gigi sedikit dibandingkan dengan subjek yang memiliki seluruh gigi.
8
Menurut penelitian yang dilakukan Yoshihara dkk ditemukan bahwa adanya penurunan pola asupan nutrisi, seperti mineral dan vitamin pada orang yang telah
mengalami kehilangan gigi atau memiliki jumlah gigi yang sedikit disebabkan menurunnya kemampuan pengunyahan.
13
Seseorang yang kehilangan gigi pada bagian posterior dan memiliki jumlah gigi yang sedikit cenderung memilih makanan
yang lebih mudah dikunyah.
8-9
Makanan adalah bahan selain obat yang mengandung zat-zat nutrisi dan atau unsurikatan kimia yang dapat diubah menjadi nutrisi oleh tubuh, yang berguna bila
dimasukkan kedalam tubuh. Nutrisi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun, dan memelihara
jaringan, serta mengatur proses kehidupan. Konsumsi makanan berpengaruh terhadap status nutrisi seseorang. Nutrisi yang baik atau nutrisi yang optimal terjadi bila tubuh
memperoleh cukup zat-zat nutrisi yang digunakan secara efisien, sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja dan
kesehatan secara umum. Status nutrisi yang kurang optimal terjadi bila tubuh mengalami kekurangan satu atau lebih zat-zat essensial. Zat nutrisi terdiri dari
karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral.
14
Pemenuhan kebutuhan nutrisi yang tidak seimbang menyebabkan dampak bagi tubuh secara umum, seperti
terjadinya penyakit sistemik, penurunan kemampuan fungsional serta peningkatan infeksi sehingga mempengaruhi kualitas hidup masyarakat.
6,8,10
Kemampuan pengunyahan akan meningkat setelah menggunakan gigitiruan sebagian lepasan
GTSL. Pemasangan GTSL pada masyarakat yang kehilangan gigi memiliki asupan nutrisi yang lebih baik dari yang tidak menggunakan. Pemakaian GTSL diharapkan
dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
15-17
1.2 Permasalahan
Kasus kehilangan gigi dapat menyebabkan masalah baik bagi individu yang bersangkutan maupun bagi dokter gigi. Masalah bagi individu yaitu terganggunya
pola asupan nutrisi. Terganggunya pola asupan nutrisi bagi tubuh akibat kehilangan
gigi akan mempengaruhi kesehatan tubuh secara umum dan rongga mulut secara khusus. Hal ini menjadi tantangan bagi dokter gigi agar dapat membuat gigitiruan
yang baik untuk mampu mengatasi masalah pola asupan nutrisi pada masyarakat yang telah mengalami kehilangan gigi, sehingga menyebabkan perlu dilakukan penelitian
lebih lanjut mengenai pola asupan nutrisi akibat kehilangan sebagian gigi pada masyarakat yang tidak dan menggunakan GTSL.
1.3 Rumusan Masalah
1. Bagaimana karakteristik masyarakat yang kehilangan sebagian gigi yang tidak dan menggunakan GTSL di Kelurahan Tanjung Rejo Kecamatan Medan
Sunggal. 2. Bagaimana pola asupan nutrisi akibat kehilangan sebagian gigi pada
masyarakat yang tidak menggunakan GTSL berdasarkan daerah dan jumlah gigi yang hilang.
3. Bagaimana pola asupan nutrisi akibat kehilangan sebagian gigi pada masyarakat yang menggunakan GTSL berdasarkan daerah dan jumlah gigi yang
hilang.
1.4 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui karakteristik masyarakat yang kehilangan sebagian gigi yang tidak dan menggunakan GTSL di Kelurahan Tanjung Rejo Kecamatan
Medan Sunggal. 2. Untuk mengetahui pola asupan nutrisi akibat kehilangan sebagian gigi
pada masyarakat yang tidak menggunakan GTSL berdasarkan daerah dan jumlah gigi yang hilang.
3. Untuk mengetahui pola asupan nutrisi akibat kehilangan sebagian gigi pada masyarakat yang menggunakan GTSL berdasarkan daerah dan jumlah gigi yang
hilang.
1.5 Manfaat Penelitian
1. Memperoleh data mengenai pola asupan nutrisi akibat kehilangan sebagian gigi pada masyarakat yang tidak dan menggunakan GTSL di Kelurahan Tanjung Rejo
Kecamatan Medan Sunggal, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk mengatasi masalah nutrisi pada masyarakat yang kehilangan sebagian gigi agar tidak
terjadi dampak yang tidak diinginkan bagi tubuh seperti penyakit kronis, penurunan kemampuan fungsional, dan peningkatan kejadian infeksi yang dapat mempengaruhi
kualitas hidup masyarakat. 2. Hasil penelitian ini diharapkan bisa digunakan untuk penelitian yang
lebih lanjut.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA