PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MEDIA POWERPOINT DENGAN LKS (LEMBAR KERJA SISWA) MELALUI MODEL COLLABORATIVE LEARNING BERBASIS LESSON STUDY PADA POKOK BAHASAN STRUKTUR ATOM.
PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MEDIA
POWERPOINT DENGAN LKS (LEMBAR KERJA SISWA)
MELALUI MODEL COLLABORATIVE LEARNING
BERBASIS LESSON STUDY PADA POKOK
BAHASAN STRUKTUR ATOM
Oleh :
Septianti
NIM 4123331047
Program Studi Pendidikan Kimia
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016
i
iii
PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MEDIA
POWERPOINT DENGAN LKS (LEMBAR KERJA SISWA)
MELALUI MODEL COLLABORATIVE LEARNING
BERBASIS LESSON STUDY PADA POKOK
BAHASAN STRUKTUR ATOM
Septianti (NIM 4123331047)
ABSTRAK
Penerapan model pembelajaran ini bertujuan untuk mengetahui ada
tidaknya perbedaan hasil belajar dan collaborative learning berbasis lesson study
kimia siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan media powerpoint
dibandingkan dengan siswa yang dibelajarkan dengan media LKS (lembar kerja
siswa) pada pokok bahasan Sturuktur Atom dijelaskan dalam skripsi ini.
Penelitian dilakukan terhadap siswa kelas X SMA Swasta Istiqlal Deli Tua T.A.
2016/2017. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA
Swasta Istiqlal Deli Tua yang terdiri dari 4 (empat) kelas. Sampel ditetapkan
dengan cluster random sampling yakni mengambil 2 kelas yang dijadikan kelas
eksperimen. Pengambilan data untuk hasil belajar siswa diperoleh dengan tes hasil
belajar yang menggunakan instrumen yang valid sebanyak 20 soal dan reliabel
(0,616). Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan hasil
belajar siswa yang dibelajarkan dengan media powerpoint dengan model
collaborative learning berbasis lesson study sebesar 68,13% dan siswa yang
dibelajarkan dengan media LKS (lembar kerja siswa) dengan model collaborative
learning berbasis lesson study sebesar 63,58 % dan rata - rata observasi lesson
study eksperimen I sebesar 69,53% sedangkan eksperimen II sebesar 60,93%.
Kata kunci: Collaborative Learning, Lesson Study, Powerpoint, LKS, Hasil
Belajar, Struktur Atom.
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat
rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Perbedaan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Media Powerpoint Dengan Lks
(Lembar Kerja Siswa) Melalui Model Collaborative Learning Berbasis Lesson
Study Pada Pokok Bahasan Struktur Atom”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Kimia,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan.
Dalam penyusunan skripsi ini tentunya penulis tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Dr. Zainuddin Muhtar, M.Si, sebagai
dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan,
pengarahan, saran, motivasi, dan waktunya kepada penulis sejak awal
perencanaan penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan
terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Dr. Ayi Darmana, M.Si, Ibu Dewi
Syafriani, S.Pd, M.Pd, Bapak Dr. Simson Tarigan, M.Pd, serta Ucapan terima
kasih disampaikan kepada Ibu Dra. Gulmah Sugiharti, M.Pd selaku dosen
pembimbing akademik dan kepada seluruh Bapak/Ibu dosen serta staff pegawai
jurusan kimia FMIPA Unimed yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan
membantu penulis selama perkuliahan. Ucapan terima kasih juga disampaikan
kepada Bapak Drs. H. Enda Tarigan selaku Kepala Sekolah SMA Istiqlal Deli Tua
dan Bapak Selamet Pamuji, S.Pd selaku guru kimia serta siswa-siswi kelas X.1
dan X.4 yang telah banyak membantu penulis selama penelitian berlangsung.
Ucapan terima kasih juga kepada Bapak Rektor UNIMED, Prof. Dr.
Syawal
Gultom M.Pd, beserta seluruh pembantu Rektor sebagai pimpinan
UNIMED, Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd, selaku Dekan FMIPA UNIMED beserta
Pembantu Dekan I, II, III di lingkungan UNIMED, Bapak Drs. Agus Kambaren,
M.Si selaku ketua Jurusan Kimia, Ibu Dra. Ani Sutiani, M. Si selaku Ketua
Program Studi Pendidikan Kimia.
v
Teristimewa penulis ucapkan terima kasih kepada sosok yang selalu
menjadi inspirasi dan motivasi yang mengajarkan banyak hal, sosok yang rela
berkorban
dan
selalu
mendoakan
penulis,
yakni
Ibunda
tersayang
Sutinah S.Pd dan Ayahanda Mardi.
Terima kasih juga penulis ucapkan kepada abangda Tersayang
Febriansyah, ST yang selalu memotivasi dan mendoakan penulis dan kepada
Adikku Tersayang Ridha Prilenti dan Delsa Miansyah yang selalu mengingatkan
dan mendoakan penulis.
Penulis sampaikan terima kasih kepada Viona Yustanti Berasa yang selalu
berbagi pengalaman, tawa, ceria selama menjalani perkuliahan ini, rekan-rekan
seperjuangan, yakni seluruh teman-teman Pendidikan Kimia Ekstensi A 2012
yang telah banyak membantu dan memotivasi khususnya juga kepada Suri
Khairunnisa, Meri Julianti yang menjadi teman seperjuangan saat penelitian.
Terima kasih juga penulis sampaikan kepada Seruni Olivia sebagai teman satu
dosen pembimbing.Ucapan terima kasih buat teman- teman PPLT 2015 SMA
Negeri 1 Pegajahan yang selalu memotivasi dan memberi dukungan, terimaksih
buat orang yang selalu menemani dan memberi semangat Petit crocodile.
Masih Banyak pihak yang turut berperan dalam penyelesaian skripsi ini
yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, untuk itu penulis menyampaikan
terima kasih.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam menyelesaikan
skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi,
susunan maupun tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya isi
skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan ilmu pendidikan.
Medan,
September 2016
Penulis
Septianti
NIM. 4123331047
vii
DAFTAR ISI
Hal
Lembar Pengesahan
i
Riwayat Hidup
ii
Abstrak
iii
Kata Pengantar
iv
Daftar Isi
vii
Daftar Gambar
x
Daftar Tabel
xi
Daftar Lampiran
xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
1
1.2. Ruang Lingkup Penelitian
6
1.3. Rumusan Masalah
6
1.4. Batasan Masalah
6
1.5. Tujuan Penelitian
6
1.6. Manfaat Penelitian
7
1.7. Definisi Operasional
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kajian Teoritis
9
2.1.1. Pengertian Belajar
9
2.1.2. Hakikat Belajar Kimia
10
2.1.3. Hasil Belajar
10
2.2 . Model Pembelajaran
12
2.2.1. Model Pembelajaran Collaborative Learning
13
2.2.2. Langkah – Langkah Model Pembelajaran Collaborative Learning
13
2.2.3. Karakteristik, Kelebihan Dan Kekurangan Model Pembelajaran
14
2.2.4. Peran Collaborative Learning
15
viii
2.3.
Lesoon Study
16
2.4. Media Pembelajaran
17
2.4.1. Macam – Macam Media Pembelajaran
18
2.4.2. Manfaat Media Pembelajaran
19
2.4.3. Media Microsoft Powerpoint
20
2.4.4. Media LKS (Lembar Kerja Siswa)
21
2.5. Materi Ajar
23
2.5.1 Partikel Materi
23
2.5.2 Perkembangan Model Atom
25
2.5.3 Penyusun Atom
29
2.5.4 Susunan Atom
32
2.6. Kerangka Konseptual
25
2.7. Hipotesis Penelitian
36
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi Dan Waktu Penelitian
38
3.2. Populasi Dan Sampel Penelitian
38
3.2.1. Populasi Penelitian
38
3.2.2. Sampel Penelitian
38
3.3. Variabel Penelitian
39
3.4. Rancangan Penelitian
39
3.5. Instrumen Penelitian
40
3.5.1. Validitas Tes
40
3.5.2. Reabilitas Tes
42
3.5.3. Distruktor
43
3.5.4 Tingkat Kesukaran
44
3.5.5. Daya Pembeda
44
3.6. Teknik Pengumpulan Data
46
3.6.1. Persiapan Penelitian
46
3.6.2. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
46
49
ix
3.7. Teknik Analisis Data
49
3.7.1. Uji Normalitas
49
3.7.2. Uji Homogenitas
49
3.7.3. Uji Hipotesis
50
3.7.4. Uji Peningkatan Gain
51
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Penelitian
52
4.1.1 Validitas Tes
52
4.1.2 Reliabilitas
52
4.1.3 Distruktor
53
4.1.4 Tingkat Kesukaran
53
4.1.5 Daya Beada
53
4.2
Deskripsi Data Hasil Penelitian
54
4.3
Uji Persyaratan Analisa Data
58
4.3.1 Uji Normalitas Data
58
4.3.2 Uji Homogenitas Data
59
4.3.2.1 Uji Homogenitas Data Hasil Belajar
59
4.3.3 Uji Hipotesis
60
4.4
Peningkatan Hasil Belajar
61
4.5
Pembahasan Hasil Penelitian
61
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
66
5.2
Saran
66
DAFTAR PUSTAKA
68
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Hal
Gambar 2.1
Model atom John Dalton
25
Gambar 2.2
Model atom Joseph John Thompson
26
Gambar 2.3
Model Atom Ernest Rutherford
27
Gambar 2.4
Model Atom Niels Bohr
28
Gambar 2.5
Model Atom Mekanika Quantum
29
Gambar 2.6
Pembelokan sinar katode oleh medan listrik
29
Gambar 2.7
Diagram percobaan tetes minyak Milikan
30
Gambar 2.8
Percobaan Goldstein untuk mempelajari partikel positif
30
Gambar 2.9
Percobaan Rutherford, hamburan sinar alfa oleh lempeng emas
31
Gambar 3.1
Skema Teknik Pengumpulan Data
48
Gambar 4.1
Lesson Study
26
Gambar 4.2
Gain
61
x
xi
DAFTAR TABEL
Tabel
Hal
Tabel 3.1
Rancangan Penelitian
40
Tabel 4.1
Hasil Validitas, Reliabel, Tingkat Kesukaran, dan Daya
53
Beda Soal, Distruktor
Tabel 4.2
Rataan Penilaian Lesson Study
54
Tabel 4.3
Rata - Rata, Standar Devisiasi, Minimum, Maksimum Data
55
Pretes dan Postes Hasil Belajar Kelompok Sampel
Tabel 4.4
Rata - Rata, Standar Devisiasi, Minimum, Maksimum Data
56
Gain Hasil Belajar Kelompok Sampel
Tabel 4.5
Hasil Uji Normalitas Data
57
Tabel 4.6
Hasil Uji Homogenitas Data
58
Tabel 4.7
Hasil Uji Hipotesis
59
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Hal
Lampiran 1
Silabus Kimia
72
Lampiran 2
RPP Kelas X Eksperimen I dan II
73
Lampiran 3
Powerpoint
86
Lampiran 4a Lembar Kerja Siswa
89
Lampiran 4b
Lembar Kerja Siswa
94
Lampiran 5a Lembar Lesson Study
97
Lampiran 5b Lembar Lesson Study
98
Lampiran 5c Lembar Lesson Study
99
Lampiran 6a Kisi-Kisi Soal Sebelum Valid
100
Lampiran 6b Kisi-Kisi Soal Valid
114
Lampiran 7a Instrumen Tes (Soal Belum Valid)
121
Lampiran 7b Kunci Jawaban Instrumen Tes (Soal Sebelum di Validasi)
126
Lampiran 8a Instrumen Tes (Soal Valid)
127
Lampiran 8b Kunci Jawaban Instrumen Tes (Soal Sesudah di Validasi)
130
Lampiran 9a Perhitungan Validitas Tes
131
Lampiran 9b Tabel Validitas Tes
134
Lampiran 10a Perhitungan Reliabilitas Tes
135
Lampiran 10b Tabel Reliabilitas Tes
136
Lampiran 11a Perhitungan Distruktor (Pengecoh)
137
Lampiran 11b Tabel Distuktor
138
Lampiran 12a Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal
140
Lampiran 12b Tabel Tingkat Kesukaran
141
Lampiran 13a Perhitungan Daya Pembeda Butir Tes
142
Lampiran 13b Tabel Daya Beda
143
Lampiran 14
Data Hasil Penelitian
144
Lampiran 15a Data Hasil Observasi Lesson Study
148
xiii
Lampiran 15b Data Hasil Observasi Lesson Study
150
Lampiran 15c Data Hasil Observasi Lesson Study
162
Lampiran 16
166
Tabel lesson Study
Lampiran 17 Uji Normalitas
170
Lampiran 18 Uji Homogenitas
175
Lampiran 19 Uji Hipotesis
177
Lampiran 20 Perhitungan Peningkatan Hasil Belajar
178
Lampiran 21 Tabel r-product moment
179
Lampiran 22 Dokumentasi Penelitian
180
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kimia sangat menarik untuk dipelajari, karena segala aktivitas dalam
kehidupan melibatkan reaksi-reaksi kimia. Namun, banyak persoalan di
masyarakat yang belum ditangani secara baik karena pemahaman ilmu kimia yang
masih terbatas. Wiseman dalam Rumansyah (2002) mengemukakan bahwa “ilmu
kimia merupakan salah satu pelajaran tersulit bagi kebanyakan siswa menengah
dan mahasiswa”.
Pendidikan merupakan suatu proses pembentukan manusia yang
memungkinkan untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi dan
kemampuan yang ada padanya. Dengan demikian, peran seorang guru sangat
diperlukan untuk mengembangkan potensi dan kemampuan masing-masing siswa.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Slameto (2010) bahwa “seorang guru harus
dapat menimbulkan semangat belajar secara individual”. Hal ini dapat dilakukan
dengan cara memberi kebebasan kepada siswa untuk mengembangkan
kemampuan berfikir inisiatif dan kreatif dalam belajar.
Untuk mencapai tujuan pendidikan, maka seorang guru sangat
bertanggung jawab atas tercapainya tujuan pendidikan tersebut. Seorang guru
harus mempunyai strategi pembelajaran yang tepat guna menyampaikan materi
pelajaran kepada siswa, karena keberhasilan proses pembelajaran di kelas
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: guru, suasana kelas, cara
pembelajaran, waktu belajar, dan lain-lain (Slameto, 2010). Guru sebagai
penyelenggara
kegiatan
belajar
mengajar
hendaknya
memikirkan
dan
mengupayakan terjadinya interaksi siswa dengan komponen lainnya secara
optimal, sehingga akan mengaktifkan proses belajar mengajar. Keberhasilan
proses pembelajaran dipengaruhi oleh model pembelajaran yang mengaktifkan
siswa dalam aktiviatas belajar (Djamarah dan Zain, 2006).
1
2
Pencapaian kualitas dalam pembelajaran adalah tanggung jawab
profesionalan seorang guru untuk menciptakan pengalaman belajar yang
berkualitas bagi siswa dan memandu siswa untuk mencapai hasil belajar yang
maksimal. Menurut Dimyati dan Mudjino (2006: 263), kegiatan pembelajaran
yang diselenggarakan oleh guru bermula dari dan bermuara pada komponenkomponen pembelajaran yang tersurat dalam kurikulum, proses (bagaimana
materi diajarkan), dan produk (hasil dari proses pembelajaran). Oleh sebab itu,
ketiga komponen tersebut sama pentingnya karena merupakan kesatuan yang
membentuk lingkungan belajar.
Mata pelajaran kimia di tingkat SLTA mempelajari segala sesuatu tentang
zat yang meliputi komposisi, struktur dan sifat perubahan, dinamika, dan
energitika zat yang melibatkan keterampilan dan penalaran. Ada dua hal yang
berkaitan dengan kimia yang tidak terpisahkan, yaitu kimia sebagai produk
(pengetahuan kimia yang berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori) temuan
ilmuan dan kimia sebagai proses (kerja ilmiah). Oleh sebab itu, pembelajaran
kimia dan penilaian hasil belajar kimia harus memperhatikan karakteristik ilmu
kimia sebagai proses dan produk.
Kebutuhan akan orientasi baru dalam pendidikan ini terasa begitu kuat dan
nyata dalam berbagai bidang studi, demikian pula dalam bidang studi kimia.para
pendidik, praktisi pendidikan dan kita semua, mau tidak mau harus merespon
perubahan yang terjadi dengan mengubah paradigma pendidikan.
Dengan kata lain, untuk meningkatkan prestasi siswa maka diperlukan
guru kreatif yang mampu membuat pelajaran kimia menjadi menarik dan disukai
oleh siswa. Untuk memperoleh hasil yang optimal maka perlu direncanakan
suasana kelas yang sedemikian rupa dengan menggunakan model pembelajaran
yang tepat sehingga siswa dapat berinteraksi satu sama lain dan akhirnya
memperoleh hasil belajar yang optimal.
Model
pembelajaran
merupakan
pola umum
prilaku pembelajaran
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Joyce dan Weil dalam
Rusman (2011) berpendapat bahwa “model pembelajaran adalah suatu cara atau
3
pola yang dapat digunakan untuk membentuk rencana pembelajaran jangka
panjang merancang bahan-bahan pembelajaran dan membimbing pembelajaran di
kelas atau yang lain”.
Lesson study bukanlah suatu strategi atau metode dalam pembelajaran,
tetapi merupakan salah satu upaya pembinaan untuk meningkatkan proses
pembelajaran yang dilakukan oleh sekelompok guru secara kolaboratif dan
berkesinambungan, dalam merencanakan, melaksanakan, mengobservasi dan
melaporkan hasil kegiatan pembelajaran. Lesson study merupakan kegiatan yang
dapat mendorong terbentuknya sebuah komunitas belajar (learning society) yang
secara konsisten dan sistematis melakukan perbaikan diri, baik pada tataran
individual maupun manajerial (Rusman, 2011).
Keterampilan bekerjasama merupakan suatu hal yang sangat dibutuhkan
oleh masyarakat dalam kehidupan dewasa ini, karena hampir semua prilaku yang
ada di masyarakat menunjukkan adanya kerjasama dari semua lapisan masyarakat,
tanpa memandang perbedaan suku, agama, ras, jenis kelamin serta golongan.
Keterampilan kerja sama akan terwujud dalam kehidupan bermasyarakat, dan
apabila semenjak usia dini siswa sudah mulai dilatih melalui proses belajar di
sekolah maka seorang guru bisa melatih keterampilan kerjasama ini melalui
pembelajaran kolaboratif. Collaborative learning sejatinya merupakan belajar
yang lebih menekankan pada tugas spesifik dan berbagi tugas dalam kelompok,
membandingkan kesimpulan dan prosedur kerja kelompok, dan memberikan
keleluasaan yang lebih besar pada siswa dalam kerja kelompok. Oleh karena itu,
melalui pembelajaran kolaboratif siswa akan terbiasa dalam bekerjasama dengan
sesama siswa guna mencapai suatu tujuan dalam belajar (Apriono, 2011).
Belajar kolaboratif adalah filosofi personal, benar-benar bukan suatu
teknik kelas. Dalam semua situasi dimana orang datang bersama-sama dalam
kelompok, dorongan suatu cara menghadapi orang yang respect dan menyoroti
kemampuan dan kontribusi anggota kelompok masing-masing. Ada berbagi
(sharing) otoritas dan penerimaan tanggung jawab di antara anggota kelompok
untuk tindakan kelompok (Dillenbourg, 1999).
4
Menurut Noble dkk dalam Riska Ariastuti (2011),”Model pembelajaran
kolaboratif merupakan model pembelajaran dimana siswa saling bekerja sama
dalam kelompok-kelompok kecil untuk mencapai pemahaman dan tujuan
pembelajaran”. Pembelajaran kolaboratif (collaborative learning) merupakan
suatu istilah (umbrella term) yang mencakup banyak bentuk pembelajaran
kolaboratif, mulai dari proyek kelompok kecil hingga bentuk kerja kelompok
yang lebih spesifik yang disebut cooperative learning.
Menurut hasil penelitian dari Cabrera dkk dalam Riska Ariastuti (2011)
menunjukkan bahwa pembelajaran kolaboratif meningkatkan kemampuan
pengembangan diri sebanyak 10,3%, pemahaman mengenai sains dan teknik
sebanyak 9,7%, apresiasi terhadap seni sebanyak 6,6%, dan kemampuan analisis
sebanyak 13,2%.
Ted Panitzs (1996) menjelaskan suatu perbedaan antara dua konsep:
pendukung belajar kooperatif cenderung lebih berpusat-guru (teacher-centered),
misalnya,
apabila
membentuk
kelompok
heterogen,
pengstrukturan
interdependensi positif dan mengajar keterampilan kooperatif. Belajar kolaboratif
menganjurkan struktur ketidakpercayaan dan membolehkan siswa berbicara lebih
jika membentuk kelompok persahabatan dan interes. Percakapan siswa ditekankan
sebagai suatu makna untuk bekerja berhasil.
Media pembelajaran diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan (message), merangsang pikiran, perasaan,
perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong proses belajar. Bentukbentuk media pembelajaran digunakan untuk meningkatkan pengalaman belajar
agar menjadi lebih konkrit. Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar
mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan
motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan membawa pengaruh-pengaruh
psikologi terhadap siswa (Arsyad, 2011).
Powerpoint merupakan suatu media yang sering digunakan dalam proses
pembelajaran. Powerpoint dapat digunakan untuk menunjukkan suatu objek yang
kelihatannya abstrak seolah-olah ada, sehingga dengan media ini siswa tidak akan
5
kebingungan ketika mempelajari suatu meteri yang sifatnya abstrak. Di samping
itu, powerpoint juga memiliki daya tarik tersendiri yaitu dengan adanya animasi
yang dapat menarik minat siswa untuk belajar (Solihatim, 2007).
Kemudian salah satu perangkat pembelajaran yang dapat digunakan adalah
Lembar Kegiatan Siswa. Lembar Kegiatan Siswa merupakan suatu bahan ajar
cetak berupa lembar-lembar kertas yang berisi materi, ringkasan, dan petunjukpetunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan oleh peserta
didik yang mengacu pada kompetensi dasar yang harus dicapai (Prastowo, 2012:
204). Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dapat berfungsi sebagai alternatif guru untuk
mengarahkan pengajaran atau memperkenalkan suatu kegiatan tertentu sebagai
variasi kegiatan belajar mengajar.
Salah satu materi pokok kimia yang harus diajarkan di kelas X SMA pada
semester ganjil adalah Struktur Atom. Materi ini dianggap sulit sebab banyak
bermain dalam hal konsep yang abstrak. Dengan adanya visualisasi yang
interaktif diharapkan kesulitan ini dapat terkurangi, bahkan dapat teratasi, dan
dapat menyeragamkan persepsi siswa terhadap konsep-konsep yang abstrak
tersebut. Oleh karena itu, penting kiranya dilakukan pengembangan media
pembelajaran kimia berbasis Powerpoint dan LKS pada materi Struktur Atom
untuk Sekolah Menengah Atas dengan cara membandingkan mana yang lebih
efektif digunakan dalam pembelajaran dan menguji tingkat media tersebut.
Dengan demikian, sangat diperlukan penelitian yang dimaksudkan untuk
menetapkan media apa yang cocok untuk diaplikasikan dalam mengajarkan materi
Struktur Atom
sehingga dapat diperoleh mana yang lebih efisien digunakan
dalam pembelajaran untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa. Penerapan
media Powerpoint ataupun LKS kemungkinan dapat membantu siswa untuk lebih
cepat mengingat dan memahami konsep dari materi Struktur Atom. Dengan
demikian dapat diketahui mana yang lebih efektif digunakan.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis tertarik untuk
melakukan penelitian
dengan judul : Perbedaan Hasil Belajar Siswa
Menggunakan Media Powerpoint dengan LKS (Lembar Kerja Siswa)
6
melalui Model Collaborative Learning Berbasis Lesson Study pada Pokok
Bahasan Struktur Atom.
1.2 Ruang Lingkup Penelitian
Adapun yang menjadi ruang lingkup masalah dalam penelitian ini adalah
perbedaan hasil belajar siswa menggunakan media Powerpoint dengan LKS
melalui model collaborative learning berbasis lesson study pada pokok bahasan
Struktur Atom.
1.3 Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang dan ruang lingkup masalah di atas, maka
masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : Apakah ada
perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa yang menggunakan media
Powerpoint dengan LKS (Lembar Kerja Siswa) melalui model collaborative
learning berbasis lesson study pada pokok bahasan Struktur Atom.
1.4 Batasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah dan terfokus, maka dilakukan batasanbatasan terhadap permasalahan, yaitu :
1. Perbedaan hasil belajar siswa menggunakan media Powerpoint dengan LKS
melalui model Collaborative Leraning berbasis lesson study pada pokok
bahasan Struktur Atom.
2. Penelitian ini dilakukan pada pokok bahasan Struktur Atom di kelas X SMA
Swasta Istiqlal Deli Tua.
3. Semua pembelajaran tersebut dilakukan oleh guru yang sama.
4. Materi yang diajarkan adalah Struktur Atom.
1.5 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil belajar siswa menggunakan
media Powerpoint dengan LKS melalui model collaborative learning
berbasis lesson sudy dalam pokok bahasan Struktur Atom.
7
2. Untuk mengetahui media mengajar mana yang lebih baik diaplikasikan
diantara media Powerpoint dengan LKS melalui model collaborative
learning berbasis lesson sudy dalam pokok bahasan Struktur Atom.
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah :
1. Bagi guru, penelitian ini dapat sebagai bahan masukan atau pertimbangan
untuk meningkatkan keterampilan memilih variasi media
pembelajaran
khususnya dalam pembelajaran materi Struktur Atom di kelas X SMA.
2. Bagi siswa, bila telah diketahui ada pengaruh positif dan signifikan,
diharapkan:
a. Dengan
diterapkannya
pembelajaran
kolaboratif
dengan
media
Powerpoint dengan LKS dapat meningkatkan hasil belajar kimia
umumnya, serta materi Struktur Atom khususnya.
b. Penelitian ini dapat merangsang keaktifan siswa dalam proses belajar
mengajar yang mengarah kepada tercapainya tujuan pembelajaran.
c. Pelaksanaan pembelajaran kolaboratif dapat mengembangkan rasa
kebersamaan dan kerja sama siswa dengan siswa lain.
3. Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan untuk
meningkatkan prestasi siswa di sekolah sehingga dapat memperbaiki
kualitas pembelajaran kimia di SMA Swasta Istiqlal Deli Tua.
4. Bagi peneliti, hasil penelitian ini akan menambah pengalaman, wawasan
dan kemampuan bagi peneliti mengenai penerapan media pembelajaran
tersebut.
5. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat sebagai bahan pertimbangan
dan perbandingan serta rujukan dalam melakukan penelitian selanjutnya.
1.7 Definisi Oprasional
Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan Perbedaan Hasil Belajar
Siswa
adalah selisih nilai pre-test dan post-test pada media Powerpoint
dengan LKS (Lembar Kerja Siswa) yang diperoleh masing-masing siswa pada
8
materi pokok Struktur Atom.
Untuk mempermudah persamaan persepsi dan menghindarkan perbedaan
penafsiran dari beberapa istilah :
1. Collaborative learning adalah istilah untuk jenis model pembelajaran yang
meliputi penggabungan karya/usaha intelektual siswa, atau siswa bersama
dengan guru. Biasanya, siswa bekerja dalam 2 atau lebih kelompok, saling
mencari pemahaman, penyelesaian, atau membentuk suatu produk/hasil
(Smith & MacGregor, 2010).
2. Lesson study bukanlah suatu strategi atau metode dalam pembelajaran,
tetapi merupakan salah satu upaya pembinaan untuk meningkatkan proses
pembelajaran yang dilakukan oleh sekelompok guru secara kolaboratif dan
berkesinambungan dalam merencanakan, melaksanakan, mengobservasi dan
melaporkan hasil pembelajaran.
3. Hasil belajar adalah tingkat keberhasilan dalam memahami bahan ajar di
sekolah yang dinyatakan dalam nilai atau skor yang diperoleh siswa pada
awal (pre-test) dan akhir (post-test) dalam penelitian. Hasil belajar siswa
merupakan pencapaian pemahaman siswa dalam ranah kognitif pada pokok
bahasan Struktur Atom.
4. Media Microsoft Powerpoint merupakan sebuah software yang dibuat dan
dikembangkan oleh perusahaan microsoft, dan merupakan salah satu
program berbasis multimedia. Munandi (2010) dalam Ninda Hardina
(2014).
5. LKS adalah panduan siswa yang digunakan untuk melakukan kegiatan
penyelidikan atau pemecahan masalah. LKS dapat berupa panduan untuk
latihan
pengembangan
aspek
kognitif
maupun
panduan
untuk
pengembangan semua aspek pembelajaran dalam bentuk panduan
eksperimen atau demonstrasi (Trianto, 2009).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1.
Terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa yang dibelajarkan
dengan Media Powerpoint Model Collaborative Learning dibandingkan
dengan siswa yang dibelajarkan dengan Media LKS (Lembar Kerja
Siswa) Model Collaborative Learning.
2.
Media powerpoint dengan Model Collaborative learning berbasis lesson
study lebih baik digunakan pada materi Struktur Atom dibandingkan
dengan Media LKS (Lembar Kerja Siswa) Model Collaborative learning
berbasis lesson study.
3.
Efektivitas peningkatan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan
adalah Media Powerpoint Model Collaborative Learning sebesar 68,13%.
4.
Efektivitas peningkatan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan
Media LKS (Lembar Kerja Siswa) Model Collaborative Learning adalah
sebesar 63,58 %.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan,maka disarankan hal-hal berikut:
1.
Bagi guru atau calon guru disarankan untuk menerapkan Media
Powerpoint Model Collaborative Learning sebagai salah satu alternatif
pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar dan mengembangkan
kerja berkelompok siswa khususnya pada mata pelajaran kimia.
2.
Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut
disarankan
untuk
membandingkan
Media
Powerpoint
Model
Collaborative Learning dengan Media dan Model pembelajaran yang
lain dan diterapkan pada pokok bahasan yang berbeda agar dapa
66
67
dijadikan sebagai perbandingan guru dalam meningkatkan kualitas mutu
pendidikan khususnya pada mata pelajaran kimia. Selain itu, karakter
yang dikembangkan juga dapat bervariasi seperti: komunikatif tanggung
jawab, kemandirian, berpikir kritis, demokratis, kecakapan dan lain-lain.
68
DAFTAR PUSTAKA
Anurrahman., (2012), Belajar Dan Pembelajaran, Alfabeta, Bandung.
Apriono., (2011), Meningkatkan Keterampilan Kerjasama Siswa Dalam Belajar
Melalui Pembelajaran Kolaboratif, Unirow, Tuban.
Ariastuti, A., (2011). Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kolaboratif
Dengan Pendekatan Joyful Learning Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Sma
Negeri 1 Kudus Pada Materi Larutan Penyangga Dan Hidrolisis., Skripsi,
Fmipa, Uns, Semarang.
Arsyad, A., (2011), Media Pembelajaran, Gaung Persada, Jakarta.
Cabrera, Alberto F., Et All. (2002). Collaborative Learning: It’s Impact On
College Students’ Development And Diversities. Journal Of College
Student Development Vol. 43 No. 1, January/February 2002. 20-34.
Dillenbrourg, P., (1999), What Do You Mean By Collaborative Learning? In
Dillenbourg P (Ed) Collaborative Learning : Cognitive And Computational
Approaches. (119). Oxford : Elsevier.
Dimyati Dan Mudjiono., (2006), Belajar Dan Pembelajaran, 263., Rineka Cipta,
Jakarta.
Fadillah, A.,(2015), Pengaruhpenerapan Model Pembelajaran Contextual Teaching
And Learning (CTL) Berbasis Lesson Study Dengan Media Mind Mapping
Terhadap hasil belajar Kimia Siswa pada materi pokok sistem koloid,
Universitas Negeri Medan, Medan
Gultom, S., (2010), Kompetensi Guru, Unimed, Medan.
Hamalik , O., (2008), Kurikulum Dan Pembelajaran, Bumi Aksara, Jakarta.
Hardina, Ninda., (2014), Pengaruh Media Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar
Kimia Siswa Pada Materi Sistem Koloid Xi Ipa Sman 1 Percut Sei Tuan.
69
Skripsi S-1 Fmipa Universitas Negeri Medan (Unimed), Medan.
Istarani, (2012), Model Pembelajaran inovatif, Media Persada, Medan
Mulyatiningsih., (2012), Pengaruh Collaborative Learning Terhadap Motivasi
Dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri 4 Mulyoharjo Jepara
Semester II Tahun Ajaran 2011/2012, Universitas Kristen Satya Wacana, Jepara
Munandi, Yudhi. (2010), Media Pembelajaran. Jakarta :Gaung Persada (GP)
Press.
Panitz, Ted.,(1996). Collaborative Versus Cooperative Learning- A Comparison
Of The Two Concepts Which Will Help Us Understand The Underlying
Nature Of Interactive Learning. Http://Ses.Une.Au/Cf/Papers/Pdf.
Prastowo, Andi., (2012). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, 204
Jogjakarta: Diva Press
Rohaeti,E.,Widjajanti,E., Dan Padmaningrum, R.T,(2009), Pengembangan Lembar
Kerja Siswa (LKS) Mata Pelajaran Sains Kimia Untuk SMP, Inovasi
pendidikan, 1 : 1-11
Rahardjo,B.S., (2008), Kimia Berbasis Eksperimen 1, PT.Tiga Serangkai Pustaka
Mandiri, Solo
Rohmah, Iftitahur., (2014), Pengaruh Model Pembelajaran Teams Assisted
Individualization Dengan Proyek Teka-Teki Silang Dan Dilengkapi
Lembar Kerja Siswa Terhadap Prestasi Belajar Pada Materi Koloid Siswa
Kelas XI SMA NEGERI 3 Surakarta Semester Genap Tahun Ajaran
2013/2014, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK) , Vol. 3 No. 3 Tahun 2014,
Program Studi Pendidikan Kimia, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Rumansyah.,(2002), Penerapan Metode Latihan Berstruktur Dalam
Meningkatkan Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Persamaan Reaksi
Kimia, Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, No. 035, Tahun Ke-8, Maret
2002.
70
Rusman, (2011), Model-Model Pembelajaran , PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta
Slameto. (2010). Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka
Cipta.
Smith, B.I., And J.Macgregor., (2010) Collaborative Learning: A Sourse Book Of
Higher Education University Park, Pa: National Center On Post
Secondary Teaching Learning, And Assessment (Nctla). 9-22.
Silitonga, P., (2011), Metodologi Penelitian Pendidikan, Fmipa, Universitas
Negeri Medan (Unimed), Medan.
Silitonga, P., (2011), Statistik Teori Dan Aplikasi Dalam Penelitian, Fmipa,
Universitas Negeri Medan (Unimed), Medan.
Sitompul,S.M.F.,(2015),
Pengembanganlembarkerjasiswa
(Lks)
Inovatifberbasis
Problem Based Learning (PBL) Untuk meningkatkan hasil belajar Kimia
Siswa Sma Pada konsep materi larutan elektrolit dan Non Elektrolit,
Universitas Negeri Medan, Medan
Solihatim., (2007), Cooperative Learning, Bumi Aksara, Jakarta.
Sudjana. 2005. Metode Statistik. Bandung: Tarsito
Sudrajat, A., (2013), Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum
Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (TWSD) Bagi
Mahasiswa Calon Guru, Disertasi, Upi, Bandung.
Sumarni,W.,(2008), Lesson Study Untuk meningkatkan mutu Proses Dan hasil
pembelajaran perkuliahan dasar pemisahan analitik, Jurnal inovasi pendidikan
Kimia Universitas Negeri Semarang, Vol.2, No.1
Trianto., (2009), Mendisain Model Pembelajaran Inofatif-Pregresif, Prenada
Media, Surabaya.
Trianto., (2009), Model Pembelajaran Terpadu, PT. Bumi Aksara, Jakarta.
71
Trianto. (2011). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif,
Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Wahyuni, H.D.,(2012), Pengaruh penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle Dan
LKS Terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada pokok bahasan hidrolisis
garam Di MAN 1 Medan Tahun ajaran 2011/2012, Universitas Negeri Medan,
Medan.
Widarti,H.R.,(2012), Study Tentang pelaksanaan Lesson Study Di Sma Brawijaya
Smart School Malang Semester Genap 2010-2011, Prosiding Seminar Nasional
Kimia Unesa 2012, 229-235.
POWERPOINT DENGAN LKS (LEMBAR KERJA SISWA)
MELALUI MODEL COLLABORATIVE LEARNING
BERBASIS LESSON STUDY PADA POKOK
BAHASAN STRUKTUR ATOM
Oleh :
Septianti
NIM 4123331047
Program Studi Pendidikan Kimia
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016
i
iii
PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MEDIA
POWERPOINT DENGAN LKS (LEMBAR KERJA SISWA)
MELALUI MODEL COLLABORATIVE LEARNING
BERBASIS LESSON STUDY PADA POKOK
BAHASAN STRUKTUR ATOM
Septianti (NIM 4123331047)
ABSTRAK
Penerapan model pembelajaran ini bertujuan untuk mengetahui ada
tidaknya perbedaan hasil belajar dan collaborative learning berbasis lesson study
kimia siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan media powerpoint
dibandingkan dengan siswa yang dibelajarkan dengan media LKS (lembar kerja
siswa) pada pokok bahasan Sturuktur Atom dijelaskan dalam skripsi ini.
Penelitian dilakukan terhadap siswa kelas X SMA Swasta Istiqlal Deli Tua T.A.
2016/2017. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA
Swasta Istiqlal Deli Tua yang terdiri dari 4 (empat) kelas. Sampel ditetapkan
dengan cluster random sampling yakni mengambil 2 kelas yang dijadikan kelas
eksperimen. Pengambilan data untuk hasil belajar siswa diperoleh dengan tes hasil
belajar yang menggunakan instrumen yang valid sebanyak 20 soal dan reliabel
(0,616). Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan hasil
belajar siswa yang dibelajarkan dengan media powerpoint dengan model
collaborative learning berbasis lesson study sebesar 68,13% dan siswa yang
dibelajarkan dengan media LKS (lembar kerja siswa) dengan model collaborative
learning berbasis lesson study sebesar 63,58 % dan rata - rata observasi lesson
study eksperimen I sebesar 69,53% sedangkan eksperimen II sebesar 60,93%.
Kata kunci: Collaborative Learning, Lesson Study, Powerpoint, LKS, Hasil
Belajar, Struktur Atom.
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat
rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Perbedaan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Media Powerpoint Dengan Lks
(Lembar Kerja Siswa) Melalui Model Collaborative Learning Berbasis Lesson
Study Pada Pokok Bahasan Struktur Atom”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Kimia,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan.
Dalam penyusunan skripsi ini tentunya penulis tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Dr. Zainuddin Muhtar, M.Si, sebagai
dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan,
pengarahan, saran, motivasi, dan waktunya kepada penulis sejak awal
perencanaan penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan
terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Dr. Ayi Darmana, M.Si, Ibu Dewi
Syafriani, S.Pd, M.Pd, Bapak Dr. Simson Tarigan, M.Pd, serta Ucapan terima
kasih disampaikan kepada Ibu Dra. Gulmah Sugiharti, M.Pd selaku dosen
pembimbing akademik dan kepada seluruh Bapak/Ibu dosen serta staff pegawai
jurusan kimia FMIPA Unimed yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan
membantu penulis selama perkuliahan. Ucapan terima kasih juga disampaikan
kepada Bapak Drs. H. Enda Tarigan selaku Kepala Sekolah SMA Istiqlal Deli Tua
dan Bapak Selamet Pamuji, S.Pd selaku guru kimia serta siswa-siswi kelas X.1
dan X.4 yang telah banyak membantu penulis selama penelitian berlangsung.
Ucapan terima kasih juga kepada Bapak Rektor UNIMED, Prof. Dr.
Syawal
Gultom M.Pd, beserta seluruh pembantu Rektor sebagai pimpinan
UNIMED, Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd, selaku Dekan FMIPA UNIMED beserta
Pembantu Dekan I, II, III di lingkungan UNIMED, Bapak Drs. Agus Kambaren,
M.Si selaku ketua Jurusan Kimia, Ibu Dra. Ani Sutiani, M. Si selaku Ketua
Program Studi Pendidikan Kimia.
v
Teristimewa penulis ucapkan terima kasih kepada sosok yang selalu
menjadi inspirasi dan motivasi yang mengajarkan banyak hal, sosok yang rela
berkorban
dan
selalu
mendoakan
penulis,
yakni
Ibunda
tersayang
Sutinah S.Pd dan Ayahanda Mardi.
Terima kasih juga penulis ucapkan kepada abangda Tersayang
Febriansyah, ST yang selalu memotivasi dan mendoakan penulis dan kepada
Adikku Tersayang Ridha Prilenti dan Delsa Miansyah yang selalu mengingatkan
dan mendoakan penulis.
Penulis sampaikan terima kasih kepada Viona Yustanti Berasa yang selalu
berbagi pengalaman, tawa, ceria selama menjalani perkuliahan ini, rekan-rekan
seperjuangan, yakni seluruh teman-teman Pendidikan Kimia Ekstensi A 2012
yang telah banyak membantu dan memotivasi khususnya juga kepada Suri
Khairunnisa, Meri Julianti yang menjadi teman seperjuangan saat penelitian.
Terima kasih juga penulis sampaikan kepada Seruni Olivia sebagai teman satu
dosen pembimbing.Ucapan terima kasih buat teman- teman PPLT 2015 SMA
Negeri 1 Pegajahan yang selalu memotivasi dan memberi dukungan, terimaksih
buat orang yang selalu menemani dan memberi semangat Petit crocodile.
Masih Banyak pihak yang turut berperan dalam penyelesaian skripsi ini
yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, untuk itu penulis menyampaikan
terima kasih.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam menyelesaikan
skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi,
susunan maupun tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya isi
skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan ilmu pendidikan.
Medan,
September 2016
Penulis
Septianti
NIM. 4123331047
vii
DAFTAR ISI
Hal
Lembar Pengesahan
i
Riwayat Hidup
ii
Abstrak
iii
Kata Pengantar
iv
Daftar Isi
vii
Daftar Gambar
x
Daftar Tabel
xi
Daftar Lampiran
xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
1
1.2. Ruang Lingkup Penelitian
6
1.3. Rumusan Masalah
6
1.4. Batasan Masalah
6
1.5. Tujuan Penelitian
6
1.6. Manfaat Penelitian
7
1.7. Definisi Operasional
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kajian Teoritis
9
2.1.1. Pengertian Belajar
9
2.1.2. Hakikat Belajar Kimia
10
2.1.3. Hasil Belajar
10
2.2 . Model Pembelajaran
12
2.2.1. Model Pembelajaran Collaborative Learning
13
2.2.2. Langkah – Langkah Model Pembelajaran Collaborative Learning
13
2.2.3. Karakteristik, Kelebihan Dan Kekurangan Model Pembelajaran
14
2.2.4. Peran Collaborative Learning
15
viii
2.3.
Lesoon Study
16
2.4. Media Pembelajaran
17
2.4.1. Macam – Macam Media Pembelajaran
18
2.4.2. Manfaat Media Pembelajaran
19
2.4.3. Media Microsoft Powerpoint
20
2.4.4. Media LKS (Lembar Kerja Siswa)
21
2.5. Materi Ajar
23
2.5.1 Partikel Materi
23
2.5.2 Perkembangan Model Atom
25
2.5.3 Penyusun Atom
29
2.5.4 Susunan Atom
32
2.6. Kerangka Konseptual
25
2.7. Hipotesis Penelitian
36
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi Dan Waktu Penelitian
38
3.2. Populasi Dan Sampel Penelitian
38
3.2.1. Populasi Penelitian
38
3.2.2. Sampel Penelitian
38
3.3. Variabel Penelitian
39
3.4. Rancangan Penelitian
39
3.5. Instrumen Penelitian
40
3.5.1. Validitas Tes
40
3.5.2. Reabilitas Tes
42
3.5.3. Distruktor
43
3.5.4 Tingkat Kesukaran
44
3.5.5. Daya Pembeda
44
3.6. Teknik Pengumpulan Data
46
3.6.1. Persiapan Penelitian
46
3.6.2. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
46
49
ix
3.7. Teknik Analisis Data
49
3.7.1. Uji Normalitas
49
3.7.2. Uji Homogenitas
49
3.7.3. Uji Hipotesis
50
3.7.4. Uji Peningkatan Gain
51
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Penelitian
52
4.1.1 Validitas Tes
52
4.1.2 Reliabilitas
52
4.1.3 Distruktor
53
4.1.4 Tingkat Kesukaran
53
4.1.5 Daya Beada
53
4.2
Deskripsi Data Hasil Penelitian
54
4.3
Uji Persyaratan Analisa Data
58
4.3.1 Uji Normalitas Data
58
4.3.2 Uji Homogenitas Data
59
4.3.2.1 Uji Homogenitas Data Hasil Belajar
59
4.3.3 Uji Hipotesis
60
4.4
Peningkatan Hasil Belajar
61
4.5
Pembahasan Hasil Penelitian
61
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
66
5.2
Saran
66
DAFTAR PUSTAKA
68
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Hal
Gambar 2.1
Model atom John Dalton
25
Gambar 2.2
Model atom Joseph John Thompson
26
Gambar 2.3
Model Atom Ernest Rutherford
27
Gambar 2.4
Model Atom Niels Bohr
28
Gambar 2.5
Model Atom Mekanika Quantum
29
Gambar 2.6
Pembelokan sinar katode oleh medan listrik
29
Gambar 2.7
Diagram percobaan tetes minyak Milikan
30
Gambar 2.8
Percobaan Goldstein untuk mempelajari partikel positif
30
Gambar 2.9
Percobaan Rutherford, hamburan sinar alfa oleh lempeng emas
31
Gambar 3.1
Skema Teknik Pengumpulan Data
48
Gambar 4.1
Lesson Study
26
Gambar 4.2
Gain
61
x
xi
DAFTAR TABEL
Tabel
Hal
Tabel 3.1
Rancangan Penelitian
40
Tabel 4.1
Hasil Validitas, Reliabel, Tingkat Kesukaran, dan Daya
53
Beda Soal, Distruktor
Tabel 4.2
Rataan Penilaian Lesson Study
54
Tabel 4.3
Rata - Rata, Standar Devisiasi, Minimum, Maksimum Data
55
Pretes dan Postes Hasil Belajar Kelompok Sampel
Tabel 4.4
Rata - Rata, Standar Devisiasi, Minimum, Maksimum Data
56
Gain Hasil Belajar Kelompok Sampel
Tabel 4.5
Hasil Uji Normalitas Data
57
Tabel 4.6
Hasil Uji Homogenitas Data
58
Tabel 4.7
Hasil Uji Hipotesis
59
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Hal
Lampiran 1
Silabus Kimia
72
Lampiran 2
RPP Kelas X Eksperimen I dan II
73
Lampiran 3
Powerpoint
86
Lampiran 4a Lembar Kerja Siswa
89
Lampiran 4b
Lembar Kerja Siswa
94
Lampiran 5a Lembar Lesson Study
97
Lampiran 5b Lembar Lesson Study
98
Lampiran 5c Lembar Lesson Study
99
Lampiran 6a Kisi-Kisi Soal Sebelum Valid
100
Lampiran 6b Kisi-Kisi Soal Valid
114
Lampiran 7a Instrumen Tes (Soal Belum Valid)
121
Lampiran 7b Kunci Jawaban Instrumen Tes (Soal Sebelum di Validasi)
126
Lampiran 8a Instrumen Tes (Soal Valid)
127
Lampiran 8b Kunci Jawaban Instrumen Tes (Soal Sesudah di Validasi)
130
Lampiran 9a Perhitungan Validitas Tes
131
Lampiran 9b Tabel Validitas Tes
134
Lampiran 10a Perhitungan Reliabilitas Tes
135
Lampiran 10b Tabel Reliabilitas Tes
136
Lampiran 11a Perhitungan Distruktor (Pengecoh)
137
Lampiran 11b Tabel Distuktor
138
Lampiran 12a Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal
140
Lampiran 12b Tabel Tingkat Kesukaran
141
Lampiran 13a Perhitungan Daya Pembeda Butir Tes
142
Lampiran 13b Tabel Daya Beda
143
Lampiran 14
Data Hasil Penelitian
144
Lampiran 15a Data Hasil Observasi Lesson Study
148
xiii
Lampiran 15b Data Hasil Observasi Lesson Study
150
Lampiran 15c Data Hasil Observasi Lesson Study
162
Lampiran 16
166
Tabel lesson Study
Lampiran 17 Uji Normalitas
170
Lampiran 18 Uji Homogenitas
175
Lampiran 19 Uji Hipotesis
177
Lampiran 20 Perhitungan Peningkatan Hasil Belajar
178
Lampiran 21 Tabel r-product moment
179
Lampiran 22 Dokumentasi Penelitian
180
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kimia sangat menarik untuk dipelajari, karena segala aktivitas dalam
kehidupan melibatkan reaksi-reaksi kimia. Namun, banyak persoalan di
masyarakat yang belum ditangani secara baik karena pemahaman ilmu kimia yang
masih terbatas. Wiseman dalam Rumansyah (2002) mengemukakan bahwa “ilmu
kimia merupakan salah satu pelajaran tersulit bagi kebanyakan siswa menengah
dan mahasiswa”.
Pendidikan merupakan suatu proses pembentukan manusia yang
memungkinkan untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi dan
kemampuan yang ada padanya. Dengan demikian, peran seorang guru sangat
diperlukan untuk mengembangkan potensi dan kemampuan masing-masing siswa.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Slameto (2010) bahwa “seorang guru harus
dapat menimbulkan semangat belajar secara individual”. Hal ini dapat dilakukan
dengan cara memberi kebebasan kepada siswa untuk mengembangkan
kemampuan berfikir inisiatif dan kreatif dalam belajar.
Untuk mencapai tujuan pendidikan, maka seorang guru sangat
bertanggung jawab atas tercapainya tujuan pendidikan tersebut. Seorang guru
harus mempunyai strategi pembelajaran yang tepat guna menyampaikan materi
pelajaran kepada siswa, karena keberhasilan proses pembelajaran di kelas
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: guru, suasana kelas, cara
pembelajaran, waktu belajar, dan lain-lain (Slameto, 2010). Guru sebagai
penyelenggara
kegiatan
belajar
mengajar
hendaknya
memikirkan
dan
mengupayakan terjadinya interaksi siswa dengan komponen lainnya secara
optimal, sehingga akan mengaktifkan proses belajar mengajar. Keberhasilan
proses pembelajaran dipengaruhi oleh model pembelajaran yang mengaktifkan
siswa dalam aktiviatas belajar (Djamarah dan Zain, 2006).
1
2
Pencapaian kualitas dalam pembelajaran adalah tanggung jawab
profesionalan seorang guru untuk menciptakan pengalaman belajar yang
berkualitas bagi siswa dan memandu siswa untuk mencapai hasil belajar yang
maksimal. Menurut Dimyati dan Mudjino (2006: 263), kegiatan pembelajaran
yang diselenggarakan oleh guru bermula dari dan bermuara pada komponenkomponen pembelajaran yang tersurat dalam kurikulum, proses (bagaimana
materi diajarkan), dan produk (hasil dari proses pembelajaran). Oleh sebab itu,
ketiga komponen tersebut sama pentingnya karena merupakan kesatuan yang
membentuk lingkungan belajar.
Mata pelajaran kimia di tingkat SLTA mempelajari segala sesuatu tentang
zat yang meliputi komposisi, struktur dan sifat perubahan, dinamika, dan
energitika zat yang melibatkan keterampilan dan penalaran. Ada dua hal yang
berkaitan dengan kimia yang tidak terpisahkan, yaitu kimia sebagai produk
(pengetahuan kimia yang berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori) temuan
ilmuan dan kimia sebagai proses (kerja ilmiah). Oleh sebab itu, pembelajaran
kimia dan penilaian hasil belajar kimia harus memperhatikan karakteristik ilmu
kimia sebagai proses dan produk.
Kebutuhan akan orientasi baru dalam pendidikan ini terasa begitu kuat dan
nyata dalam berbagai bidang studi, demikian pula dalam bidang studi kimia.para
pendidik, praktisi pendidikan dan kita semua, mau tidak mau harus merespon
perubahan yang terjadi dengan mengubah paradigma pendidikan.
Dengan kata lain, untuk meningkatkan prestasi siswa maka diperlukan
guru kreatif yang mampu membuat pelajaran kimia menjadi menarik dan disukai
oleh siswa. Untuk memperoleh hasil yang optimal maka perlu direncanakan
suasana kelas yang sedemikian rupa dengan menggunakan model pembelajaran
yang tepat sehingga siswa dapat berinteraksi satu sama lain dan akhirnya
memperoleh hasil belajar yang optimal.
Model
pembelajaran
merupakan
pola umum
prilaku pembelajaran
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Joyce dan Weil dalam
Rusman (2011) berpendapat bahwa “model pembelajaran adalah suatu cara atau
3
pola yang dapat digunakan untuk membentuk rencana pembelajaran jangka
panjang merancang bahan-bahan pembelajaran dan membimbing pembelajaran di
kelas atau yang lain”.
Lesson study bukanlah suatu strategi atau metode dalam pembelajaran,
tetapi merupakan salah satu upaya pembinaan untuk meningkatkan proses
pembelajaran yang dilakukan oleh sekelompok guru secara kolaboratif dan
berkesinambungan, dalam merencanakan, melaksanakan, mengobservasi dan
melaporkan hasil kegiatan pembelajaran. Lesson study merupakan kegiatan yang
dapat mendorong terbentuknya sebuah komunitas belajar (learning society) yang
secara konsisten dan sistematis melakukan perbaikan diri, baik pada tataran
individual maupun manajerial (Rusman, 2011).
Keterampilan bekerjasama merupakan suatu hal yang sangat dibutuhkan
oleh masyarakat dalam kehidupan dewasa ini, karena hampir semua prilaku yang
ada di masyarakat menunjukkan adanya kerjasama dari semua lapisan masyarakat,
tanpa memandang perbedaan suku, agama, ras, jenis kelamin serta golongan.
Keterampilan kerja sama akan terwujud dalam kehidupan bermasyarakat, dan
apabila semenjak usia dini siswa sudah mulai dilatih melalui proses belajar di
sekolah maka seorang guru bisa melatih keterampilan kerjasama ini melalui
pembelajaran kolaboratif. Collaborative learning sejatinya merupakan belajar
yang lebih menekankan pada tugas spesifik dan berbagi tugas dalam kelompok,
membandingkan kesimpulan dan prosedur kerja kelompok, dan memberikan
keleluasaan yang lebih besar pada siswa dalam kerja kelompok. Oleh karena itu,
melalui pembelajaran kolaboratif siswa akan terbiasa dalam bekerjasama dengan
sesama siswa guna mencapai suatu tujuan dalam belajar (Apriono, 2011).
Belajar kolaboratif adalah filosofi personal, benar-benar bukan suatu
teknik kelas. Dalam semua situasi dimana orang datang bersama-sama dalam
kelompok, dorongan suatu cara menghadapi orang yang respect dan menyoroti
kemampuan dan kontribusi anggota kelompok masing-masing. Ada berbagi
(sharing) otoritas dan penerimaan tanggung jawab di antara anggota kelompok
untuk tindakan kelompok (Dillenbourg, 1999).
4
Menurut Noble dkk dalam Riska Ariastuti (2011),”Model pembelajaran
kolaboratif merupakan model pembelajaran dimana siswa saling bekerja sama
dalam kelompok-kelompok kecil untuk mencapai pemahaman dan tujuan
pembelajaran”. Pembelajaran kolaboratif (collaborative learning) merupakan
suatu istilah (umbrella term) yang mencakup banyak bentuk pembelajaran
kolaboratif, mulai dari proyek kelompok kecil hingga bentuk kerja kelompok
yang lebih spesifik yang disebut cooperative learning.
Menurut hasil penelitian dari Cabrera dkk dalam Riska Ariastuti (2011)
menunjukkan bahwa pembelajaran kolaboratif meningkatkan kemampuan
pengembangan diri sebanyak 10,3%, pemahaman mengenai sains dan teknik
sebanyak 9,7%, apresiasi terhadap seni sebanyak 6,6%, dan kemampuan analisis
sebanyak 13,2%.
Ted Panitzs (1996) menjelaskan suatu perbedaan antara dua konsep:
pendukung belajar kooperatif cenderung lebih berpusat-guru (teacher-centered),
misalnya,
apabila
membentuk
kelompok
heterogen,
pengstrukturan
interdependensi positif dan mengajar keterampilan kooperatif. Belajar kolaboratif
menganjurkan struktur ketidakpercayaan dan membolehkan siswa berbicara lebih
jika membentuk kelompok persahabatan dan interes. Percakapan siswa ditekankan
sebagai suatu makna untuk bekerja berhasil.
Media pembelajaran diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan (message), merangsang pikiran, perasaan,
perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong proses belajar. Bentukbentuk media pembelajaran digunakan untuk meningkatkan pengalaman belajar
agar menjadi lebih konkrit. Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar
mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan
motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan membawa pengaruh-pengaruh
psikologi terhadap siswa (Arsyad, 2011).
Powerpoint merupakan suatu media yang sering digunakan dalam proses
pembelajaran. Powerpoint dapat digunakan untuk menunjukkan suatu objek yang
kelihatannya abstrak seolah-olah ada, sehingga dengan media ini siswa tidak akan
5
kebingungan ketika mempelajari suatu meteri yang sifatnya abstrak. Di samping
itu, powerpoint juga memiliki daya tarik tersendiri yaitu dengan adanya animasi
yang dapat menarik minat siswa untuk belajar (Solihatim, 2007).
Kemudian salah satu perangkat pembelajaran yang dapat digunakan adalah
Lembar Kegiatan Siswa. Lembar Kegiatan Siswa merupakan suatu bahan ajar
cetak berupa lembar-lembar kertas yang berisi materi, ringkasan, dan petunjukpetunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan oleh peserta
didik yang mengacu pada kompetensi dasar yang harus dicapai (Prastowo, 2012:
204). Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dapat berfungsi sebagai alternatif guru untuk
mengarahkan pengajaran atau memperkenalkan suatu kegiatan tertentu sebagai
variasi kegiatan belajar mengajar.
Salah satu materi pokok kimia yang harus diajarkan di kelas X SMA pada
semester ganjil adalah Struktur Atom. Materi ini dianggap sulit sebab banyak
bermain dalam hal konsep yang abstrak. Dengan adanya visualisasi yang
interaktif diharapkan kesulitan ini dapat terkurangi, bahkan dapat teratasi, dan
dapat menyeragamkan persepsi siswa terhadap konsep-konsep yang abstrak
tersebut. Oleh karena itu, penting kiranya dilakukan pengembangan media
pembelajaran kimia berbasis Powerpoint dan LKS pada materi Struktur Atom
untuk Sekolah Menengah Atas dengan cara membandingkan mana yang lebih
efektif digunakan dalam pembelajaran dan menguji tingkat media tersebut.
Dengan demikian, sangat diperlukan penelitian yang dimaksudkan untuk
menetapkan media apa yang cocok untuk diaplikasikan dalam mengajarkan materi
Struktur Atom
sehingga dapat diperoleh mana yang lebih efisien digunakan
dalam pembelajaran untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa. Penerapan
media Powerpoint ataupun LKS kemungkinan dapat membantu siswa untuk lebih
cepat mengingat dan memahami konsep dari materi Struktur Atom. Dengan
demikian dapat diketahui mana yang lebih efektif digunakan.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis tertarik untuk
melakukan penelitian
dengan judul : Perbedaan Hasil Belajar Siswa
Menggunakan Media Powerpoint dengan LKS (Lembar Kerja Siswa)
6
melalui Model Collaborative Learning Berbasis Lesson Study pada Pokok
Bahasan Struktur Atom.
1.2 Ruang Lingkup Penelitian
Adapun yang menjadi ruang lingkup masalah dalam penelitian ini adalah
perbedaan hasil belajar siswa menggunakan media Powerpoint dengan LKS
melalui model collaborative learning berbasis lesson study pada pokok bahasan
Struktur Atom.
1.3 Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang dan ruang lingkup masalah di atas, maka
masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : Apakah ada
perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa yang menggunakan media
Powerpoint dengan LKS (Lembar Kerja Siswa) melalui model collaborative
learning berbasis lesson study pada pokok bahasan Struktur Atom.
1.4 Batasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah dan terfokus, maka dilakukan batasanbatasan terhadap permasalahan, yaitu :
1. Perbedaan hasil belajar siswa menggunakan media Powerpoint dengan LKS
melalui model Collaborative Leraning berbasis lesson study pada pokok
bahasan Struktur Atom.
2. Penelitian ini dilakukan pada pokok bahasan Struktur Atom di kelas X SMA
Swasta Istiqlal Deli Tua.
3. Semua pembelajaran tersebut dilakukan oleh guru yang sama.
4. Materi yang diajarkan adalah Struktur Atom.
1.5 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil belajar siswa menggunakan
media Powerpoint dengan LKS melalui model collaborative learning
berbasis lesson sudy dalam pokok bahasan Struktur Atom.
7
2. Untuk mengetahui media mengajar mana yang lebih baik diaplikasikan
diantara media Powerpoint dengan LKS melalui model collaborative
learning berbasis lesson sudy dalam pokok bahasan Struktur Atom.
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah :
1. Bagi guru, penelitian ini dapat sebagai bahan masukan atau pertimbangan
untuk meningkatkan keterampilan memilih variasi media
pembelajaran
khususnya dalam pembelajaran materi Struktur Atom di kelas X SMA.
2. Bagi siswa, bila telah diketahui ada pengaruh positif dan signifikan,
diharapkan:
a. Dengan
diterapkannya
pembelajaran
kolaboratif
dengan
media
Powerpoint dengan LKS dapat meningkatkan hasil belajar kimia
umumnya, serta materi Struktur Atom khususnya.
b. Penelitian ini dapat merangsang keaktifan siswa dalam proses belajar
mengajar yang mengarah kepada tercapainya tujuan pembelajaran.
c. Pelaksanaan pembelajaran kolaboratif dapat mengembangkan rasa
kebersamaan dan kerja sama siswa dengan siswa lain.
3. Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan untuk
meningkatkan prestasi siswa di sekolah sehingga dapat memperbaiki
kualitas pembelajaran kimia di SMA Swasta Istiqlal Deli Tua.
4. Bagi peneliti, hasil penelitian ini akan menambah pengalaman, wawasan
dan kemampuan bagi peneliti mengenai penerapan media pembelajaran
tersebut.
5. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat sebagai bahan pertimbangan
dan perbandingan serta rujukan dalam melakukan penelitian selanjutnya.
1.7 Definisi Oprasional
Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan Perbedaan Hasil Belajar
Siswa
adalah selisih nilai pre-test dan post-test pada media Powerpoint
dengan LKS (Lembar Kerja Siswa) yang diperoleh masing-masing siswa pada
8
materi pokok Struktur Atom.
Untuk mempermudah persamaan persepsi dan menghindarkan perbedaan
penafsiran dari beberapa istilah :
1. Collaborative learning adalah istilah untuk jenis model pembelajaran yang
meliputi penggabungan karya/usaha intelektual siswa, atau siswa bersama
dengan guru. Biasanya, siswa bekerja dalam 2 atau lebih kelompok, saling
mencari pemahaman, penyelesaian, atau membentuk suatu produk/hasil
(Smith & MacGregor, 2010).
2. Lesson study bukanlah suatu strategi atau metode dalam pembelajaran,
tetapi merupakan salah satu upaya pembinaan untuk meningkatkan proses
pembelajaran yang dilakukan oleh sekelompok guru secara kolaboratif dan
berkesinambungan dalam merencanakan, melaksanakan, mengobservasi dan
melaporkan hasil pembelajaran.
3. Hasil belajar adalah tingkat keberhasilan dalam memahami bahan ajar di
sekolah yang dinyatakan dalam nilai atau skor yang diperoleh siswa pada
awal (pre-test) dan akhir (post-test) dalam penelitian. Hasil belajar siswa
merupakan pencapaian pemahaman siswa dalam ranah kognitif pada pokok
bahasan Struktur Atom.
4. Media Microsoft Powerpoint merupakan sebuah software yang dibuat dan
dikembangkan oleh perusahaan microsoft, dan merupakan salah satu
program berbasis multimedia. Munandi (2010) dalam Ninda Hardina
(2014).
5. LKS adalah panduan siswa yang digunakan untuk melakukan kegiatan
penyelidikan atau pemecahan masalah. LKS dapat berupa panduan untuk
latihan
pengembangan
aspek
kognitif
maupun
panduan
untuk
pengembangan semua aspek pembelajaran dalam bentuk panduan
eksperimen atau demonstrasi (Trianto, 2009).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1.
Terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa yang dibelajarkan
dengan Media Powerpoint Model Collaborative Learning dibandingkan
dengan siswa yang dibelajarkan dengan Media LKS (Lembar Kerja
Siswa) Model Collaborative Learning.
2.
Media powerpoint dengan Model Collaborative learning berbasis lesson
study lebih baik digunakan pada materi Struktur Atom dibandingkan
dengan Media LKS (Lembar Kerja Siswa) Model Collaborative learning
berbasis lesson study.
3.
Efektivitas peningkatan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan
adalah Media Powerpoint Model Collaborative Learning sebesar 68,13%.
4.
Efektivitas peningkatan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan
Media LKS (Lembar Kerja Siswa) Model Collaborative Learning adalah
sebesar 63,58 %.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan,maka disarankan hal-hal berikut:
1.
Bagi guru atau calon guru disarankan untuk menerapkan Media
Powerpoint Model Collaborative Learning sebagai salah satu alternatif
pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar dan mengembangkan
kerja berkelompok siswa khususnya pada mata pelajaran kimia.
2.
Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut
disarankan
untuk
membandingkan
Media
Powerpoint
Model
Collaborative Learning dengan Media dan Model pembelajaran yang
lain dan diterapkan pada pokok bahasan yang berbeda agar dapa
66
67
dijadikan sebagai perbandingan guru dalam meningkatkan kualitas mutu
pendidikan khususnya pada mata pelajaran kimia. Selain itu, karakter
yang dikembangkan juga dapat bervariasi seperti: komunikatif tanggung
jawab, kemandirian, berpikir kritis, demokratis, kecakapan dan lain-lain.
68
DAFTAR PUSTAKA
Anurrahman., (2012), Belajar Dan Pembelajaran, Alfabeta, Bandung.
Apriono., (2011), Meningkatkan Keterampilan Kerjasama Siswa Dalam Belajar
Melalui Pembelajaran Kolaboratif, Unirow, Tuban.
Ariastuti, A., (2011). Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kolaboratif
Dengan Pendekatan Joyful Learning Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Sma
Negeri 1 Kudus Pada Materi Larutan Penyangga Dan Hidrolisis., Skripsi,
Fmipa, Uns, Semarang.
Arsyad, A., (2011), Media Pembelajaran, Gaung Persada, Jakarta.
Cabrera, Alberto F., Et All. (2002). Collaborative Learning: It’s Impact On
College Students’ Development And Diversities. Journal Of College
Student Development Vol. 43 No. 1, January/February 2002. 20-34.
Dillenbrourg, P., (1999), What Do You Mean By Collaborative Learning? In
Dillenbourg P (Ed) Collaborative Learning : Cognitive And Computational
Approaches. (119). Oxford : Elsevier.
Dimyati Dan Mudjiono., (2006), Belajar Dan Pembelajaran, 263., Rineka Cipta,
Jakarta.
Fadillah, A.,(2015), Pengaruhpenerapan Model Pembelajaran Contextual Teaching
And Learning (CTL) Berbasis Lesson Study Dengan Media Mind Mapping
Terhadap hasil belajar Kimia Siswa pada materi pokok sistem koloid,
Universitas Negeri Medan, Medan
Gultom, S., (2010), Kompetensi Guru, Unimed, Medan.
Hamalik , O., (2008), Kurikulum Dan Pembelajaran, Bumi Aksara, Jakarta.
Hardina, Ninda., (2014), Pengaruh Media Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar
Kimia Siswa Pada Materi Sistem Koloid Xi Ipa Sman 1 Percut Sei Tuan.
69
Skripsi S-1 Fmipa Universitas Negeri Medan (Unimed), Medan.
Istarani, (2012), Model Pembelajaran inovatif, Media Persada, Medan
Mulyatiningsih., (2012), Pengaruh Collaborative Learning Terhadap Motivasi
Dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri 4 Mulyoharjo Jepara
Semester II Tahun Ajaran 2011/2012, Universitas Kristen Satya Wacana, Jepara
Munandi, Yudhi. (2010), Media Pembelajaran. Jakarta :Gaung Persada (GP)
Press.
Panitz, Ted.,(1996). Collaborative Versus Cooperative Learning- A Comparison
Of The Two Concepts Which Will Help Us Understand The Underlying
Nature Of Interactive Learning. Http://Ses.Une.Au/Cf/Papers/Pdf.
Prastowo, Andi., (2012). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, 204
Jogjakarta: Diva Press
Rohaeti,E.,Widjajanti,E., Dan Padmaningrum, R.T,(2009), Pengembangan Lembar
Kerja Siswa (LKS) Mata Pelajaran Sains Kimia Untuk SMP, Inovasi
pendidikan, 1 : 1-11
Rahardjo,B.S., (2008), Kimia Berbasis Eksperimen 1, PT.Tiga Serangkai Pustaka
Mandiri, Solo
Rohmah, Iftitahur., (2014), Pengaruh Model Pembelajaran Teams Assisted
Individualization Dengan Proyek Teka-Teki Silang Dan Dilengkapi
Lembar Kerja Siswa Terhadap Prestasi Belajar Pada Materi Koloid Siswa
Kelas XI SMA NEGERI 3 Surakarta Semester Genap Tahun Ajaran
2013/2014, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK) , Vol. 3 No. 3 Tahun 2014,
Program Studi Pendidikan Kimia, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Rumansyah.,(2002), Penerapan Metode Latihan Berstruktur Dalam
Meningkatkan Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Persamaan Reaksi
Kimia, Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, No. 035, Tahun Ke-8, Maret
2002.
70
Rusman, (2011), Model-Model Pembelajaran , PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta
Slameto. (2010). Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka
Cipta.
Smith, B.I., And J.Macgregor., (2010) Collaborative Learning: A Sourse Book Of
Higher Education University Park, Pa: National Center On Post
Secondary Teaching Learning, And Assessment (Nctla). 9-22.
Silitonga, P., (2011), Metodologi Penelitian Pendidikan, Fmipa, Universitas
Negeri Medan (Unimed), Medan.
Silitonga, P., (2011), Statistik Teori Dan Aplikasi Dalam Penelitian, Fmipa,
Universitas Negeri Medan (Unimed), Medan.
Sitompul,S.M.F.,(2015),
Pengembanganlembarkerjasiswa
(Lks)
Inovatifberbasis
Problem Based Learning (PBL) Untuk meningkatkan hasil belajar Kimia
Siswa Sma Pada konsep materi larutan elektrolit dan Non Elektrolit,
Universitas Negeri Medan, Medan
Solihatim., (2007), Cooperative Learning, Bumi Aksara, Jakarta.
Sudjana. 2005. Metode Statistik. Bandung: Tarsito
Sudrajat, A., (2013), Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum
Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (TWSD) Bagi
Mahasiswa Calon Guru, Disertasi, Upi, Bandung.
Sumarni,W.,(2008), Lesson Study Untuk meningkatkan mutu Proses Dan hasil
pembelajaran perkuliahan dasar pemisahan analitik, Jurnal inovasi pendidikan
Kimia Universitas Negeri Semarang, Vol.2, No.1
Trianto., (2009), Mendisain Model Pembelajaran Inofatif-Pregresif, Prenada
Media, Surabaya.
Trianto., (2009), Model Pembelajaran Terpadu, PT. Bumi Aksara, Jakarta.
71
Trianto. (2011). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif,
Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Wahyuni, H.D.,(2012), Pengaruh penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle Dan
LKS Terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada pokok bahasan hidrolisis
garam Di MAN 1 Medan Tahun ajaran 2011/2012, Universitas Negeri Medan,
Medan.
Widarti,H.R.,(2012), Study Tentang pelaksanaan Lesson Study Di Sma Brawijaya
Smart School Malang Semester Genap 2010-2011, Prosiding Seminar Nasional
Kimia Unesa 2012, 229-235.