penentang. Struktur wacana adalah cara yang efektif untuk melihat proses retorika dan persuasi yang dijalankan ketika seorang menyampaikan pesan. Kata-kata tertentu mungkin dipilih untuk mempertegas pilihan dan sikap, membentuk kesadaran politik dan sebagainya. Berikut akan diuraikan satu per satu elemen wacana van Dijk tersebut.

Tabel 2.2

Elemen Wacana Pada Struktur Wacana van Dijk

STRUKTUR

WACANA

HAL YANG DIAMATI ELEMEN

Struktur Makro TEMATIK

Tema / topik yang dikedepankan dalam suatu teks

Topik

Superstruktur SKEMATIK

Bagaimana bagian dan urutan berita diskemakan dalam teks

berita utuh.

Skema

Struktur Mikro SEMANTIK

Makna yang ingin ditekankan dalam teks berita. Missal dengan

member detil pada satu sisi atau membuat eksplisit satu sisi dan

Latar, Detil, Maksud, Praanggapan,


(42)

mengurangi detil sisi lain.

Strutur Mikro SINTAKSIS

Bagaimana kalimat (bentuk, susunan) yang dipilih

Bentuk Klimat, Koherensi, Kata Ganti

STILISTIK

Bagaimana pilihan kata yang dipakai dalam teks berita.

Leksikon

RETORIS

Bagaimana dan dengan cara penekanan dilakukan.

Grafis, Metafora,

Ekspresi

Sumber : Eriyanto, 2009:228-229

B. Kognisi Sosial

Dimana proses produksi teks motto UNIKOM yang melibatkan pengetahuan atau kognisi pembuat teks( Rektor Unikom). Menganalisis bagaimana kognisi pembuat teks dalam memahami khalayak, dan makna tertentu yang ditulisnya berdasarkan informasi dan pemahaman yang pembuat teks dapatkan.

C. Konteks Sosial

Mempelajari bangunan wacana yang berkembang dalam masyarakat akan suatu masalah. Pada konteks penelitian ini adalah wacana yang berkembang pada masyarakat. Melihat bagaimana suatu teks dihubungkan lebih jauh dengan struktur sosial dan pengetahuan yang berkembang dalam masyarakat atas suatu


(43)

wacana, pada penelitian ini struktur sosial dan pengetahuan yang dianut oleh masyarakat.

2.9 Kerangka Pemikiran

2.9.1 Kerangka Teoritis

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah mengenai teks motto Universitas komputer Indonesia. Motto sering disamakan dengan slogan atau kredo, seperti yang diungkapkan oleh Poerwanto dalam bukunya yang berjudul Budaya Perusahaan, menyebutkan bahwa motto, slogan atau kredo adalah “kata-kata atau kalimat yang mengekspresikan suatu nilai bagi perusahaan secara singkat dan mempunyai makna khusus bagi organisasi secara keseluruhan, karyawan harus menerima sebagai suatu hal yang dapat mengikat secara psikologi maupun sosiologi.”

Motto merupakan gambaran bagi suatu perusahaan untuk menyampaikan makna serta nilai-nilai yang dimiliki oleh perusahaan mengandung perkataan atau kalimat yang menarik, mencolok, dan mudah diingat untuk menyampaikan sesuatu.

Dalam penelitian ini, untuk dapat membangun makna yang terkandung dalam teks motto Universitas komputer Indonesia peneliti menggunakan teori analisis wacana kritis Teun A Van Dijk.

Menurut van Dijk, penelitian atas wacana tidak cukup hanya didasarkan pada analisis teks semata, karena teks hanya hasil dari suatu praktik produksi yang harus juga diamati. Melalui berbagai karyanya, van Dijk membuat kerangka


(44)

analisis wacana yang dapat didayagunakan. Van Dijk membaginya kedalam tiga tingkatan :

1. Stuktur makro. Ini merupakan makna global/umum dari suatu teks yang

dapat dipahami dengan melihat topik dari suatu teks. Tema wacana ini bukan hanya isi, tetapi juga sisi tertentu dari suatu peristiwa.

2. Superstuktur, adalah kerangka suatu teks : bagaimana stuktur dan elemen

wacana itu disusun dalam teks secara utuh.

3. Stuktur mikro, adalah makna wacana yang dapat diamati dengan

menganalisa kata, kalimat, proposisi, anak kalimat, parafrase yang dipakai dan sebagainya.

2.9.2 Kerangka Konseptual

Seperti yang sudah dijelaskan bahwa motto merupakan suatu teks yang menggambarkan visi serta nilai dari suatu perusahaan. Dalam penelitian ini, peneliti mengetahui adanya makna dibalik sebuah tesk motto dan bagaimana membangun makna tersebut sehingga menjadi sebuah teks yang menggambarkan jati diri suatu perusahaan. Peneliti dalam penelitian ini meneliti motto yang dimiliki Universitas Komputer Indonesia. Sebab, seiring berjalannya waktu Universitas Komputer Indonesia dengan umurnya yang masih muda sudah menunjukan kualitasnya di dunia pendidikan.


(45)

Peneliti menggunaka teori analisis wacana kritis agar bisa mengupas satu per satu makna dari teks motto Unikom, mulai dari dimensi teks, dimensi kognisi sosial, sampai dimensi konteks sosialnya yang pada akhrinya tebangunlah makna


(46)

Analisis Wacana Kritis Teun A. Van DIjk

Dimensi Teks Kognisi Sosial

Struktur Makro

Superstruktur

Struktur Mikro

 Tematik

Tema/topik yang dikedepankan dalam motto Quality Is Our Tradition

 Skematik

Bagaimana teks motto Quality Is Our tradition diskemakan dalam teks kalimat utuh

 Semantik

Makna yang ingin d itekankan dalam teks motto Quality Is Our Tradition

 Sintaksis

Bagaimana kalimat (bentuk,susunan) yang dipilih pembuat teks motto Quality Is Our Tradition

 Stilistik

 Retoris

 Skema Person

Skema ini menggambarkan bagaimana pembuat teks motto Quality Is Our Tradition menggambarkan pentingnya kepercayaan

 Skema Diri

Skema ini berhubungan dengan bagaimana pembuat teks motto Quality Is Our Tradition dipandang dari makna oleh orang lain.

 Skema Peran

Skema ini berhubungan dengan bagaimana peran pembuat teks motto Quality Is Our Tradition

 Skema Peristiwa

Skema ini barangkali yang paling banyak dipakai, karena hampir tiap hari kita selalu melihat, mendengar peristiwa yang lalu-lalang. Dan peritiwa itu selalu kita tafsirkan dan maknai dalam

Konteks Sosial

 Kekuasaan

Van Dijk mendefinisikan kekuasaan tersebut sebagai kepemilikan yang dimilik i oleh suatu kelompok (atau anggotanya), satu kelompok untuk mengontrol kelompok dari kelompok lain

 Akses

Bagaimana akses di antara masing-masing kelompok dalam masyarakat. Kelompok elit lebih banyak akses yang lebih besar dibandingkan dengan kelompok yang tidak berkuasa

3


(47)

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Menurut Suharsimi Arkunto (2000:29) , objek penelitian adalah variabel penelitian, yaitu sesuatu yang merupakan inti dari problematika penelitian.

Sedangkan benda, hal, atau orang tempat data untuk variabel penelitian melekat dan yang dipermasalahkan disebut objek (Suharsimi Arkunto, 2000:116).

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana analisis wacana

kritis dalam teks motto Quality Is Our Tradition, maka objek dari penelitian ini

adalah motto “Quality is Our Tradition” Universitas Komputer Indonesia.

3.1.1 Sejarah Universitas Komputer Indonesia

Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) secara resmi berdiri pada hari selasa, tanggal 8 Agustus 2000 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional nomor 126/D/0/2000.

Awalnya dimulai pada bulan Juli tahun 1994 ketika didirikan Lembaga Pendidikan Komputer Indonesia Jerman, disingkat LPKIG, bertempat di jalan Dipati Ukur 102 Bandung . Dengan 1 ruang kelas berkapasitas 50 orang dan 1 laboratorium komputer dengan 25 unit komputer, Lembaga ini membuka program pendidikan 1 tahun dengan 5 program studi yaitu Ahli Komputer Aplikasi Bisnis, Ahli Komputer Keuangan & Perbankan, Ahli Komputer Akuntansi & Perpajakan, Ahli Komputer Manajemen & Pemasaran dan Sekretaris Eksekutif. Jumlah peserta pendidikan pada tahun pertama ini sebanyak 233 siswa.


(48)

Pada tahun kedua, 1995, dibuka jenjang pendidikan 3 tahun untuk memenuhi animo siswa tahun pertama yang ingin memperdalam ilmunya, disamping pemikiran jangka panjang pengembangan institusi. Pada tahun ini juga dibuka program studi baru, meliputi : Ahli Komputer Teknik Informatika, Ahli Komputer Manajemen Informatika dan Sekretaris Eksekutif. Ruang kelas ditambah menjadi 2 buah dan laboratorium komputer menjadi 2 buah dengan jumlah siswa sebanyak 457 orang.

Pada tahun ketiga, 1996, dilakukan penambahan gedung kuliah baru bertempat di jalan Dipati Ukur 116 (gedung FISIP sekarang), sekaligus pemindahan pusat administrasi dan perkantoran. Digedung baru ini dilakukan penambahan 1(satu) Lab. Komputer, 5(lima) Ruang Kuliah, Ruang Dosen dan Ruang Kemahasiswaan. Jumlah siswa dari tahun 1996 hingga tahun 1998 bertambah dari 632 orang menjadi 1184 orang.

Pada tahun kelima, 1998, dimulai pembangunan Kampus baru (Gedung Rektorat /Kampus-1 sekarang) berlantai 6(enam) di jalan Dipati Ukur 114. Pembangunan Kampus baru ini dapat diselesaikan pada bulan Agustus 1999, sehingga pada awal perkuliahan bulan September 1999 telah dapat digunakan.

Mencermati dinamika peserta didik dan pengembangan Institusi kedepan, pada tanggal 24 Desember 1998 dibentuklah Yayasan Science dan Teknologi dan dilanjutkan dengan pengajuan pendirian STIMIK IGI dan STIE IGI ke DIKTI.

Pada bulan Juli 1999 STIE IGI diresmikan dengan keluarnya SK Mendiknas no. 119/D/O/1999 dengan 5 program studi : Akuntansi S1,


(49)

Manajemen S1, Manajemen Pemasaran D3, Keuangan Perbankan D3 serta Akuntansi D3.

Pada bulan Agustus 1999 STIMIK IGI diresmikan dengan keluarnya SK Mendiknas no. 143/D/O/1999 dengan 5 program studi : Teknik Informatika S1, Manajemen Informatika D3, Teknik Komputer D3, Komputerisasi Akuntansi D3 serta Teknik Informatika D3.

Agar Sistem Pendidikan lebih Efisien, Efektif, Produktif dengan Struktur Organisasi yang lebih baik, enam bulan kemudian dilakukan usulan ke DIKTI untuk melakukan Merger kedua Sekolah Tinggi diatas menjadi Universitas.

Pada hari Selasa, tgl. 8 Agustus 2000 keluarlah SK MENDIKNAS no. 126/D/O/2000 atas Universitas Komputer Indonesia yang disingkat dengan nama UNIKOM.Pada SK tersebut sekaligus diijinkan dibukanya 11 program studi baru : Teknik Komputer S1, Manajemen Informatika S1, Teknik Industri S1, Teknik Arsitektur S1, Perencanaan Wilayah dan Kota S1, Ilmu Hukum S1, Ilmu Komunikasi S1, Ilmu Pemerintahan S1, Desain Interior D3, Desain Komunikasi Visual S1 dan Desain Komunikasi Visual D3.

Sejak berdirinya pada tahun 2000, setiap tahunnya UNIKOM menerima ± 2.000 mahasiswa baru. Terakhir pada tahun 2009 yang lalu diterima sebanyak 3.108 mahasiswa baru. Hingga tahun akademik 2009/2010 terdapat 6 Fakultas dan 23 Program Studi di UNIKOM dengan jumlah mahasiswa sebanyak 15.000 orang yang berasal dari berbagai pelosok tanah air dan dari luar negeri yang sedang menempuh pendidikan di UNIKOM.


(50)

3.1.2 Teks Motto Universitas Komputer Indonesia

Quality Is Our Tradition

3.1.3 Visi Unikom

Menjadi Universitas terdepan dibidang Teknologi Informasi & Komputer, berwawasan Global dan menjadi pusat Unggulan dibidang ilmu pengetahuan Teknologi dan seni yang mendukung pembangunan nasional serta berorientasi pada kepentingan masyarakat, bangsa dan Negara

3.1.4 Misi Unikom

Menyelenggarakan Pendidikan tinggi kearah masyarakat Industri maju dengan sistem pendidikan yang kondusif, tenaga pengajar berkualitas dan program-program studi berbasis pada teknologi informasi & komputer dengan mengoptimalkan sumber daya yang ada, kualitas dan manajemen mutu

berdasarkan prinsip Quality Is Our Tradition.

3.1.5 Budaya Belajar Unikom

“PIQIE” (Professional, Integrity, Quality, Information and technologi,

Excellence)

3.2 Metode Penelitian

3.2.1 Desain Penelitian

Dalam penelitian mengenai rekonstruksi makna motto Quality Is Our

Tradition Universitas komputer Indonesia, peneliti menggunakan metode kualitatif.


(51)

Kirk and Miller (1986:29) mendefiinisikan bahwa:

“Penelitian kualitatif merupakan tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial atau secara fundamental bergantung pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasa dan peristilahan”.

Dalam metode kualitatif, realitas di pandang sebagai suatu yang berada di dalam dimensi banyak. Suatu kesatuan utuh, serta berubah-rubah, sehingga biasnya rangcangan penelitian tersebut tidak disusun secara rinci dan pasti sebelum penelitiannya dimulai. Untuk alasan itu pula pengertian kualitatif sering di asosiasikan dengan tehnik analisa dari penulisan laporan penelitian.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

3.3.1 Studi Pustaka

Studi kepustakaan adalah segala usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang akan atau sedang diteliti. Informasi itu dapat diperoleh dari buku-buku ilmiah, laporan penelitian, karangan-karangan ilmiah, tesis dan disertasi, peraturan-peraturan, ketetapan-ketetapan, buku tahunan, ensiklopedia, dan sumber-sumber tertulis baik tercetak maupun elektronik.

Studi kepustakaan merupakan suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari suatu penelitian. Teori-teori yang mendasari masalah dan bidang yang akan diteliti dapat ditemukan dengan melakukan studi kepustakaan. Selain itu peneliti dapat memperoleh informasi tentang penelitian-penelitian sejenis atau yang ada kaitannya dengan penelitiannya, dan penelitian-penelitian yang telah dilakukan


(52)

sebelumnya. Dengan melakukan studi kepustakaan, peneliti dapat memanfaatkan semua informasi dan pemikiran-pemikiran yang relevan dengan penelitiannya.

3.4 Teknik Penentuan Informan

Teknik yang peneliti digunakan dalam penelitian kualitatif ini adalah

purposive sampling (teknik sempel bertujuan), karena sempel yang diambil relatif kecil dan dengan pertimbangan tertentu sesuai dengan tujuan penelitian ini. Oleh karena itu peneliti menentukan kriteria dasar dari orang-orang yang akan peneliti pilih untuk menjadi informan dalam penelitian ini. Informan tersebut ialah beberapa petinggi di Universitas Komputer Indonesia sebagai bagian dari rekonstruksi motto Quality Is Our Tradition. Adanya kesulitan yang peneliti rasakan dalam mendapatkan informan, membuat peneliti memutuskan untuk menjadikan Rektor Universitas Komputer Indonesia, serta beberapa mahasiswa sebagai informan dalam penelitian ini. Dibawah ini adalah tabel data informan, berikut identitasnya :


(53)

Tabel 3.1 Data Informan

No Nama Umur Keterangan

1 Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto - REKTOR UNIKOM

2 Fajar Sadiq

- Mahasiswa Informatika

3 Citra Mustikawati

- Mahasiswa Ilmu

Komunikasi

4 Yunico Manurung

- Mahasiswa Manajemen

5 Tedi Pratama

- Mahasiswa Hukum

6 Shinta

- Mahasiswa Sastra

7 Lutfi Adiputra

- Mahasiswa DKV

Sumber, Peneliti, 2012

3.5 Deskripsi Informan Penelitian

3.5.1 Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto

Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, merupakan Rektor dan Pendiri Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM), yang berlokasi di ajalan Dipati Ukur no 102-118 dan jala Dipati Ukur no 99- 103 Bandung.Ia memimpin UNIKOM sejak awal berdirinya pada 8 Agustus 2000 hingga saat ini.

Doctor di bidang Manajemen Bisnis ini merupakan Doktor tercepat sepanjang sejarah berdirinya Fakultas Ekonomi UNPAD karena berhasil


(54)

menyelesaikan studi S3 hanya dalam waktu 2 tahun 1 bulan.Ia menyelesaikan studi S1 di ITB dan S2 juga dari ITB pada Fakultas Teknologi Industri. Alumni Teknologi Industri ITB ini telah mengantarkan UNIKOM menjadi salah satu Perguruan Tinggi terbaik di Indonesia, maju, berkembang sangat cepat, memperoleh prestasi Nasional, paling diminati oleh lulusan SMU, dan telah mengharumkan nama Indonesia dikancah Internasional berkat sukses para mahasiswanya diajang paling bergengsi di bidang rekayasa Robotika dengan memenangkan medali emas Internasional di bidang Robotika pada Robogames Internasional di San Francisco, USA 2009.

3.5.2 Fajar Sadiq

Fajar Sadiq ialah mahasiswa UNIKOM yang menempuh pendidikan di Fakultas Teknik jurusan Informatika, ia masuk sebagai mahasiswa UNIKOM pada tahun 2007, karena ada beberapa masalah sehingga menyebabkan pendidikannya di UNIKOM terhambat.

Fajar merupakan mahasiswa asal Banjarmasin yang lahir pada 12 Agustus 1990. Disamping kuliah, ia juga bekerja sebagai Developer Program di BAPPEDA Jawa Barat.

3.5.3 Citra Mustikawati

Citra Mustikawati ialah seorang mahasiswi UNIKOM yang menempuh pendidikan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik jurusan Ilmu Komunikasi.Ia merupakan mahasiswi yang aktif, serta ikut berperan aktif mengenai perkembangan kampus.


(55)

Citra pernah menjabat sebagai ketua HIMA Komunikasi pada periode tahun 2010-2011.Ia lahir di Cianjur pada 27 Maret 1990, dan bertempat tinggal di daerah Wastu Kencana selama menempuh pendidikandi UNIKOM.

3.5.4 Yuniko Manurung

Yuniko Manurung ialah mahasiswa UNIKOM yang menempuh pendidikan di Fakultas Ekonomi jurusan Manajemen.Ia seorang mahasiswa yang aktif dikampusnya, masuk sebagai mahasiswa angkatan 2008, ia mampu berkontribusi untuk kampusnya dengan menjadi model untuk iklan Universitas Komputer Indonesia.

Yuniko, atau yang akrab dengan panggilan Niko ini lahir di Bandung, 30 Juni 1987, dan ia bertempat tinggal di Jl. Terusan Pasir Koja Gg. Pesantren dalam no 10, Bandung.

3.5.5 Tedi Pratama

Tedi Pratama ialah mahasiswa UNIKOM yang menempuh pendidikan di Fakultas Hukum. Ia seorang mahasiswa yang aktiv dalam kegiatan olah raga bola basket.

Tedi merupakan mahasiswa asal Ciamis yang lahir pada 14 maret 1988, ia tinggal di daerah Soekarno Hatta selama menempuh pendidikan di UNIKOM.


(56)

3.5.6 Shinta

Shinta, merupakan mahasiswi UNIKOM yang menempuh pendidikan di Fakultas Sastra jurusan Sastra Inggris.Ia seorang mahasiswi yang aktif baik dikampus atau pun di luar kampus, selain kuliah Shinta juga memiliki beberapa pengalaman kerja dan sekarang bekerja di Cooking Compeny sebgagai Marketing.

Shinta sempat juga bekerja untuk Bandung Card, serta menjadi Marketing untuk Plat for Me. Ia merupakan mahasiswi asal Kuningan yang lahir pada 19 Novembr 1991.

3.5.7 Lutfi

Lutfi Adiputra ialah seorang mahasiswa UNIKOM yang menempuh pendidikan di Fakultas Desain juruan Desain Komunikasi Visual (DKV).Ia seorang mahasiswa yang gemar dibidang fotografi.

Ia lahir di Ciamis, 12 Maret 1988. Sekarang ia sedang menempuh tahun terakhirnya di UNIKOM sebagai mahasiswa. Lutfi tinggal sendiri di daerah Tubagus Ismail Dalam.

3.6 Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewancara yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Maksud dari mengadakan wawancara itu sendiri, seperti yang ditegaskan oleh Lincoln dan Guba (1985), dikutip dalam Moleong yakni, “untuk mengkonstruksikan mengenai


(57)

orang, kejadian, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian dan lain-lain”. (Moleong, 2007,p. 186). Pada penelitian ini, untuk memperdalam lagi data yang diperoleh maka dalam penelitian ini akan menggunakan wawancara

mendalam (Indepth Interview). Jenis wawancara ini dimaksudkan untuk

kepentingan wawancara yang lebih mendalamdengan lebih memfokuskan pada persoalan yang menjadi pokok dari minat penelitian.

3.7 Teknik Analisis Data

Dalam penelitian diperlukan tahap-tahap penelitian yang memungkinkan peneliti untuk tetap berada dijalur yang benar dan memiliki langkah-langkah yang akan diambil dalam penelitian. Tahapan-tahapan ini berguna sebagai sistematika proses penelitian yang akan mengarahkan peneliti dengan patokan jelas sebagai gambaran dari proses penelitian dan digunakan sebagai analisis data. Teknik analisis data dilakukan dengan langkah:

1. Penyeleksian data, pemeriksaan kelengkapan dan kesempurnaan data dan

serta kejelasan data. Memilah data yang didapatkan untuk dijadikan sebagai bahan laporan penelitian. Hal ini dilakukan agar data yang didapatkan sesuai dengan kebutuhan penelitian dan dianggap relevan untuk dijadikan sebagai hasil laporan penelitian. Data yang diperoleh kemungkinan tidak sejalan dengan tujuan penelitian sebelumnya, oleh karena itu penyeleksian data yang dianggap layak sangat dibutuhkan. Penyeleksian data ini juga berfungsi sebagai cara untuk dapat memfokuskan pembahasan penelitian tertentu yang dianggap menunjang.


(58)

2. Klasifikasi data yaitu mengelompokan data dan dipilih-pilih sesuai dengan jenisnya. Klasifikasi data ini dilakukan untuk memberikan batasan pembahasan dan berusaha untuk menyusun laporannya secara tersistematis menurut klasifikasinya. Klasifikasi ini juga membantu penulis dalam memberikan penjelaan secara lebih detail dan jelas.

3. Merumuskan hasil penelitian, Semua data yang diperoleh kemudian

dirumuskan menurut pengklasifikasian data yang telah ditentukan. Rumusan hasil penelitian ini memaparkan beragam hasil yang didapat dilapangan dan berusaha untuk menjelaskan dalam bentuk laporan penelitian yang terarah dan sistematis.

4. Menganalisa hasil penelitian, tahap akhir yang diperoleh dan berusaha

membandingkannya dengan berbagai teori atau penelitian sejenis lainnya dengan data yang diperoleh secara nyata dilapangan. Menganalisa jawaban atas penelitian yang dilakukan dan berusaha menguatkan yang ada.

5. Penarikan kesimpulan dan saran, tahap ini mengambil satu intisari yang

diperoleh selama penelitian dilakukan. Dengan penarikan kesimpulan diharapkan seluruh penelitian dapat tercakup secara menyeluruh pada bagian ini. Agar mudah di mengerti dan dipahami.

3.8 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.8.1 Lokasi Penelitian

Lokasi yang peneliti lakukan dalam penelitian ini adalah di Bandung, tepatnya di jalan Dipati ukur no 112.


(59)

3.8.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan selama empat bulan. Terhitung dari awal bulan Maret sampai bulan Juni, mulai dari persiapan, pelaksanaan, hingga penyelesaian dengan perincian waktu yang telah direncanakan.

Tabel 3.2

Waktu dan Jadwal Kegiatan Penelitian

Sumber, Peneliti, 2012

No. Kegiatan

Februari Maret April Mei Juni Juli

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1

1. Persiapan

Pengajuan judul

Acc judul

persetujuan pembimbing

2

2. Pelaksanaan

BAB I dan bimbingan

BAB II dan Bimbingan

BAB III dan bimbingan

Seminar UP

Wawancara Penelitian

Pengolahan Data

BAB IV dan Bimbingan

BAB V dan Bimbingan

3

3. Penyelesaian Laporan

Penyusunan draft srikpsi

4 4.Sidang Komprhensif


(60)

Pada Bab ini akan menguraikan dan menjelaskan hasil penelitian dan pembahasan dari penelitian mengenai Analisis Wacana Kritis Teks Motto

UNIKOM “Quality Is Our Tradition” . Teks Motto UNIKOM “Quality Is Our

Tradition” tersebut akan dianalisis dengan menggunakan teori dan model wacana dari Teun A. van Dijk. Sesuai dengan prosedur sistematika dengan menggunakan model wacana van Dijk dan metode penelitian kualitatif, peneliti menganalisis

teks Motto UNIKOM “Quality Is Our Tradition” dengan menggunakan tiga

bagian analisis, yang juga sesuai dan mengacu pada identifikasi masalah, yaitu: analisis wacana dari segi teks, analisis wacana dari segi kognisi sosial, dan analisis wacana dari segi konteks sosial.

4.1 Hasil Analisis Dimensi Teks

Pada sub bab penelitian ini, akan dibahas mengenai hasil penelitian yang diperoleh setelah melakukan analisis wacana baik berdasarkan literatur maupun

studi lapangan terhadap teks “Quality Is Our tradition” yang dijadikan motto oleh

Universitas Komputer Indonesia. Analisis wacana yang akan dibahas ada tiga bagian analisis, yaitu dimensi teks, dimensi kognisi sosial, dan dimensi konteks sosial.


(61)

4.1.1 Analisis Tematik

Elemen tematik menunjukan pada gambaran umum dari suatu teks. Bisa juga disebut sebagai gagasan inti, ringkasan, atau yang utama dari suatu teks. Topik menunjukkan konsep yang dominan, sentral, dan paling penting dari isi suatu berita. Oleh karena itu, tematik ini sering disebut dengan tema atau topik. (Eriyanto, 2009: 229)

Dari data hasil wawancara, informan memberikan jawaban bahwa topik atau tema pada teks yang peneliti berikan kepada informan untuk diteliti adalah tema tentang makna yang terkandung dalam Motto itu sendiri yakni tentang kualitas terbaik yang menjadi tradisi, karena memang disadari oleh informan, bahwa motto tersebut menekankan adanya makna dan pesan yang ingin disampaikan bahwa adanya kualitas yang dimiliki oleh UNIKOM.

Melalui motto tersebut juga, UNIKOM berusaha untuk menyampaikan kepada masyarakat bahwa kualitas pendidikan dan pelayanan di UNIKOM selalu yang terbaik dan berkualitas.

4.1.2 Analisis Skematik

Setiap teks pasti mempunyai alur dan skema dari pendahuluan sampai akhir.Alur tersebut menunjukkan bagian-bagian dalam teks yang disusun dan diurutkan, sehingga membentuk kesatuan arti.

Meskipun mempunyai bentuk dan skema yang beragam, teks umumnya secara hipotetik mempunyai dua ketegori skema besar, yaitu: Pertama, summary,


(62)

yang umumnya ditandai dengan dua elemen yakni judul dan lead. Lead ini umumnya sebagai pengantar ringkasan apa yang ingin dikatakan sebelum masuk kepada isi pesan teks yang secara lengkap. Kedua, story, yakni isi teks secara keseluruhan. Isi teks ini secara hipotetik juga mempunyai dua sub kategori. Yang pertama berupa situasi yakni proses jalannya peristiwa, sedangkan yang kedua adalah komentar yang ditampilkan dalam teks. (Eriyanto, 2009: 232).

Berdasarkan pengertiannya, dalam Skematik ini terdapat dua kategori yang membentuk skema itu sendiri, namun data dari hasil wawancara dengan informan,

diketahui bahwa teks yang terdapat dalam motto UNIKOM Quality Is Our

Tradition, merangkap sebagai dua kategori tersebut, baik sebagai Lead ataupun Isi dari keseluruhan teks.

Data yang didapat dari informan, menunjukan bahwa skema dalam teks

motto Quality Is Our Tradition terbagi menjadi tiga, yakni:

1. Quality 2. Our 3. Tradition

Ketiga kalimat tersebut masing-masing memiliki nilai yang saling mengikat antara kata satu dengan kata lainnya yang membentuk makna baru dari teks secara keseluruhan, sehingga nilai-nilai tersebut harus dianut, diamalkan, dan diimplementasikan oleh pihak-pihak terkait.


(63)

4.1.3 Analisis Semantik

Dalam pengertian umum semantik adalah disiplin ilmu yang menelaah makna lingual, baik makna leksikal maupun makna gramatikal. Strategi semantik selalu dimaksudkan untuk menggambarkan kelompok lain secara buruk (Sobur, 2002:78).

(1) Analisis Semantik tentang Latar

Latar merupakan bagian teks yang dapat memengaruhi semantic (arti) yang ingin ditampilkan. Latar dipilih menentukan ke arah mana pandangan khalayak hendak dibawa. (Eriyanto, 2009:235).

Dari data hasil wawancara dengan informan, didapat jawaban mengenai

latar pada teks motto Quality Is Our Tradition itu, bahwa dibuatnya motto

UNIKOM tersebut untuk menunjukan adanya pemberian kualitas terbaik, baik itu dari segi pendidikan, pelayanan serta sarana dan prasarananya terhadap masyarakat umum serta masyarakat UNIKOM dibandingkan dengan Universitas lainnya.

(2) Analisis Semantik tentang Detil

Elemen wacana detil berhubungan dengan kontrol informasi yang ditampilkan seseorang. Komunikator akan menmpilkan secara berlebihan informasi yang menguntungkan dirinya atau citra yang baik. Sebaliknya, ia akan menampilkan informasi dalam jumlah sedikit (bahkan kalau perlu tidak disampaikan) kalau hal itu merugikan dirinya. Detil yang lengkap dan panjang


(1)

3. Dimensi Konteks Sosial pada motto Quality Is Our Tradition, sudah terbangunnya wacana dalam teks motto tersebut sejak awal pembentukan motto yang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan masyarakat yang semakin tinggi dan semakin kritis pada saat teks motto tersebut akan dibuat, namun wacana setelah terbentukanya motto tersebut memunculkan makna yang berbeda dengan makna yang sebenarnya, serta penyampaian pesan yang coba disampaikan melalui motto tersebut tidak sepenuhnya dipahami oleh masyarakat.

5.2 Saran

Penelitian ini bukan semata untuk kepentingan peneliti sendiri, melainkan terdapat harapan mengenai pemahaman makna bagi masyarakat dan instansi terkait (UNIKOM). Setelah melewati beberapa tahapan penelitian, terdapat saran-saran yang hendak peneliti sampaikan sebagai berikut:

Bagi Instansi:

1. Bagi Instansi terkait (UNIKOM), baiknya dalam menampilkan motto yang merupakan gambaran dari jati diri Universitas dapat menampilkan motto yang mudah dipahami oleh masyarakat, sebab dalam konteks sosialnya terungkap bahwa motto tersebut banyak yang salah dalam memahami makna yang terkandung dalam motto Quality Is Our Tradition.


(2)

75

2. Instansi (UNIKOM) mampu untuk menerapkan makna dari motto dan mampu menunjukan kualitasnya secara general yang mencakup keseluruhan Universitas.

Bagi Akademisi

1. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat menjadi pedoman dalam melakukan penelitian dalam bidang Jurnalistik, khususnya mengenai Analisis Wacana Kritis.

2. Bagi Jurusan diharapkan dapat menjadi tambahan referensi bagi pengetahuan Ilmu komunikasi, khususnya dibidang jurnalistik.

Bagi Masyarakat

1. Masyarakat diharapkan mampu memahami bahwa dalam setiap teks atau tulisan itu tidak hanya semata-mata tulisan kosong belaka, namun setiap teks tersebut memiliki makna dan maksud yang ingin disampaikan oleh pembuat teks.

2. Masyarakat didahpkan dapat mencerna secara mendalam mengenai suatu teks motto sebelum memberikan kepercayaannya dalam hal apa pun, sebab dalam era globalisasi ini penyampaian informasi melalui media apa pun bisa terkandung berbagai makna dan maksud yang sulit untuk kita pahami.


(3)

76

Arikunto, Suharsimi, 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek , Edisi Revisi, Jakarta: Rineka Cipta.

Badudu, J.S. (1994). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka. Harapan Colege Publisher.

Darma, Yoce Aliah. 2009. Analisis Wacana Kritis. Bandung: Penerbit YramaMedia.

Devito, Joseph, A.1997. Human Communication. New York: Harper Collinc Eddy,2009. Enterpreneurship Menjadi Pebisinis Ulung. Jakarta: PT. Elex Media

Komputindo

Eddy,2008. Marketing Research. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo

Effendy, Onong Uchjana. 2002. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: Eriyanto, (2009). Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta: LkiS

Kirk and Miller, Reliability and validity in qualitative research, Sage Publications, Baverly Hills, 1986.

Moleong, Lexy J. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaj Rosdakarya.

Mulyana, Deddy. 2003. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT.Remaja Rosda Karya

Poerwanto, 2008. Budaya Perusahaan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar PT Rosdakarya.

Sobur, Alex. 2002. Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.


(4)

77

Situs Internet

Diarru, 2008. “Logo + Motto Perusahaan”. http://diarru.multiply.com

Dita, 2008. “Menulis Slogan dan Poster”. http://dita0108axelabsky.multiply.com Fahima, Iim, 2008. “Perbedaan Tagline, Slogan Iklan dan Kredo”.

http://www.swa.co.id/sekunder/konsultasi/pemasaran/advertising Situs Universitas Komputer Indonesia. http://www.unikom.ac.id/ Wikepedia, 2007


(5)

Data Pribadi

Nama : Rio Okke Andrian

Jenis kelamin : Laki- laki

Tempat, tanggal lahir : Sukabumi, 26 Oktober 1990

Kewarganegaraan : Indonesia

Status perkawinan : Lajang

Tinggi badan : 165 cm

Kesehatan : Sangat Baik

Agama : Islam

Alamat lengkap : Tubagus Ismail Dalam. No 40b

HP : 08986975752

E-mail : okkeandrian@yahoo.com

Pendidikan

» Formal

1996 – 2002 : SDN Brawijaya, Sukabumi

2002 – 2005 : SMP Mardi Yuana, Rangkasbitung

2005 – 2008 : SMAN 1 Rangkasbitung

2008 – sekarang : Universitas Komputer Indonesia, Jurusan Ilmu Komunikasi, (jenjang S1)

» Non Formal

28 Januari 2009 : Table Manner Course, The Jayakarta Bandung

28 April 2009 : Mentoring Agama Islam, Auditorium UNIKOM

16 pril 2009 : Guest Lecture “The Future of United States of America- Indonesia Relationship”

16 Juni 2009 : Workshop Penyiaran Radio, Auditorium

UNIKOM


(6)

Kemampuan

» Pekerjaan

1. Kemampuan desain newsletter, brosur, letterhead, business card, dan corporate identity lainnya

2. Kemampuan Komputer (MS Word, MS Excel, MS Power Point,MS Publisher, Adobe PageMaker)

3. Kemampuan Internet

4. Kemampuan bekerja sama dalam satu tim

Hobby

1. Olahraga 2. Desain layout