Pemeliharaan Data Pendaftaran Tanah

termasuk peta pendaftaran, daftar tanah, surat ukur, buku tanah, daftar nama. Penyimpanan dengan menggunakan peralatan elektronik dan dalam bentuk file akan menghemat tempat dan mempercepat akses pada data yan diperlukan. Tetapi penyelenggaraanya memerlukan persiapan peralatan dan tenaga serta dana yang besar. Untuk itu terhadap penyimpanan dokumen dengan, menggunakan peralatan elektronik dan mikrofilm dilakukan secara bertahap.

2. Pemeliharaan Data Pendaftaran Tanah

Pemeliharaan pendaftaran tanah adalah kegiatan pendaftaran tanah untuk menyesuaikan data fisik dan data yuridis dalam peta pendaftaran, daftar tanah, daftar nama, surat ukur, buku tanah dan sertifikat dengan perubahan-perubahan yang terjadi kemudian. Perubahan ini misalnya terjadi sebagai akibat beralihnya, dibebaninya atau berubahnya nama pemegang hak yang telah didaftar, hapusnya atau diperpanjangnya jangka waktu hak yang sudah berakhir, pemecahan pemisahan, dan penggabungan bidang tanah yang haknya sudah didaftar. Agar data yang tersedia di Kantor Pertanahan selalu sesuai dengan keadaan yang mutakhir, dalam Pasal 36 ayat 2 Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 ditentukan, bahwa para pemegang hak yan bersangkutan wajib mendaftarkan perubahan-perubahan yang dimaksud kepada Kantor Pertanahan. Ketentuan mengenai wajib daftar itu juga ada dalam Pasal 4 ayat 3. Sebagaimana telah diketahui dari uraian mengenai Pasal 97 Peraturan Menteri No. 3 tahun 1997, PPAT bahkan diwajibkan mencocokkan lebih dahulu isi sertifikat ha yang bersangkutan denan daftar-daftar yang ada di Kantor Universitas Sumatera Utara Pertanahanan sebelum diperbolehkan membuat akta yang diperlukan. Ini sesuai dengan asas mutakhir pendaftaran sebagaimana yang dinyatakan dalam Pasal 2 Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997. Asas mutakhir menuntut dipeliharanya data yang tersimpan di Kantor Pertanahan selalu sesuai dengan keadaan nyata di lapangan, dan masyarakat dapat memperoleh keterangan megnenai data yang benar setiap saat. Demikian dinyatakan dalam Penjelasan Pasal 2 34 g. Tanah hak tanggungan . Objek pendaftaran tanah untuk pemeliharaan data pendaftaran tanah adalah : a. Tanah hak milik b. Tanah hak guna bangunan c. Tanah hak pakai d. Tanah hak pengelolaan e. Tanah wakaf f. Hak milik atas Satuan Rumah Susun 35 a. Pendaftaran peralihan dan pembebanan hak . Pemeliharaan data pendaftaran tanah dilakukan apabila terjadi perubahan pada data fisik atau data yuridis objek pendaftaran tanah yang telah di daftar. Pemegang hak yang bersangkutan wajib mendaftarkan perubahan yang bersangkutan kepada Kantor Pertanahan. Menurut Pasal 12 Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 kegiatan pemeliharaan data pendaftaran tanah meliputi : 34 Ibid. 35 Ibid, hal.143. Universitas Sumatera Utara b. Pendaftaran perubahan data pendaftaran tanah lainnya a Pendaftaran Peralihan dan Pembebanan Hak 1 Pendaftaran Peralihan Hak Dalam Pasal 37 ditetapkan bahwa peralihan hak atas tanah dan Hak Milik atas Satuan Rumah Susun melalui jual beli, tukra-menukar, hibah, pemasukan dalam perusahaan dan perbuatan hukum pemindahan hak lainnya, kecuali pemindahan hak melalui lelang, hanya dapat didaftarkan jika dibuktikan dengan akta yang dibuat oleh PPAT yang berwenang menurut ketentuan peraturan perundang-undang yang berlaku 36 36 Ibid. . Akta PPAT merupakan salah satu sumber data bagi pemeliharaan data pendaftaran tanah. Maka wajib dibuat sedemikian rupa sehingga dapat dijadikan dasar yan kuat untuk pendaftaran pemindahan dan pembebaban hak yang bersangkutan. Oleh karena itu, PPAT bertanggung jawab untuk memeiksa syart- syarat untuk sahnya perbuatan hukum yang bersangkutan. Antara lain mencocokkan data yang terdapat dalam sertifikat dengan daftar-daftar yang ada di Kantor Pertanahan. Perbuatan hukum pemidahan hak dalam Hukum Tanah Nasional, yang memakai dasar Hukum Adat, sifatnya tunai. Dengan dilakukannya perbuatan hukum yang bersangkutan, hak atas tanah yang menjadi objek berpindah kepada penerima hak. Universitas Sumatera Utara Fungsi akta PPAT yang dibuat adaah sebagai bukti, bahwa benar telah dilakukan perbuatan hukum yang bersangkutan. Dan karena perbuatan hukum itu sifatnya tunai, sekaligus membuktikan berpindahnya hak atas tanah yang bersangkutan kepada penerima hak. Karena tata usaha PPAT sifatnya tertutup untuk umum, pembuktian mengenai berpindahnya hak tersebut berlakunya terbatas pada para pihak yang melakukan perbuatan hukum yang bersangkutan dan para ahli waris serta orang-orang yang diberitahu oleh mereka Baru setelah didaftarkan, diperoleh alat bukti yang mempunyai kekuatan hukum yang berlaku juga terhadap pihak ketiga, karena tata usaha pendaftaran tanah Kantor Pertanahan mempunyai sifat terbuka untuk umum. Selain diperoleh alat bukti yang lebih luas daripada akta PPAT, dengan didaftarkannya pemindahan hak yang bersangkutan, diperoleh juga alat pembuktian yang kuat, yaitu berupa sertifikat hak atas tanah atas nama pernima hak, sebagaimana yang diberikan penegasan artinya dalam Pasal 32 Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997, dengan kemungkinan berlakunya lembaga “rechtsverwerking” setelah tanahnya dikuasai selama 5 tahun 37 37 Ibid, hal.145. . Pemeliharaan data pendaftaran tanah karena pemindhan hak melalui lelang diatur dalam Pasal 41 Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997. Ketentuan lebih lanjut diatur dalam Pasal 107 sampai dengan Pasal 110 Peraturan Menteri No. 3 Tahun 1997. Peralihan hak melalui pemindahan hak dengna lelang hanya dapat didafarkan jika dibuktikan dengan kutipan risalah lelang yang dibuat oleh Pejabat Lelang, baik dalam lelang eksekusi maupun lelang sukarela. Universitas Sumatera Utara Lelang eksekusi menurut Pasal 41 meliputi lelan putusan pengadilan, Hak Tanggungan, sita pajak, sita KejaksaanPenyidik dan sita Panitia Urusan Piutang Negara. Lelang sukarela adaah lelang atas prakarsa sendiri pihk yang berhak atas objek yang akan dilelang. Dalam lelang sukarela pihak penjual adalah yang berhak atas objek lelang. Tidak demikian halnya dalam lelang eksekusi. Dalam lelang eksekusi Hak Tanggungan misalnya, yang memindahkan haknya adalah kreditor pemegang Hak Tanggungan. Peralihan hak karena pewarisan terjadi karena hukum pada saat pemegang hak meninggal dunia. Sejak itu para ahli waris menjadi pemegang haknya yang baru. Mengenai siapa yang menjadi ahli waris diatur dalam hukum perdata yang berlaku abgi pewaris. Pendaftaran peralihan hak karena pewarisan diwajibkan dalam rangka memberi perlindungan hukum kepada ahli awris dan demi ketertiban tata usaha pendaftaran tanah, agar data yang tersimpan dan disajikan selalu menunjukkan keadaan yang mutakhir. Berbeda dengan ketentuan Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 1961, tidak ditetapkan jangka waktu dilakukan pendaftarannya. Sebaliknya, ada ketentuan dalam Pasal 61 ayat 3 Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 1961 yang membebaskan pendaftaran peralihan haknya dai pembayaran biaya pendaftaran bilamana dilakukan dalam waktu 6 bulan sejak tanggal meninggalnya pewaris 38 38 Ibid, hal.144. . Universitas Sumatera Utara Hal-hal mengenai peralihan hak penggabungan dan peleburan perseroan dan koperasi terdapat pengaturannya dalam Pasal 43 dan Pasal 133 Peraturan Menteri No. 3 Tahun 1997 39 Beralihnya hak dalam penggabungan atau peleburan perseroan atau koperasi yang tidak didahului dengan likuiditas terjadi karena hukum. Maka cukup dibuktikan dengan akta yang membuktikan terjadinya penggabungan atau peleburan yang bersangkutan . Peralihan hak atas tanah, Hak Pengelolaan atau Hak Milik atas Satuan Rumah Susun karena penggabungan atau pelebuan perseroan atau koperasi yang tidak didahuui likuidasi perseroan atua koperasi yang bergabung atau melebur, dapat didaftar berdasarkan akta yang membuktikan terjadinya penggabungan atau peleburan, setelah penggabungan atau peleburan tersebut disahkan oleh Pejabt yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 40 Peralihan hak karena penggabungan atau peleburan didahului dengan likuidasi, didaftarkan berdasarkan pemindahan hak dalam rangka likuidasi, yang . Ketentuan ini secara mutatis mutandis berlaku juga untuk penggabungan atau pelebuan badan-badan hukum lainnya. Beralihnya karena hukum berlaku juga terhadap Hak Pengelolaan. Akan tetapi, Hak Pengelolaan tidak dapat dipindahtangankan, karena bukan hak atas tanah, melainkan “gempilan” dari Hak Menguasai dari negara. Demikian ditentukan dalam Pasal 43 ayat 1 Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 dan penjelasannya. 39 Ibid, hal.145. 40 Menurut Ketentuan Pasal 107 ayat 3 Undang-Undang No.1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas dan Pasal 14 Undang-Undang No.25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian Universitas Sumatera Utara dibuktikan dengan akta yang dibuat oleh PPAT yang berwenang. Dalam rangka likuidasi dilakukan pemindahan hak yang kalau mengenai tanah harus dibuktikan dengan akta PPAT. Demikian ditentukan dalam Pasal 43 ayat 2 dan penjelasannya 41 2 Pendaftaran Pembebaban Hak . Pembebanan hak Hak Tanggungan pada hak atas tanah atau Hak Milik atas Satuan Rumah Susun, dan pembebanan Hak Guna Bangunan, Hak Pakai dan Hak sewa untuk bangunan atas Hak Milik dan pembebaban lain pada hak atas tanah atau Hak Mili atas Satuan rumah Susun yang ditentukan dengan peraturan perundang-undangan, dapat didaftar jika dibuktikan dengan akta yang dibuat oleh PPAT yang berwenang. Ketentuan Pasal 38, 39 dan 40 Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 berlaku juga untuk pembuatan akta tersebut. Dipandang dari sudut Hak Tanggungan, pendaftaran pemberian Hak Tanggungan merupakan pendaftaran untuk pertama kali. Akan tetapi, dipandang dari sudut hak yang dibebani, pencatatanya dalam buku tanah dan sertifikat hak yang bersangkutan merupakan pemeliharaan data pendaftaran tanah. Demikian ditentukan dalam Pasal 44 dan Penjelasannya. 41 Adrian Sutedi, Op.Cit., hal.145. Universitas Sumatera Utara b Pendaftaran Perubahan Data Pendaftaran Tanah Lainnya 1 Perpanjangan Jangka Waktu Hak atas Tanah Pendaftaran perpanjangan jangka waktu hak atas tanah dilakukan dengan mencatatnya pada buku tanah dan sertifikat hak yang bersangkutan, berdasarkan keputusan pejabat yang berwenang memberikan perpanjangan jangka waktu hak yang bersangkutan. Dalam Pasal 10,27 dan 47 Peraturan Pemerintah No. 40 Tahun 1996 ditetapkan, bahwa permohonan perpanjangan jangka waktu hak yang bersangkutan diajukan selambat-lambatnya 2 Tahun sebelum berakhirnya jangka waktu. Perpanjangan jangka waktu suatu hak tidak mengakibatkan hak tersebut hapus atau terhapus. Oleh karena itu, untuk pendaftarannya tidak perlu dibuatkan buku tana dan sertifikat baru. Demikian Pasal 48, 49 dan 50, sedang pelaksanaanya dalam Pasal 133, 134 dan 135 Peraturan Menteri No. 3 Tahun 1997. Atas permintaan pemegang hak yang bersangkutan, satu bidang tanah yang sudah didaftar dapat dipecah secara sempurna menjadi beberapa bagian, yang masing-masing merupakan satuan bidang baru, dengan status hukum yang ama dengan bidang tanah semula. Untuk setiap bidang tanah tersebut dibuatkan surat ukur, buku tanah dan sertifikat asalnya. Universitas Sumatera Utara 2 Pemecahan, Pemisahan dan Penggabungan Bidang Tanah Pemecahan bidang bidan tanah harus sesuai dengan Rencana Tata Ruang yang berlaku dan tidak boleh mengakibatkan tidak terlaksananya ketentuan perundang-undngan yang berlaku, misalnya ketentuan Landreform. Sepnjang mengenai tanah pertanian, pelaksanaan pemecahan tersebut wajib memperhatikan ketentuan batas miimum sesuai dengan peraturna perundang-undangan yang berlaku, yaitu UU 56 Prp 1960 tentang Penetapan Luas Tanah Pertanian. Jika hak atas tanah yang bersangkutan dibebani Hak Tangungan atau beban lain yang terdaftar, pemecahannya baru boleh dilaksanakan setelah diperoleh persetujuan tertulis dari Pemegang Hak Tanggungan atau pihak lain yang berwenang menyetujui penghapusan beban yang bersangkutan 42 3 Pembagian Hak Bersama . Pembagian hak bersama atas tanah atau Hak Milik atas Satuan Rumah Susun yang menjadi hak masing-masing pemegang hak bersama didaftar berdasarkan akta yang dibuat oleh PPAT, yang membuktikan kesepakatan antara para pemegang hak bersama mengenai pembagian hak bersama tersebut 43 . 42 Ibid, hal.146. 43 Ibid. Universitas Sumatera Utara BAB III PENDAFTARAN TANAH DI KECAMATAN BERASTAGI SETELAH KELUARNYA PERATURAN PEMERINTAH NO.24 TAHUN 1997 A. Gambaran Umum Kecamatan Berastagi Kecamatan Berastagi terletak didataran tinggi pegunungan Bukit Barisan dan merupakan Daerah Hulu Sungai. Luas wilayah Kecamatan Berastagi adalah 3.050 Ha atau 30,50 Km persegi atau 1,43 dari luas Kabupaten Karo. Kecamatan Berastagi berada pada ketinggian 375 M diatas permukaan laut. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang, sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Kabanjahe, sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Tiga Panah, dan sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Simpang Empat. Berastagi beriklim tropis dan mempunyai 2 musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Musim hujan pertama mulai bulan Agustus sampai dengan bulan Januari dan musim kedua pada bulan maret sampai dengan bulan mei, sedangkan musim kemarau biasanya pada bulan Februari, Juni dan Juli. Penduduk asli yang mendiami wilayah Berastagi disebut Suku Bangsa Karo. Suku Bangsa Karo ini mempunyai adat istiadat yang sampai saat ini terpelihara dengan baik dan sangat mengikat bagi Suku Bangsa Karo sendiri. Suku ini terdiri 5 lima Merga, Tutur Siwaluh, dan Rakut Sitelu. Universitas Sumatera Utara Merga Silima yakni Karo-Karo, Ginting, Sembiring, Tarigan, Perangin-angin. Dari kelima Merga tersebut di atas, masih terdapat sub-sub Merga. Berdasarkan Merga ini maka tersusunlah pola kekerabatan atau yang dikenal dengan Rakut Sitelu, Tutur Siwaluh dan Perkade-kaden Sepuluh Dua Tambah Sada. Rakut Sitelu yaitu SeninaSembuyak, Kalimbubu, Anak Beru. Tutur Siwaluh yaitu Sipemeren, Siparibanen, Sipengalon, Anak Beru, Anak Beru Menteri, Anak Beru Singikuri, Kalimbubu, Puang Kalimbubu. Perkade-kaden Sepuluh Dua yaitu Nini, Bulang, Kempu, Bapa, Nande, Anak, Bengkila, Bibi, Permen, Mama, Mami, Bere-bere. Dalam perkembangannya, adat Suku Bangsa Karo terbuka, dalam arti bahwa Suku Bangsa Indonesia lainnya dapat diterima menjadi Suku Bangsa Karo dengan beberapa persyaratan adapt yaitu pertama Masyarakat Karo terkenal dengan semangat keperkasaannya dalam pergerakan merebut Kemerdekaan Indonesia, misalnya pertempuran melawan Belanda, Jepang, politik bumi hangus. Semangat patriotisme ini dapat kita lihat sekarang dengan banyaknya makam para pahlawan di Taman Makam Pahlawan di Kota Kabanjahe yang didirikan pada tahun 1950, kedua Penduduk Kabupaten Karo adalah dinamis dan patriotis serta taqwa kepada Tuhan Yang Esa. Masyarakat Karo kuat berpegang kepada adat istiadat yang luhur, merupakan modal yang dapat dimanfaatkan dalam proses pembangunan. Dalam kehidupan masyarakat Karo, idaman dan harapan sura-sura pusuh peraten yang ingin diwujudkan adalah pencapaian 3 tiga hal pokok yang disebut Tuah berarti menerima berkah dari Tuhan Yang Maha Esa, mendapat keturunan, banyak kawan dan sahabat, cerdas, gigih, disiplin dan menjaga kelestarian sumber Universitas Sumatera Utara daya alam dan lingkungan hidup untuk generasi yang akan dating, Sangap berarti mendapat rejeki, kemakmuran bagi pribadi, bagi anggota keluarga, bagi masyarakat serta bagi generasi yang akan dating, Mejuah-juah berarti sehat sejahtera lahir batin, aman, damai, bersemangat serta keseimbangan dan keselarasan antara manusia dengan manusia, antara manusia dan lingkungan, dan antara manusia dengan Tuhannya. Ketiga hal tersebut adalah merupakan satu kesatuan yang bulat yang tak dapat dipisah-pisahkan satu sama lain. Kebanyakan masyarakat Berastagi bermatapencaharian sebagai petani, hal ini disebabkan karna tanah yang subur serta situasi alam yang sangat mendukung bagi pertanian. Jenis tanaman beragam, mulai dari yang berumur singkat hingga yang berumur lama. Di Berastagi kita bisa mendapatkan banyak sekali jenis buah- buahan dan sayur mayur yang berkualitas baik.

B. Jenis-Jenis Tanah Yang Terdapat di Kecamatan Berastagi