Usus Halus TINJAUAN PUSTAKA

statis tersebut bukan merupakan protein dan lipida dalam membran seluler yang hidup. Dalam konsep mosaik cair, matrik membran terdiri atas dua lapisan lipida protein globular yang tidak berkesinambungan dan saling menyesuaikan menurut susunan yang teratur atau tidak teratur. Gugusan polarnya terletak pada permukaan membran yang kontak dengan cairan intra atau ekstraseluler, sedangkan gugus non polar menghadap ke arah dalam. Pori-pori yang tampak pada sumbu utama protein globuler tebalnya ± 85 Angstrom. Model ‘Mosaik Cair’ konsisten tentang eksistensi dari chanel-chanel ion khusus dan reseptor- reseptor di dalam dan di sepanjang membran-membran permukaan Syukri, 2002. Gambar 1. Stuktur Membran Sel

2.3 Usus Halus

Karakteristik anatomi dan fisiologi usus dengan makrovilli dan mikrovillinya lebih menguntungkan untuk penyerapan obat, seperti halnya juga penyerapan zat makanan. Pentingnya permukaan penyerapan terutama karena banyaknya lipatan- lipatan mukosa usus yang berupa valvula conniventes atau lipatan kerckring, yang terutama banyak terdapat di daerah duodenum dan jejunum. Di daerah tersebut villi-villi usus tertutup oleh epitel bagaikan sikat yang terdiri dari bulu-bulu halus mikrovilli dan mempunyai aktivitas yang kuat. Adanya anyaman kapiler darah dan getah bening pada setiap lipatan memungkinkan terjadinya penyerapan yang besar. Gerakan usus dan gerakan villi usus di sepanjang saluran cerna akan mendorong terjadinya penembusan menuju pembuluh darah. Keadaan pH serta Universitas Sumatera Utara tebal dinding yang beragam di setiap bagian usus menyebabkan perbedaan penembusan yang cukup besar pada molekul zat aktif terutama molekul asam yang penyerapannya dipengaruhi oleh pH lambung. Bagian lain dari usus halus juga merupakan tempat terjadinya pelintasan membran dengan intensitas yang besar, dan disini lebih banyak terjadi difusi pasif. Difusi pasif berkaitan dengan sejumlah senyawa yang larut lemak atau fraksi- fraksi tak terionkan yang larut lemak. Difusi pasif terutama terjadi pada bagian pertama usus halus, karena konsentrasi obat-obat yang tinggi dalam liang usus akan meningkatkan gradien difusi, hal yang sama terjadi pula pada bagian usus sebelah bawah dan pada penyerapan susjacent. Transpor aktif juga berperan di usus halus dan di sini terjadi persaingan terhadap pembawa yang sama atau terjadi penjenuhan sistem transpor yang dapat membatasi pelintasan membran. Pinositosis juga berperan terutama di ileum terhadap molekul-molekul yang tidak larut Aiache, dkk, 1993. Pencernaan makanan yang dimulai dalam lambung, dilanjutkan dalam usus halus oleh enzim-enzim yang dihasilkan mukosanya dan dibantu agen pengemulsi dan enzim yang disekresi kedalam lumennya oleh hati dan pankreas. Inilah fungsi utama usus halus yang panjangnya 4-7 m dan dibagi dalam 3 segmen berurutan duodenum, jejunum, dan ileum. Duodenum panjangnya sekitar 25 cm, terikat pada dinding dorsal abdomen, dan sebagian besar terletak retroperitoneal. Jejunum dapat digerakkan bebas pada mesentriumnya dan merupakan dua-perlima bagian proksimal usus halus, sedangkan ileum merupakan sisa tiga-perlimanya Fawcett, 2002.

2.4 Mukosa