Jenis-Jenis Tanah Yang Terdapat di Kecamatan Berastagi

daya alam dan lingkungan hidup untuk generasi yang akan dating, Sangap berarti mendapat rejeki, kemakmuran bagi pribadi, bagi anggota keluarga, bagi masyarakat serta bagi generasi yang akan dating, Mejuah-juah berarti sehat sejahtera lahir batin, aman, damai, bersemangat serta keseimbangan dan keselarasan antara manusia dengan manusia, antara manusia dan lingkungan, dan antara manusia dengan Tuhannya. Ketiga hal tersebut adalah merupakan satu kesatuan yang bulat yang tak dapat dipisah-pisahkan satu sama lain. Kebanyakan masyarakat Berastagi bermatapencaharian sebagai petani, hal ini disebabkan karna tanah yang subur serta situasi alam yang sangat mendukung bagi pertanian. Jenis tanaman beragam, mulai dari yang berumur singkat hingga yang berumur lama. Di Berastagi kita bisa mendapatkan banyak sekali jenis buah- buahan dan sayur mayur yang berkualitas baik.

B. Jenis-Jenis Tanah Yang Terdapat di Kecamatan Berastagi

Berastagi merupakan suatu wilayah yang dihuni oleh banyak penduduk, Berastagi juga dikenal sebagai kota wisata, tak jarang banyak wisatawan asing yang berkunjung bahkan tinggal menetap. Keindahan panorama alam dan udaranya yang sejuk membuat banyak pengunjung ingin berlama lama tinggal dikota tersebut. Sesuai dengan hasil yang telah ditelusuri di Berastagi terdapat 3 jenis tanah, yaitu: Universitas Sumatera Utara

1. Tanah Negara

Tanah Negara ini merupakan tanah yang dikuasai oleh Negara. Negara Indonesia yang berbentuk negara kesatuan dengan bentuk pemerintahannya Republik, telah menentukan suatu kebijakan yang mantap terhadap penguasaan tanah, yang diabadikan dalam UUD 1945 Pasal 33, dan yang sangat berhubungan dengan masalah pertanahan khusus pada ayat 3 Pasal 33 tersebut. “Bumu,air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar- besarnya kemakmuran rakyat”. “ Dikuasai oleh negara “ berarti dalam hal pendayagunaan tanah negaralah yang akan mengatur dengan sebaik-baiknya agar terjamin ketertiban dan ketenangan hidup masyarakat dari segenap rakyat Indonesia agar kelestarian tanah dapat dipertahankan dan agar tercegah segala perlakuan yang berbentuk pemerasan dan pemerkosaan terhadap hak rakyat, serta tercegahnya “exploitation de I’ homme Par I’ homme” 44

2. Tanah Hak Adat

. Tanah Hak Adat ini merupakan tanah yang dikuasai oleh masyarakat adat secara turun temurun dan biasanya dikuasai sudah sejak lama. Tanah Adat atau Tanah Ulayat merupakan tanah kepunyaan bersama yang diyakini sebagai karunia Tuhan. Tanah dan masyarakat hukum adat mempunyai hubungan yang erat satu sama lainnya. Sebagaimana yang tertera dalam mukadimah 44 Zaidar, Op.Cit.,hal.80. Universitas Sumatera Utara dari pada Lembaran Negara 1960-104 bahwa Hukum Adat diberi kembali dasar hukum yang sudah begitu lama tidak mendapatkan kedudukan. Dengan memberikan tempatnya kembali, maka sekaligus kita meniadakan dualisme dalam hukum yang kita kenal sebelum berlakunya UUPA 45 a. Adanya masyarakat Hukum Adat yang memenuhi cita-cita tertentu sebagai subjek Hak Ulayat, . Keberadaan Tanah Adat di Kecamatan Berastagi ini ditandai dengan banyaknya jenis suku dan masih diakuinya kepala-kepala suku oleh masyarakat disekitarnya. Jenis tanah ini dapat banyak kita jumpai didaerah daerah yang masih sangat pedesaan dan masih memiliki nilai kesukuan yang tinggi serta masih mempercayai hal-hal gaib, dimana hal-hal gaib ini biasa dilakukan pada pengobatan. Menurut Maria Sumardjono, Hak Ulayat harus dilihat pada tiga 3 hal yaitu : b. Adanya tanahwilayah dengan batas-batas tertentu sebagai lebensramuyang merupakan objek hak ulayat, c. Adanya kewenangan masyarakat Hukum Adat untuk melakukan tindakan- tindakan tertentu 46 .

3. Tanah Hak Barat

Tanah Hak Barat ini merupakan tanah peninggalan milik bangsa asing yang kepemilikannya masih berdasarkan peraturan Belanda dan belum dikonversi. Tanah ini ada sudah sejak lama sebelum lahirnya UUPA bahkan sebelum 45 Ibid, hal.35. 46 Ibid, hal.40. Universitas Sumatera Utara kemerdekaan Negara Kesatuan RI. Keberadaan tanah hak barat ini ditandai dengan dikuasainya oleh Belanda Tanah Karo pada tahun 1906 dimana sistem pemerintahan di Kabupaten Karo pada dasarnya adalah Pemerintahan oleh Onderafdeling Karo Landen yang dipimpin oleh controleur dimana pada saat itu pemerintahan selalu berada ditangan Belanda. Landschaap yaitu pemerintahan Bumi Putra. Pemerintahan landschaap ini dibentuk berdasarkan perjanjian pendek dengan pemerintahan onderafdeling. Berdasarkan perjanjian pendek Korte Verklaring tahun 1907 maka di Tanah Karo terdapat 5 Landschaap pada masa itu 47

C. Pendaftaran Tanah di Kecamatan Berastagi