HASIL DAN PEMBAHASAN 43 KESIMPULAN DAN SARAN 53

DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.5 Model Atom Dalton 18 Gambar 2.5 Model Atom Thomson 18 Gambar 2.5 Model Atom Rutherford 19 Gambar 2.5 Model Atom Niel bohr 20 Gambar 2.5 Model Atom modern 21 Gambar 3.1 Flow Chart Prosedur Penelitian Gambar 4.1 Diagram Hasil Rata-rata Pre-test dan Post-test Sampel Gambar 4.2 Diagram Hasil Rata-rata Gain Sampel Gambar 4.3 Persen Gain Ranah Kognitif Eks 1 Gambar 4.3 Persen Gain Ranah Kognitif Eks 2 37 45 46 50 50 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian 29 Tabel 3.2 Non Factorial Expermental Design 31 Tabel 3.3 Tabel Penolong Untuk Uji Normalitas Tabel 4.1 Uji Normalitas Data Pre-Test Dan Post-Test Tabel 4.2 Uji Homogenitas Data Pre-Test, Post-Test dan Gain Tabel 4.3 Hasil Uji Hipotesis 38 47 48 49 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Silabus 56 Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP 58 Lampiran 3. Kisi-Kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Siswa 78 Lampiran 4. Instrumen Tes 106 Lampiran 5. Kunci Jawaban Instrumen Tes 113 Lampiran 6. LKS 114 Lampiran 7. Kunci LKS Lampiran 8 Kisi-kisi Instrumen Test Valid Lampiran 9 Instrumen Test Valid Lampiran 10 Kunci Jawaban Instrumen Test Valid Lampiran 11 Tabel Validasi Lampiran 12 Perhitungan Validasi Lampiran 13 Tabel Reliabel Lampiran 14 Perhitungan Reliabel Lampiran 15 Tabel Tingkat Kesukaran dan Daya Beda Soal Lampiran 16 Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes Lampiran 17 Perhitungan Daya Pembeda Butir Tes Lampiran 18 Tabel Distruktor Lampiran 19 Perhitungan Distruktor Lampiran 20 Rekapulasi Analisis Instrumen Lampiran 21 Tabulasi Nilai Siswa Kelas Eksperimen 1 dan 2 Lampiran 22 Perhitungan Uji Normalitas Lampiran 23 Perhitungan Uji Homogenitas Lampiran 24 Pengujian Hipotesis Lampiran 25 Data Peningkatan Hasil Belajar Lampiran 26 Persentase Peningkatan Hasil Belajar Lampiran 27 Tabel Analisis Ranah Kognitif Lampiran 28 Tabel nilai r-Product Moment 117 119 137 145 146 147 150 151 152 153 154 155 157 158 159 160 163 165 166 168 169 173 1

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan Trianto, 2009:1. Kualitas pendidikan di Indonesia masih rendah. Berdasarkan data The Learning Curve Pearson 2014, sebuah lembaga pemeringkatan pendidikan dunia, memaparkan jika Indonesia menempati posisi ke-40 dengan indeks rangking dan nilai secara keseluruhan yakni minus 1,84. Sementara pada kategori kemampuan kognitif indeks rangking 2014 versus 2012, Indonesia diberi nilai -1,71 Lestarini A H, 2014:1. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang di dorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi. Proses pembelajaran masih memberikan dominasi guru dan tidak memberikan akses bagi anak didik untuk berkembang secara mandiri melalui penemuan dan proses berfikirnya. Siswa hanya menghafal konsep dan kurang mampu menggunakan konsep tersebut jika menemui masalah dalam kehidupan nyata yang berhubungan dengan konsep yang dimilikinya Suyanti, 2010, 6. Model pembelajaran yang didominasi oleh guru juga mengakibatkan siswa sulit memahami konsep sains yang bersifat abstrak dan rendahnya kemampuan siswa dalam menghubungkan konsep atau materi pelajaran dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, siswa juga sulit untuk berperan aktif dan kreatif dalam pembelajaran, karena proses belajar mengajar yang tidak menarik dan kurang 2 bermakna sehingga cenderung jenuh dan bosan. Hal ini berpengaruh besar terhadap prestasi belajar rendah Fitriya N, 2013:78. Berdasarkan pengalaman peneliti selama mengikuti kegiatan Program Pengajaran Lapangan Terpadu PPLT di SMA N 2 Perbaungan, nilai tugas harian siswa masih rendah pada pokok bahasan Hakikat Ilmu Kimia dengan nilai rata- rata 73, Struktur Atom 75 dan Ikatan Kimia 70 padahal nilai Kriteria Ketuntasan Minimal KKM yang harus dipenuhi siswa adalah 75. Sementara itu pada nilai Ujian Tengah Semester UTS diperoleh nilai terendah siswa yaitu 38, tertinggi 100 dan nilai rata-rata 72,87. Sehinga dari nilai UTS tersebut hanya beberapa nilai siswa yang memenuhi nilai ketuntasan. Hal ini dikarenakan sebagian besar proses belajar di SMA Negeri 2 Perbaungan masih menggunakan model pembelajaran teacher centered artinya proses belajar masih terpusat pada guru, sehingga siswa tidak ikut terlibat secara aktif dalam proses belajar mengajar tersebut. Sifat dari metode pembelajaran tersebut adalah satu arah yaitu dari guru ke siswa yang menyebabkan siswa kurang aktif dalam belajar. Mata pelajaran kimia merupakan mata pelajaran IPA yang banyak menggunakan konsep. Salah satunya adalah materi Struktur Atom. Struktur Atom merupakan salah satu konsep ilmu kimia yang cukup syarat dan sulit dipahami siswa, karena disamping mereka harus bisa mengingat teori –teori atom juga harus bisa menngenal gambar dari struktur atom dan dapat penulisan lambang atom, unsur penyusun atom dan juga konfigurasi elektron Hidayatullah S, 2010:20. Salah satu cara untuk mengatasi masalah ini yaitu dengan penggunaan model pembelajaran untuk mempermudah pemahaman siswa tentang materi Struktur Atom. Penggunaan model yang tepat bisa melibatkan siswa aktif untuk berpikir dan mengembangkan pengetahuan, memberikan dukungan dan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan ide-idenya. Salah satu model yang dapat digunakan sebagai solusi dalam pembelajaran Struktur Atom adalah model Contextual Teaching and Learning dan model Guided Inquiry. Materi Struktur Atom terdiri banyak konsep yang dapat dipelajari dengan model Contextual Teaching and Learning yang berbasis konseptual. Materi Struktur Atom juga dapat dipelajari dengan model Guided Inquiry yang berbasis penemuan.

Dokumen yang terkait

Penerapan Pendekatan Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (Ctl) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS

0 5 205

Penagruh pendekatan contextual teaching laering (CTL) terhadap hasil bejaran biologi siswa kuasi Ekperimen di SMPN 1 Cisauk

0 7 208

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR DENGAN MENGGUNAKANMICROSOFTPOWERPOINT PADA POKOK BAHASAN STRUKTUR ATOM.

0 3 28

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MEDIA POWERPOINT DENGAN LKS (LEMBAR KERJA SISWA) MELALUI MODEL COLLABORATIVE LEARNING BERBASIS LESSON STUDY PADA POKOK BAHASAN STRUKTUR ATOM.

0 3 27

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN SISTEM KOLOID.

0 4 9

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN INQUIRY TERBIMBING MENGGUNAKAN MACROMEDIA FLASH PLAYER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN STRUKTUR ATOM.

0 4 16

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN PROCESS ORIENTED GUIDED INQUIRY LEARNING (POGIL) DENGAN MEDIA HANDOUT TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA KELAS X SMA PADA POKOK BAHASAN STRUKTUR ATOM.

1 3 18

PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING LEARNING DENGAN MEDIA PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KARAKTER KERJASAMA SISWA PADA POKOK BAHASAN STRUKTUR ATOM DI SMA.

0 2 14

PERBEDAAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA YANG DI AJARKAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN PROCESS ORIENTED GUIDED INQUIRY LEARNING (POGIL) PADA POKOK BAHASAN STRUKTUR ATOM.

0 2 20

PERBEDAAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA POKOK BAHASAN TEGANGAN PERMUKAAN DAN VISKOSITAS DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL GUIDED INQUIRY LEARNING DAN MODEL CREATIVE PROBLEM SOLVING SKRIPSI

1 1 22