PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIAJARKAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DAN GUIDED INQUIRY PADA POKOK BAHASAN STRUKTUR ATOM.

(1)

MENGGUNAKAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DAN GUIDED INQUIRY PADA POKOK

B AHASAN STRUK TUR AT OM

Oleh: Agus Muliaman NIM 4113131001

Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN 2016


(2)

(3)

RIWAYAT HIDUP

Agus Muliaman dilahirkan di Peureulak pada tanggal 16 Agustus 1993. Ibu

bernama Muliyani (Alm) dan Ayah bernama Usman Ahmad dan merupakan anak pertama dari 2 bersaudara. Pada tahun 1999, penulis masuk sekolah di SD Negeri 2 Karang Baru dan lulus pada tahun 2005. Pada tahun 2005, penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri 1 Karang Baru dan lulus pada tahun 2008. Penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 1 Karang Baru pada tahun 2008 dan lulus pada tahun 2011. Pada tahun 2011 penulis diterima di Jurusan Kimia pada Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan melalui jalur tertulis SNMPTN. Selama kuliah penulis pernah menjadi asisten Praktikum Kimia Umum di Unimed.


(4)

iii

iii

Perbandingan Hasil Belajar Siswa yang Diajarkan dengan Menggunakan Model Contextual Teaching and Learning dan Guided Inquiry

Pada Pokok Bahasan Struktur Atom Agus Muliaman (NIM 4113131001)

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan peningkatan hasil belajar yang diajarkan dengan model Contextual Teaching and Learning (CTL) dan model Guided Inquiry (GI) dan peningkatan ranah kognitif. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposif sampling dengan mengambil 2 kelas yaitu X MIPA-1 dan sebagai eksperimen 1 dan X MIPA 9 sebagai eksperimen 2. Instrumen yang digunakan adalah tes objektif pilihan ganda berjumlah 30 soal yang telah teruji validitas, tingkat kesukaran, daya pembeda, distraktor, serta reliabilitas. Harga r11 yang diperoleh 0,892 dan harga rtabel = 0,312. reliabilitas dikatakan reliabel dikarenakan rhitung> rtabel. Kelas eksperimen 1 diberikan perlakuan dengan menggunakan model Contextual Teaching and Learning dan kelas eksperimen 2 diberikan perlakuan dengan menggunakan model Guided Inquiry. Setelah dilakukan pretest dan posttest dan pengolahan data maka diperoleh χ2Hitung pre-test 0,380 dan χ

2

Hitung post-test 0,319 untuk kelas eksperimen 1 dan χ2Hitung pre-test 0,223 dan χ

2

Hitung post-test 0,107 untuk kelas eksperimen 2 serta nilai sign α = sebesar 0,05. Karena χ2Hitung > sign, maka data berdistribusi normal. Pada uji homogenitas nilai Sign lebih kecil dari α , yaitu 0,248 > 0,05 untuk nilai pretes, 0,16 > 0,05 untuk nilai postes, dan 0,743 > 0,05 untuk gain sehingga data homogen. Gain hasil belajar di kelas eksperimen 1 0,7756 (75,56 %), gain hasil belajar di kelas eksperimen 2 0,5640 (56,40 %). Berdasarkan hasil pengujian hipotesis diperoleh harga sign < α yaitu 0,00 < 0,05 dengan taraf signifikansi (α = 0,05) sehingga Ha diterima dan dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan peningkatan hasil belajar yang diajarkan dengan model Contextual Teaching and Learning dan model Guided Inquiry. Selain itu, diperoleh juga peningkatan ranah kognitif siswa di kelas eksperimen 1 yaitu pada tingkat pengetahuan (C1) 54,17%, pemahaman (C2) 78,85%, penerapan (C3) 75,62%, dan analisis (C4) 77,22% dan di kelas eksperimen 2 yaitu pada tingkat pengetahuan (C1) 51,67%, pemahaman (C2) 47,93%, penerapan (C3) 49,58%, dan analisis (C4) 65,05%.


(5)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karuniaNya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada penulis sehingga penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.

Skripsi berjudul “Perbandingan Hasil Belajar Siswa yang Diajarkan

dengan Menggunakan Model Contextual Teaching and Learning Dan Guided

Inquiry pada Pokok Bahasan Struktur Atom “ disusun untuk memenuhi syarat

memperoleh gelar sarjana pendidikan di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada Dra. Gulmah Sugiharti, M.Pd sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan banyak ilmu dan saran untuk memperbaiki skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak . Drs. Pasar Maulim Siltonga, M.Si selaku dosen pembimbing akademik selama penulis menjalani perkuliahan di Unimed yang telah banyak membantu penulis untuk menjalani perkuliahan dan banyak memberikan saran untuk keberlangsungan perkuliahan penulis. Ucapan terimakasih kepada Bapak Prof. Dr. Ramlan Silaban, M.Si, Bapak Dr. Ayi darmana M.Si dan Bapak Drs. Jamalum Purba, M.Si, dan selaku dosen penguji yang telah memberikan nasihat, saran, komentar dan perbaikan untuk melengkapi skripsi ini. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada kepala sekolah Bapak Sajali Surbakti, M.Pd dan ibu Sri Suharti,M.Pd selaku guru di SMA N 12 Medan. Teristimewa lagi penulis sampaikan ucapan terimakasih kepada kedua orangtua tercinta yang luar biasa, Ayahanda Usman Ahmad dan Ibunda Alm. Muliyani,S.P terimakasih untuk jerih payahnya selama ini karena telah menjadi orangtua terbaik yang telah memberikan dukungan moril dan materil kepada penulis hingga skripsi ini dapat selesai dengan baik. Juga penulis ucapkan terima kasih kepada adik Desi Usmayani yang telah memberikan semangat dan dukungan demi terselesaikannya studi penulis. Tak lupa untuk teman-teman yang selalu ada, Dimas Ridho, Kristedi Barus, Idaman Hosea Damanik, Fenny Naibaho, Lenni Manik, Maristella. Terima kasih kepada anak pondokan Ar-rahim,Abdurrahim, Riki pranata, Wirsan Arrizal.


(6)

v

v

Begitu juga dengan teman-teman seperjuangan kelas Kimia Dik A 2011, terimakasih untuk empat tahun ini untuk partisipasi, dukungan, motivasi serta doanya selama penyelesaian skripsi ini.

Penulis telah berupaya melengkapi skripsi ini dengan semaksimal mungkin, tetapi saya berharap kritik dan saran dari pembaca untuk menyempurnakan skripsi ini. Saya berharap skripsi ini dapat berguna dan memberikan banyak kontribusi untuk pengetahuan pembaca.

Medan,Januari 2016 Penulis

Agus Muliaman NIM. 4113131001


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar viii

Daftar Tabel ix

Daftar Lampiran x

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1.Latar Belakang 1

1.2.Identifikasi Masalah 4

1.3.Rumusan Masalah 4

1.4.Batasan Masalah 4

1.5.Tujuan Penelitian 4

1.6.Manfaat Penelitian 5

1.7.Defenisi Operasional 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7

2.1 Belajar dan Hasil Belajar 7

2.2. Model Pembelajaran 8

2.3. Struktur Atom 17

2.4. Kerangka Konseptual 29

2.5. Hipotesis 30

BAB III METODE PENELITIAN 31

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 31

3.2. Populasi dan Sampel 32


(8)

vii

3.4. Instrumen Penelitian 34

3.5. Tehnik Pengumpulan Data 37

3.6. Tehnik Analisis Data 40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 43

4.1. Hasil Penelitian 43

4.1.1 Analisis Data Instrumen Penelitian 43

4.2. Analisa Data Hasil Penelitian 45

4.2.1 Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen 1 dan Eksperimen 2 45

4.2.2 Peningkatan Hasil Belajar 46

4.2.3 Uji Normalitas Data 47

4.2.4 Uji Homogeniats Data 48

4.2.5 Uji Hipotesis 49

4.2.6 Analisis Ranah Kognitif 49

4.3 Pembahasan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 53

5.1 Kesimpulan 53

5.2 Saran 53


(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.5 Model Atom Dalton 18

Gambar 2.5 Model Atom Thomson 18

Gambar 2.5 Model Atom Rutherford 19

Gambar 2.5 Model Atom Niel bohr 20

Gambar 2.5 Model Atom modern 21

Gambar 3.1 Flow Chart Prosedur Penelitian

Gambar 4.1 Diagram Hasil Rata-rata Pre-test dan Post-test Sampel Gambar 4.2 Diagram Hasil Rata-rata Gain Sampel

Gambar 4.3 Persen Gain Ranah Kognitif Eks 1 Gambar 4.3 Persen Gain Ranah Kognitif Eks 2

37 45 46 50 50


(10)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian 29

Tabel 3.2 Non Factorial Expermental Design 31

Tabel 3.3 Tabel Penolong Untuk Uji Normalitas Tabel 4.1 Uji Normalitas Data Pre-Test Dan Post-Test

Tabel 4.2 Uji Homogenitas Data Pre-Test, Post-Test dan Gain Tabel 4.3 Hasil Uji Hipotesis

38 47 48 49


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Silabus 56

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 58

Lampiran 3. Kisi-Kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Siswa 78

Lampiran 4. Instrumen Tes 106

Lampiran 5. Kunci Jawaban Instrumen Tes 113

Lampiran 6. LKS 114

Lampiran 7. Kunci LKS

Lampiran 8 Kisi-kisi Instrumen Test Valid Lampiran 9 Instrumen Test Valid

Lampiran 10 Kunci Jawaban Instrumen Test Valid Lampiran 11 Tabel Validasi

Lampiran 12 Perhitungan Validasi Lampiran 13 Tabel Reliabel Lampiran 14 Perhitungan Reliabel

Lampiran 15 Tabel Tingkat Kesukaran dan Daya Beda Soal Lampiran 16 Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes

Lampiran 17 Perhitungan Daya Pembeda Butir Tes Lampiran 18 Tabel Distruktor

Lampiran 19 Perhitungan Distruktor

Lampiran 20 Rekapulasi Analisis Instrumen

Lampiran 21 Tabulasi Nilai Siswa Kelas Eksperimen 1 dan 2 Lampiran 22 Perhitungan Uji Normalitas

Lampiran 23 Perhitungan Uji Homogenitas Lampiran 24 Pengujian Hipotesis

Lampiran 25 Data Peningkatan Hasil Belajar Lampiran 26 Persentase Peningkatan Hasil Belajar Lampiran 27 Tabel Analisis Ranah Kognitif Lampiran 28 Tabel nilai r-Product Moment

117 119 137 145 146 147 150 151 152 153 154 155 157 158 159 160 163 165 166 168 169 173


(12)

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan (Trianto, 2009:1).

Kualitas pendidikan di Indonesia masih rendah. Berdasarkan data The

Learning Curve Pearson 2014, sebuah lembaga pemeringkatan pendidikan dunia,

memaparkan jika Indonesia menempati posisi ke-40 dengan indeks rangking dan nilai secara keseluruhan yakni minus 1,84. Sementara pada kategori kemampuan kognitif indeks rangking 2014 versus 2012, Indonesia diberi nilai -1,71 (Lestarini A H, 2014:1).

Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang di dorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi. Proses pembelajaran masih memberikan dominasi guru dan tidak memberikan akses bagi anak didik untuk berkembang secara mandiri melalui penemuan dan proses berfikirnya. Siswa hanya menghafal konsep dan kurang mampu menggunakan konsep tersebut jika menemui masalah dalam kehidupan nyata yang berhubungan dengan konsep yang dimilikinya (Suyanti, 2010, 6).

Model pembelajaran yang didominasi oleh guru juga mengakibatkan siswa sulit memahami konsep sains yang bersifat abstrak dan rendahnya kemampuan siswa dalam menghubungkan konsep atau materi pelajaran dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, siswa juga sulit untuk berperan aktif dan kreatif dalam pembelajaran, karena proses belajar mengajar yang tidak menarik dan kurang


(13)

2

bermakna sehingga cenderung jenuh dan bosan. Hal ini berpengaruh besar terhadap prestasi belajar rendah (Fitriya N, 2013:78).

Berdasarkan pengalaman peneliti selama mengikuti kegiatan Program Pengajaran Lapangan Terpadu (PPLT) di SMA N 2 Perbaungan, nilai tugas harian siswa masih rendah pada pokok bahasan Hakikat Ilmu Kimia dengan nilai rata-rata 73, Struktur Atom 75 dan Ikatan Kimia 70 padahal nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang harus dipenuhi siswa adalah 75. Sementara itu pada nilai Ujian Tengah Semester (UTS) diperoleh nilai terendah siswa yaitu 38, tertinggi 100 dan nilai rata-rata 72,87. Sehinga dari nilai UTS tersebut hanya beberapa nilai siswa yang memenuhi nilai ketuntasan. Hal ini dikarenakan sebagian besar proses belajar di SMA Negeri 2 Perbaungan masih menggunakan model pembelajaran

teacher centered artinya proses belajar masih terpusat pada guru, sehingga siswa

tidak ikut terlibat secara aktif dalam proses belajar mengajar tersebut. Sifat dari metode pembelajaran tersebut adalah satu arah yaitu dari guru ke siswa yang menyebabkan siswa kurang aktif dalam belajar.

Mata pelajaran kimia merupakan mata pelajaran IPA yang banyak menggunakan konsep. Salah satunya adalah materi Struktur Atom. Struktur Atom merupakan salah satu konsep ilmu kimia yang cukup syarat dan sulit dipahami

siswa, karena disamping mereka harus bisa mengingat teori –teori atom juga harus

bisa menngenal gambar dari struktur atom dan dapat penulisan lambang atom, unsur penyusun atom dan juga konfigurasi elektron (Hidayatullah S, 2010:20).

Salah satu cara untuk mengatasi masalah ini yaitu dengan penggunaan model pembelajaran untuk mempermudah pemahaman siswa tentang materi Struktur Atom. Penggunaan model yang tepat bisa melibatkan siswa aktif untuk berpikir dan mengembangkan pengetahuan, memberikan dukungan dan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan ide-idenya. Salah satu model yang dapat digunakan sebagai solusi dalam pembelajaran Struktur Atom adalah model

Contextual Teaching and Learning dan model Guided Inquiry. Materi Struktur

Atom terdiri banyak konsep yang dapat dipelajari dengan model Contextual

Teaching and Learning yang berbasis konseptual. Materi Struktur Atom juga


(14)

3

Contexual Teaching and Learning (CTL) merupakan suatu konsepsi yang

membantu guru mengaitkan konten mata pelajaran dengan situasi yang membantu guru mengaitkan konten mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, warga negara, dan tenaga kerja (Trianto, 2009:104). Inquiry adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan (Hamdayana J, 2014:31). Kedua model pembelajaran ini diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran kimia, terutama dalam pembelajaran Struktur Atom.

Adapun penelitian sehubungan dengan Contexual Teaching Learning (CTL) yaitu berdasarkan hasil penelitian Rahmah S M (2014:iii), menunjukkan bahwa penerapan model CTL dengan media weblog menunjukkan peningkatan hasil belajar dengan nilai rata-rata 77,80 sedangkan dengan menggunakan pembelajaran konvensional memiliki nilai rata-rata 67,0, sehingga hasil belajar kimia dengan menggunakan model Contextual Teaching Learning (CTL) meningkat sebesar 10,8.

Pembelajaran Guided Inquiry sudah pernah diteliti sebelumnya oleh Nasution N (2014:iii), penerapan model Guided Inquiry menunjukkan persen peningkatan hasil belajar sebesar 73%, sedangkan kelas kontrol menunjukkan persen peningkatan hasil belajar sebesar 68%. Hal ini menunjukkan terdapat peningkatan hasil belajar sebesar 5%.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui perbandinagn hasil belajar kimia dengan menggunakan Contextual

Teaching and Learning (CTL)dan Guided Inquiry pada pokok bahasan Struktur

Atom. Adapun judul penelitian ini adalah : “ Perbedaan Hasil Belajar Siswa

Yang Diajarkan Dengan Menggunakan Model Contextual Teaching Learning dan Guided Inquiry pada Pokok Bahasan Struktur Atom”.


(15)

4

1.2.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka masalah yang diidentifikasi antara lain:

a. Tingkat mutu pendidikan masih rendah

b. Model pembelajaran yang kurang bervariasi

c. Hasil belajar siswa masih rendah

d. Materi Struktur Atom bersifat teoritis atau konsep sehingga siswa sulit

untuk memahami materi tersebut.

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

1. Bagaimanakah deskripsi nilai dari peningkatan hasil belajar siswa yang

diajarkan dengan menggunakan model Contextual Teaching and Learning dan Guided Inquiry pada pokok bahasan Struktur Atom?

2. Apakah ada perbedaan peningkatan hasil belajar kimia siswa yang

diajarkan dengan menggunakan model Contextual Teaching and Learning dan Guided Inquiry pada pokok bahasan Struktur Atom?

3. Berapakah persen peningkatan hasil belajar kimia siswa yang diajarkan

dengan menggunakan model Contextual Teaching and Learning dan

Guided Inquiry pada pokok bahasan Struktur Atom?

4. Ranah kognitif manakah yang lebih terkembangkan dari hasil belajar

kimia siswa yang diajarkan dengan menggunakan model Contextual

Teaching and Learning dan Guided Inquiry pada pokok bahasan Struktur

Atom?

1.4. Batasan Masalah

Melihat luasnya permasalahan yang dapat muncul dari penelitian ini, serta mengingat keterbatasan waktu dan sarana penunjang lainnya maka penelitian ini dibatasi pada :

1. Objek penelitian adalah siswa kelas X semester ganjil SMA Negeri 12


(16)

5

2. Hasil belajar kimia siswa dalam penelitian ini merupakan ranah kognitif.

3. Materi yang diberikan dibatasi pada pokok bahasan Struktur Atom

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah, yaitu:

1. Untuk mengetahui bagaimanakah deskripsi nilai dari peningkatan hasil

belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan model Contextual

Teaching and Learning dan Guided Inquiry pada pokok bahasan Struktur

Atom

2. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan peningkatan hasil belajar kimia

siswa yang diajarkan dengan menggunakan model Contextual Teaching

and Learning dan Guided Inquiry pada pokok bahasan Struktur Atom

3. Untuk mengetahui berapakah persen peningkatan hasil belajar kimia

siswa yang diajarkan dengan menggunakan model Contextual Teaching

and Learning dan Guided Inquiry pada pokok bahasan Struktur Atom

4. Untuk mengetahui ranah kognitif manakah yang lebih terkembangkan

dari hasil belajar kimia siswa yang diajarkan dengan menggunakan model

Contextual Teaching and Learning dan Guided Inquiry pada pokok

bahasan Struktur Atom

1.6. Manfaat penelitian

a. Bagi guru

Sebagai bahan masukkan sekaligus informasi mengenai model pembelajaran Contextual Teaching and Learning dan Guided Inquiry dalam pengajaran kimia menjadikannya sebagai salah satu alternatif model pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar kimia.

b. Bagi siswa

Memperoleh pengalaman langsung dalam belajar, sehingga proses belajar mengajar lebih menarik dalam pokok Struktur Atom sehingga menambah minat belajar siswa dan dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa.


(17)

6

Sebagai sumbangan pemikiran dalam perbaikan pengajaran serta referensi untuk bahan pertimbangan agar penggunaan model pembelajaran dapat diterapkan di sekolah.

d. Bagi pemerintah

Sebagai sumbangan pemikiran dalam perbaikan proses pembelajaran serta referensi kualitas hasil belajar kimia siswa Sekolah Menengah Atas (SMA).

1.7.Definisi Operasional

a. Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu model

pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara

penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan

menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka

b. Guided Inquiry (GI) adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.

c. Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku atau kemampuan dalam diri


(18)

53

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 1.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan yaitu :

1. Deskripsi nilai dari peningkatan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan

menggunakan model Contextual Teaching and Learning adalah pretest = 49,23 postest = 88,16 dan gain = 0,7756 sedangkan Guided Inquiry adalah adalah pretest = 51,50 postest = 78,33 dan gain = 0,5640.

2. Ada perbedaan peningkatan hasil belajar kimia siswa, yang diajarkan dengan

menggunakan model Contextual Teaching and Learning sebesar 0,7756 dan

Guided Inquiry sebesar 0,5640, sehingga perbedaannya sebesar 0,2116.

3.

Persen peningkatan hasil belajar kimia siswa yang diajarkan dengan

menggunakan model Contextual Teaching and Learning adalah 77,56% dan pada model Guided Inquiry adalah 56,40%.

4.

Ranah kognitif yang lebih terkembangkan dengan menggunakan model

Contextual Teaching and Learning adalah C4 dan pada model Guided Inquiry adalah C4

5.2 Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas maka penulis menyarankan hal-hal berikut

1. Adanya pengembangan dan tindak lanjut dalam pengembangan inovasi

pembelajaran kimia pada materi-materi kimia lainnya.

2. Bagi guru dan calon guru, menerapkan model pembelajaran Contextual

Teaching and Learning dan pada model Guided Inquiry dapat

mempermudah pencapaian tujuan instruksional dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya mata pelajaran kimia.


(19)

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah., (2003),

Pengembangan Model Pembelajaran Yang Efektif, Depdinas, Jakarta.

Fitriyah, N., (2013), Pengaruh Media Animasi untuk Mencegah Miskonsepsi pada Materi Pokok Asam-Basa di kelas XI SMA N 1 Meganti Gresik, Unesa

Journal Of Chemical Education, Vol 2 No. 3 Tahun 2013, Hal 78-84.

Hakim, T.,(2005), Belajar Secara Efektif, Niaga Swadaya, Jakarta.

Hamdayana, J., (2014), Model dan Metode Pembelajaran kreatif dan berkarakter, Ghalia Indonesia, Bogor.

Hidayatullah, S., (2010), Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa melalui

Strategi Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw Pada Konsep Hidrokarbon, Skripsi, FITK, UIN, Jakarta.

Kusnandar.,(2007), Guru Profesional, PT. Raja Grafindo, Jakarta. Kitti, S., (2010), Kimia 1, Graha Cipta Karya, Jakarta Selatan

Lestarini, A.H., (2014), Rangking Mutu Pendidikan RI di Dunia Paling Jeblok,

Okezone, Selasa, 13 Mei 2014.

Malau, J., (2006), Model-Model Pembelajaran, Lokakarya Peningkatan Kompetensi

Teknis Guru Dalam Pengembangan Model Pembelajaran Dan Penyusunan Soal Ujian Angkatan Ii (Fisika Madrasah Aliyah) Pusdiklat Tenaga Teknis Keagamaan, LPMP DKI Jakarta, tanggal 7 Februari 2006.

Muslich, M., (2009). KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual, Bumi Aksara, Jakarta.

Nasution, N., (2014), Pengaruh Penerapan Pembelajaran Inquiry Terbimbuing

Menggunakan Macromedia Flash PlaterUntuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Struktur Atom, Skripsi, FMIPA Unimed,

Medan.

Octaviany Magdalena ,dkk, (2014). Pengaruh Pembelajaran Model Problem Based Learning Dan Inquiry Terhadap Prestasi Belajar Siswa Ditinjau Dari Kreativitas Verbal Pada Materi Hukum Dasar Kimia Kelas X Sman 1 Boyolali Tahun Pelajaran 2013/2014. Jurnal Pendidikan Kimia (JPK),


(20)

55

Rahmah, S.M., (2014), Penerapan Model Pembelajaran Contextual Teaching and

Learning (CTL) Pada Pembelajaran KimiaBerbasis Weblog untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Materi Pokok Hidrokarbon,

Skripsi, FMIPA Unimed, Medan.

Ronah, S.M., (2013), http://chemistryandkpopforever .blogspot.com /2013 /05/hakikat-dan-pem belajaran-kimia.html,( diakses 3 Mei 2015)

Rusman, (2012), Model-Model Pembelajaran, Rajawali Pers, Jakarta. Sagala, S., (2009), Konsep dan Makna Pembelajaran, Alfabeta, Bandung.

Sanjaya, W., (2011), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan, Kencana, Jakarta.

Silitonga, P.M., (2011), Metodologi Penelitian Pendidikan, FMIPA Universitas Negeri Medan, Medan.

( ), Statistik, FMIPA Universitas Negeri Medan, Medan. Sofyatiningrum, E., (2007), Sains Kimia, Bumi Aksara, Jakarta.

Shoimin, A., (2014),68 Model Pembelajaran Inovatif Dalam Kurikulum 2013, Ar-ruzz Media, Yogyakarta.

Suparno, A., (2011), Membangun Kompetensi Belajar, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.

Suprijono, A., (2009), Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM, Grafindo, Jakarta.

Sugiharti, G., (2014), Evaluasi dan Penilaian Hasil Belajar Kimia, Unimed Press, Medan.

Suyanti, R., (2010), Srategi Pembelajaran Kimia, Graha Ilmu, Yogyakarta

Trianto., (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana, Jakarta.


(1)

4 1.2.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka masalah yang diidentifikasi antara lain: a. Tingkat mutu pendidikan masih rendah

b. Model pembelajaran yang kurang bervariasi c. Hasil belajar siswa masih rendah

d. Materi Struktur Atom bersifat teoritis atau konsep sehingga siswa sulit untuk memahami materi tersebut.

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

1. Bagaimanakah deskripsi nilai dari peningkatan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan model Contextual Teaching and Learning dan Guided Inquiry pada pokok bahasan Struktur Atom?

2. Apakah ada perbedaan peningkatan hasil belajar kimia siswa yang diajarkan dengan menggunakan model Contextual Teaching and Learning dan Guided Inquiry pada pokok bahasan Struktur Atom?

3. Berapakah persen peningkatan hasil belajar kimia siswa yang diajarkan dengan menggunakan model Contextual Teaching and Learning dan Guided Inquiry pada pokok bahasan Struktur Atom?

4. Ranah kognitif manakah yang lebih terkembangkan dari hasil belajar kimia siswa yang diajarkan dengan menggunakan model Contextual Teaching and Learning dan Guided Inquiry pada pokok bahasan Struktur Atom?

1.4. Batasan Masalah

Melihat luasnya permasalahan yang dapat muncul dari penelitian ini, serta mengingat keterbatasan waktu dan sarana penunjang lainnya maka penelitian ini dibatasi pada :

1. Objek penelitian adalah siswa kelas X semester ganjil SMA Negeri 12 Medan T.P 2015/2016


(2)

5

2. Hasil belajar kimia siswa dalam penelitian ini merupakan ranah kognitif. 3. Materi yang diberikan dibatasi pada pokok bahasan Struktur Atom

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah, yaitu:

1. Untuk mengetahui bagaimanakah deskripsi nilai dari peningkatan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan model Contextual Teaching and Learning dan Guided Inquiry pada pokok bahasan Struktur Atom

2. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan peningkatan hasil belajar kimia siswa yang diajarkan dengan menggunakan model Contextual Teaching and Learning dan Guided Inquiry pada pokok bahasan Struktur Atom 3. Untuk mengetahui berapakah persen peningkatan hasil belajar kimia

siswa yang diajarkan dengan menggunakan model Contextual Teaching and Learning dan Guided Inquiry pada pokok bahasan Struktur Atom 4. Untuk mengetahui ranah kognitif manakah yang lebih terkembangkan

dari hasil belajar kimia siswa yang diajarkan dengan menggunakan model Contextual Teaching and Learning dan Guided Inquiry pada pokok bahasan Struktur Atom

1.6. Manfaat penelitian a. Bagi guru

Sebagai bahan masukkan sekaligus informasi mengenai model pembelajaran Contextual Teaching and Learning dan Guided Inquiry dalam pengajaran kimia menjadikannya sebagai salah satu alternatif model pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar kimia.

b. Bagi siswa

Memperoleh pengalaman langsung dalam belajar, sehingga proses belajar mengajar lebih menarik dalam pokok Struktur Atom sehingga menambah minat belajar siswa dan dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa. c. Bagi sekolah


(3)

6

Sebagai sumbangan pemikiran dalam perbaikan pengajaran serta referensi untuk bahan pertimbangan agar penggunaan model pembelajaran dapat diterapkan di sekolah.

d. Bagi pemerintah

Sebagai sumbangan pemikiran dalam perbaikan proses pembelajaran serta referensi kualitas hasil belajar kimia siswa Sekolah Menengah Atas (SMA).

1.7.Definisi Operasional

a. Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu model

pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka

b. Guided Inquiry (GI) adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang

menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. c. Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku atau kemampuan dalam diri


(4)

53

KESIMPULAN DAN SARAN 1.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan yaitu :

1. Deskripsi nilai dari peningkatan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan model Contextual Teaching and Learning adalah pretest = 49,23 postest = 88,16 dan gain = 0,7756 sedangkan Guided Inquiry adalah adalah pretest = 51,50 postest = 78,33 dan gain = 0,5640.

2. Ada perbedaan peningkatan hasil belajar kimia siswa, yang diajarkan dengan menggunakan model Contextual Teaching and Learning sebesar 0,7756 dan Guided Inquiry sebesar 0,5640, sehingga perbedaannya sebesar 0,2116.

3.

Persen peningkatan hasil belajar kimia siswa yang diajarkan dengan

menggunakan model Contextual Teaching and Learning adalah 77,56% dan pada model Guided Inquiry adalah 56,40%.

4.

Ranah kognitif yang lebih terkembangkan dengan menggunakan model Contextual Teaching and Learning adalah C4 dan pada model Guided Inquiry adalah C4

5.2 Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas maka penulis menyarankan hal-hal berikut

1. Adanya pengembangan dan tindak lanjut dalam pengembangan inovasi pembelajaran kimia pada materi-materi kimia lainnya.

2. Bagi guru dan calon guru, menerapkan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning dan pada model Guided Inquiry dapat mempermudah pencapaian tujuan instruksional dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya mata pelajaran kimia.


(5)

54

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah., (2003), Pengembangan Model Pembelajaran Yang Efektif, Depdinas, Jakarta. Fitriyah, N., (2013), Pengaruh Media Animasi untuk Mencegah Miskonsepsi pada

Materi Pokok Asam-Basa di kelas XI SMA N 1 Meganti Gresik, Unesa Journal Of Chemical Education, Vol 2 No. 3 Tahun 2013, Hal 78-84. Hakim, T.,(2005), Belajar Secara Efektif, Niaga Swadaya, Jakarta.

Hamdayana, J., (2014), Model dan Metode Pembelajaran kreatif dan berkarakter, Ghalia Indonesia, Bogor.

Hidayatullah, S., (2010), Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa melalui

Strategi Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw Pada Konsep

Hidrokarbon, Skripsi, FITK, UIN, Jakarta.

Kusnandar.,(2007), Guru Profesional, PT. Raja Grafindo, Jakarta.

Kitti, S., (2010), Kimia 1, Graha Cipta Karya, Jakarta Selatan

Lestarini, A.H., (2014), Rangking Mutu Pendidikan RI di Dunia Paling Jeblok, Okezone, Selasa, 13 Mei 2014.

Malau, J., (2006), Model-Model Pembelajaran, Lokakarya Peningkatan Kompetensi Teknis Guru Dalam Pengembangan Model Pembelajaran Dan Penyusunan Soal Ujian Angkatan Ii (Fisika Madrasah Aliyah) Pusdiklat Tenaga Teknis Keagamaan, LPMP DKI Jakarta, tanggal 7 Februari 2006.

Muslich, M., (2009). KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual, Bumi Aksara, Jakarta.

Nasution, N., (2014), Pengaruh Penerapan Pembelajaran Inquiry Terbimbuing Menggunakan Macromedia Flash PlaterUntuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Struktur Atom, Skripsi, FMIPA Unimed, Medan.

Octaviany Magdalena ,dkk, (2014). Pengaruh Pembelajaran Model Problem Based Learning Dan Inquiry Terhadap Prestasi Belajar Siswa Ditinjau Dari Kreativitas Verbal Pada Materi Hukum Dasar Kimia Kelas X Sman 1 Boyolali Tahun Pelajaran 2013/2014. Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 3 No. 4 Tahun 2014 Universitas Sebelas Maret


(6)

Rahmah, S.M., (2014), Penerapan Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) Pada Pembelajaran KimiaBerbasis Weblog untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Materi Pokok Hidrokarbon, Skripsi, FMIPA Unimed, Medan.

Ronah, S.M., (2013), http://chemistryandkpopforever .blogspot.com /2013 /05/hakikat-dan-pem belajaran-kimia.html,( diakses 3 Mei 2015)

Rusman, (2012), Model-Model Pembelajaran, Rajawali Pers, Jakarta.

Sagala, S., (2009), Konsep dan Makna Pembelajaran, Alfabeta, Bandung.

Sanjaya, W., (2011), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana, Jakarta.

Silitonga, P.M., (2011), Metodologi Penelitian Pendidikan, FMIPA Universitas Negeri Medan, Medan.

( ), Statistik, FMIPA Universitas Negeri Medan, Medan.

Sofyatiningrum, E., (2007), Sains Kimia, Bumi Aksara, Jakarta.

Shoimin, A., (2014),68 Model Pembelajaran Inovatif Dalam Kurikulum 2013, Ar-ruzz Media, Yogyakarta.

Suparno, A., (2011), Membangun Kompetensi Belajar, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.

Suprijono, A., (2009), Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM, Grafindo, Jakarta.

Sugiharti, G., (2014), Evaluasi dan Penilaian Hasil Belajar Kimia, Unimed Press, Medan.

Suyanti, R., (2010), Srategi Pembelajaran Kimia, Graha Ilmu, Yogyakarta

Trianto., (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana, Jakarta.


Dokumen yang terkait

Penerapan Pendekatan Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (Ctl) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS

0 5 205

Penagruh pendekatan contextual teaching laering (CTL) terhadap hasil bejaran biologi siswa kuasi Ekperimen di SMPN 1 Cisauk

0 7 208

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR DENGAN MENGGUNAKANMICROSOFTPOWERPOINT PADA POKOK BAHASAN STRUKTUR ATOM.

0 3 28

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MEDIA POWERPOINT DENGAN LKS (LEMBAR KERJA SISWA) MELALUI MODEL COLLABORATIVE LEARNING BERBASIS LESSON STUDY PADA POKOK BAHASAN STRUKTUR ATOM.

0 3 27

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN SISTEM KOLOID.

0 4 9

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN INQUIRY TERBIMBING MENGGUNAKAN MACROMEDIA FLASH PLAYER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN STRUKTUR ATOM.

0 4 16

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN PROCESS ORIENTED GUIDED INQUIRY LEARNING (POGIL) DENGAN MEDIA HANDOUT TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA KELAS X SMA PADA POKOK BAHASAN STRUKTUR ATOM.

1 3 18

PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING LEARNING DENGAN MEDIA PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KARAKTER KERJASAMA SISWA PADA POKOK BAHASAN STRUKTUR ATOM DI SMA.

0 2 14

PERBEDAAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA YANG DI AJARKAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN PROCESS ORIENTED GUIDED INQUIRY LEARNING (POGIL) PADA POKOK BAHASAN STRUKTUR ATOM.

0 2 20

PERBEDAAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA POKOK BAHASAN TEGANGAN PERMUKAAN DAN VISKOSITAS DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL GUIDED INQUIRY LEARNING DAN MODEL CREATIVE PROBLEM SOLVING SKRIPSI

1 1 22