kemerdekaan Negara Kesatuan RI. Keberadaan tanah hak barat ini ditandai dengan dikuasainya oleh Belanda Tanah Karo pada tahun 1906 dimana sistem
pemerintahan di Kabupaten Karo pada dasarnya adalah Pemerintahan oleh Onderafdeling Karo Landen yang dipimpin oleh controleur dimana pada saat
itu pemerintahan selalu berada ditangan Belanda. Landschaap yaitu
pemerintahan Bumi Putra. Pemerintahan landschaap ini dibentuk berdasarkan perjanjian pendek dengan pemerintahan onderafdeling.
Berdasarkan perjanjian pendek Korte Verklaring tahun 1907 maka di Tanah
Karo terdapat 5 Landschaap pada masa itu
47
C. Pendaftaran Tanah di Kecamatan Berastagi
.
Kecamatan Berastagi terdapat di Kabupaten Karo, Kantor Pertanahannya terletak di Kecamatan Kabanjahe. Menurut hasil yang telah diteliti pendaftaran
tanah di Kecamatan Berastagi termasuk menengah keatas. Jika dilihat dari daerah lain disekitarnya, Berastagi sudah lumayan baik dalam hal pendaftaran tanah.
Sesuai dengan hasil kuisioner yang telah disebar, terlihat jelas masyarakat di Kecamatan Berastagi belum begitu mengerti akan pentingnya dan akan apa
pendaftaan tanah itu sebenarnya. BPN Badan Pertanahan NasionalKantor Pertanahan sudah berupaya dengan maksimal dan dengan seluruh fasilitas yang
ada dalam mewujudkan pensertifikatan tanah yang menjadi tujuan dari Kantor Pertanahan, namun terkadang kendala dilapangan seperti kurangnya kesadaran
masyarakat akan pentingnya pendaftaran tanah itu sendiri membuat pendaftaran
47
http:www.kda2010.go.idhtml
Universitas Sumatera Utara
tanah itu pun menjadi sulit. Seperti program LARASITA misalnya, program ini membutuhkan sinyal untuk pendaftaran tanah secara langsung namun karena
kawasan Berastagi sebahagian besar adalah kawasan Hutan maka sinyal yang dibutuhkan tidak memadai. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh
fasilitas yang telah disediakan untuk pendaftaran tanah secara LARASITA tersebut benar-benar tidak bisa difungsikan dan dana yang telah dipersiapkan
untuk pendaftaran tanah secara LARASITA terbuang sia-sia. Kita misalkan lagi dengan PRONA, dimana program ini dilaksanakan
secara massal dalam suatu daerah. Ketika di Berastagi dilaksanakan pendaftaran tanah dengan program PRONA kebanyakan dari masyarakat lebih memilih
bekerja atau menunda nunda pendaftaran tanahnya tersebut, meski dikatakan PRONA adalah suatu program yang telah dibiayai oleh pemerintah dan
dinyatakan gratis bagi masyarakat namun kenyataannya dilapangan masih tetap saja diadakan pungutan entah dengan alasan apa saja.
Jelas disini terlihat kesadaran hukum masyarakat dalam hal pendaftaran tanah masih sangat minim. Banyak dari masyarakat masih acuh tak acuh dengan
kepastian pemegangan haknya atas suatu tanah yang dimilikinya, kebanyakan dari masyarakat akan mendaftarkan tanah sampai pada sertifikat jika mereka
membutuhkan pinjaman dari Bank, karna bisa sangat membantu. Dikatakan kesadaran hukum masyarakat Berastagi masih sangat kurang dalam hal
pendaftaran tanah bisa ditinjau dari contoh suatu kasus namun banyak terjadi, misalnya seorang pemilik tanah yang memiliki tanah seluas 5000 M, dimana suatu
ketika ia membutuhkan pinjaman uang maka ia menjual tanahnya seluas 500 M
Universitas Sumatera Utara
kepada pihak lain dengan hanya memberikan surat keterangan Kepala Desa atau pihak yang berwenang didaerah tersebut, hal tersebut terjadi berulang-ulang
sampai tanah tersebut habis. Maka dapat disimpulkan jika atas tanah tersebut terjadi 5 kali jual beli, secara otomatis seharusnya terjadi 5 kali balik nama itu
seharusnya, namun hal tersebut tidak pernah terfikir oleh masyarakat awam. Jika mulai dibenahi sesuai dengan peraturan yang berlaku maka bidang tanah tersebut
akan sulit dalam hal pemberesan surat-suratnya, membutuhkan waktu yang panjang dan biaya yang akhirnya lebih banyak.
Di Berastagi mayoritas penduduknya berpenghasilan menengah kebawah, namun penduduk asli biasanya sebahagian besar memiliki tanah. Jadi dapat ditarik
kesimpulan bahwa masyarakatnya hidup cukup. Disini yang hendak disampaikan jika seandainya masyarakat mengerti tentang suatu keharusan pendaftarn tanah
untuk menjamin kepastian hukum kendalanya bukan lagi pada lama waktu dan prosedurnya, namun pada biaya. Mereka mengeluh mengenai mahalnya biaya
yang harus dikeluarkan untuk mendaftarkan suatu bidang tanah, padahal menurut mereka uang tersebut masih bisa dipergunakan lebih kepada hal-hal lain seperti
biaya kehidupan. Dari hasil yang telah diteliti, ada beberapa hal atau problematika yang
terjadi dalam hal pendaftaran tanah yang menyebabkan tersendatnya pendaftaran tanah di Kecamatan Berastagi ini, antara lain :
1. Kurangnya kesadaran hukum masyarakat akan pentingnya pendaftaran tanah.
2. Kurangnya penyuluhan dari Kantor Pertanahan
3. Rumitnya prosedur pendaftaran tanah
Universitas Sumatera Utara
4. Kurang pahamnya masyarakat tentang hal pendaftaran tanah itu sendiri.
5. Biaya yang cukup mahal menurut masyarakat
Dalam teori pendaftaran tanah dengan gampang dan sederhana dapat dijabarkan namun dalam kenyataannya pendaftaran tanah sesungguhnya tidak
gampang jika diterapkan dalam lapangan karena akan mendapatkan banyak kendala dan berbagai macam kesulitan yang mungkin saja belum terfikirkan.
Setelah keluarnya Surat KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : SK.44Menhut-II2005 tentang Penunjukan Kawasan Hutan di
Wilayah Provinsi Sumatera Utara Seluas 3.742.120 Hektar, maka sejak tahun 2005 di Kecamatan Berastagi banyak tanah yang masuk kepada kawasan hutan.
Tentu hal ini menimbulkan polemik dalam masyarakat yang mengakibatkan masyarakat teraniaya
48
48
Wawancara dengan Kepala Seksi I Seksi Survey, Pengukuran dan Pemetaan Kantor Pertanahan Kabupaten Karo, 12 Mei 2011.
. Sejak terbitnya SK.44 tersebut banyak sertifikat yang tidak dibolehkan lagi untuk terbit, masalahnya terletak pada kebijakan menteri
kehutanan yang menetapkan batas hutan di kawasan Berastagi tanpa adanya peninjauan lapangan. Sejak tahun 77 sudah banyak hak yang lahir di kawasan
Berastagi, banyak penduduk yang telah tinggal dan menguasai bidang-bidang tanah, namun dengan lahirnya SK.44 tersebut sangat banyak masyarakat yang
dirugikan tanpa sepengetahuan mereka. Memang benar jika luasnya lahan hutan akan banyak menarik perhatian dari dunia dan menarik simpati dari Bank Dunia.
Namun jika hal tersebut merugikan masyarakat..
Universitas Sumatera Utara
D. Kendala Kendala Yang Dihadapi Kantor Pertanahan Kabupaten Karo Dalam Proses Pendaftaran Tanah di Kecamatan Berastagi
Dalam menjalankan proses pendaftaran tanah, Kantor Pertanahan Kabupaten Karo menghadapi beberapa kendala yang mengakibatkan tersendatnya
proses pensertifikatan bidang-bidang tanah yang menjadi tujuan Badan Pertanahan Nasional. Kendala-kendala tersebut dapat dilihat dari berbagai hal,
antara lain: 1
Minimnya dana yang dialokasikan bagi penyuluhan dari daerah ke daerah yang dimana hal ini menyebabkan masyarakat kurang paham tentang suatu
keharusan mendaftarkan tanah demi kepastian hukum. 2
Kurangnya kesadaran hukum masyarakat tentang pentingnya pendaftaran tanah yang memberikan jaminan kepastian hukum guna menghindari sengketa
yang terjadi nantinya dan melindungi hak milik hingga waktu yang akan datang.
3 Kekurang disiplinan masyarakat tentang suatu aturan pemerintah yang
menimbulkan suatu keegoisan dalam masyarakat. 4
Kurangnya teknologi sinyal yang dapat menembus daerah-daerah guna memudahkan pensertifikatan tanah.
E. Upaya-Upaya Yang Dilakukan Oleh Kantor Pertanahan Kabupate Karo Dalam Proses Pendaftaran Tanah di Kecamatan Berastagi.
Sesuai dengan hasil yang telah diteliti maka diketahui bahwa pendaftaran tanah di Kecamatan Berastagi ini belumlah sempurna sesuai dengan apa yang
Universitas Sumatera Utara
diharapkan oleh nilai sempurna Kantor Pertanahan, namun dalam hal menghadapi pendaftaran tanah di Kecamatan Berastagi ini, Kantor Pertanahan melakukan
upaya-upaya seperti : a.
Memberikan penyuluhan kepada masyarakat akan pentingnya pendaftaran tanah demi kepastian hukum..
b. Melakukan program PRONA, dimana Kantor Pertanahan mengadakan
program ini dengan bantuan perangkat desa dan nantinya masyarakat akan dikumpulkan untuk mewujudkan pendaftaran tanah. Dalam program ini
perangkat Kantor Pertanahan akan berkunjung ke daerah-daerah penduduk yang telah ditentukan dan dijadwalkan, tentunya program ini juga mendapat
supply dana dari pemerintah sehingga semakin memudahkan proses pensertifikatan tanah.
G. Kesadaran Hukum Masyarakat Kecamatan Berastagi Tentang Pendaftaran Tanah.