Pembahasan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Terdapat beberapa responden yang memiliki tingkat pengetahuan kurang yaitu responden yang berpendidikan terkahir SMA dan SMP, sedangkan tidak terdapat responden yang berpengetahuan kurang pada tingkat pendidikan terakhir SD. Menurut Sudiyanto dan Khikmawati 2014 menjelaskan bahwa latar belakang pendidikan formal yang dimiliki oleh orang tua tidak menunjukan bahwa ia akan dapat berpengetahuan lebih baik tentang pendidikan seks, karena pengetahuan orang tua tidak hanya dapat diperoleh dari pendidikan formal saja melainkan berdasarkan pengalaman yang diperoleh. Menurut Mubarak 2007, pekerjaan adalah sesuatu yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Pekerjaan dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan berhubungan dengan lingkungan tempat kerja yang membuat seseorang dapat memperoleh pengetahuan secara langsung maupun tidak langsung. Karateristik responden berdasarkan pekerjaan paling banyak responden bekerja sebagai wiraswasta memiliki tingkat pengetahuan baik. Rusmanindar 2014 mengatakan bahwa orang yang bekerja sebagai wiraswasta adalah orang yang dapat menciptakan lapangan kerja sendiri sehingga menyebabkan orang tua sering berinteraksi dengan masyarakat. Melalui interaksi sosial dengan rekan kerja, membuat pengalaman dan pengetahuan orang tua bertambah sehingga semakin kritis menyikapi budaya dalam pendidikan seks terhadap anak. Hasil penelitian juga menunjukan bahwa responden yang berpengetahuan kurang tentang pendidikan seks yaitu responden yang bekerja sebagai ibu rumah tangga, buruh dan juga wiraswasta. Artanto 2014 menjelaskan bahwa orang tua yang tidak bekerja seperti ibu rumah tangga banyak menghabiskan waktu dirumah daripada diluar rumah sehingga dalam segi pengetahuan lebih rendah dibandingkan dengan orang yang memiliki pekerjaan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Suciemilia 2015 bahwa seseorang yang memiliki pekerjaan yang tidak tetap seperti wiraswasta dan buruh pada umumnya hanya akan disibukkan oleh pekerjaanya sendiri demi memenuhi kebutuhan sehari-hari, sehingga kurang mendapatkan informasi mengenai pendidikan seks. Selain ketiga faktor di atas, sumber informasi juga menjadi faktor yang mempengaruhi pengetahuan. Informasi ini berupa data, teks, gambar, suara, kode, program komputer, dan basis data yang dapat memberikan pengaruh jangka pendek immediate impact. Oleh karena itu, sumber informasi dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang berupa perubahan atau peningkatan pengetahuan Riyanto, 2013. Karateristik responden berdasarkan sumber informasi paling banyak responden mendapatkan informasi melalui televisi, sedangkan responden yang mendapatkan informasi melalui koranmajalah memiliki tingkat pengetahuan terendah. Menurut Rahmawati 2012 mengatakan bahwa di zaman yang semakin modern penggunaan media elektronik lebih sering dibandingkan dengan media cetak, khususnya penggunaan televisi sebagai sumber informasi tentang pendidikan seks karena televisi merupakan salah satu media elektronik yang mudah diakses dibandingkan dengan penggunaan koranmajalah sebagai sumber informasi. Menurut Yayasan Pengembangan Media Anak YPMA dalam Daniel 2014 mengatakan bahwa program televisi yaitu acara edukasi laptop si unyil milik trans 7 masuk dalam kategori aman dan layak untuk ditonton oleh anak-anak. Program ini mengandung unsur pendidikan, dapat dilihat dari materi tayangan yang bersifat edukatif dengan menayangkan berbagai informasi mengenai pengetahuan salah satunya pernah menayangkan edukasi seks pada anak dalam unsur hiburan berupa parodi yang dimainkan oleh karakter si unyil dan kawan-kawan yang dikemas secara menarik. Disamping memberikan pendidikan seks pada anak, tayangan televisi juga memberikan dampak negatif, terbukti dari semakin banyak keluhan masyarakat terhadap program-program televisi yang dapat dicermati pada berbagai media. Tayangan yang sering dikeluhkan masyarakat pada umumnya menyoroti tayangan bermuatan seksual dan pornografi, jenis program yang kerap mendapat sorotan, seperti sinetron, reality show, dan juga infotainment yang dinilai memberikan pengaruh negatif khususnya terhadap anak-anak dan remaja. Hal ini meresahkan orang tua dan menimbulkan kekhwatiran sehingga orang tua memang harus memberikan edukasi seks dini pada anak agar anak tidak terpengaruh dengan informasi negatif yang disampaikan melalui televisi Komisi Penyiaran Indonesia dalam Subhanafifi, 2010. Disamping pengetahuan orang tua baik, terdapat juga beberapa hal yang tidak ketahui oleh orang tua mengenai pendidikan seks yaitu tentang cara memberikan pendidikan seks pada anak. Hasil penelitian menunjukan mayoritas orang tua murid belum mengerti bahwa pendidikan seks seharusnya diberikan langsung oleh orang tua. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Jatmikowati, Angin dan Ernawati 2015 bahwa masalah pendidikan seks kurang diperhatikan orang tua pada masa kini. Orang tua masih beranggapan bahwa pendidikan seks seharusnya diberikan oleh guru di sekolah, sehingga mereka menyerahkan semua pendidikan, termasuk pendidikan seks pada sekolah. Padahal, yang bertanggung jawab mengajarkan pendidikan seks di usia dini adalah orang tua, sedangkan sekolah hanya sebagai pelengkap dalam memberikan informasi kepada anak. Peranan orang tua sangat strategis dalam mengenalkan pendidikan seks sejak dini kepada anak-anak mereka, karena pendidikan seks juga harus diberikan dahulu sebelum anak masuk usia sekolah. Selain itu dilihat dari jawaban orang tua murid pada pengisian koesioner penelitian menunjukan sebagian besar tidak mengetahui bahwa pendidikan seks seharusnya sudah diberikan pada usia sekolah dasar. Anggraini 2014 mengatakan bahwa masyarakat masih beranggapan bahwa membicarakan hal yang berkaitan dengan seks itu harus pada orang yang sudah dewasa, padahal materi seksualitas dapat diberikan dan dikemas sesuai usia anak, namun tanggapan masyarakat mengenai belum saatnya anak-anak sekolah dasar mengetahui topik seputar seksualitas tersebut menjadi penghambat komunikasi itu sendiri. Keterbukaan orang tua dalam memahami bagaimana membicarakan topik mengenai seksualitas berdasarkan usia anak dinilai lebih diperlukan daripada menutup diri karena menganggap topik tersebut merupakan hal yang tabu untuk dibicarakan. 49

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : 1. Tingkat pengetahuan orang tua tentang pendidikan seks pada anak Sekolah Dasar mayoritas dalam katagori baik sebanyak 50 responden 78,1. 2. Tingkat pengetahuan orang tua tentang pendidikan seks pada anak sekolah dasar dalam katagori cukup sebanyak 11 responden 17,2. 3. Tingkat pengetahuan orang tua tentang pendidikan seks pada anak sekolah dasar dalam kategori kurang sebanyak 3 responden 4,7. 4. Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar responden berusia 31-40 tahun, rata-rata berpendidikan SMA, bekerja sebagai wiraswasta, dan mayoritas mendapatkan informasi tentang pendidikan seks melalui televisi.

B. Saran

1. Bagi perawat Memberikan masukan kepada perawat sebagai bahan penyuluhan kepada orang tua dan pihak sekolah tentang cara memberikan pendidikan seks pada anak berdasarkan usia. 2. Bagi orang tua Meningkatkan pengetahuan serta menerapkan dan memberikan pendidikan seks pada anak sesuai dengan apa yang diketahui. 3. Bagi sekolah Dapat menerapkan pendidikan seks sebagai salah satu materi yang diajarkan pada anak di sekolah dan menambah kegiatanpertemuan yang menghadirkan orang tua di sekolah. 4. Bagi peneliti selanjutnya Melakukan penelitian mengenai cara orang tua dalam memberikan pendidikan seks dan faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian pendidikan seks pada anak sekolah dasar. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta. Avin, F.H., Paramastri, I. 2011. Efektifitas Pendidikan Seksual Dini Dalam Meningkatkan Pengetahuan Seksual Sehat. Jurnal psikologi. Vol. 25 2. Diakses pada tanggal 12 November 2015. http:jurnal.psikologi.ugm.ac.idindex.phpfpsiarticleview4 Arikunto , S. 2006. Prosedur Penilitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi VI. Jakarta : EGC. Artanto. 2014. Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Terhadap Sikap Dalam Memberikan Pendidikan Seksual Dini Pada Ibu Rumah Tangga Dengan Anak Usia 9 - 12 Tahun Di Padukuhan Pundung Dan Karang Tengah Nogotirto Gamping Sleman Yogyakarta. Diakses pada tanggal 12 mei 2016. http:opac.unisayogya.ac.id2591naskah20publikasi20artanto.pdf Anggraini, D, W. 2014. Komunikasi Untuk Pendidikan Seks Pada Anak Usia Dini. Jurnal Undip. Diakses pada tanggal 21 Mei 2015. http:ejournal- s1.undip.ac.idindex.phpinteraksi-online Departemen Agama Republik Indonesia. 2006. Al-Quran dan Terjemahan. Surabaya : Duta Ilmu Surabaya. Efendi, F Makfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktek dalam Keperawatan. jakarta: Salemba Medika. Fajar, A.D., Susanto, M.H., Achwandi, R. 2014. Strategi Optimalisasi Peran Pendidikan Seks Usia Dini Di Paud. jurnal lintang kota pekalongan. Diakses pada tanggal 12 November 2015. jurnal.pekalongankota.go.idindex.phpjparticledownload1111. Hurlock, E.B. 2005. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentan Kehidupan, ed 5. Jakarta : Erlangga. Herjanti. 2015. Pola Asuh Orang Tua tentang Pendidikan Seks Anak Usia Dini. Jurnal Ilmu Kebidanan Indonesia. Vol. 5 2. Diakses pada tanggal 15 mei 2016. http:journal.stikim.ac.idjournalpdf . Inhastuti., S. 2011. Need Assesment Mengenai Pemberian Pendidikan Seksual yang Dilakukan Ibu untuk Anak Usia 3-5 tahun. Jurnal psikologi. Vol 6 1. Diakses pada tanggal 29 Mei 2015. http:fpsi.unissula.ac.idindex.php?option=com_contentview=articleid=75 Itemid=89 Irianto, K. 2014. Seksologi Kesehatan. Bandung : Alfabeta, cv. Jatmikowati, T. E., Angin, R., Ernawati. 2015. Model Dan Materi Pendidikan Seks Anak Usia Dini Perspektif Gender Untuk Menghindarkan Sexual Abuse. Diakses pada tanggal 24 mei 2016. http:journal.uny.ac.idindex.phpcparticledownload7407pdf KPAI 2014, Indonesia Darurat Kejahatan Seksual Anak. Diakses pada tanggal 28 mei 2015. http:www.kpai.go.idberitaindonesia-darurat-kejahatan- seksual-anak . Kulsum. 2013. Intensi dan Perilaku Orang Tua dalam Memberikan Pendidikan Seks pada Anak Usia Dini. jurnal unnes. Vol 2 1. http:journal.unnes.ac.idsjuindex.phpdcparticleview2013 . Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2008. Edisi Keempat, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Martono, N. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif : Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder. Ed. Revisi 2. Jakarta : Rajawali Pers 2014. Mubarak. 2007. Promosi Kesehatan. Jogjakarta : Graha ilmu. Monks,F.J Knoers,A.M.P. 2002. Psikologi Perkembangan dalam Berbagai Bagiannya. Terjemahan oleh Siti Rahayu Haditono. Yogyakarta : UGM Press. Nurlaili. 2011. Pendidikan Seks Pada Anak. jurnal uin. Vol. 10 1. Diakses pada tanggal 29 Mei 2015. http:ejournal.uinsuska.ac.idindex.phpmarwaharticleview487 Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika. Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta.

Dokumen yang terkait

Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Orang Tua dengan Perilaku Pencegahan Diare Di Gampong Kuala Langsa Kecamatan Langsa Barat Kota Langsa

7 85 115

Tingkat Pengetahuan Orang Tua Dan Anak-Anak Yang Berusia 13 – 15 Tahun Tentang Makanan Siap Saji Dan Makanan Seimbang Terhadap Kesehatan Di Smp Nurul Hasanah Padang Bulan, Medan

1 38 129

Perbedaan Kepedulian Orang Tua Pada Kegiatan Belajar Anak Sekolah Dasar Di Desa Dan Di Kota (Studi Komparasi di Kelurahan Batang Beruh dan Kota Sidikalang,Kabupaten Dairi)

2 54 160

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP ORANG TUA TENTANG PENDIDIKAN SEKS DENGAN TINDAKAN ORANG TUA DALAM PEMBERIAN PENDIDIKAN SEKS PADA REMAJA (Studi di Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember)

0 3 21

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP ORANG TUA TENTANG PENDIDIKAN SEKS DENGAN TINDAKAN ORANG TUA DALAM PEMBERIAN PENDIDIKAN SEKS PADA REMAJA (Studi di Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember)

0 6 21

Komunikasi Interaksional Orang Tua Pada Anak Usia Sekolah Dasar di Kota Bandung dalam Menyampaikan Pendidikan Seks (Studi Deskriptif Tentang Komunikasi Interaksional Orang Tua pada Anak Usia Sekolah Dasar di Kota Bandung dalam Menyampaikan Pendidikan Seks

0 26 113

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN GURU TENTANG KELAINAN REFRAKSI DI SD NEGERI NGRUKEMAN KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA

0 2 86

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Perubahan Tingkat Pengetahuan Orang Tua Tentang Perawatan Karies Gigi Pada Anak Di TK Aisyiyah Temon Kabupaten Boyolali.

0 2 18

Pengaruh Pengetahuan Reproduksi Dan Tingkat Pendidikan Orang Tua, Terhadap Sikap Mahasiswa Tentang Seks Pranikah COVER

0 0 16

PERSEPSI ORANG TUA TENTANG PENDIDIKAN SEKS ANAK USIA DINI.

1 5 103