PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MEDIA POWERPOINT DENGAN LKS (LEMBAR KERJA SISWA) MELALUI MODEL COLLABORATIVE LEARNING BERBASIS LESSON STUDY PADA POKOK BAHASAN STRUKTUR ATOM.

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MEDIA
POWERPOINT DENGAN LKS (LEMBAR KERJA SISWA)
MELALUI MODEL COLLABORATIVE LEARNING
BERBASIS LESSON STUDY PADA POKOK
BAHASAN STRUKTUR ATOM

Oleh :
Septianti
NIM 4123331047
Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016

i


iii

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MEDIA
POWERPOINT DENGAN LKS (LEMBAR KERJA SISWA)
MELALUI MODEL COLLABORATIVE LEARNING
BERBASIS LESSON STUDY PADA POKOK
BAHASAN STRUKTUR ATOM
Septianti (NIM 4123331047)
ABSTRAK
Penerapan model pembelajaran ini bertujuan untuk mengetahui ada
tidaknya perbedaan hasil belajar dan collaborative learning berbasis lesson study
kimia siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan media powerpoint
dibandingkan dengan siswa yang dibelajarkan dengan media LKS (lembar kerja
siswa) pada pokok bahasan Sturuktur Atom dijelaskan dalam skripsi ini.
Penelitian dilakukan terhadap siswa kelas X SMA Swasta Istiqlal Deli Tua T.A.
2016/2017. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA
Swasta Istiqlal Deli Tua yang terdiri dari 4 (empat) kelas. Sampel ditetapkan
dengan cluster random sampling yakni mengambil 2 kelas yang dijadikan kelas
eksperimen. Pengambilan data untuk hasil belajar siswa diperoleh dengan tes hasil

belajar yang menggunakan instrumen yang valid sebanyak 20 soal dan reliabel
(0,616). Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan hasil
belajar siswa yang dibelajarkan dengan media powerpoint dengan model
collaborative learning berbasis lesson study sebesar 68,13% dan siswa yang
dibelajarkan dengan media LKS (lembar kerja siswa) dengan model collaborative
learning berbasis lesson study sebesar 63,58 % dan rata - rata observasi lesson
study eksperimen I sebesar 69,53% sedangkan eksperimen II sebesar 60,93%.

Kata kunci: Collaborative Learning, Lesson Study, Powerpoint, LKS, Hasil
Belajar, Struktur Atom.

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat
rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Perbedaan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Media Powerpoint Dengan Lks
(Lembar Kerja Siswa) Melalui Model Collaborative Learning Berbasis Lesson
Study Pada Pokok Bahasan Struktur Atom”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi

salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Kimia,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan.
Dalam penyusunan skripsi ini tentunya penulis tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Dr. Zainuddin Muhtar, M.Si, sebagai
dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan,
pengarahan, saran, motivasi, dan waktunya kepada penulis sejak awal
perencanaan penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan
terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Dr. Ayi Darmana, M.Si, Ibu Dewi
Syafriani, S.Pd, M.Pd, Bapak Dr. Simson Tarigan, M.Pd, serta Ucapan terima
kasih disampaikan kepada Ibu Dra. Gulmah Sugiharti, M.Pd selaku dosen
pembimbing akademik dan kepada seluruh Bapak/Ibu dosen serta staff pegawai
jurusan kimia FMIPA Unimed yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan
membantu penulis selama perkuliahan. Ucapan terima kasih juga disampaikan
kepada Bapak Drs. H. Enda Tarigan selaku Kepala Sekolah SMA Istiqlal Deli Tua
dan Bapak Selamet Pamuji, S.Pd selaku guru kimia serta siswa-siswi kelas X.1
dan X.4 yang telah banyak membantu penulis selama penelitian berlangsung.
Ucapan terima kasih juga kepada Bapak Rektor UNIMED, Prof. Dr.
Syawal


Gultom M.Pd, beserta seluruh pembantu Rektor sebagai pimpinan

UNIMED, Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd, selaku Dekan FMIPA UNIMED beserta
Pembantu Dekan I, II, III di lingkungan UNIMED, Bapak Drs. Agus Kambaren,
M.Si selaku ketua Jurusan Kimia, Ibu Dra. Ani Sutiani, M. Si selaku Ketua
Program Studi Pendidikan Kimia.

v

Teristimewa penulis ucapkan terima kasih kepada sosok yang selalu
menjadi inspirasi dan motivasi yang mengajarkan banyak hal, sosok yang rela
berkorban

dan

selalu

mendoakan

penulis,


yakni

Ibunda

tersayang

Sutinah S.Pd dan Ayahanda Mardi.
Terima kasih juga penulis ucapkan kepada abangda Tersayang
Febriansyah, ST yang selalu memotivasi dan mendoakan penulis dan kepada
Adikku Tersayang Ridha Prilenti dan Delsa Miansyah yang selalu mengingatkan
dan mendoakan penulis.
Penulis sampaikan terima kasih kepada Viona Yustanti Berasa yang selalu
berbagi pengalaman, tawa, ceria selama menjalani perkuliahan ini, rekan-rekan
seperjuangan, yakni seluruh teman-teman Pendidikan Kimia Ekstensi A 2012
yang telah banyak membantu dan memotivasi khususnya juga kepada Suri
Khairunnisa, Meri Julianti yang menjadi teman seperjuangan saat penelitian.
Terima kasih juga penulis sampaikan kepada Seruni Olivia sebagai teman satu
dosen pembimbing.Ucapan terima kasih buat teman- teman PPLT 2015 SMA
Negeri 1 Pegajahan yang selalu memotivasi dan memberi dukungan, terimaksih

buat orang yang selalu menemani dan memberi semangat Petit crocodile.
Masih Banyak pihak yang turut berperan dalam penyelesaian skripsi ini
yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, untuk itu penulis menyampaikan
terima kasih.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam menyelesaikan
skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi,
susunan maupun tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya isi
skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan ilmu pendidikan.
Medan,

September 2016

Penulis

Septianti
NIM. 4123331047

vii


DAFTAR ISI

Hal
Lembar Pengesahan

i

Riwayat Hidup

ii

Abstrak

iii

Kata Pengantar

iv

Daftar Isi


vii

Daftar Gambar

x

Daftar Tabel

xi

Daftar Lampiran

xii

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah

1


1.2. Ruang Lingkup Penelitian

6

1.3. Rumusan Masalah

6

1.4. Batasan Masalah

6

1.5. Tujuan Penelitian

6

1.6. Manfaat Penelitian

7


1.7. Definisi Operasional

7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kajian Teoritis

9

2.1.1. Pengertian Belajar

9

2.1.2. Hakikat Belajar Kimia

10

2.1.3. Hasil Belajar

10


2.2 . Model Pembelajaran

12

2.2.1. Model Pembelajaran Collaborative Learning

13

2.2.2. Langkah – Langkah Model Pembelajaran Collaborative Learning

13

2.2.3. Karakteristik, Kelebihan Dan Kekurangan Model Pembelajaran

14

2.2.4. Peran Collaborative Learning

15

viii

2.3.

Lesoon Study

16

2.4. Media Pembelajaran

17

2.4.1. Macam – Macam Media Pembelajaran

18

2.4.2. Manfaat Media Pembelajaran

19

2.4.3. Media Microsoft Powerpoint

20

2.4.4. Media LKS (Lembar Kerja Siswa)

21

2.5. Materi Ajar

23

2.5.1 Partikel Materi

23

2.5.2 Perkembangan Model Atom

25

2.5.3 Penyusun Atom

29

2.5.4 Susunan Atom

32

2.6. Kerangka Konseptual

25

2.7. Hipotesis Penelitian

36

BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi Dan Waktu Penelitian

38

3.2. Populasi Dan Sampel Penelitian

38

3.2.1. Populasi Penelitian

38

3.2.2. Sampel Penelitian

38

3.3. Variabel Penelitian

39

3.4. Rancangan Penelitian

39

3.5. Instrumen Penelitian

40

3.5.1. Validitas Tes

40

3.5.2. Reabilitas Tes

42

3.5.3. Distruktor

43

3.5.4 Tingkat Kesukaran

44

3.5.5. Daya Pembeda

44

3.6. Teknik Pengumpulan Data

46

3.6.1. Persiapan Penelitian

46

3.6.2. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

46
49

ix

3.7. Teknik Analisis Data

49

3.7.1. Uji Normalitas

49

3.7.2. Uji Homogenitas

49

3.7.3. Uji Hipotesis

50

3.7.4. Uji Peningkatan Gain

51

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1

Hasil Penelitian

52

4.1.1 Validitas Tes

52

4.1.2 Reliabilitas

52

4.1.3 Distruktor

53

4.1.4 Tingkat Kesukaran

53

4.1.5 Daya Beada

53

4.2

Deskripsi Data Hasil Penelitian

54

4.3

Uji Persyaratan Analisa Data

58

4.3.1 Uji Normalitas Data

58

4.3.2 Uji Homogenitas Data

59

4.3.2.1 Uji Homogenitas Data Hasil Belajar

59

4.3.3 Uji Hipotesis

60

4.4

Peningkatan Hasil Belajar

61

4.5

Pembahasan Hasil Penelitian

61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1

Kesimpulan

66

5.2

Saran

66

DAFTAR PUSTAKA

68

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Hal

Gambar 2.1

Model atom John Dalton

25

Gambar 2.2

Model atom Joseph John Thompson

26

Gambar 2.3

Model Atom Ernest Rutherford

27

Gambar 2.4

Model Atom Niels Bohr

28

Gambar 2.5

Model Atom Mekanika Quantum

29

Gambar 2.6

Pembelokan sinar katode oleh medan listrik

29

Gambar 2.7

Diagram percobaan tetes minyak Milikan

30

Gambar 2.8

Percobaan Goldstein untuk mempelajari partikel positif

30

Gambar 2.9

Percobaan Rutherford, hamburan sinar alfa oleh lempeng emas

31

Gambar 3.1

Skema Teknik Pengumpulan Data

48

Gambar 4.1

Lesson Study

26

Gambar 4.2

Gain

61

x

xi

DAFTAR TABEL

Tabel

Hal

Tabel 3.1

Rancangan Penelitian

40

Tabel 4.1

Hasil Validitas, Reliabel, Tingkat Kesukaran, dan Daya

53

Beda Soal, Distruktor
Tabel 4.2

Rataan Penilaian Lesson Study

54

Tabel 4.3

Rata - Rata, Standar Devisiasi, Minimum, Maksimum Data

55

Pretes dan Postes Hasil Belajar Kelompok Sampel
Tabel 4.4

Rata - Rata, Standar Devisiasi, Minimum, Maksimum Data

56

Gain Hasil Belajar Kelompok Sampel
Tabel 4.5

Hasil Uji Normalitas Data

57

Tabel 4.6

Hasil Uji Homogenitas Data

58

Tabel 4.7

Hasil Uji Hipotesis

59

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Hal

Lampiran 1

Silabus Kimia

72

Lampiran 2

RPP Kelas X Eksperimen I dan II

73

Lampiran 3

Powerpoint

86

Lampiran 4a Lembar Kerja Siswa

89

Lampiran 4b

Lembar Kerja Siswa

94

Lampiran 5a Lembar Lesson Study

97

Lampiran 5b Lembar Lesson Study

98

Lampiran 5c Lembar Lesson Study

99

Lampiran 6a Kisi-Kisi Soal Sebelum Valid

100

Lampiran 6b Kisi-Kisi Soal Valid

114

Lampiran 7a Instrumen Tes (Soal Belum Valid)

121

Lampiran 7b Kunci Jawaban Instrumen Tes (Soal Sebelum di Validasi)

126

Lampiran 8a Instrumen Tes (Soal Valid)

127

Lampiran 8b Kunci Jawaban Instrumen Tes (Soal Sesudah di Validasi)

130

Lampiran 9a Perhitungan Validitas Tes

131

Lampiran 9b Tabel Validitas Tes

134

Lampiran 10a Perhitungan Reliabilitas Tes

135

Lampiran 10b Tabel Reliabilitas Tes

136

Lampiran 11a Perhitungan Distruktor (Pengecoh)

137

Lampiran 11b Tabel Distuktor

138

Lampiran 12a Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal

140

Lampiran 12b Tabel Tingkat Kesukaran

141

Lampiran 13a Perhitungan Daya Pembeda Butir Tes

142

Lampiran 13b Tabel Daya Beda

143

Lampiran 14

Data Hasil Penelitian

144

Lampiran 15a Data Hasil Observasi Lesson Study

148

xiii

Lampiran 15b Data Hasil Observasi Lesson Study

150

Lampiran 15c Data Hasil Observasi Lesson Study

162

Lampiran 16

166

Tabel lesson Study

Lampiran 17 Uji Normalitas

170

Lampiran 18 Uji Homogenitas

175

Lampiran 19 Uji Hipotesis

177

Lampiran 20 Perhitungan Peningkatan Hasil Belajar

178

Lampiran 21 Tabel r-product moment

179

Lampiran 22 Dokumentasi Penelitian

180

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kimia sangat menarik untuk dipelajari, karena segala aktivitas dalam
kehidupan melibatkan reaksi-reaksi kimia. Namun, banyak persoalan di
masyarakat yang belum ditangani secara baik karena pemahaman ilmu kimia yang
masih terbatas. Wiseman dalam Rumansyah (2002) mengemukakan bahwa “ilmu
kimia merupakan salah satu pelajaran tersulit bagi kebanyakan siswa menengah
dan mahasiswa”.
Pendidikan merupakan suatu proses pembentukan manusia yang
memungkinkan untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi dan
kemampuan yang ada padanya. Dengan demikian, peran seorang guru sangat
diperlukan untuk mengembangkan potensi dan kemampuan masing-masing siswa.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Slameto (2010) bahwa “seorang guru harus
dapat menimbulkan semangat belajar secara individual”. Hal ini dapat dilakukan
dengan cara memberi kebebasan kepada siswa untuk mengembangkan
kemampuan berfikir inisiatif dan kreatif dalam belajar.
Untuk mencapai tujuan pendidikan, maka seorang guru sangat
bertanggung jawab atas tercapainya tujuan pendidikan tersebut. Seorang guru
harus mempunyai strategi pembelajaran yang tepat guna menyampaikan materi
pelajaran kepada siswa, karena keberhasilan proses pembelajaran di kelas
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: guru, suasana kelas, cara
pembelajaran, waktu belajar, dan lain-lain (Slameto, 2010). Guru sebagai
penyelenggara

kegiatan

belajar

mengajar

hendaknya

memikirkan

dan

mengupayakan terjadinya interaksi siswa dengan komponen lainnya secara
optimal, sehingga akan mengaktifkan proses belajar mengajar. Keberhasilan
proses pembelajaran dipengaruhi oleh model pembelajaran yang mengaktifkan
siswa dalam aktiviatas belajar (Djamarah dan Zain, 2006).

1

2

Pencapaian kualitas dalam pembelajaran adalah tanggung jawab
profesionalan seorang guru untuk menciptakan pengalaman belajar yang
berkualitas bagi siswa dan memandu siswa untuk mencapai hasil belajar yang
maksimal. Menurut Dimyati dan Mudjino (2006: 263), kegiatan pembelajaran
yang diselenggarakan oleh guru bermula dari dan bermuara pada komponenkomponen pembelajaran yang tersurat dalam kurikulum, proses (bagaimana
materi diajarkan), dan produk (hasil dari proses pembelajaran). Oleh sebab itu,
ketiga komponen tersebut sama pentingnya karena merupakan kesatuan yang
membentuk lingkungan belajar.
Mata pelajaran kimia di tingkat SLTA mempelajari segala sesuatu tentang
zat yang meliputi komposisi, struktur dan sifat perubahan, dinamika, dan
energitika zat yang melibatkan keterampilan dan penalaran. Ada dua hal yang
berkaitan dengan kimia yang tidak terpisahkan, yaitu kimia sebagai produk
(pengetahuan kimia yang berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori) temuan
ilmuan dan kimia sebagai proses (kerja ilmiah). Oleh sebab itu, pembelajaran
kimia dan penilaian hasil belajar kimia harus memperhatikan karakteristik ilmu
kimia sebagai proses dan produk.
Kebutuhan akan orientasi baru dalam pendidikan ini terasa begitu kuat dan
nyata dalam berbagai bidang studi, demikian pula dalam bidang studi kimia.para
pendidik, praktisi pendidikan dan kita semua, mau tidak mau harus merespon
perubahan yang terjadi dengan mengubah paradigma pendidikan.
Dengan kata lain, untuk meningkatkan prestasi siswa maka diperlukan
guru kreatif yang mampu membuat pelajaran kimia menjadi menarik dan disukai
oleh siswa. Untuk memperoleh hasil yang optimal maka perlu direncanakan
suasana kelas yang sedemikian rupa dengan menggunakan model pembelajaran
yang tepat sehingga siswa dapat berinteraksi satu sama lain dan akhirnya
memperoleh hasil belajar yang optimal.
Model

pembelajaran

merupakan

pola umum

prilaku pembelajaran

untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Joyce dan Weil dalam
Rusman (2011) berpendapat bahwa “model pembelajaran adalah suatu cara atau

3

pola yang dapat digunakan untuk membentuk rencana pembelajaran jangka
panjang merancang bahan-bahan pembelajaran dan membimbing pembelajaran di
kelas atau yang lain”.
Lesson study bukanlah suatu strategi atau metode dalam pembelajaran,
tetapi merupakan salah satu upaya pembinaan untuk meningkatkan proses
pembelajaran yang dilakukan oleh sekelompok guru secara kolaboratif dan
berkesinambungan, dalam merencanakan, melaksanakan, mengobservasi dan
melaporkan hasil kegiatan pembelajaran. Lesson study merupakan kegiatan yang
dapat mendorong terbentuknya sebuah komunitas belajar (learning society) yang
secara konsisten dan sistematis melakukan perbaikan diri, baik pada tataran
individual maupun manajerial (Rusman, 2011).
Keterampilan bekerjasama merupakan suatu hal yang sangat dibutuhkan
oleh masyarakat dalam kehidupan dewasa ini, karena hampir semua prilaku yang
ada di masyarakat menunjukkan adanya kerjasama dari semua lapisan masyarakat,
tanpa memandang perbedaan suku, agama, ras, jenis kelamin serta golongan.
Keterampilan kerja sama akan terwujud dalam kehidupan bermasyarakat, dan
apabila semenjak usia dini siswa sudah mulai dilatih melalui proses belajar di
sekolah maka seorang guru bisa melatih keterampilan kerjasama ini melalui
pembelajaran kolaboratif. Collaborative learning sejatinya merupakan belajar
yang lebih menekankan pada tugas spesifik dan berbagi tugas dalam kelompok,
membandingkan kesimpulan dan prosedur kerja kelompok, dan memberikan
keleluasaan yang lebih besar pada siswa dalam kerja kelompok. Oleh karena itu,
melalui pembelajaran kolaboratif siswa akan terbiasa dalam bekerjasama dengan
sesama siswa guna mencapai suatu tujuan dalam belajar (Apriono, 2011).
Belajar kolaboratif adalah filosofi personal, benar-benar bukan suatu
teknik kelas. Dalam semua situasi dimana orang datang bersama-sama dalam
kelompok, dorongan suatu cara menghadapi orang yang respect dan menyoroti
kemampuan dan kontribusi anggota kelompok masing-masing. Ada berbagi
(sharing) otoritas dan penerimaan tanggung jawab di antara anggota kelompok
untuk tindakan kelompok (Dillenbourg, 1999).

4

Menurut Noble dkk dalam Riska Ariastuti (2011),”Model pembelajaran
kolaboratif merupakan model pembelajaran dimana siswa saling bekerja sama
dalam kelompok-kelompok kecil untuk mencapai pemahaman dan tujuan
pembelajaran”. Pembelajaran kolaboratif (collaborative learning) merupakan
suatu istilah (umbrella term) yang mencakup banyak bentuk pembelajaran
kolaboratif, mulai dari proyek kelompok kecil hingga bentuk kerja kelompok
yang lebih spesifik yang disebut cooperative learning.
Menurut hasil penelitian dari Cabrera dkk dalam Riska Ariastuti (2011)
menunjukkan bahwa pembelajaran kolaboratif meningkatkan kemampuan
pengembangan diri sebanyak 10,3%, pemahaman mengenai sains dan teknik
sebanyak 9,7%, apresiasi terhadap seni sebanyak 6,6%, dan kemampuan analisis
sebanyak 13,2%.
Ted Panitzs (1996) menjelaskan suatu perbedaan antara dua konsep:
pendukung belajar kooperatif cenderung lebih berpusat-guru (teacher-centered),
misalnya,

apabila

membentuk

kelompok

heterogen,

pengstrukturan

interdependensi positif dan mengajar keterampilan kooperatif. Belajar kolaboratif
menganjurkan struktur ketidakpercayaan dan membolehkan siswa berbicara lebih
jika membentuk kelompok persahabatan dan interes. Percakapan siswa ditekankan
sebagai suatu makna untuk bekerja berhasil.
Media pembelajaran diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan (message), merangsang pikiran, perasaan,
perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong proses belajar. Bentukbentuk media pembelajaran digunakan untuk meningkatkan pengalaman belajar
agar menjadi lebih konkrit. Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar
mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan
motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan membawa pengaruh-pengaruh
psikologi terhadap siswa (Arsyad, 2011).
Powerpoint merupakan suatu media yang sering digunakan dalam proses
pembelajaran. Powerpoint dapat digunakan untuk menunjukkan suatu objek yang
kelihatannya abstrak seolah-olah ada, sehingga dengan media ini siswa tidak akan

5

kebingungan ketika mempelajari suatu meteri yang sifatnya abstrak. Di samping
itu, powerpoint juga memiliki daya tarik tersendiri yaitu dengan adanya animasi
yang dapat menarik minat siswa untuk belajar (Solihatim, 2007).
Kemudian salah satu perangkat pembelajaran yang dapat digunakan adalah
Lembar Kegiatan Siswa. Lembar Kegiatan Siswa merupakan suatu bahan ajar
cetak berupa lembar-lembar kertas yang berisi materi, ringkasan, dan petunjukpetunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan oleh peserta
didik yang mengacu pada kompetensi dasar yang harus dicapai (Prastowo, 2012:
204). Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dapat berfungsi sebagai alternatif guru untuk
mengarahkan pengajaran atau memperkenalkan suatu kegiatan tertentu sebagai
variasi kegiatan belajar mengajar.
Salah satu materi pokok kimia yang harus diajarkan di kelas X SMA pada
semester ganjil adalah Struktur Atom. Materi ini dianggap sulit sebab banyak
bermain dalam hal konsep yang abstrak. Dengan adanya visualisasi yang
interaktif diharapkan kesulitan ini dapat terkurangi, bahkan dapat teratasi, dan
dapat menyeragamkan persepsi siswa terhadap konsep-konsep yang abstrak
tersebut. Oleh karena itu, penting kiranya dilakukan pengembangan media
pembelajaran kimia berbasis Powerpoint dan LKS pada materi Struktur Atom
untuk Sekolah Menengah Atas dengan cara membandingkan mana yang lebih
efektif digunakan dalam pembelajaran dan menguji tingkat media tersebut.
Dengan demikian, sangat diperlukan penelitian yang dimaksudkan untuk
menetapkan media apa yang cocok untuk diaplikasikan dalam mengajarkan materi
Struktur Atom

sehingga dapat diperoleh mana yang lebih efisien digunakan

dalam pembelajaran untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa. Penerapan
media Powerpoint ataupun LKS kemungkinan dapat membantu siswa untuk lebih
cepat mengingat dan memahami konsep dari materi Struktur Atom. Dengan
demikian dapat diketahui mana yang lebih efektif digunakan.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis tertarik untuk
melakukan penelitian

dengan judul : Perbedaan Hasil Belajar Siswa

Menggunakan Media Powerpoint dengan LKS (Lembar Kerja Siswa)

6

melalui Model Collaborative Learning Berbasis Lesson Study pada Pokok
Bahasan Struktur Atom.
1.2 Ruang Lingkup Penelitian
Adapun yang menjadi ruang lingkup masalah dalam penelitian ini adalah
perbedaan hasil belajar siswa menggunakan media Powerpoint dengan LKS
melalui model collaborative learning berbasis lesson study pada pokok bahasan
Struktur Atom.

1.3 Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang dan ruang lingkup masalah di atas, maka
masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : Apakah ada
perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa yang menggunakan media
Powerpoint dengan LKS (Lembar Kerja Siswa) melalui model collaborative
learning berbasis lesson study pada pokok bahasan Struktur Atom.

1.4 Batasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah dan terfokus, maka dilakukan batasanbatasan terhadap permasalahan, yaitu :
1. Perbedaan hasil belajar siswa menggunakan media Powerpoint dengan LKS
melalui model Collaborative Leraning berbasis lesson study pada pokok
bahasan Struktur Atom.
2. Penelitian ini dilakukan pada pokok bahasan Struktur Atom di kelas X SMA
Swasta Istiqlal Deli Tua.
3. Semua pembelajaran tersebut dilakukan oleh guru yang sama.
4. Materi yang diajarkan adalah Struktur Atom.

1.5 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil belajar siswa menggunakan
media Powerpoint dengan LKS melalui model collaborative learning
berbasis lesson sudy dalam pokok bahasan Struktur Atom.

7

2. Untuk mengetahui media mengajar mana yang lebih baik diaplikasikan
diantara media Powerpoint dengan LKS melalui model collaborative
learning berbasis lesson sudy dalam pokok bahasan Struktur Atom.

1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah :
1. Bagi guru, penelitian ini dapat sebagai bahan masukan atau pertimbangan
untuk meningkatkan keterampilan memilih variasi media

pembelajaran

khususnya dalam pembelajaran materi Struktur Atom di kelas X SMA.
2. Bagi siswa, bila telah diketahui ada pengaruh positif dan signifikan,
diharapkan:
a. Dengan

diterapkannya

pembelajaran

kolaboratif

dengan

media

Powerpoint dengan LKS dapat meningkatkan hasil belajar kimia
umumnya, serta materi Struktur Atom khususnya.
b. Penelitian ini dapat merangsang keaktifan siswa dalam proses belajar
mengajar yang mengarah kepada tercapainya tujuan pembelajaran.
c. Pelaksanaan pembelajaran kolaboratif dapat mengembangkan rasa
kebersamaan dan kerja sama siswa dengan siswa lain.
3. Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan untuk
meningkatkan prestasi siswa di sekolah sehingga dapat memperbaiki
kualitas pembelajaran kimia di SMA Swasta Istiqlal Deli Tua.
4. Bagi peneliti, hasil penelitian ini akan menambah pengalaman, wawasan
dan kemampuan bagi peneliti mengenai penerapan media pembelajaran
tersebut.
5. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat sebagai bahan pertimbangan
dan perbandingan serta rujukan dalam melakukan penelitian selanjutnya.

1.7 Definisi Oprasional
Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan Perbedaan Hasil Belajar
Siswa

adalah selisih nilai pre-test dan post-test pada media Powerpoint

dengan LKS (Lembar Kerja Siswa) yang diperoleh masing-masing siswa pada

8

materi pokok Struktur Atom.
Untuk mempermudah persamaan persepsi dan menghindarkan perbedaan
penafsiran dari beberapa istilah :
1. Collaborative learning adalah istilah untuk jenis model pembelajaran yang
meliputi penggabungan karya/usaha intelektual siswa, atau siswa bersama
dengan guru. Biasanya, siswa bekerja dalam 2 atau lebih kelompok, saling
mencari pemahaman, penyelesaian, atau membentuk suatu produk/hasil
(Smith & MacGregor, 2010).
2. Lesson study bukanlah suatu strategi atau metode dalam pembelajaran,
tetapi merupakan salah satu upaya pembinaan untuk meningkatkan proses
pembelajaran yang dilakukan oleh sekelompok guru secara kolaboratif dan
berkesinambungan dalam merencanakan, melaksanakan, mengobservasi dan
melaporkan hasil pembelajaran.
3. Hasil belajar adalah tingkat keberhasilan dalam memahami bahan ajar di
sekolah yang dinyatakan dalam nilai atau skor yang diperoleh siswa pada
awal (pre-test) dan akhir (post-test) dalam penelitian. Hasil belajar siswa
merupakan pencapaian pemahaman siswa dalam ranah kognitif pada pokok
bahasan Struktur Atom.
4. Media Microsoft Powerpoint merupakan sebuah software yang dibuat dan
dikembangkan oleh perusahaan microsoft, dan merupakan salah satu
program berbasis multimedia. Munandi (2010) dalam Ninda Hardina
(2014).
5. LKS adalah panduan siswa yang digunakan untuk melakukan kegiatan
penyelidikan atau pemecahan masalah. LKS dapat berupa panduan untuk
latihan

pengembangan

aspek

kognitif

maupun

panduan

untuk

pengembangan semua aspek pembelajaran dalam bentuk panduan
eksperimen atau demonstrasi (Trianto, 2009).

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1.

Terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa yang dibelajarkan
dengan Media Powerpoint Model Collaborative Learning dibandingkan
dengan siswa yang dibelajarkan dengan Media LKS (Lembar Kerja
Siswa) Model Collaborative Learning.

2.

Media powerpoint dengan Model Collaborative learning berbasis lesson
study lebih baik digunakan pada materi Struktur Atom dibandingkan
dengan Media LKS (Lembar Kerja Siswa) Model Collaborative learning
berbasis lesson study.

3.

Efektivitas peningkatan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan
adalah Media Powerpoint Model Collaborative Learning sebesar 68,13%.

4.

Efektivitas peningkatan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan
Media LKS (Lembar Kerja Siswa) Model Collaborative Learning adalah
sebesar 63,58 %.

5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan,maka disarankan hal-hal berikut:
1.

Bagi guru atau calon guru disarankan untuk menerapkan Media
Powerpoint Model Collaborative Learning sebagai salah satu alternatif
pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar dan mengembangkan
kerja berkelompok siswa khususnya pada mata pelajaran kimia.

2.

Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut
disarankan

untuk

membandingkan

Media

Powerpoint

Model

Collaborative Learning dengan Media dan Model pembelajaran yang
lain dan diterapkan pada pokok bahasan yang berbeda agar dapa

66

67

dijadikan sebagai perbandingan guru dalam meningkatkan kualitas mutu
pendidikan khususnya pada mata pelajaran kimia. Selain itu, karakter
yang dikembangkan juga dapat bervariasi seperti: komunikatif tanggung
jawab, kemandirian, berpikir kritis, demokratis, kecakapan dan lain-lain.

68

DAFTAR PUSTAKA

Anurrahman., (2012), Belajar Dan Pembelajaran, Alfabeta, Bandung.
Apriono., (2011), Meningkatkan Keterampilan Kerjasama Siswa Dalam Belajar
Melalui Pembelajaran Kolaboratif, Unirow, Tuban.
Ariastuti, A., (2011). Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kolaboratif
Dengan Pendekatan Joyful Learning Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Sma
Negeri 1 Kudus Pada Materi Larutan Penyangga Dan Hidrolisis., Skripsi,
Fmipa, Uns, Semarang.
Arsyad, A., (2011), Media Pembelajaran, Gaung Persada, Jakarta.
Cabrera, Alberto F., Et All. (2002). Collaborative Learning: It’s Impact On
College Students’ Development And Diversities. Journal Of College
Student Development Vol. 43 No. 1, January/February 2002. 20-34.
Dillenbrourg, P., (1999), What Do You Mean By Collaborative Learning? In
Dillenbourg P (Ed) Collaborative Learning : Cognitive And Computational
Approaches. (119). Oxford : Elsevier.
Dimyati Dan Mudjiono., (2006), Belajar Dan Pembelajaran, 263., Rineka Cipta,
Jakarta.
Fadillah, A.,(2015), Pengaruhpenerapan Model Pembelajaran Contextual Teaching
And Learning (CTL) Berbasis Lesson Study Dengan Media Mind Mapping
Terhadap hasil belajar Kimia Siswa pada materi pokok sistem koloid,
Universitas Negeri Medan, Medan
Gultom, S., (2010), Kompetensi Guru, Unimed, Medan.
Hamalik , O., (2008), Kurikulum Dan Pembelajaran, Bumi Aksara, Jakarta.
Hardina, Ninda., (2014), Pengaruh Media Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar
Kimia Siswa Pada Materi Sistem Koloid Xi Ipa Sman 1 Percut Sei Tuan.

69

Skripsi S-1 Fmipa Universitas Negeri Medan (Unimed), Medan.
Istarani, (2012), Model Pembelajaran inovatif, Media Persada, Medan
Mulyatiningsih., (2012), Pengaruh Collaborative Learning Terhadap Motivasi
Dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri 4 Mulyoharjo Jepara
Semester II Tahun Ajaran 2011/2012, Universitas Kristen Satya Wacana, Jepara
Munandi, Yudhi. (2010), Media Pembelajaran. Jakarta :Gaung Persada (GP)
Press.
Panitz, Ted.,(1996). Collaborative Versus Cooperative Learning- A Comparison
Of The Two Concepts Which Will Help Us Understand The Underlying
Nature Of Interactive Learning. Http://Ses.Une.Au/Cf/Papers/Pdf.
Prastowo, Andi., (2012). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, 204
Jogjakarta: Diva Press
Rohaeti,E.,Widjajanti,E., Dan Padmaningrum, R.T,(2009), Pengembangan Lembar
Kerja Siswa (LKS) Mata Pelajaran Sains Kimia Untuk SMP, Inovasi
pendidikan, 1 : 1-11
Rahardjo,B.S., (2008), Kimia Berbasis Eksperimen 1, PT.Tiga Serangkai Pustaka
Mandiri, Solo
Rohmah, Iftitahur., (2014), Pengaruh Model Pembelajaran Teams Assisted
Individualization Dengan Proyek Teka-Teki Silang Dan Dilengkapi
Lembar Kerja Siswa Terhadap Prestasi Belajar Pada Materi Koloid Siswa
Kelas XI SMA NEGERI 3 Surakarta Semester Genap Tahun Ajaran
2013/2014, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK) , Vol. 3 No. 3 Tahun 2014,
Program Studi Pendidikan Kimia, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Rumansyah.,(2002), Penerapan Metode Latihan Berstruktur Dalam
Meningkatkan Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Persamaan Reaksi
Kimia, Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, No. 035, Tahun Ke-8, Maret
2002.

70

Rusman, (2011), Model-Model Pembelajaran , PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta
Slameto. (2010). Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka
Cipta.
Smith, B.I., And J.Macgregor., (2010) Collaborative Learning: A Sourse Book Of
Higher Education University Park, Pa: National Center On Post
Secondary Teaching Learning, And Assessment (Nctla). 9-22.
Silitonga, P., (2011), Metodologi Penelitian Pendidikan, Fmipa, Universitas
Negeri Medan (Unimed), Medan.
Silitonga, P., (2011), Statistik Teori Dan Aplikasi Dalam Penelitian, Fmipa,
Universitas Negeri Medan (Unimed), Medan.
Sitompul,S.M.F.,(2015),

Pengembanganlembarkerjasiswa

(Lks)

Inovatifberbasis

Problem Based Learning (PBL) Untuk meningkatkan hasil belajar Kimia
Siswa Sma Pada konsep materi larutan elektrolit dan Non Elektrolit,
Universitas Negeri Medan, Medan
Solihatim., (2007), Cooperative Learning, Bumi Aksara, Jakarta.
Sudjana. 2005. Metode Statistik. Bandung: Tarsito
Sudrajat, A., (2013), Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum
Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (TWSD) Bagi
Mahasiswa Calon Guru, Disertasi, Upi, Bandung.
Sumarni,W.,(2008), Lesson Study Untuk meningkatkan mutu Proses Dan hasil
pembelajaran perkuliahan dasar pemisahan analitik, Jurnal inovasi pendidikan
Kimia Universitas Negeri Semarang, Vol.2, No.1
Trianto., (2009), Mendisain Model Pembelajaran Inofatif-Pregresif, Prenada
Media, Surabaya.
Trianto., (2009), Model Pembelajaran Terpadu, PT. Bumi Aksara, Jakarta.

71

Trianto. (2011). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif,
Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Wahyuni, H.D.,(2012), Pengaruh penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle Dan
LKS Terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada pokok bahasan hidrolisis
garam Di MAN 1 Medan Tahun ajaran 2011/2012, Universitas Negeri Medan,
Medan.
Widarti,H.R.,(2012), Study Tentang pelaksanaan Lesson Study Di Sma Brawijaya
Smart School Malang Semester Genap 2010-2011, Prosiding Seminar Nasional
Kimia Unesa 2012, 229-235.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis mind map terhadap hasil belajar siswa pada konsep fluida statis

3 17 0

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS LESSON STUDY DENGAN MEDIA POWERPOINT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI IKATAN KIMIA.

0 2 24

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) UNTUK PEMBELAJARAN SAINTIFIK BERBASIS LESSON STUDY PADA POKOK BAHASAN LAJU REAKSI.

2 12 24

PERBEDAAN HASIL BELAJAR KIMIA DAN MENUMBUHKEMBANGKAN KERJASAMA SISWA MENGGUNAKAN MEDIA LKS DENGAN MEDIA PETA KONSEP MELALUI MODEL PROBLEM SOLVING PADA MATERI STRUKTUR ATOM.

0 3 15

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIAJARKAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DAN GUIDED INQUIRY PADA POKOK BAHASAN STRUKTUR ATOM.

0 3 20

PERBEDAAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA KELAS X SMA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPESTAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION)DAN PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI POKOK BAHASAN STRUKTUR ATOM MENGGUNAKAN MEDIA POWERPOINT.

1 11 21

PERBEDAAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA MENGGUNAKAN MEDIA POWERPOINT DENGAN KARTU DOMINO BERBASIS MODEL COLLABORATIVE LEARNING PADA SISTEM KOLOID.

0 2 22

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DENGAN MEDIA TTS DAN MEDIA SCRAMBEL PADA POKOK BAHASAN STRUKTUR ATOM DAN SISTEM PERIODIK UNSUR.

0 4 16

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA POWERPOINT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN STRUKTUR ATOM KELAS XI SMA.

0 7 17

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA LKS IPA

1 1 17