Respon Fisiologis Domba Ekor Tipis serta Palatabilitas Limbah Tauge dan Kangkung Kering Sebagai Pengganti Rumput

RESPON FISIOLOGIS DOMBA EKOR TIPIS SERTA PALATABILITAS
LIMBAH TAUGE DAN KANGKUNG KERING SEBAGAI
PENGGANTI RUMPUT

LISTYA PURNAMASARI

DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Respon Fisiologis
Domba Ekor Tipis serta Palatabilitas Limbah Tauge dan Kangkung Kering
Sebagai Pengganti Rumput adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya

melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Juli 2013
Listya Purnamasari
NIM D14090051

ii

ABSTRAK
LISTYA PURNAMASARI.
Respon Fisiologis Domba Ekor Tipis serta
Palatabilitas Limbah Tauge dan Kangkung Kering Sebagai Pengganti Rumput.
Dibimbing oleh SRI RAHAYU dan MUHAMAD BAIHAQI.
Respon fisiologis domba dipengaruhi oleh kondisi lingkungan seperti
perubahan iklim dan pakan. Terbatasnya lahan pertanian dan padang
penggembalaan menyebabkan sulitnya memperoleh rumput sebagai pakan sumber
serat. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mempelajari efek pemberian
kangkung kering dan limbah tauge sebagai pakan pengganti rumput terhadap
respon fisiologis domba ekor tipis jantan (umur kurang dari 1 tahun) dan
palatabilitas limbah tauge dan kangkung kering sebagai pengganti rumput.

Perlakuan pakan yang diberikan yaitu P0 (50% konsentrat + 50% rumput), P1
(50% konsentrat + 50% kangkung kering), and P2 (50% konsentrat + 50% limbah
tauge). Parameter yang diamati yaitu palatabilitas, suhu rektal, denyut jantung
dan laju respirasi. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak
Lengkap dengan perlakuan 3 macam pemberian pakan dan 4 ulangan. Data yang
diperoleh dianalisis dengan ANOVA dan uji lanjut Tukey. Hasil penelitian
menunjukan bahwa perlakuan pemberian pakan tidak berpengaruh nyata (P>0.05)
terhadap suhu rektal, denyut jantung dan laju respirasi. Palatabilitas pakan yang
paling baik adalah pakan P2 (50% konsentrat + 50% limbah tauge).
Kata kunci: domba ekor tipis, kangkung kering, limbah tauge, palatabilitas, respon
fisiologis

ABSTRACT
LISTYA PURNAMASARI. Physiological Response of Javanese Thin Thailed
Sheep and Its Palatability of Mung bean Sprout Waste and Dry Kangkung to
Substitute Grass. Supervised by SRI RAHAYU and MUHAMAD BAIHAQI.
Physiological response of sheep is influenced by environmental conditions,
such as climate change and feed. Decresing of land may cause difficult to get
grass as fiber feed. This research aimed to study the effect of dry kangkung and
mung bean sprouts waste as substitution of the grass to the physiological response

of javanese thin thailed lamb and to identity the palatability of mung bean sprout
waste and dry kangkung to substitute grass. Thetreatment of this study were: P1
(50% concentrate + 50% grass), P2 (50% concentrate + 50% dry kangkung), and
P3 (50% concentrate + 50% mung bean sprouts wastes). The parameters observed
were palatability, rectal temperature, heartbeat and frequency of respiration. The
research was designed by completely randomized design with 3 treatments and 4
replications. Data processed by ANOVA and Tukey analysis. The result showed
that feed treatment were not significant (P>0.05) affected to rectal temperature,
heartbeat and frequency of respiration. The best palatability showed by P2 feed
(50% consentrate +50% mung bean sprout waste).
Keywords: dry kangkung, fisiological responses, Javanese Thin tailed sheep,
mung bean sprout waste, palatability

iii

RESPON FISIOLOGIS DOMBA EKOR TIPIS SERTA PALATABILITAS
LIMBAH TAUGE DAN KANGKUNG KERING SEBAGAI
PENGGANTI RUMPUT

LISTYA PURNAMASARI


Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Peternakan
pada
Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan

DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

iv

v
Judul Skripsi : Respon Fisiologis Domba Ekor Tipis serta Palatabilitas Limbah
Tauge dan Kangkung Kering Sebagai Pengganti Rumput
Nama
: Listya Purnamasari

NIM
: D14090051

Disetujui oleh

Ir Sri Rahayu, MSi
Pembimbing I

Muhamad Baihaqi, SPt MSc
Pembimbing II

Diketahui oleh

Prof Dr Ir Cece Sumantri, MAgrSc
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

vi


PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas karunia dan rahmatNya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Salawat serta salam penulis
panjatkan kepada Nabi besar Muhammad SAW serta para keluarga dan
sahabatnya yang telah menerangi kegelapan hingga akhir zaman. Skripsi berjudul
Respon Fisiologis Domba Ekor Tipis serta Palatabilitas Limbah Tauge dan
Kangkung Kering sebagai Pengganti Rumput disusun berdasarkan penelitian
selama 3 bulan terhitung dari Januari sampai Maret 2013 di Laboratorium Lapang,
Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan
Institut Pertanian Bogor.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Ir Sri Rahayu, MSi dan Bapak
Muhamad Baihaqi, SPt MSc selaku pembimbing yang telah banyak memberi
saran dan motivasi dalam proses penyelesaian tugas akhir ini. Terima kasih
kepada Ibu Ir Niken Ulupi, MSi selaku dosen pembimbing akademik yang selalu
memberi semangat dan nasihat. Terimakasih pula saya haturkan kepada penguji
seminar Bapak M Sriduresta, SPt MSi serta dewan penguji sidang Bapak Dr Ir
Jakaria, MSi, Ibu Dr Sri Suharti, SPt MSi dan Ibu Dr Ir Sri Darwati, MSi yang telah
memberi banyak masukan untuk menyempurnakan karya ilmiah ini. Ucapan terima
kasih juga disampaikan kepada Ayah, Ibu, dan kak Wulan yang selalu memberi
doa dan nasihat kepada penulis. Tidak lupa saya ucapkan terimakasih kepada tim
penelitian (Ike, Momon, Syeh dan Gayuh), pegawai kandang serta pedagang tauge

yang telah membantu dalam prosespenelitian, kepada sahabat tercinta (Lidy, Kiki,
Ria, Hima, Nae, Ubay, Syihan dan bang Syarif) yang selalu memberi semangat,
dukungan dan bantuannya ketika diperlukan. Ucapan terimakasih juga penulis
sampaikan kepada sahabat kontrakan Darmaga Cantik (Niken, Laras, dan Uji)
yang selalu memberi semangat, kepada seluruh keluarga, serta teman dan sahabat
IPTP46 atas segala doa dan kasih sayangnya. Semoga karya ilmiah ini
bermanfaat.

Bogor, Juli 2013
Listya Purnamasari

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan Penelitian
Ruang Lingkup Penelitian
METODE

Lokasi dan Waktu Penelitian
Bahan
Ternak
Pakan dan Minum
Alat
Prosedur
Persiapan
Pemeliharaan
Rancangan Percobaan dan Analisis Data
Peubah yang Diamati
HASIL DAN PEMBAHASAN
Keadaan Umum
Kondisi Lapang
Kondisi Domba
Palatabilitas
Respon Fisiologis
SIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP


ii
ii
1
1
1
2
2
2
2
2
2
4
4
4
4
5
5
6
6

6
6
7
8
10
11
12
14

ii

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6

Komposisi pakan ternak

Kandungan zat makanan pakan dan ransum berdasar bahan kering
Rataan suhu dan kelembaban lingkungan penelitian
Rataan konsumsi pakan selama penelitian
Rataan respon fisiologis harian domba pada waktu pengukuran
Rataan respon fisiologis harian domba selama penelitian

3
4
6
7
8
9

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5

Analisis ragam konsumsi bahan kering pakan
Analisis ragam suhu rektal domba terhadap pakan
Analisis ragam denyut jantung domba terhadap pakan
Analisis ragam laju respirasi domba terhadap pakan
Kandungan zat makanan pakan segar

12
12
12
12
13

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Usaha penggemukan domba semakin berkembang pesat saat ini. Hal ini
disebabkan domba merupakan salah satu hewan penghasil daging yang cukup
diminati di Indonesia. Domba mudah beradaptasi baik pada kondisi iklim
setempat sehingga pemeliharaan domba relatif mudah. Salah satu cara yang dapat
ditempuh untuk meningkatkan produktifitas domba dapat dilakukan dengan
memperhatikan pakan, baik dari segi ketersediaan maupun kandungan nutrisinya.
Pakan utama ternak domba adalah hijauan rumput atau leguminosa yang memiliki
kandungan serat kasar yang tinggi. Selain hijauan, pakan penguat berupa
konsentrat juga dimaksudkan untuk meningkatkan produktivitasnya.
Berdasarkan penelitian Mulyaningsih (2006) pemberian pakan berupa
hijauan yang ditambahkan konsentrat akan menghasilkan pertumbuhan dan
perkembangan domba yang baik. Penggunaan konsentrat saja untuk pakan domba
ternyata memiliki beberapa kekurangan diantaranya kandungan serat kasar yang
rendah dan harganya yang relatif mahal. Penggunaan rumput saja sebagai pakan
domba juga memiliki kekurangan yaitu kandungan proteinnya yang rendah.
Selain itu, rumput menjadi semakin terbatas karena semakin terbatasnya lahan
untuk pertanian dan ladang penggembalaan peternakan. Oleh karena itu perlu
digunakan pakan alternatif yang fungsinya dapat menggantikan rumput yaitu
pakan dengan kandungan serat kasar tinggi dan kandungan protein tinggi serta
harganya yang relatif lebih murah dengan tujuan untuk meningkatkan
produktivitas domba.
Penggalian potensi penggunaan limbah pertanian dan industri sebagai bahan
pakan lokal sangat diperlukan. Limbah pertanian seperti limbah tauge dan
kangkung kering dapat menjadi pilihan alternatif pengganti rumput dan
meminimalkan penggunaan konsentrat sehingga biaya pakan menjadi lebih rendah.
Limbah tauge menurut Mubarak (2005) mengandung Haemagglutinin activity
yang dapat menggumpalkan sel darah sehingga dapat memacu denyut jantung
untuk bekerja lebih cepat. Kangkung kering menurut Anggara (2009) memiliki
efek sedatif sehingga memacu denyut jantung bekerja santai. Pakan dan
lingkungan yang tidak tepat dapat menurunkan palatabilitas dan mengganggu
respon fisiologis sehingga dapat menurunkan produktivitas domba. Oleh karena
itu, manajemen pakan dan lingkungan sangat penting dalam upaya peningkatan
produktivitas ternak. Pemanfaatan limbah tauge dari pasar dan kangkung kering
yang dicampurkan dengan konsentrat, diharapkan dapat mengahasilkan
palatabilitas pakan yang baik serta respon fisiologis yang mendukung sehingga
produktivitasnya dapat meningkat.

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menguji palatabilitas pakan yang diberikan.
Penelitian ini juga ingin membuktikan pengaruh pemberian pakan limbah tauge
dan kangkung kering sebagai pengganti rumput terhadap respon fisiologis domba
ekor tipis.

2
Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini mencakup pemeliharaan domba ekor tipis
berumur I0 (kurang dari satu tahun) dengan pemberian pakan limbah tauge dan
kangkung kering sebagai pakan pengganti rumput untuk meningkatkan
produktivitas domba. Penelitian ini ditekankan pada kajian palatabilitas dan
respon fisiologis domba karena diperkirakan ransum yang diberikan berpengaruh
terhadap palatabilitas pakan dan respon fisiologis.

METODE
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Ilmu Produksi Ternak
Ruminansia Kecil Blok B, Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Analisis
proksimat pakan dilakukan di Laboratorium Pengolahan Bahan Makanan Ternak,
Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan Institut
Pertanian Bogor. Penelitian ini dilaksanakan Januari-Maret 2013.

Bahan
Ternak
Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah domba ekor tipis jantan
yang berjumlah 12 ekor dan berumur kurang dari satu tahun (I0). Rataan bobot
awal domba 16.38±0.89 kg (KK=5.43%).
Pakan dan Minum
Pakan yang digunakan adalah konsentrat komersial dengan komposisi dedak
padi, molasses, bungkil kelapa, tepung ikan dan jagung, rumput lapang diperoleh
dari padang rumput laboratorium lapang ruminansia kecil, limbah tauge diperoleh
dari pasar Bogor dan kangkung kering diperoleh dari Malang, Jawa Timur. Rasio
hijauan dan konsentrat adalah 50:50. Komposisi pakan dapat dilihat pada Tabel 1.
Pemberian air minum pada domba adalah dengan air bersih yang berasal dari
sumur yang terdapat di kandang B Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor
dengan cara dimasukkan kedalam ember kecil yang diletakkan di dalam kandang
secara ad libitum.
Pakan yang diberikan terdiri dari tiga macam ransum. Pakan P1 terdiri dari
konsentrat dan kangkung kering yang kadar airnya rendah dan bentuknya yang
mash sehingga teksturnya kering dan bewarna coklat. Pakan P2 terdiri dari
konsentrat dan limbah tauge yang kadar airnya cukup banyak sehingga tekstur
pakan tidak terlalu kering dan warna kehijauan dari limbah tauge menghasilkan
warna pakan yang sedikit lebih cerah. Pakan P0 antara konsentrat dan rumput
dilakukan pemisahan saat pemberian sedangkan pakan P1 dan P2 dicampur
hingga homogen. Adapun kondisi pakan masing-masing perlakuan dapat dilihat
pada Gambar 1 dan perbandingan kandungan pakan dan ransum selama
pemeliharaan dapat dilihat pada Tabel 2.

3

Ransum

Tabel 1 Komposisi pakan ternak
P0
P1

P2

Komposisi pakan (%)

Konsentrat
Rumput
Kangkung kering
Limbah tauge

50
50
0
0

50
0
50
0

50
0
0
50

Keterangan: persentase berdasarkan bahan kering ransum; perhitungan ransum berdasar 4% bobot
badan, P0 = 50% konsentrat+50% rumput; P1 = 50% konsentrat+50% kangkung
kering; P2 = 50% konsentrat+50% limbah tauge

(a) konsentrat

(b) rumput

(c) limbah tauge

(d) kangkung kering

Gambar 1 Jenis pakan yang digunakan konsentrat(a); rumput(b); limbah tauge(c);
kangkung kering(d)

4
Tabel 2 Kandungan zat makanan pakan dan ransum berdasar bahan kering
TDN
Pakan
BK
ABU
PK
SK
LK BETN
Kandungan zat makanan pakan dan ransum (%)
Konsentrat* 100
62.11
14.11
13.14
16.92
5.97
49.86
Rumput ** 100
61.66
5.65
8.73
29.13
1.92
54.57
Kangkung
57.76
100
15.82
11.13
27.64
3.24
42.48
kering***
Limbah
tauge*

100

7.35

13.63

49.44

1.16

28.42

64.65

P0
P1
P2

100
100
100

9.88
14.97
10.73

10.94
12.14
13.39

23.03
22.28
33.18

3.95
4.61
3.57

52.22
46.17
39.14

61.89
59.93
63.38

Keterangan: P0 = 50% konsentrat+50% rumput; P1 = 50% konsentrat+50% kangkung kering; P2
= 50% konsentrat+50% limbah tauge; BK = bahan kering, PK = protein kasar, SK =
serat kasar, LK = lemak kasar, BETN = bahan ekstrak tanpa nitrogen, TDN = total
digestible energy; Sumber : *Ifafah (2012);**Laboratorium Pusat Antar Universitas,
IPB (2013) ***Laboratorium Pengujian Bahan Makanan Ternak, Fakultas
Peternakan IPB (2012);.

Alat
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kandang individu
berbentuk panggung dengan ukuran 1.5 x 0.75 m berdinding besi dengan lantai
kayu serta dilengkapi dengan tempat pakan dan minum. Peralatan lain yang
digunakan adalah timbangan duduk dengan kapasitas 5 kg untuk menimbang
pakan dan sisa pakan, timbangan gantung dengan kapasitas 40 kg untuk
menimbang bobot badan domba, karung sebagai penggantung domba pada saat
ditimbang, gunting, label, obat cacing dan obat mata.
Prosedur
Persiapan
Persiapan pemeliharaan yang dilakukan yaitu sanitasi kandang, survei pakan,
domba dan persiapan peralatan. Domba yang baru datang dari tempat asalnya
diberi masa adaptasi sekitar 2 minggu sebelum perlakuan pakan diberikan.
Pemeliharaan
Domba yang digunakan berasal dari peternak rakyat yang dipelihara secara
ekstensif dengan makanannya adalah rumput lapang. Kondisi domba pada saat
datang ada yang mengalami penyakit orf dan sakit mata. Setelah sampai di
kandang blok B Fakultas Peternakan, domba diistirahatkan dan diberi air gula
untuk memulihkan energi pasca transportasi. Domba diberikan obat-obatan yaitu
obat cacing, vitamin dan antibiotik.
Pemberian pakan dilakukan dua kali sehari yaitu pagi (07.00) dan sore
(16.00). Penimbangan sisa pakan dilakukan pada pagi hari sebelum pemberian
pakan pagi. Pengambilan data respon fisiologis dilakukan setiap pagi, siang dan
sore pada hari ke-1, 3, 30, 32, 54 dan 57. Data penunjang yang diambil yaitu
bobot badan yang dilakukan dua minggu sekali.

5
Rancangan Percobaan dan Analisis Data
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan
perlakuan pemberian pakan substitusi rumput menggunakan pakan jenis lain yaitu
kangkung kering dan limbah tauge. Perlakuan yang diberikan yaitu P0, P1 dan P2
Masing–masing ransum terdiri atas empat ulangan. Model rancangan menurut
Mattjik dan Sumertajaya (2002) adalah sebagai berikut :
Yij = μ + Pi + εij
Keterangan

Yij
µ
Pi
Εij
i
j

= Nilai pengamatan dari perlakuan ke-i ulangan ke-j
= Rataan umum
= Pengaruh perlakuan ke i
= Pengaruh galat percobaan perlakuan ke-i pada ulangan ke-j
= Perlakuan ke 0,1, dan 2 (P0, P1, dan P2)
= Ulangan ke 1, 2, 3, dan 4

Data yang diperoleh dilakukan uji asumsi. Setelah memenuhi uji asumsi
data dianalisis secara statistik dengan analysis of variance (ANOVA) dilanjutkan
dengan uji Tukey jika berpengaruh nyata. Data diolah dengan menggunakan
software minitab 16.
Peubah yang Diamati
Peubah yang diukur dalam penelitian ini adalah palatabilitas, suhu rektal,
denyut jantung dan laju respirasi. Konsumsi pakan merupakan salah satu cara
untuk melihat tingkat palatabilitas domba terhadap pakan yang diberikan.
Konsumsi pakan dapat diperoleh dengan cara menghitung pakan yang diberikan
dikurangi dengan sisa pakan (gram/ekor/hari) setiap harinya menggunakan
timbangan pakan.
Konsumsi Pakan (g/ekor/hari) = pakan yang diberikan (g/ekor/hari) – sisa pakan
(g/ekor/hari)
Persentase Pakan Segar (%) = pakan yang dimakan (g/ekor/hari) × 100%
pakan yang diberikan (g/ekor/hari)
Pengukuran suhu rektal dilakukan menggunakan termometer dengan cara
memasukkan termometer ke dalam anus domba selama dua sampai tiga menit
pada pagi, siang dan sore hari. Denyut jantung dapat diperoleh dengan
menghitung banyaknya detak jantung domba melalui stetoskop selama satu menit
pada bagian dada kiri pada pagi, siang dan sore hari. Laju respirasi pada domba
diukur dengan cara mendengar hembusan nafas domba melalui stetoskop pada
bagian rongga dada selama satu menit pada pagi, siang dan sore hari.

6

HASIL DAN PEMBAHASAN
Keadaan Umum
Kondisi Lapang
Penelitian dilakukan di kandang percobaan laboratorium Ternak
Ruminansia Kecil, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Selama
penelitian data suhu lingkungan dan kelembaban diukur baik di dalam kandang
maupun diluar kandang. Suhu lingkungan dan kelembaban merupakan faktor
penting yang mempengaruhi produktivitas ternak. Suhu adalah ukuran untuk
mengetahui intensitas panas sedangkan jumlah uap air di udara disebut
kelembaban (Yousef 2000). Rata-rata suhu dan kelembaban di dalam kandang
adalah 26oC dan 89% sedangkan rata-rata suhu dan kelembaban di luar kandang
adalah 25oC dan 76%. Data suhu dan kelembaban udara pada lingkungan
penelitian tersaji pada Tabel 3.
Tabel 3 Rataan suhu dan kelembaban lingkungan penelitian
Tempat
Waktu
Suhu (oC)
Kelembaban (%)
Pagi
24.6±1.20
91.2±1.53
Dalam Kandang
Siang
28.2±2.75
87.0±4.36
Sore
26.7±1.90
88.6±4.59
Pagi
22.3±1.75
88.2±2.61
Luar Kandang
Siang
30.2±0.85
63.0±2.86
Sore
23.3±2.16
77.2±4.55
Rata-rata suhu lingkungan pada pagi dan sore hari lebih rendah
dibandingkan dengan suhu lingkungan pada siang hari sedangkan kelembaban
pada pagi dan sore hari lebih tinggi dibandingkan siang hari. Menurut Yousef
(2000), daerah termoneutral zone untuk domba berkisar antara 22-31ºC dan
kelembaban dibawah 75%. Ternak akan berusaha menyesuaikan suhu tubuhnya
terhadap lingkungan dengan cara melakukan evaporasi ketika suhu lingkungan
panas dan akan memproduksi panas ketika suhu lingkungan dingin.
Tabel 3 memperlihatkan bahwa kelembaban di dalam kandang lebih tinggi
dibanding kelembaban di luar kandang baik pagi, siang maupun sore hari.
Tingginya kelembaban di dalam kandang dapat disebabkan konstruksi kandang
yang kurang tepat sehingga sirkulasi udara dalam kandang tidak lancar. Kondisi
tersebut dapat berpengaruh terhadap respon fisiologis domba.

Kondisi Domba
Secara umum domba yang digunakan dalam kondisi sehat. Selama
pemeliharaan, penyakit yang sering diderita domba yaitu sakit mata dan diare.
Sakit mata ditandai dengan mata merah dan berlendir dan kadang kelopak mata
sulit terbuka. Diare ditandai dengan berubahnya tekstur feses menjadi lebih cair
dan bau yang menyengat. Domba yang sering sakit mata terjadi pada perlakuan
pakan P1 (50% konsentrat + 50% kangkung kering). Hal tersebut disebabkan
karena kondisi pakan P1 yang kering berdebu yang masuk kemata. Domba yang

7
sering menderita diare terjadi pada perlakuan P0 (konsentrat 50% + rumput 50%)
dimana kondisi rumput yang masih basah akibat curah hujan pada bulan tersebut
tinggi. Menurut Yamin (2010) kondisi masa penggemukan domba yang ideal
berlangsung selama 2-3 bulan.

Palatabilitas
Konsumsi pakan dapat mencerminkan palatabilitas atau tingkat kesukaan
ternak terhadap pakan yang diberikan. Rataan konsumsipakan selama penelitian
dapat dilihat di Tabel 4.

Pakan

Tabel 4 Rataan konsumsi pakan selama penelitian
P0
P1
P2

Rataan

Rataan konsumsi pakan (g/ekor/hari)

Konsentrat
Rumput
Kangkung
kering
Limbah
tauge

Bahan
kering
total
Presentase
konsumsi
segar*

388.71±25.44
1 422.24±61.68

378.26±24.62
-

406.16±23.78
-

391.04±25.31
1 422.24±61.68

-

351.87±22.90

-

351.87±22.90

-

-

850.11±49.77

850.11±49.77

594.73±31.70b

601.73±41.68b

706.36±41.35a

634.73±62.53

87.03±4.63%

87.97±5.73%

94.46±5.53%

89.82±5.92%

Keterangan: Angka-angka pada baris yang sama diikuti huruf yang berbeda menunjukkan
perbedaan yang nyata (P