Obyek Pendaftaran Tanah Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional

20 tahun, namun tetap harus dengan mengajukan permohonan hak nya ke Kantor Pertanahan. Dua puluh tahun tersebut bukan menimbulkan hak tetapi bagi yang meninggalkan tanah kehilangan haknya karena tanah dibiarkan rechtsverwerking 15

e. Obyek Pendaftaran Tanah

. Dengan demikian untuk memperoleh hak milik atas tanah, baik melalui konversi pengakuan hak dan penegasan hak maupun dengan permohonan baru atas tanah Negara tetap harus melalui suatu proses untuk didaftarkan menjadi hak milik seseorang tersebut. Inilah ketelitian yang disebutkan dalam Sistem Torrens tersebut. Obyek pendaftaran tanah menurut Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 meliputi : 1. Bidang-bidang tanah yang dipunyai dengan hak milik, hak guna usaha, hak guna bangunan dan hak pakai, 2. Tanah hak pengelolaan, 3. Tanah wakaf, 4. Hak milik atas satuan rumah susun, 5. Hak tanggungan, 6. Tanah Negara. 15 Ibid, hal.116. Universitas Sumatera Utara Dari ketentuan diatas ada beberapa pengertian sebagai berikut : 1. Khusus tanah Negara sebagai obyek pendaftaran tanah, pendaftarannya dilakukan dengan cara membukukannya dalam buku tanah tidak sampai menerbitkan sertifikat. 2. Obyek pendaftaran tanah selain tanah Negara harus dipahamkan “akan atau telah” menjadi suatu hak, dalam pengertian harus didaftarkan untuk mendapatkan hak dan seterusnya harus didaftar lagi jika terjadi perbuatan hukum atasnya atau hapus haknya. 3. Hak ulayat tidak tercantum sebagai obyek pendaftaran tanah sekalipun menurut ketentuan pasal 3 UUPA hak ulayat itu eksistensinya diakui sepanjang memenuhi syarat-syarat yang ditentukan. 4. Satuan wilayah tata usaha pendaftaran hak milik, hak guna bangunan, hak pakai, tanah wakaf dan hak milik atas satuan rumah susun adalah desakelurahan, sementara hak pengelolaan, hak tanggungan dan tanah Negara adalah kabupatenkota 16 .

f. Hak-Hak Atas Tanah Menurut Sistem UUPA No.5 Tahun 1960

Jenis-jenis hak atas tanah telah diatur di dalam UUPA tetapi tidak bersifat limitatif. Namun di dalamnya tidak tercantum secara eksplisit tanah hak ulayat. Hal ini merupakan sinyal bahwa pengaturan tanah hak ulayat secara tuntas masih memerlukan waktu setelah diberlakukan UUPA tersebut 17 . 16 Tampil Anshari Siregar, Op.Cit., hal.40-41. 17 Ibid, hal.13. Universitas Sumatera Utara

2. Tinjauan Umum Tentang Badan Pertanahan Nasional a. Badan Pertanahan Nasional

Sebelum diterbitkannya Keputusan Presiden Republik Indonesia No.26 Tahun 1988 tugas dibidang pertanahan berada pada Departeme Dalam Negeri yang mana dilaksanakan oleh Direktoral Jenderal Agraria, setelah diterbitkannya Keppres 26 Tahun 1988 tersebut, maka tugas dibidang pertanahan berada pada Badan Pertanahan Nasional. Badan Pertanahan Nasional BPN adalah lembaga departemen yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden mengganti Direktorat Jenderal Agraria Departemen Dalam Negeri. Dalam Pasal 2 Keppres tersebut ditegaskan bahwa Badan Pertanahan bertugas membantu Presiden dalam mengelola dan mengembangkan administrasi pertanahan yang baik berdasarkan UUPA maupun Peraturan Perundang-undangan lainnya yang meliputi : a. Pengaturan, penggunaan, penguasaan dan pemilikan tanah; b. Pengurusan hak-hak atas tanah; c. Pengukuran dan pendaftaran tanah; d. Lain-lain yang berkaitan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Presiden. Sedangkan terhadap tanah-tanah yang dikelola oleh Badan Pertanahan dapat dilihat dari : a. Sifat dan jenis tanah, jika dilihat dari sifat dan jenis tanah maka berarti berkaitan dengan fungsi tata guna tanah atau pengaturan pengguna tanah. Universitas Sumatera Utara b. Perombakan mengenai pemilikan dan penguasaan, jika dilihat dari status hukum atas tanah maka berarti masuk kepada pengaturan, penguasaan dan pemilikan tanah. c. Status hukum atas tanah, jika dilihat dari status huku atas tanah maka berarti kita sudah berkaitan dengan fungsi Pengurusan Hak Atas Tanah. d. Kepastian hak atas tanah , jika dilihat dari kepastian hak atas tanah maka berarti sudah berkaitan dengan fungsi pendaftaran tanah. Badan Pertanahan Nasional adalah lembaga pemerintah non departemen yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada presiden dan dipimpin oleh kepala sesuai dengan Perpres No.10 Tahun 2006 18 Badan Pertanahan Nasional merupakan Lembaga Pemerintah Non Departemen yang melaksanakan tugas pemerintah dibidang pertanahan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. BPN memiliki 32 Kantor Wilayah dan 364 Kantor Pertanahan KabupatenKota . 19 18 http:www.bpn.go.id 19 Peraturan Presiden No.11 Tahun 2005 tentang Perubahan Kelima Atas Keputusan Presiden No.103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen. .

b. Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional

Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi mengganti Kantor Direktorat Agraria Provinsi. Pada Pasal 2 Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional No.1 Tahun 1989 disebutkan bahwa : Universitas Sumatera Utara “ Kanwil BPN mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Badan Pertanahan Nasional di Provinsi yang bersangkutan.” Pasal 3 Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional No.1 Tahun 1989 : “ untuk melaksanakan tugas … Kanwil BPN mempunyai fungsi : 1. Melaksanakan penyusunan program pelaksanaan tugas dibidang pertanahan 2. Mengkoordinasikan pengaturan penguasaan dan pemilikan tanah, penatagunaan tanah, pengurusan hak-hak atas tanah serta pengukuran dan pendaftaran tanahan. 3. Melaksanakan bimbingan dan pengendalian serta melakukan tugas dibidang pengaturan penguasaan dan pemilikan tanah, pengurusan hak-hak serta pengukuran dan pendaftaran tanah 4. Melaksanakan urusan tata usaha dan perundang-undangan.

F. Metode Penelitian

Alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa : a. Studi Pustaka Library Research Studi ini dilakukan dengan mempelajari, mengumpulkan danatau mengutip bahan-bahan bacaan yang bersifat teoritis ilmiah dan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan pendaftaran tanah. Dalam penelitian dibedakan antara data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari masyarakat dan dari Kantor Pertanahan. Sedangkan data sekunder adalah data yang mencakup Universitas Sumatera Utara