Tingkat Pengetahuan Orang Tua Dan Anak-Anak Yang Berusia 13 – 15 Tahun Tentang Makanan Siap Saji Dan Makanan Seimbang Terhadap Kesehatan Di Smp Nurul Hasanah Padang Bulan, Medan

(1)

KARYA TULIS ILMIAH

TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA DAN ANAK-ANAK YANG BERUSIA 13 – 15 TAHUN TENTANG MAKANAN SIAP SAJI DAN MAKANAN SEIMBANG TERHADAP KESEHATAN DI SMP NURUL

HASANAH PADANG BULAN, MEDAN

Oleh :

SHAMINEE VEERAN 110100391

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2014


(2)

(3)

ABSTRAK

Latar Belakang : Dalam era globalisasi ini, makanan siap saji atau lebih dikenal sebagai fast food telah menjadi makanan kegemaran dan makanan utama dalam kalangan anak – anak sementara makanan seimbang sering diabaikan oleh anak – anak maupun orang tua. Selain itu, terjadinya pergeseran pola makan ini menyebabkan timbulnya pelbagai jenis penyakit.Kebanyakan orang tua juga sangat sibuk sehingga tidak memerhatikan pola makan anak-anak.

Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan orang tua dan anak – anak yang berusia 13 – 15 tahun tentang makanan siap saji dan makanan seimbang terhadap kesehatan. Selain itu, untuk meningkatkan tahap kesadaran orang tua dan anak – anak tentang makanan siap saji dan makanan seimbang.

Metode : Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan desain cross-sectional dengan menggunakan kuesioner untuk mendapatkan pengetahuan orang tua dan anak – anak yang berusia 13 – 15 tahun tentang makanan siap saji dan makanan seimbang terhadap kesehatan. Sampel pada penelitian ini adalah anak – anak yang berusia 13 – 15 tahun yang bersekolah di SMP Nurul Hasanah dan orang tua kepada anak – anak tersebut.Sebanyak 100 orang yang diambil dengan menggunakan non – probabilitysampling yaitu consecutive sampling.Data dianalisis secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel.

Hasil : Hasil penelitian berdasarkan tingkat pengetahuan bagi anak – anak menunjukkan bahwa sebesar 7 orang (7,0 %) berpengetahuan kurang, 35 orang (35,0 %) cukup dan 58 orang (58,0 %) baik. Bagi orang tua sebesar 45 orang (45,0 %) berpengetahuan kurang, 23 orang (23,0 %) cukup dan 32 orang (32,0 %) baik.

Kata Kunci:makanan siap saji, makanan seimbang, tingkat pengetahuan, orang tua, anak-anak


(4)

ABSTRACT

Introduction : Now in the era of globalization, fast food has become the most favourite and main food among childrens whereas healthy foods are being forgetten among parents and childrens too. Furthermore, these unhealthy lifestyle brings many disadvantages to human body. Most of the parents also are so busy until they forget to watch their childrens eating habit.

Objective : The aim of this study is to determine the knowledge of parents and childrens age between 13 – 15 years old about fast foods and healthy foods towards a healthy lifestyle. Furthermore, to increase their awareness about fast foods and healthy foods.

Method : This research is a descriptive type study with cross-sectional design with using questionare to see an overview knowledge of parents and childrens with age between 13 – 15 years old about fast food and healthy foods towards a healthy lifestyle. The sample of this study are childrens with age between 13 – 15 years old who are studying at SMP Nurul Hasanah, Padang Bulan, Medan and the parents of that childrens and the samples are 100 people using non – probability sampling which is consecutive sampling. Data were analyzed descriptively and presented in tabular form.

Result : The results based on knowledge shows that the knowledge of childrens are 7 person (7,0 %) with low knowledge, 35 person (35,0 %) with average knowledge and 58 person (58,0 % ) with good knowledge whereas for the parents are 45 person (45,0 %) with low knowledge, 23 person (23,0 %) with average knowledge and 32 person (32,0 %) with good knowledge.


(5)

KATA PENGANTAR

Penulis bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan kasih karunia-Nya yang telah memelihara dan memampukan penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah.Banyak sekali hambatan dan tantangan yang dialami penulis penulis selama menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

Penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang setinggi-tinggi kepada semua pihak yang telah turut serta membantu penulis menyelesaikan laporan hasil penelitian ini, diantaranya :

1. Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Prof. Dr. Gontor A. Siregar, Sp.PD. KGEH atas izin penelitian yang telah diberikan.

2. dr. Oke Rina Ramayani, SpA, selaku dosen pembimbing, yang telah memberikan bantuan, bimbingan dan pengarahan kepada penulis selama menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

3. Dosen penguji dr. Zulkranain Rangkuti, M.Si. dan dr. Yacobda H. Sigumonrong, Sp.U.

4. Kedua orang tua dan keluarga penulis yang telah membesarkan dengan penuh kasih saying, dan tiada bosan-bosannya mendoakan serta memberikan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan pendidikan.

5. Kepada Kepala Sekolah SMP Nurul Hasanah, Padang Bulan, Medan yang telah memberikan bantuan selama proses melaksanakan penelitian ini.

6. Seluruh teman-teman penulis yang selalu memberikan semangat, motivasi, dan dukungan dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

7. Kepada teman satu kelompok bimbingan penelitian, Komathi A/P Kannan dan Hilda S C Sibarani yang telah berjuang bersama-sama dan memberi semangat dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah inu.


(6)

Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran agar penulis dapat lebih baik dalam bidang penelitian ke depannya kelak. Demikian dan terima kasih

Medan, Desember 2014, Penulis,

( Shaminee Veeran)


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Persetujuan ……… i

Abstrak ………. ii

Abstract……… iii

Kata Pengantar ………. iv

Daftar Isi ……… vi

Daftar Gambar ………... ix

Daftar Tabel ……… x

Daftar Lampiran ………. xii

BAB 1 PENDAHULUAN………. 1

1.1. Latar Belakang………... 1

1.2. Rumusan Masalah……… 2

1.3. Tujuan Penelitian………. 2

1.3.1. Tujuan Umum ……….. 2

1.3.2. Tujuan Khusus ……… 3

1.4. Manfaat Penelitian……… 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA……….. 4

2.1. Pengertian Pengetahuan……… 4

2.2. Kesehatan………. 5

2.3. Makanan Siap Saji……… 5


(8)

2.3.2. Sejarah Munculnya Makanan Siap Saji dan Perkembangannya di

Indonesia ……… 6

2.4. Kandungan Makanan Siap Saji………. 6

2.4.1. Zat Aditif Makanan ………... 6

2.4.2. Contoh Zat Aditif ……….. 7

2.5. Kemasan Makanan Siap Saji………12

2.6. Manfaat Makanan Siap Saji ……… 12

2.7. Bahaya Makanan Siap Saji……… 12

2.7.1. Dampak Makanan Siap Saji Terhadap Kesehatan ……… 12

2.8. Makanan Seimbang………. 14

2.8.1. Definisi Makanan Seimbang ……… 14

2.9. Piramida Makanan ……….. 15

2.10. Kebutuhan Gizi……….. 19

2.11. Pola Makan Sehat………... 19

2.12. Manfaat Makanan Seimbang……….. 21

2.13. Akibat Dari Pola Makan Tidak Sehat dan Seimbang………. 22

2.14. Indeks Massa Tubuh……… 22

2.15. Perbedaan Tentang Cara Pemilihan Makanan Antara Orang Tua dan Anak-Anak………. 23

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL …... 25

3.1. Kerangka Konsep……… 25

3.2. Definisi Operasional……… 25

3.3. Cara Ukur……… 26

3.4. Alat Ukur………. 26

3.5. Kategori……… 26

3.6. Skala Pengukuran………. 27

BAB 4 METODE PENELITIAN………. 28

4.1. Jenis Penelitian………. 28


(9)

4.2.1. Lokasi Penelitian ………... 28

4.2.2. Waktu Penelitian ……… 28

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian……… 28

4.3.1. Populasi ………. 28

4.3.2. Sampel Penelitian ………. 29

4.3.3. Besar Sampel ……… 29

4.3.4. Cara Sampling ……….. 30

4.4. Metode Pengumpulan Data………. 30

4.4.1. Data Primer ……….. 31

4.4.2. Data Sekunder ……….. 31

4.4.3. Instrumen Penelitian ……… 31

4.4.4. Uji Validitas dan Reliabilitas ………... 32

4.5. Pengolahan dan Analisis Data………. 32

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian ………. 34

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ……… 34

5.1.2. Karakteristik Responden Anak – Anak ……….. 34

5.1.3. Deskripsi Tingkat Pengetahuan Anak – Anak 13 – 15 Tahun Tentang Makanan Siap Saji dan Makanan Seimbang …… 36

5.1.4. Karakteristik Responden Orang Tua ……….. 41

5.1.5. Deskripsi Tingkat Pengetahuan Orang Tua Terhadap Makanan Siap Saji dan Makanan Seimbang ………. 43

5.2. Pembahasan ………. 48

5.2.1. Pengetahuan Anak – Anak Tentang Makanan Siap Saji dan Makanan Seimbang ……… 48

5.2.2. Pengetahuan Orang Tua Tentang Makanan Siap Saji dan Makanan Seimbang ……… 49

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan ……….. 51


(10)

6.2. Saran ………. 52

DAFTAR PUSTAKA……… 54


(11)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman 1.1. Piramida Makanan 15


(12)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman 2.1. Tabel Kebutuhan Gizi Anak Usia Sekolah ………... 19 2.2. Tabel IMT (Indeks Massa Tubuh) ………... 23 5.1. Tabel Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ………. 34 5.2. Tabel Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis

Kelamin ……… 35 5.3. Tabel Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan

Indeks Massa Tubuh (IMT) ………. 35 5.4. Tabel Deskripsi Frekuensi Pengetahuan Anak – Anak Yang Berusia

13-15 Tahun Tentang Makanan Siap Saji dan Makanan Seimbang……… 36 5.5. Tabel Distribusi Pengetahuan Terhadap Makanan Siap Saji dan

Makanan Seimbang ………. 39 5.6. Tabel Distribusi Pengetahuan Responden Berdasarkan Jenis Kelamin…. 39 5.7. Tabel Distribusi Pengetahuan Responden Berdasarkan Umur ……… 40 5.8. Tabel Distribusi Pengetahuan Responden Berdasarkan Indeks

Massa Tubuh (IMT) ……… 40 5.9. Tabel Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan

Umur …... 41 5.10. Tabel Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis

Kelamin ………. 42 5.11. Tabel Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ….. 42


(13)

5.12. Tabel Distribusi Frekuensi Pengetahuan Orang Tua Terhadap

Makanan Siap Saji dan Makanan Seimbang ……… 43 5.13. Tabel Distribusi Pengetahuan Orang Tua Terhadap Makanan

Siap Saji dan Makanan Seimbang………. 46 5.14. Tabel Distribusi Pengetahuan Responden Berdasarkan Umur ………. 47 5.15. Tabel Distribusi Pengetahuan Responden Berdasarkan

Jenis Kelamin ……… 47 5.16. Tabel Distribusi Pengetahuan Berdasarkan Pendidikan ……… 48


(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Kuesioner Orang Tua Lampiran 3 Kuesioner Anak – Anak Lampiran 4 Informed Consent Lampiran 5 Ethical Clearance Lampiran 6 Validitas dan Reliabilitas Lampiran 7 Output Hasil Penelitian


(15)

ABSTRAK

Latar Belakang : Dalam era globalisasi ini, makanan siap saji atau lebih dikenal sebagai fast food telah menjadi makanan kegemaran dan makanan utama dalam kalangan anak – anak sementara makanan seimbang sering diabaikan oleh anak – anak maupun orang tua. Selain itu, terjadinya pergeseran pola makan ini menyebabkan timbulnya pelbagai jenis penyakit.Kebanyakan orang tua juga sangat sibuk sehingga tidak memerhatikan pola makan anak-anak.

Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan orang tua dan anak – anak yang berusia 13 – 15 tahun tentang makanan siap saji dan makanan seimbang terhadap kesehatan. Selain itu, untuk meningkatkan tahap kesadaran orang tua dan anak – anak tentang makanan siap saji dan makanan seimbang.

Metode : Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan desain cross-sectional dengan menggunakan kuesioner untuk mendapatkan pengetahuan orang tua dan anak – anak yang berusia 13 – 15 tahun tentang makanan siap saji dan makanan seimbang terhadap kesehatan. Sampel pada penelitian ini adalah anak – anak yang berusia 13 – 15 tahun yang bersekolah di SMP Nurul Hasanah dan orang tua kepada anak – anak tersebut.Sebanyak 100 orang yang diambil dengan menggunakan non – probabilitysampling yaitu consecutive sampling.Data dianalisis secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel.

Hasil : Hasil penelitian berdasarkan tingkat pengetahuan bagi anak – anak menunjukkan bahwa sebesar 7 orang (7,0 %) berpengetahuan kurang, 35 orang (35,0 %) cukup dan 58 orang (58,0 %) baik. Bagi orang tua sebesar 45 orang (45,0 %) berpengetahuan kurang, 23 orang (23,0 %) cukup dan 32 orang (32,0 %) baik.

Kata Kunci:makanan siap saji, makanan seimbang, tingkat pengetahuan, orang tua, anak-anak


(16)

ABSTRACT

Introduction : Now in the era of globalization, fast food has become the most favourite and main food among childrens whereas healthy foods are being forgetten among parents and childrens too. Furthermore, these unhealthy lifestyle brings many disadvantages to human body. Most of the parents also are so busy until they forget to watch their childrens eating habit.

Objective : The aim of this study is to determine the knowledge of parents and childrens age between 13 – 15 years old about fast foods and healthy foods towards a healthy lifestyle. Furthermore, to increase their awareness about fast foods and healthy foods.

Method : This research is a descriptive type study with cross-sectional design with using questionare to see an overview knowledge of parents and childrens with age between 13 – 15 years old about fast food and healthy foods towards a healthy lifestyle. The sample of this study are childrens with age between 13 – 15 years old who are studying at SMP Nurul Hasanah, Padang Bulan, Medan and the parents of that childrens and the samples are 100 people using non – probability sampling which is consecutive sampling. Data were analyzed descriptively and presented in tabular form.

Result : The results based on knowledge shows that the knowledge of childrens are 7 person (7,0 %) with low knowledge, 35 person (35,0 %) with average knowledge and 58 person (58,0 % ) with good knowledge whereas for the parents are 45 person (45,0 %) with low knowledge, 23 person (23,0 %) with average knowledge and 32 person (32,0 %) with good knowledge.


(17)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Era globalisasi yang dicirikan oleh pesatnya perdagangan, industri pengolahan pangan, jasa dan informasi akan mengubah gaya hidup dan pola konsumsi makan masyarakat, terutama di perkotaan. Melalui rekayasa ilmu pengetahuan dan teknologi maka selera terhadap produk teknologi pangan tidak lagi bersifat lokal, tetapi menjadi global.Dalam waktu relatif singkat telah diperkenalkan selera makanan gayafast food yang popular. Budaya makan telah berubah menjadi lemak tinggi jenuh dan gula, rendah serat, dan rendah zat mikro (Hardinsyah,2010).

Fast food atau makanan siap saji merupakan salah satu makanan yang sangat disukai oleh semua orang.Selain rasanya yang dapat diterima, pelayanan dan sarana yang memuaskan membuat anak-anak menyukai makanan siap saji. Penelitian Mujianto (1994) pada enam kota besar di Indonesia menunjukkan terjadinya peningkatan konsumsi makanan siap saji pada remaja dan anak sekolah. Sebagian anak sekolah dan remaja mengkonsumsi makanan siap saji satu kali seminggu dengan makanan yang paling sering dikonsumsi fried chicken (Esi Emilia,2009).

Menurut laporan World Health Organization (WHO) diperkirakan setiap tahun terdapat 15 juta orang di seluruh dunia yang mengalami stroke.Selain itu, penyakit degeneratif seperti hipertensi, penyakit jantung koroner dan masalah kesehatan lainnya semakin meningkat.Hal ini dikarenakan terjadinya pergeseran pola makan di kota-kota besar yaitu dari pola makan yang sehat ke pola makan barat atau lebih dikenali sebagai makanan siap saji yang komposisinya terlalu tinggi kalori, banyak lemak dan gula tetapi rendah serat (Perawaty, 2011).

Kebanyakan orang tua memiliki kewajiban untuk memberi makan anak-anak mereka setelah bekerja dan untuk memenuhi kebutuhan anak-anak.Sebagian besar orang tua


(18)

terlalu lelah dan terlalu sibuk untuk memasak makanan setelah seharian bekerja keras. Untuk memenuhi tugas ini mereka pergi ke sebuah restoran makanan siap saji karena akan lebih mudah bagi mereka dan tidak membuang masa dari kehidupan mereka yang sibuk. Jadi, terdapat sebagian daripada orang tua menanamkan makanan siap saji kepada anak-anak mereka.Selain itu, banyak orang tua telah menemukan bahwa lebih murah untuk membawa anak-anak mereka ke sebuah restoran makanan siap saji (Adelabrian,2009).

Secara ilmiah kita ketahui bahwa konsep gizi seimbang adalah membiasakan mengkonsumsi makanan yang bervariasi karena tidak ada suatu makanan yang mengandung seluruh zat gizi yang dibutuhkan tubuh.Makanan seimbang harus mencakup sumber zat-zat gizi makro yaitu karbohidrat, lemak dan protein serta sumber zat-zat gizi mikro yaitu vitamin dan mineral (Kompas,2014).Anak-anak yang berusia 6 – 21 tahun merupakan sasaran pembinaan kesehatan yang sangat strategis untuk mempersiapkan generasi pencetus yang sehat, mandiri, produktif dan mampu bersaing secara global.

Jadi secara keseluruhan, anak-anak ini harus mengetahui pola pemakanan yang sehat dan makanan yang tidak sehat dan inilah tujuannya daripada karya tulis ilmiah ini, yaitu untuk mengetahui pengetahuan anak-anak yang masih bersekolah tentang makanan siap saji atau fast food dan makanan seimbang terhadap kesehatan.

1.2.Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari makalah ini adalah sejauh manakah pengetahuan orang tua dan anak-anak yang berusia 13-15 tahun tentang makanan siap saji dan makanan seimbang terhadap kesehatan.

1.3.Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum


(19)

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan orang tua dan anak-anak tentang makanan siap saji dan makanan seimbang terhadap kesehatan.

1.3.2. Tujuan Khusus

Yang menjadi tujuan khusus dari penelitian ini adalah :

1. Untuk meningkatkan tahap kesadaran orang tua dan anak-anak yang masih bersekolah tentang makanan siap saji dan makanan seimbang terhadap kesehatan.

2. Untuk meningkatkan pengetahuan tentang perbedaan tentang makanan siap saji dan makanan seimbang terhadap kesehatan.

3. Untuk meningkatkan kesadaran tentang kebaikan makanan seimbang dan keburukan makanan siap saji.

1.4.Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk: Orang Tua

1) Memberikan informasi tentang perilaku anak dalam mengkonsumsi makanan siap saji.

2) Memberikan informasi tentang dampak dari mengkonsumsi makanan siap saji terhadap kesehatan dan kepentingan amalan pemakanan seimbang terhadap kesehatan anak-anak dan sekeluarga.

Anak-anak

1) Memberikan informasi tentang keburukan mengkonsumsi makan siap saji. 2) Untuk memberi masukan kepada anak-anak sekolah tentang makanan


(20)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (ovent behaviour). Dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Pengetahuan yang cukup didalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat pengetahuan yaitu : (A.Wawan, 2011)

1. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.Oleh sebab itu, “tahu” ini adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling rencah. Kata kerja untuk mengukur bahawa orang tahu tentang apa yang dipelajari yaitu menyebutkan, menguraikan, mengidentifikasi, menyatakan dan sebagainya.

2. Memahami (Comprehention)

Memahami artinya sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dimana dapat menginterprestasikan secara benar.Orang yang telah paham terhadap objek atau materi terus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap suatu objek yang dipelajari.

3. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi ataupun kondisi riil (Sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.


(21)

4. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menyatakan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih di dalam struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5. Sintesis (Syntesis)

Sintesis yang dimaksud menunjukkan pada suatu kemampuan untuk melaksanakan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu keseluruhan yang baru. Arti lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada.

6. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

2.2. Kesehatan

Menurut batasan ilmiah, sehat atau kesehatan telah dirumuskan dalam Undang-Undang Kesehatan No.36 Tahun 2009 sebagai berikut: “Keadaan sempurna baik fisik, mental dan sosial dan tidak hanya bebas dari penyakit dan cacat, serta produktif secara ekonomi dan sosial (Soekidjo Notoatmodjo,2010).

2.3. Makanan Siap Saji

2.3.1Definisi Makanan Siap Saji

Makanan siap saji yang dimaksud adalah jenis makanan yang dikemas, mudah disajikan, praktis atau diolah dengan cara sederhana. Makanan tersebut umumnya diproduksi oleh industri pengolahan pangan dengan teknologi tinggi dan memberikan berbagai zat aditif untuk mengawetkan dan memberikan citarasa bagi produk tersebut. Makanan siap saji biasanya berupa lauk pauk dalam kemasan, mie instan, nugget,


(22)

KFC, french fries atau juga corn flakes sebagai makanan untuk sarapan (Firdaus,2002).

Menurut Anita Goyal pasar makanan siap saji didefinisikan sebagai penjualan makanan dan minuman untuk konsumsi langsung baik di restoran atau di daerah makan yang ditunjuk bersama operator jasa makanan lainnya atau konsumsi di tempat lain (Anita Goyal,2007).

2.3.2 Sejarah Munculnya Makanan Siap Saji dan Perkembangannya di Indonesia

Fast food atau makanan siap saji telah dikenal lama bahkan sebelum namanya menjadi fast food.Sebelumnya makanan siap saji dikenal sebagai restoran layanan cepat.Munculnya makanan siap saji dipelopori oleh Carl N.Karcher dan istrinya, Margaret Heinz dengan menjual roti yang dipasarkan ke restoran-restoran dan pasar-pasar. Di California Selatan, roti menjadi makanan yang digemari pada saat itu dan mengubah cara makan masyarakatnya, yang kemudian mendorong bermunculnya drive in restaurant yaitu mobil-mobil yang menjual roti.

Bisnis franchise makanan siap saji di Indonesia dimulai pada tahun 1979-an seperti KFC dan Burger King. Seiring dengan penerimaan dari masyarakat Indonesia akan makanan siap saji (McDonald’s, KFC, dan lain sebagainya) di berbagai kota.Penyebaran outlet-outlet makanan siap saji diringi dengan penyebaran budaya konsumtif yaitu budaya baru yang mengubah selera makan masyarakat Indonesia. Demikian itu, dapat dikatakan telah terjadi proses Amerikanisasi yaitu bentuk dari modenisasi, dimana Negara berkembang seperti Indonesia mencontoh atau mengadopsi pengalaman Negara maju seperti Amerika (Evi Fadillawati,2011).

2.4. Kandungan Makanan Siap Saji


(23)

Zat-zat yang ditambahkan dalam makanan untuk menyempurnakan makanan disebut zat aditif makanan bagi menyempurnakan makanan itu baik secara kualitas maupun pada penampilan makanan.Komposisi bahan utama dan bahan aditif pembuat makanan dapat dilihat dari kemasan makanan tersebut (Budi Suryatin,2006).

2.4.2. Contoh Zat Aditif

 Pewarna

 Pemanis

 Pengawet

 Penyedap

 Asidulan

 Penggumpal

 Pemutih

 Pemantap

 Pengembang

 Pengeras

1. Bahan pewarna pada makanan atau zat pewarna pada makanan adalah bahan tambahan pada makanan yang dapat memperbaiki atau memberi warna pada makanan (Budi Suryatin,2006).

Fungsi:

• Mendapatkan warna yang sama atau seragam pada makanan yang warna asalnya tidak sama.

• Memperbaiki penampilan makanan yang warnanya pudar akibat pemanasan.

• Memperoleh penampilan makanan yang lebih menarik.

• Mendapatkan warna yang lebih tua dari aslinya. Dampak negatif:


(24)

• Zat pewarna makanan mengandung karsinogen,tartrazine, dan indigotine yang dapat memicu penyakit kanker, kanker kemih, tumor gingal, tumor tiroid dan komplikasi pada kelenjar adrenal (Kompas,2013).

2. Bahan pengawet dalam makanan digunakan untuk mencegah pembusukan atau terjadinya perubahan kimia pada makanan itu sehingga masih dapat dikonsumsi setelah jangka waktu yang lebih lama.

Fungsi:

• Mencegah pembusukan makanan dengan cara menghentikan dan membunuh aktivitas bakteri pembusuk berkembang biak dalam makanan.

• Mencegah perubahan kimia pada makanan dengan cara mencegah perubahan warna, bau, dan rasa pada makanan.

Dampak negatif:

• Formalin bahan pengawet tauhu dapat menyebabkan kanker paru, gangguan pencernaan dan jantung.

• Boraks bahan pengawet bakso dapat menyebabkan gangguan pada otak, hati dan kulit (Kementerian Pendidikan Nasional,2011).

3. Bahan pemanis pada makanan digunakan untuk membuat makanan menjadi manis atau lebih manis daripada rasa aslinya.

Fungsi :

• Pemanis alami berfungsi sebagai sumber energi.

• Pemanis buatan tidak dapat dicerna oleh tubuh manusia sehingga tidak berfungsi sebagai sumber energi. Pemanis buatan biasanya digunakan untuk mereka yang tidak boleh mengkonsumsi gula asli. Misalnya penderita penyakit DM (diabetes mellitus atau gula darah).


(25)

• Pemanis buatan sakarin tidak menghasilkan kalori. Jika penggunaannya berlebihan akan berbahaya dan rasanya menjadi pahit getir.

• Pemanis buatan siklamat mempunyai tingkat kemanisan 30 kali pemanis alami dengan kalori rendah. Metabolisme siklamat dalam tubuh dapat menghasilkan senyawa siklamin yang bersifat karsinogenik. Senyawa ini dapat menimbulkan kanker.

4. Bahan penyedap makanan terdiri dari 2 jenis bahan penyedap yaitu penyedap rasa dan aroma (flavor) serta penguat rasa (flavor enhancer).

Fungsi:

• Membentuk flavor baru atau menetralisir bila bergabung dengan komponen dalam bahan makanan.

• Sebagai modifikator,pelengkap atau penguat flavor.

• Menutupi atau menyembunyikan flavor bahan makanan yang tidak disukai dan over taste yang kurang disenangi, asal bukan dari kerusakan atau membusuknya makanan.

Dampak negatif:

• Bahan penguat rasa yang banyak digunakan, yaitu monosodium glutamate atau dikenal dengan nama bumbu masak atau vetsin. Pemakaian yang berlebihan dapat menimbulkan gejala pusing, sakit perut, sakit pada persendian terutama leher dan punggung serta sesak nafas.

5. Bahan pengembang digunakan untuk mengembangkan adunan kue. Fungsi:

• Memproduksi gas asam arang (CO2) yang membuat rongga pada adonan

sehingga adonan mengembang. Beberapa contoh bahan pengembang yaitu ragi dan natrium bikarbonat.


(26)

6. Bahan pengeras digunakan agar makanan menjadi keras dan tidak lembek, contohnya kalsium karbonat untuk selai dan jeli, serta aluminium sulfat untuk acar dalam botol.

Fungsi:

• Memperkeras atau mencegah melunaknya makanan. Dampak negatif:

• Dapat mengakibatkan terjadinya diare.

• Gangguan pada ginjal.

7. Bahan pengatur keasaman atau asidulan adalah bahan tambahan untuk menjaga tingkat keasaman atau pemberi rasa asampada makanan.

Fungsi :

• Mempunyai fungsi sekunder yaitu sebagai pengawet, penegas rasa dan pengemulsi.

• Amonium bikarbonat untuk menjaga keasaman bubuk coklat dengan ambang batas 50g/kg.

• Asam fosfat untuk menjaga keasaman udang kalengan dengan ambang batas 850mg/kg.

• Asam sitrat untuk menjaga keasaman miuman ringan. Dampak negatif :

• Asam fosfat yang berlebihan dapat mengikat mineral kalsium dalam tubuh yang menyebabkan terjadinya pengendapan dalam ginjal (Batu ginjal).


(27)

8. Bahan antikempal seperti aluminium silikat merupakan bahan yang ditambahkan pada susu bubuk atau susu krim bubuk.

Fungsi :

• Digunakan untuk menjaga agar makanan tidak menggumpal. Dampak negatif :

• Dapat menimbulkan keracunan tertentu pada anak-anak tidak tahan terhadap laktosa, tetapi tidak ditemukan sifat racun apabila dikonsumsi oleh orang dewasa.

9. Bahan pemantap Fungsi :

• Digunakan untuk mengentalkan atau mengemulsi makanan.

10. Bahan pemutihdigunakan pada produk tepung terigu, tepung beras tau tepung tapioka.

Fungsi :

• Mengoksidasi pigmen karotenoid (xantifil) menjadi bahan yang tidak berwarna.

Zat aditif sintesis aman dikonsumsi selama masih dalam ambang batas aman penggunaannya. Batas penggunaan bahan makanan ini diatur oleh Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.722/Menkes/PER/IX/88 tentang Bahan Tambahan Makanan, berdasarkan ADI ( Acceptable Daily Intake), yaitu tidak menimbulkan bahaya jika dikonsumsi oleh manusia dengan dasar perhitungan yaitu perkilogram berat badan (Nia Lovita,2012). Hal yang tidak diketahui oleh para konsumsi adalah adanya pewarna maupun pengawet yang ditambahkan yang penggunaannya bukan untuk makanan seperti borak dan formalin sebagai pengawet.Selain itu, warna merah


(28)

pada terasi 50% adalah menggunakan pewarna rhodamin yang seharusnya digunakan untuk tekstil.

2.5. Kemasan Makanan Siap Saji

Kemasan makanan adalah wadah atau tempat makanan agar kualitas makanan tetap baik, meningkatkan penampilan produk, dan memudahkan trasportasi (Firdaus,2012).

2.6. Manfaat Makanan Siap Saji

Menurut Media Indonesia 2003 makanan siap saji yang beredar saat ini tercatat 500-600 jenis.Jenis tersebut terdiri dari minuman dan makananyang diproduksi dalam skala kecil dan besar. Ketersediaan makanan siap saji ini akan memberikan kemudahan pemilihan jenis makanan, keragaman makanan, kualitas makanan dan praktis.

2.7. Bahaya Makanan Siap Saji

Bahaya makanan siap saji menurut, World Health Organization (WHO) dan Food Agricultural Organization (FAO) menyatakan bahawa ancaman potensial dari residu bahan makanan terhadap kesehatan manusia dibagi dalam 3 kategori yaitu (Julioandrian,2012) :

a. Aspek toksikologis, kategori residu bahan makanan yang dapat bersifat racun terhadap organ-organ tubuh.

b. Aspek mikrobiologis, mikroba dalam bahan makanan yang dapat mengganggu keseimbangan mikroba dalam saluran pencernaan.

c. Aspek imunopatologis, keberadaan residu yang dapat menurunkan kekebalan tubuh.

2.7.1. Dampak Makanan Siap Saji Terhadap Kesehatan


(29)

Para ahli mengetahui bahawa mengkonsumsi makanan siap saji dalam jangka panjang akan menyebabkan arteri menyumbat tetapi baru-baru ini mereka mengakui bahawa kerusakan pada arteri ini dimulai pada hari yang sama. Sebuah studi yang diterbitkan dalam Canadian Journal of Cardiology menunjukkan bahawa kerusakan pada arteri terjadi segera setelah hanya mengonsumsi 1 porsi makanan siap saji (Kristin Kirkpatrick,2012).

2) Diabetes Mellitus tipe 2

Studi pada tahun 2004 mencatat bahawa makan makanan siap saji secara berterusan akan menyebabkan seseorang untuk menderita resistensi insulin meningkat dua kali lipat. Resistensi insulin akan mempertinggi risiko terkena diabetes mellitus tipe 2. Jumlah orang di seluruh dunia hidup dengan diabetes telah meningkat dua kali lipat sejak tahun 1980, dari 153 juta kemudian ke hamper 350 juta pada tahun 2011, menurut laporan di “The Guardian” (Matthew Lee,2014).

3) Obesitas

Makanan siap saji merupakan makanan khas yang terdiri dari kalori dan lemak yang tinggi.Kenaikan berat badan terjadi ketika seseorang mengkonsumsi lebih banyak kalori daripada yang digunakan dalam sehari. Dalam sebuah studi pada tahun 2004, yang diterbitkan dalam “The Lancet,” peneliti menemukan bahawa mengkonsumsi makanan siap saji lebih dari dua kali per minggu di restoran siap saji terkait dengan kenaikan berat badan secara signifikan lebih dari waktu ke waktu daripada sesekali kunjungan (Matthew Lee,2014).

4) Gangguan konsentrasi

Diet memiliki dampak yang signifikan terhadap kebiasaan belajar anak-anak. Kebanyakan makanan siap saji mengandung kadar gula yang tinggi yang mampu menguras tingkat energi dan kemampuan untuk berkonsentrasi untuk waktu yang lama (Rachel Lewis,2013).


(30)

Peradangan di kulit ditandai dengan kulit kemerahan, kulit meradang, kulit gatal, kulit kering dan lain-lain.Eksim terjadi karena mengkonsumsi makanan yang mengandung bahan tambahan pangan (Sylaela,2012).

6) Konstipasi

Makanan siap saji biasanya tidak memiliki serat.Anak-anak yang kurang menkonsumsi makanan berserat menyebabkan mereka memilki resiko untuk menderita sembelit yang dapat menyebabkan sakit perut dan ketidaknyamanan (Rachel Lewis,2013).

7) Insomnia

Mengkonsumsi minuman manis atau jus buah ketika makan malam bahkan dua kali seminggu dapat mempengaruhi tidur anak-anak dan siklus bangunnya. Kafein dari soda bertindak sebagai stimulan sehingga menyebabkan mereka terjaga lebih lama dan secara negatif mempengaruhi metabolisme mereka. “Penelitian telah menunjukkan bahawa konsumen kafein dari tingkat moderat sampai tinggi (100 sampai 300mg kafein) memiliki gangguan tidur dan sering terjaga waktu tidur berbanding dengan konsumen yang rendah atau tanpa kafein,”kata Watfa (Racheal Lewis,2013).

2.8. Makanan Seimbang

2.8.1 Definisi Makanan Seimbang

Makanan seimbang merupakan makanan yang harus dimakan untuk memastikan tubuh badan seseorang berfungsi dengan normal.Makanan seimbang seharusnya memberikan kita tenaga.Makanan yang mencukupi karbohidrat, protein dan lemak secara optimum, kandungan serat yang mencukupi dan kandungan bahan galian, vitamin dan asid lemak.Makanan yang memberi tenaga dapat membina badan, dan dapat menjauhi kita daripada mendapat penyakit (Azida,2009).


(31)

Piramida makanan adalah piramida yang menggambarkan jumlah berat dan energi mulai dari produsen sampai konsumen puncak.Piramida ini dibuat dengan satu asumsi bahawa pada saat terjadi peristiwa makan dan dimakan telah terjadi perpindahan energi dari makhluk hidup yang dimakan ke makhluk hidup pemakannya. Misalnya, dari produsen ke konsumen I, dari konsumen 1 ke konsumen II, dari konsumen II ke konsumen III dan seterusnya (Hikmat,2013).

Gambar 1.1.: Piramida Makanan. (Sumber : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2012.)

i. Karbohidrat

Karbohidrat terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen.Karbohidrat merupakan sumber utama bakan bakar bagi tubuh, rata-rata 4 kkal per gram.Komponen dalam makanan yang termasuk karbohidrat yaitu gula (sugar), pati (starch),dan serat (dietary fiber) (Gordon M.Wardlaw,2003).


(32)

Fungsi:

 Membekalkan haba dan tenaga untuk pelbagai aktiviti tubuh badan.

 Bijirin dan roti membekalkan zat protein kepada tubuh badan.

 Sellulosa merangsang saluran pencernaan (pelawas) badan.

 Karbohidrat diperlukan di dalam proses metabolisme lemak dan protein. Kekurangan karbohidarat:

 Kerusakan jaringan.

 Hipoglikemia.

 Marasmus. ii. Protein

Protein terdiri dari karbon, oksigen dan hidrogen.Protein menghasilkan energi dalam tubuh rata-rata 4 kkal per gram.

Fungsi:

 Membina sel-sel baru.

 Memperbaiki tisu-tisu yang rosak.

 Membina enzim dan hormon.

 Menghasilkan tenaga apabila kekurangan karbohidrat dan lemak.

 Mengelakkan dihidapi penyakit kwashikor. Kekurangan protein:

 Menyebabkan penyakit marasmus dan edema.

 Merosakkan seluruh sel badan dan mengurangkan daya tahan terhadap penyakit.

 Tumbesaran terbantut.

 Menyebabkan tekanan darah rendah, pengaliran darah yang tidak sempurna dan biasanya menghidap anemia.


(33)

Lemak terdiri dari karbon dan hidrogen; mengandung oksigen lebih sedikit dibanding dengan karbohidrat.Perbedaan komposisi ini menyebabkan lemak menghasilkan lebih banyak energi per gram daripada karbohidrat, rata-rata 9 kkal per gram.

Fungsi:

 Membekalkan tenaga terutama untuk memanaskan tubuh badan dan menetapkan suhu tubuh.

 Lemak membentuk simpanan bahan api.

 Lemak hewan membekalkan vitamin A,D, E, K yang larut kepada tubuh badan.

 Lemak membekalkan asid penting kepada tubuh badan yaitu asid linoliek, asid linolenik, dan asid arasidomik.

Kekurangan lemak:

 Seseorang itu akan menjadi cepat lapar.

 Selaput mata menjadi kering akibat kekurangan vitamin A yang terdapat di dalam lemak.

 Jika berlaku kekurangan vitamin A yang terdapat di dalam lemak menjadi kritikal, seseorang itu akan menghidap xerophthalmia.

 Kulit menjadi keras dan kasar terutamanya pada bagian tangan, dada, belakang dan bahagian paha.

iv. Vitamin

Vitamin bervariasi dari berbagai struktur kimia dan mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, fosfor, sulfur dan lain-lain. Vitamin tidak menyediakan energi yang berguna untuk tubuh.

v. Mineral

Mineral adalah zat anorganik yang terdiri dari satu atau lebih atom yang sama. vi. Air


(34)

Air merupakan kelas ke-enam dalam tahap nutrisi.Air dengan struktur kimia H20 mempunyai fungsi vital yang banyak.

Fungsi Air:

 Bertindak sebagai pelarut.

 Membantu sistem percernaan.

 Merupakan bahan yang menetapkan suhu badan dengan mengeluarkan kelebihan haba melalui peluh.

Kekurangan air:

 Berat badan menurun.

 Cepat letih dan lesu.

 Kulit menjadi lebam.

 Proses pencernaan terganggu dan mengakibatkan konstipasi.

vii. Serat Makanan

Serat makanan adalah polisakarida non-pati yaitu karbohidrat kompleks yang berbentuk dari gugusan gula sederhana yang bergabung menjadi satu serta tidak dapat dicerna.

Fungsi serat makanan:

 Mengurangi waktu transit makanan di dalam saluran pencernaan.

 Menunda kosongnya lambung.

 Meningkatkan kepuasan makan karena volumenya yang besar.

 Menurunkan serum lemak dan meningkatkan cairan empedu. Kekurangan serat makanan:

 Bisa menyebabkan diabetes.

 Hemorrohoid.


(35)

2.10. Kebutuhan Gizi

Anak sekolah membutuhkan gizi yang lebih banyak seiring dengan pertambahan usia dan aktivitas fisik anak. Perbedaan jenis kelamin juga menunjukkan perbedaan kebutuhan gizi seorang anak, dimana anak laki-laki cenderung membutuhkan gizi lebih banyak dibanding dengan perempuan.Gizi diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan anak secara opimal. Kebutuhan gizi anak usia sekolah dapat dilihat pada tabel di bawah ini (Usaha Kesehatan Sekolah,2014).

Tabel 2.1.: Kebutuhan Gizi Anak Usia Sekolah (Sumber: Usaha Kesehatan Sekolah)

2.11. Pola Makan Sehat.

Pola makan sehat adalah makanan yang sehat dan pola makannnya.Makanan yang sehat adalah makanan yang memiliki kandungan zat-zat gizi yang sangat dibutuhkan oleh tubuh di dalamnya. Pengaturan pola makan dapat dilakukan dengan mengikuti Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS)(Hera Nurlita,2012) :


(36)

1) Konsumsi Makanan Beranekaram

Makan makanan beranekaragam sangat bermanfaat bagi kesehatan, karena tidak ada satu jenis makanan yang mengandung zat gizi yang dibutuhkan seseorang untuk tumbuh kembang menjadi sehat dan produktif.Makanan beranekaragam menjamin terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur.Makanan sumber zat tenaga seperti beras, jagung, gandum, roti, dan ubi menghasilkan energi untuk aktivitas sehari-hari. Makanan zat pembangun seperti kacang-kacangan, tempe dan tahu penting untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan seseorang. Makanan sumber zat pengatur adalah sayur-sayuran dan buah-buahan.Prinsip idealnya setiap kali makanan, hidangan tersebut terdiri dari 4 kelompok makanan (makanan pokok, lauk-pauk, sayur dan buah). Dengan mengkonsumsi makanan beranekaragaman termasuk sumber makanan berserat cukup (25 gram/hari).

2) Konsumsi makanan sesuai kebutuhan tubuh

Makanan yang dimakan haruslah memenuhi kebutuhan energi karena energi yang berlebihan mengakibatkan kenaikan berat badan dan disimpan dalam bentuk lemak dan jaringan tubuh lain. Jika keadaan ini berlanjut akan menyebabkan obesitas disertai berbagai gangguan kesehatan seperti penyakit hipertensi, penyakit diabetes mellitus, penyakit jantung dan lain-lain. Petunjuk yang baik untuk mengetahui keaadaan gizi dan kesehatan adalah berat badan.Sumber karbohidrat harus dimakan setengah dari kebutuhan energi.Batasi sumber karbohidrat sederhana seperti gula sampai dengan 3 – 4 sdm/hari, karena konsumsi gula yang berlebihanakan menyebabkan konsumsi energi yang berlebih dan disimpan dalam jaringan tubuh sebagai lemak, akumulasi dalam waktu lama dan mengakibatkan obesitas.

3) Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kecukupan energi. Lemak dan minyak yang terdapat di dalam makanan berguna untuk meningkatkan jumlah energi, membantu penyerapan vitamin-vitamin A, D, E,


(37)

dan K. Lemak terbagi kepada 3 golongan yaitu lemak yang mengandung asam lemak tak jenuh ganda yang paling mudah dicerna, lemak yang mengandung asam lemak tak jenuh tunggal yang mudah dicerna, dan lemak yang mengandung asam lemak jenuh yang sulit dicerna. Mengkonsumsi lemak hewani secara berlebihan yaitu asam lemak jenuh dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah arteri dan penyakit jantung koroner.Namun kebiasaan makan ikan dapat mengurangi risiko menderita penyakit jantung koroner, karena lemak ikan mengandung asam lemak omega 3 dan ini berperan mencegah terjadinya penyumbatan lemak pada dinding pebuluh darah.

4) Komsumsi makanan rendah garam dan tinggi kalium

Garam yang di konsumsi haruslah tidak lebih dari 6 gram (1 sendok teh) per hari. Konsumsi natrium yang berlebih terutama yang berasal dari garam dan sumber lain seperti produk susu dan bahan makanan yang diawetkan dengan garam merupakan pemicu timbulnya penyakit tekanan darah. Berbeda halnya dengan natrium, kalium (potassium) merupakan ion utama di dalam cairan intraselluler.Cara kerja kalium adalah kebalikan dari natrium. Konsumsi kalium yang banyak akan meningkatkan konsentrasinya di cairan intraselluler, sehingga cenderung menarik cairan dari bagian ekstraselluler dan menurunkan tekanan darah. Jadi, konsumsi natrium perlu diimbangi dengan kalium yaitu dalam rasio 1:1.

2.12. Manfaat Makanan Seimbang

Menurut World Health Organization (WHO) 2014 mengkonsumsi makanan seimbang membawa banyak manfaat. Antaranya adalah:

 Memilih makanan seimbang, memadai dan bervariasi merupakan langkah penting menuju gaya hidup bahagia dan sehat.


(38)

 Vitamin dan mineral dalam makanan sangat penting untuk meningkatkan kekebalan tubuh dan perkembangan yang sehat.

 Makanan seimbang atau diet sehat dapat melindungi tubuh manusia terhadap beberapa jenis penyakit seperti obesitas, diabetes, penyakit jantung, beberapa jenis kanker dan kondisi tulang.

 Makanan seimbang juga dapat berkontribusi untuk berat badan yang memadai.

 Makanan seimbang adalah kesempatan yang baik untuk memperkaya kehidupan dengan melakukan percobaan dengan makanan yang berbeda dari budaya yang berbeda, asal-usul dan dengan cara yang berbeda untuk menyediakan makanan.

 Manfaat makan berbagai macam makananan juga emosional, sebagai variasi dan warna adalah bahan penting untuk diet seimbang.

2.13. Akibat Dari Pola Makan Tidak Sehat dan Seimbang

Berdasarkan statistik World Health Association and American Cancer Society, hampir80% orang dalam masyarakat moden akan meninggal dunia yang disebabkan oleh penyakit dengan 7 jenis penyakit yang menempati ranking tertinggi yang menewaskan sekitar 24 juta orang setiap tahunnya dan beberapa dokter serta ahli gizi terkemuka mengatakan bahawa 90% sampai 95% dari semua penyakit akibat makanan yang tidak tepat. Tingkat pH tubuh sedikit basa dengan kisaran angka normal 7,36 – 7,44 yang seharusnya tercermin melalui makanan yang lebih sehat dan dari bahan makanan alami. Pola makan yang tidak seimbang yaitu berlebihan mengkonsumsi makanan olahan dan siap saji, gula serta kafein akan cenderung mengganggu keseimbangan pH tubuh (Sylaela,2012).

2.14. Indeks Massa Tubuh (IMT)

Indeks massa tubuh (IMT) adalah rasio standar berat terhadap tinggi, dan sering digunakan sebagai indikator kesehatan umum. IMT dihitung dengan membagi berat badan (dalam kilogram) dengan kuadrat tinggi badan (dalam meter) (Depkes, 2006).


(39)

Tabel 2.2. Indeks Massa Tubuh(IMT) (Sumber: http://manjilala.info/pengukuran-status-gizi-pada-remaja/)


(40)

2.15. Perbedaan tentang Cara Pemilihan Makanan Antara Orang Tua dan Anak-Anak

Orang tua mempengaruhi tingkat pilihan yang anak-anak dalam memilih makanan terutama makanan yang sehat ataupun tidak sehat. Anak–anak juga tidak selalu mengikuti pilihan orang tua mereka tapi malah menemukan cara untuk bernegosiasi tujuan mereka sendiri, kebutuhan dan keinginan untuk mengkonsumsi makanan pilihan. Jadi, pilihan makanan merupakan bagian dari proses antara orang tua dan anak – anak. Sikap anak terhadap pemilihan makanan tertentu adalah belajar dengan permodelan yang dilakukan orang tuanya.Selain itu, kebiasaan makan anak-anak dikelilingi oleh aturan tentang makanan dalam keluarga.

Misalnya, ketika anak mengkonsumsi makanan siap saji itu merupakan suatu tantangan bagi orang tua. Namun anak diperbolehkan memakan makanan siap saji ketika ulang tahun , khusus acara atau ketika orang tua sibuk lagi dengan kerja. Jadi, kebiasaan konsumsi makanan di kalangan anak – anak merupakan upaya orang tua dan kebiasaan konsumsi makanan sangat dibentuk oleh keluarga mereka.Meskipun telah diamati bahwa perilaku makan anak-anak telah dibatasi dalam keluarga, hal ini tidak berarti bahwa pola makan anak - anak ditentukan oleh keluarga (E.Mei-Li Roberts,2006).


(41)

BAB 3

KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka konsep penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah:

3.2. Definisi Operasional

Sesuai permasalahan dan tujuan penelitian maka sebagi pedoman awal pengumpulan informasi digunakan definisi operasional yang dikembangkan seperti uraian di bawah ini:

• Pengetahuan merupakan apa yang diketahui oleh responden mengenai makanan siap saji dan makanan seimbang terhadap kesehatan.

• Makanan siap saji adalah jenis makanan yang dikemas, mudah disajikan, praktis atau diolah dengan cara sederhana dan akan membawa keburukan kepada kesehatan jika dikonsumsi secara berlebihan.

• Makanan seimbang merupakan makanan yang mencakupi karbohidrat, protein dan lemak secara optimum, kandungan fiber yang mencukupi dan kandungan bahan galian, vitamin dan asid lemak. Makanan ini merupakan makanan yang Tingkat

Pengetahuan Orang Tua Dan Anak-Anak

Makanan Seimbang Makanan Siap Saji


(42)

harus dimakan untuk memastikan tubuh badan seseorang berfungsi dengan normal.

Department of Child and Adolescent Health and Development mendefinisikan anak-anak sebagai orang yang berusia di bawah 20 tahun.

• Orant tua adalah ayah dan ibu seorang anak, baik secara hubungan biologis maupun sosial. Umumnya, orang tua memiliki peranan yang sangat penting dalam membesarkan anak.

• Berat badan adalah ukuran yang lazim atau sering dipakai untuk menilai keadaan suatu gizi manusia.

• Tinggi badan adalah jarak vertikal dari lantai bagian atas kepala diukur saat subjek dalam posisi berdiri tegak lurus dan menatap lurus ke depan.

• Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah rasio standar berat terhadap tinggi, dan sering digunakan sebagai indikator kesehatan umum. IMT dihitung dengan membagi berat badan (dalam kilogram) dengan kuadrat tinggi badan (dalam meter)

3.3. Cara Ukur : Wawancara

3.4. Alat Ukur : Kuesioner : Jawaban yang tepat diberi skor 2

: Jawaban yang kurang tepat diberi skor 1 : Jawaban yang tidak tepat diberi skor 0

3.5. Kategori :

- Baik : Hasil persentase 76 % - 100% - Cukup : Hasil persentase 56% - 75% - Kurang : Hasil Persentase <56%


(43)

(44)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1.Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif, cross sectionaldimana observasi dan pengumpulan data dilakukan secara bersamaan pada satu saat yang dilakukan hanya satu kali (Sudigdo,2013), dengan menggunakan kuisioner untuk mendapatkan pengetahuan orang tua dan anak-anak yang berusia 13-15 tahun tentang makanan siap saji dan makanan seimbang terhadap kesehatan.

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

4.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP Nurul Hasanah Padang Bulan,Medan. Alasan penentuan lokasi ini adalah untuk memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian karena tempatnya mudah dijangkau. Selain itu, belum ada yang melakukan penelitian tentang pengetahuan anak-anak dan orang tua tentang makanan siap saji dan makanan seimbang terhadap kesehatan dan untuk memberikan penjelasan kepada anak-anak yang masih lagi dalam proses pembelajaran.

4.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini secara keseluruhannya dilakukan dari bulan Februari 2014 hingga bulan Disember 2014.Pengumpulan data pengetahuan orang tua dan anak-anak yang berusia 13-15tahun dilakukan dari bulan September hingga Oktober 2014.

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian


(45)

Populasi dalam penelitian ini adalah anak-anak yang berusia 13-15 tahun yang bersekolah di SMP Nurul Hasanah dan orang tua kepada anak-anak tersebut.

4.3.2. Sampel Penelitian

4.3.2.1 Kriteria Inklusi dan Eksklusi

Sampel penelitian ini adalah anak-anak yang berusia 13-15 tahun yang bersekolah di SMP Nurul Hasanah dan orang tua kepada anak-anak tersebut.

a) Anak-anak Kelas II dan III yang berusia 13-15 tahun yang bersekolah di SMP Nurul Hasanah tahun ajaran 2013/2014.

Kriteria Inklusi

b) Orang tua kepada anak-anak yang berusi 13-15 tahun yang bersekolah di SMP Nurul Hasanah tahun ajaran 2013/2014.

c) Anak-anak dan orang tua yang bersedia untuk mengisi kuesioner dengan lengkap.

a) Anak-anak kelas II dan III yang berusia 13-15 tahun yang bersekolah di SMP Nurul Hasanah dan orang tua kepada anak-anak tersebut yang tidak bersedia menjadi responden.

Kriteria Eksklusi

b) Anak-anak yang tidak dapat hadir atau sakit pada saat dilakukan penelitian.

4.3.3 Besar Sampel

Rumus perhitungan besar sampel untuk penelitian ini menggunakan data proporsi,formulanya seperti berikut: (Sudigdo,2013)


(46)

n= (Za)2.PQ (d)2

n= (1.96)2 x 0,50 x(1-0,50) (0,10)2

n= 97 responden = 100 responden Keterangan:

n= besarnya sampel

a= batas kemaknaan, yang digunakan adalah 0,05

Za= untuk a sebesar 0,05 dari tabel dua arah didapatkan nilai 1,96

P= proporsi sifat tertentu yang diperkirakan terjadi pada populasi, proporsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0,50

d= tingkat kecepatan absolut yang dikehendaki, yaitu 0,10

Dengan tingkat kepercayaan yang dikehendaki sebesar 95% dan tingkat ketepatan relatif adalah sebesar 5% maka jumlah sampel yang diperoleh dengan memakai rumus tersebut adalah sebanyak 100 orang sampel.

4.3.4. Cara Sampling

Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan non-probability sampling yaitu consecutive sampling, dimana semua sampel yang terdapat harus memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi supaya dapat dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah sampel yang diperlukan terpenuhi.


(47)

4.4 Metode Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan angket berupa kuesioner yang dibagikan kepada responden yaitu anak-anak yang berisi 16 pertanyaan dan orang tua yang berisi 18 pertanyaan tentang makanan siap saji dan makanan seimbang terhadap kesehatan.

4.4.1. Data primer

Data primer adalah data yang berasal dari sampel penelitian.Pengumpulan data dilakukan dengan instrumen kuisioner.

4.4.2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang didapatkan dari pihak sekolah yang berubungan dengan jumlah anak-anak yang berusia 13-15 tahun di sekolah tersebut.

4.4.3. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan adalah angket yang berupa kuesioner (daftar pertanyaan) yang terdiri dari 16 pertanyaan untuk anak-anak dan 18 pertanyaan untuk orang tua. Pertanyaan dibuat berdasarkan variabel-variabel yang akan diukur yang terdapat pada kerangka konsep penelitian yaitu untuk melihat tingkat pengetahuan anak-anak yang berusia 13-15 tahun dan orang tua kepada anak-anak tersebut tentang makanan siap saji dan makanan seimbang terhadap kesehatan. Informed consent akan diberi bersamaan dengan kuesioner tersebut yang akan menjelaskan tujuan dilakukan penelitian. Pengisian kuesioner oleh anak-anak akan dilakukan secara langsung sambil diperhatikan oleh peneliti untuk memastikan tidak ada kecurangan yang berlaku manakala untuk orang tua kuesioner dibenarkan dibawa pulang oleh anak. Data yang diperoleh akan dianalisa setelah kuesioner dikembalikan oleh anak-anak kepada peneliti.


(48)

4.4.4 Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji Validitas

Kuisioner yang telah selesai disusun akan diuji validitasnya dengan menggunakan korelasi product moment dengan menggunakan rumus:

Uji Reliabilitas

Kuisioner yang telah selesai disusun akan diuji reliabilitasnya dengan menggunakan uji Cronbach (Cronbach Alpha) dengan mengunakan rumus:

4.5. Pengolahandan Analisis Data

Data dari setiap responden akan dimasukkan ke dalam computer oleh peneliti.Analisis data yang diperoleh dilakukan secara deskriptif dengan menggunakan program computer yaitu SPSS(Statistical Product and Service Solution) versi 19.Data hasil akan ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi. Tahap-tahap pengolahan data adalah sebagai berikut:

a) Editing, yaitu memeriksa nama dan kelengkapan identitas maupun data responden serta memastikan bahwa semua jawaban telah terisi sesuai petunjuk.


(49)

b) Coding, yaitu memberi kode atau angka tertentu pada kuesioner untuk mempermudah saat mengadakan tabulasi dan analisa.

c) Entry, yaitu memasukkan data dari kuesioner ke dalam program komputer dengan menggunakan program SPSS (Statistical Product and Service Solution for Windows).

d) Cleaning, yaitu memeriksa kembali data yang telah dimasukkan untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan atau tidaknya pada kode, ketidaklengkapan data dan sebagainya.


(50)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP Nurul Hasanah, Padang Bulan, Medan.Alamat SMP tersebut adalah Jl. Letjen Jamin Ginting 314 Padang Bulan, Medan Baru, Medan 20155.Sekolah tersebut terdiri dari 4 kelas dan jumlah anak sekolah yang berumur 13-15 tahun adalah 104 orang.

5.1.2. Karakteristik Responden Anak-anak

5.1.2.1. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Penelitian ini dilakukan pada 100 orang responden anak-anak yang berumur 13-15 tahun yang berada di SMP Nurul Hasanah, Padang Bulan, Medan. Dari hasil penelitian ini didapatkan data-data sebagai berikut:

Tabel 5.1. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Umur Frekuensi Persentase (%)

13 55 55,0

14 26 26,0

15 19 19 ,0

Total 100 100,0

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahawa responden paling banyak berumur 13 tahun sebesar 55 (55,0 %), responden yang paling sedikit berumur 15 tahun sebesar 19 (19,0 %) dan sisanya adalah sebesar 26 (26,0 %)


(51)

Tabel 5.2. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)

Laki-laki 49 49,0

Perempuan 51 51,0

Total 100 100,0

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahawa responden paling banyak adalah anak perempuan sebesar 51 (51,0 %) dan sisanya adalah anak laki-laki sebesar 49 (49,0 %). Tabel 5.3. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT)

Indeks Massa Tubuh Frekuensi Persentase (%)

Sangat Kurus 2 2,0

Kurus 8 8,0

Normal 80 80,0

Gemuk 7 7,0

Sangat Gemuk 3 3,0

Total 100 100,0

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahawa responden paling banyak adalah dalam golongan normal sebesar 80 orang (80,0 %), responden yang dalam golongan kurus adalah sebesar 8 orang (8,0 %), responden paling sedikit adalah dalam golongan sangat kurus sebesar 2 orang (2,0 %).


(52)

5.1.3. Deskripsi Tingkat Pengetahuan Anak-Anak 13-15 Tahun tentang Makanan Siap Saji Dan Makanan Seimbang

Tabel 5.4. Deskripsi Frekuensi Pengetahuan Anak-Anak 13-15 Tahun tentang Makanan Siap Saji dan Makanan Seimbang

No Pengetahuan Skoring

2 1 0

F % F % F %

1 Menurut Anda, apakah yang dimaksud dengan makanan siap saji (fast food)?

83 83,0 1 1,0 16 16,0

2 Makanan siap saji pada umumnya makanan yang mengandung zat gizi?

56 56,0 25 25,0 19 19,0

3 Menurut Anda, yang termasuk jenis-jenis dari makanan siap saji adalah

47 47,0 42 42,0 11 11,0

4 Menurut Anda, apakah

makanan siap saji seperti harmburger, Pizza, Spagehtti, ayam goreng Kentucky baik untuk kesehatan?

47 47,0 35 35,0 18 18,0

5 Menurut Anda, pada umumnya makanan siap saji ( Pizza, KFC, harmburger) mengandung zat gizi?


(53)

6 Menurut Anda, apakah bahan tambahan pangan yang ditambahkan dalam makanan siap saji?

68 68,0 15 15,0 17 17,0

7 Menurut Anda, makanan yang menyebabkan obesitas?

79 79,0 10 10,0 11 11,0

8 Jika mengkonsumsi makanan siap saji sebaiknya dalam porsi kecil…

82 82,0 15 15,0 3 3,0

9 Menurut Anda, apakah yang dimaksud dengan makanan seimbang?

68 68,0 20 20,0 12 12,0

10 Makanan seimbang pada umumnya makanan yang mengandung zat gizi?

80 80,0 13 13,0 7 7,0

11 Menurut Anda, berapa gelas air putih yang perlu diminum setiap hari? ( 1 gelas=200cc)

54 54,0 32 32,0 14 14,0

12 Berikut ini adalah susunan menu yang bergizi seimbang?

60 60,0 7 7,0 33 33,0

13 Buah-buahan dan sayur-sayuran merupakan bahan makanan yang mengandung zat gizi?

84 84,0 13 13,0 3 3,0


(54)

mengenai gambar piramida di atas adalah…..

15 Jenis zat gizi dalam makanan adalah karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air.

79 79,0 16 16,0 5 5.0

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahawa pertanyaan 13 ( Buah-buahan dan sayur-sayuran merupakan bahan makanan yang mengandung zat gizi?) merupakan pertanyaan yang paling banyak dijawab benar oleh responden. Jumlah responden yang menjawab benar pada pertanyaan 13 sebesar 84 responden (84,0 %). Pertanyaan yang paling banyak salah adalah pertanyaan 3 (Menurut Anda, yang termasuk dari jenis-jenis makanan siap saji adalah) dan pertanyaan 4 (Menurut Anda,apakah makanan siap saji seperti harmburger, Pizza, Spagehtti, ayam goreng Kentucky baik untuk kesehatan?) sebesar 47 responden (47,0).

5.1.3.1. Gambaran Pengetahuan Berdasarkan Jawaban Responden

Tingkat pengetahuan dalam penelitian ini dibedakan menjadi 3 menurut Arikunto (2006) dalam Dewi M. (2011), yaitu: baik, cukup dan kurang. Tingkat pengetahuan yang baik apabila responden mendapat skor 76%-100%.Tingkat pengetahuan yang cukup apabila responden mendapat skor 56%-75% dan pengetahuan kurang apabila responden mendapat skor <56%.


(55)

Tabel 5.5. Distribusi Pengetahuan terhadap Makanan Siap Saji dan Makanan Seimbang

Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)

Kurang 7 7,0

Cukup 35 35,0

Baik 58 58 ,0

Total 100 100,0

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa responden yang berpengetahuan kurang sangat rendah sebesar 7 (7,0%), sedangkan responden yang berpengetahuan baik sebesar 58 (58,0%).

Tabel 5.6. Distribusi Pengetahuan Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis

Kelamin

Pengetahuan Total

Kurang % Cukup % Baik %

Laki-laki 5 5,0 20 20,0 24 24,0 49 49,0 Perempuan 2 2,0 15 15,0 34 34,0 51 51,0

Total 7 7,0 35 35,0 58 58,0 100 100,0

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa responden paling banyak adalah perempuan yaitu 2 (2,0%) berpengetahuan kurang, cukup 15 (15 %) dan baik 34 (34 %).


(56)

Tabel 5.7. Distribusi Pengetahuan Responden Berdasarkan Umur

Umur Pengetahuan Total

Kurang % Cukup % Baik %

13 1 1,0 21 21,0 33 33,0 55 55,0

14 3 3,0 10 10,0 13 13,0 26 26,0

15 3 3,0 4 4,0 12 12,0 19 19,0

Total 7 7,0 35 35,0 58 58,0 100 100,0

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa umur responden mayoritas adalah yang berumur 13 tahun terdapat 1 (1,0 %) berpengetahuan kurang, cukup 21 (21 %) dan baik 33 (33 %). Pada responden dengan umur 15 tahun terdapat 3 (3,0 %) berpengetahuan kurang, cukup 4 (4,0 %), dan baik 12 (12,0%).

Tabel 5.8. Distribusi Pengetahuan Responden Berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT)

Interpretasi

Indeks Massa Tubuh

Pengetahuan Total

Kurang % Cukup % Baik %

Sangat Kurus 0 0,0 0 0,0 2 2,0 2 2,0 Kurus 1 1,0 3 3,0 4 4,0 8 8,0 Normal 5 5,0 30 30,0 45 45,0 80 80,0 Gemuk 1 1,0 1 1,0 5 5,0 7 7,0 Sangat Gemuk 0 0,0 1 1,0 2 2,0 3 3,0 Total 7 7,0 35 35,0 58 58,0 100 100,0


(57)

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa responden yang berpengetahuan baik adalah sebanyak 45 orang (45,0 %) dan mereka merupakan responden yang mayoritas sebanyak 80 orang (80,0 %) yang merupakan dalam kategori normal dengan berpengetahuan cukup sebanyak 30 orang (30,0 %) dan berpengetahuan kurang sebanyak 5 orang (5,0 %) sedangkan responden yang berpengetahuan yang kurang berada pada kategori sangat kurus sebanyak 2 orang (2,0 %).

5.1.4. Karakteristik Responden Orang Tua

5.1.4.1. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Penelitian ini dilakukan pada 100 orang responden orang tua kepada anak-anak yang berusia 13-15 tahun yang bersekolah di SMP Nurul Hasanah, Padang Bulan, Medan. Dari hasil penelitian ini didapatkan data-data sebagai berikut:

Tabel 5.9. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Umur Frekuensi Persentase (%)

20-39 54 54,0

40-59 46 46,0

Total 100 100,0

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa responden paling banyak berumur di antara 20-39 tahun sebesar 54 (54,0 %), responden yang paling sedikit berumur di antara 40-59 tahun sebesar 46 (46,0 %).


(58)

Tabel 5.10. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)

Laki-laki 39 39,0

Perempuan 61 61,0

Total 100 100,0

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahawa responden paling banyak adalah perempuan sebesar 61 (61,0 %) dan sisanya adalah laki-laki sebesar 39 (39,0 %).

Tabel 5.11. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Pendidikan Frekuensi Persentase (%)

SD 12 12,0

SMP 41 41,0

SMA 38 38,0

Perguruan Tinggi 9 9,0

Total 100 100,0

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa responden paling banyak memiliki tingkat pendidikan SMP sebesar 41 responden (41,0 %), dan responden paling sedikit memiliki tingkat pendidikan Perguruan Tinggi sebesar 9 responden (9,0 %).


(59)

5.1.5. Deskripsi Tingkat Pengetahuan Orang Tua terhadap makanan Siap Saji dan Makanan Seimbang

Tabel 5.12. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Orang Tua Terhadap Makanan Siap Saji dan Makanan Seimbang

No Pengetahuan Skoring

2 1 0

F % F % F %

1 Apakah anda sering

memberikan makanan siap saji pada anak anda?

19 19,0 55 55,0 26 26,0

2 Apakah pendapat anda tentang makanan siap saji?

55 55,0 24 24,0 21 21,0

3 Menurut Anda, apakah

makanan siap saji seperti hamburger, Pizza, Spagehtii, KFC baik untuk kesehatan?

34 34,0 8 8,0 58 58,0

4 Biasanya kapan saja anda paling sering menghidangkan makanan siap saji?

43 43,0 44 44,0 13 13,0

5 Apakah alasan anda untuk menghidangkan makanan siap saji kepada anggota keluarga anda?

18 18,0 28 28,0 54 54,0

6 Makanan yang mana paling keluarga anda sukai?


(60)

7 Terdapat pelbagai jenis zat aditif yang ditambahkan dalam makanan siap saji seperti bahan pewarna, bahan pengawet, bahan penyedap rasa dan gula yang berlebihan

32 32,0 31 31,0 37 37,0

8 Apakah setiap menyediakan menu masakan, anda membeli bahan-bahan mentah di pasar/warung kemudian mengolahnya?

48 48,0 49 49,0 3 3,0

9 Menurut Anda, apakah dampak dari mengkonsumsi makanan siap saji yang secara terus-menerus?

49 49,0 26 26,0 25 25,0

10 Apakah pendapat anda tentang makanan seimbang?

58 58,0 14 14,0 28 28,0

11 Untuk memenuhi kebutuhan gizi, apa sajakah makanan yang anda hidangkan kepada keluarga anda?

52 52,0 23 23,0 25 25,0

12 Pernyataan di bawah ini yang benar adalah….

50 50,0 23 23,0 27 27,0

13 Berikut ini adalah kelompok zat gizi yang diperlukan oleh tubuh


(61)

kita….

14 Menurut anda mengapa kita harus makan makanan yang beragam?

51 51,0 13 13,0 36 36,0

15 Jenis makanan yang merupakan sumber gizi

25 25,0 12 12,0 23 23.0

16 Apakah anda sering

menghidangkan makanan seimbang disertai dengan makanan siap saji?

29 29,0 49 49,0 22 22,0

17 Makanan yang anda sering hidangkan adalah…..

64 64,0 22 22,0 14 14,0

18 Pemakanan yang tidak seimbang menyebabkan seseorang menderita pelbagai jenis kesan negatif seperti berat badan menurun, letih, lesu, konstipasi….

44 44,0 24 24,0 32 32,0

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa pertanyaan 17 ( Makanan yang anda sering hidangkan adalah….) merupakan pertanyaan yang paling banyak dijawab benar oleh responden. Jumlah responden yang menjawab benar pada pertanyaan 17 sebesar 64 (64,0 %). Pertanyaan yang paling banyak salah adalah pertanyaan 5 ( Apakah alasan anda untuk menghidangkan makanan siap saji kepada anggota keluarga anda?) sebesar 18 responden (18,0 %).


(62)

5.1.5.1. Gambaran Pengetahuan Berdasarkan Jawaban Responden

Tingkat pengetahuan dalam penelitian ini dibedakan menjadi 3 menurut Arikunto (2006) dalam Dewi M. (2011), yaitu: baik, cukup dan kurang. Tingkat pengetahuan yang baik apabila responden mendapat skor 76%-100%.Tingkat pengetahuan yang cukup apabila responden mendapat skor 56%-75% dan pengetahuan kurang apabila responden medapat skor <56%.

Tabel 5.13. Distribusi Pengetahuan Orang Tua terhadap Makanan Siap Saji dan Makanan Seimbang

Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)

Kurang 45 45,0

Cukup 23 23,0

Baik 32 32 ,0

Total 100 100,0

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang berpengetahuan cukup sebesar 23 (23,0%), sedangkan responden yang berpengetahuan kurang paling banyak sebesar 45 (45,0%).

Tabel 5.14. Distribusi Pengetahuan Responden Berdasarkan Umur

Umur Pengetahuan Total

Kurang % Cukup % Baik %

20-39 31 31,0 9 9,0 14 14,0 54 54,0 40-59 14 14,0 14 14,0 18 18,0 46 46,0 Total 45 45,0 23 23,0 32 32,0 100 100,0


(63)

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa umur responden mayoritas di antara (20-39 tahun) terdapat 31 (31,0 %) berpengetahuan kurang, cukup 9 (9,0 %) dan baik 54 (54,0 %). Pada responden dengan umur di antara (40-59 tahun) terdapat 14 (14,0 %) berpengetahuan kurang 14 (14,0 %) cukup,dan baik 18 (18,0 %).

Tabel 5.15. Distribusi Pengetahuan Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis

Kelamin

Pengetahuan Total

Kurang % Cukup % Baik %

Laki-laki 24 24,0 9 9,0 6 6,0 39 39,0

Perempuan 21 21,0 14 14,0 26 26,0 61 61,0 Total 45 45,0 23 23,0 32 32,0 100 100,0

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa responden paling banyak adalah perempuan 61 (61,0 %) dengan berpengetahuan kurang 21 (21,0 %), cukup 14 (14,0 %), dan baik 26 (26,0 %).

Tabel 5.16. Distribusi Pengetahuan Berdasarkan Pendidikan Tingkat

Pendidikan

Pengetahuan Total

Kurang % Cukup % Baik %

SD 10 10,0 1 1,0 1 1,0 12 12,0

SMP 21 21,0 10 10,0 10 10,0 41 41,0

SMA 13 13,0 11 11,0 14 14,0 38 38,0

Perguruan Tinggi

1 1,0 1 1,0 7 7,0 9 9,0


(64)

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa responden paling banyak tingkat pendidikan SMP yaitu 41 (41,0 %) yang berpengetahuan kurang 21 (21,0 %), cukup 10 (10,0 %), dan baik 10 ( 10,0 %).

5.2. Pembahasan

5.2.1. Pengetahuan Anak-Anak Tentang Makanan Siap Saji dan Makanan Seimbang

Jika ditinjau berdasarkan umur, anak-anak yang mempunyai tingkat pengetahuan baik tentang makanan siap saji dan makanan seimbang terhadap kesehatan berada di kategori umur 13 tahun yaitu sebanyak 33 orang (33,0 %). Hal ini karena anak-anak yang berusia 13 tahun merupakan mayoritas dalam sekolah tersebut.Selain itu, umur 13 tahun juga merupakan masa peralihan di mana mereka lebih rentan untuk mengetahui informasi tentang makanan siap saji dan makanan seimbang.

Jika ditinjau berdasarkan jenis kelamin, anak perempuan mempunyai tingkat pengetahuan baik tentang makanan siap saji dan makanan seimbang terhadap kesehatan yaitu sebanyak 34 orang (34,0 %). Hal ini karena anak perempuan mempunyai minat yang banyak terhadap pembelajaran dan mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi.Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Jenni Lukmanto (2012) yaitu remaja perempuan memiliki pengetahuan gizi lebih tinggi dibandingkan remaja laki-laki.

Jika ditinjau berdasarkan interpretasi indeks massa tubuh (IMT), anak-anak yang berpengetahuan baik merupakan mayoritas dalam kategori normal yaitu sebanyak 45 orang (45,0 %). Hal ini karena anak yang berpengetahuan baik tentang makanan siap saji dan makanan seimbang akan lebih teliti dalam memilih dan mengkonsumsi makanan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Mardatillah (2008) yaitu pengetahuan gizi berpengaruh terhadap


(65)

terjadinya gizi lebih, kurang dan normal.Jadi, jika pengetahuan baik tidak ada peluang untuk terjadi gizi lebih di kalangan anak-anak.

5.2.2. Pengetahuan Orang Tua Tentang Makanan Siap Saji dan Maknanan Seimbang Terhadap Kesehatan.

Jika ditinjau berdasarkan umur, orang tua yang mempunyai tingkat pengetahuan baik tentang makanan siap saji dan makanan seimbang terhdap kesehatan berada di katergori umur di antara 40-59 tahun sebanyak 18 orang (18,0 %). Hal ini karena golongan orang tua pada usia ini lebih matang dan mempunyai pengalaman yang banyak tentang pemberian makanan kepada anak-anak. Penelitian ini sejajar dengan penelitian yang telah dilakukan oleh A.Wawan dan Dewi M. yaitu seseorang yang cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja (A.Wawan,2011). Seterusnya, dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa dipercaya dari orang yang belum tinggi kedewasaannya. Hal ini akan sebagai dari pengalaman dan kematangan jiwa.

Jika ditinjau dari segi pendidikan, orang tua yang mempunyai tingkat pengetahuan baik merupakan yang berpelajaran SMA yaitu sebanyak 14 orang (14,0 %) sedangkan sebagian kecil responden yang berpendidikan SD yang berpengahuan baik hanya sebnyak 1 orang (1,0 %). Hal ini karena orang yang berpelajaran tinggi aktif, rajin membaca dan mempunyai sifat ingin tahu yang lebih tinggi berbanding dengan yang tingkat penedidikannya rendah. Penelitian ini sejajar dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Barre Allo yaitu faktor pendidikan seseorang sangat berpengaruh pada tingkat pengetahuan dan pengetahuan dan kesehatan gizi merupakan factor yang sangat mempengaruhi pola konsumsi makanan (Barre Allo,2013).

Jika ditinjau dari segi jenis kelamin, orang tua yang perempuan mempunyai tingkat pengetahuan yang lebih baik tentang makanan siap saji dan makanan


(66)

seimbang terhadap kesehatan yaitu sebanyak 26 orang (26,0 %). Hal ini karena, orang tua yang perempuan yang lebih banyak berada di rumah dan mereka mempunyai pengetahuan yang baik.Di samping itu, mereka yang menguruskan pemberian makanan kepada anak-anak di rumah.


(67)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan uraian dari pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Tingkat pengetahuan anak – anak yang berusia 13 – 15 tahun di SMP Nurul Hasanah, Padang Bulan, Medan tentang makanan siap saji dan makanan seimbang terhdap kesehatan adalah 7.0 % dalam kategori kurang, 35,0 % dalam kategori cukup dan 58,0 % dalam kategori baik.

2. Pengetahuan anak – anak tentang makanan siap saji dan makanan seimbang terhadap kesehatan berdasarkan umur adalah 13 tahun sebesar 1,0 %

berpengetahuan kurang, 21,0 % berpengetahuan cukup, dan 33,0 % berpengetahuan baik. Hal ini tidak menunjukkan bahwa umur yang lebih tinggi memiliki pengetahuan yang lebih baik dibandingkan responden yang berumur lebih muda.

3. Pengetahuan anak – anak berdasarkan jenis kelamin adalan anak perempuan sebesar 2,0 % berpengetahuan kurang, 15,0% berpengetahuan cukup, dan 34,0 % berpengetahuan baik.

4. Pengetahuan anak – anak berdasarkan interpretasi indeks massa tubuh adalah normal sebesar 5,0 % berpengetahuan kurang, 30,0 % berpengetahuan cukup, dan 45,0 % berpengetahuan baik.

5. Tingkat pengetahuan orang tua kepada anak – anak yang bersekolah di SMP Nurul Hasanah, Padang Bulan, Medan tentang makanan siap saji dan

makanan seimbang terhadap kesehatan adalah 45,0 % berpengetahuan kurang, 23,0 % berpengetahuan cukup dan 32,0 % berpengetahuan baik.


(68)

6. Pengetahuan orang tua berdasarkan umur yang berada di antara 32 – 36 tahun adalah 16,0 % berpengetahuan kurang, 5,0 % dalam kategori cukup dan 26,0 % berpengetahuan baik.

7. Pengetahuan orang tua berdasarkan jenis kelamin adalah orang perempuan sebesar 21,0 % berpengetahuan kurang, 14,0 % berpengetahuan cukup dan 26,0 % berpengetahuan baik.

8. Pengetahuan orang tua berdasarkan jenis kelamin adalah orang perempuan sebesar 21,0 % berpengetahuan kurang, 14,0 % berpengetahuan cukup dan 26,0 % berpengetahuan baik.

9. Pengetahuan orang tua berdasarkan pendidikan adalah yang SMP sebesar 21,0 % berpengetahuan kurang, 10,0% berpengetahuan cukupdan 41,0 % berpengetahuan baik.

Secara keseluruhannya, orang tua memiliki tingkat pengetahuan lebih rendah dibanding dengan tingkat pengetahuan anak – anak.Hal ini menunjukkan orang tua lebih berpengaruh terhadap pemilihan makanan bagi anak – anak.Jadi, walaupun anak – anak memiliki pengetahuan yang baik, mereka tidak mempunyai hak dalam

pemilihan makanan karena kebanyakan orang tua memilihkan makanan untuk anak – anak mereka.

6.2. Saran

Berdasarkan penelitian tentang tingkat pengetahuan orang tua dan anak – anak yang berusia 13 – 15 tahun tentang makanan siap saji dan makanan seimbang terhadap kesehatan ini maka saran yang dapat diberikan oleh peneliti adalah :

1. Bagi orang tua sebaiknya lebih rajin untuk membaca bagi menanbah

pengetahuan tentang makanan siap saji dan makanan seimbang agar kesehatan sekeluarga terjamin.


(69)

2. Bagi anak- anak sebaiknya mengurangi mengkonsumsi makanan siap saji dan memberikan informasi kepada orang tua tentang kebaikan dan keburukan tentang makanan siap saji dan makanan seimbang.

3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan melakukan penelitian lebih lanjut tentang pengetahuan makanan siap saji dan makanan seimbang terhadap kesehatan dengan cakupan jumlah responden dan lokasi penelitian yang lebih besar lagi.


(1)

1 15 laki-laki 45 161 17.36 Normal 83 baik

2 14 laki-laki 64 157 25.96 Gemuk 83 baik

3 13 perempuan 40 152 17.31 Normal 87 baik

4 13 perempuan 40 161 18.52 Normal 87 baik

5 13 laki-laki 47 151 20.61 Normal 77 baik

6 14 perempuan 42 160 16.4 Normal 87 baik

7 13 perempuan 35 145 16.65 Normal 87 baik

8 13 perempuan 44 149 19.82 Normal 77 baik

9 15 perempuan 45 150 20 Normal 93 baik

10 13 perempuan 40 150 17.7 Normal 93 baik

11 13 perempuan 43 154 18.13 Normal 63 cukup

12 14 perempuan 44 158 17.63 Normal 53 cukup

13 13 perempuan 47 150 20.88 Normal 70 cukup

14 13 laki-laki 45 154 19 Normal 70 cukup

15 13 laki-laki 59 162 22.48 Gemuk 93 baik

16 15 laki-laki 45 163 16.93 Normal 90 baik

17 15 laki-laki 42 160 16.4 Normal 43 kurang

18 13 laki-laki 34 144 16.4 Normal 60 cukup

19 13 laki-laki 38 149 17.11 Normal 57 cukup

20 15 laki-laki 39 146 18.3 Normal 70 cukup

21 13 perempuan 35 145 16.64 Normal 83 baik

22 13 perempuan 48 150 21.33 Normal 67 cukup

23 13 laki-laki 35 140 17.85 Normal 83 baik

24 14 laki-laki 45 154 19 Normal 77 baik

25 13 laki-laki 67 155 27.88

Sangat

gemuk 80 baik

26 14 laki-laki 40 154 16.8 Normal 80 baik

27 13 laki-laki 45 162 17.14 Normal 63 cukup

28 15 laki-laki 59 159 23.33 Gemuk 33 kurang

29 14 laki-laki 48 154 20.24 Normal 80 baik

30 13 laki-laki 48 150 21.33 Gemuk 90 baik

31 14 laki-laki 40 148 18.26 Normal 83 baik

32 13 laki-laki 55 174 18.16 Normal 73 cukup

33 14 laki-laki 45 163 17 Normal 63 cukup

34 13 laki-laki 44 155 18.31 Normal 83 baik

35 13 laki-laki 33 120 22.92 Gemuk 93 baik

36 14 perempuan 43 150 19.11 Normal 93 baik


(2)

gemuk

38 14 laki-laki 39 150 17.33 Normal 80 baik

39 14 laki-laki 48 166 17.42 Normal 53 kurang

40 14 laki-laki 45 155 18.73 Normal 70 cukup

41 15 laki-laki 34 138 12.6

Sangat

kurus 87 baik

42 13 laki-laki 35 160 21.88 Gemuk 73 cukup

43 13 perempuan 45 159 17.8 Normal 87 baik

44 15 perempuan 31 139 22.3 Normal 83 baik

45 15 perempuan 38 150 16.89 Normal 87 baik

46 13 perempuan 31 139 16.04 Normal 87 baik

47 13 perempuan 42 154 17.7 Normal 80 baik

48 13 laki-laki 43 149 19.36 Normal 83 baik

49 14 perempuan 40 148 18.26 Normal 87 baik

50 14 laki-laki 30 138 15.75 Kurus 73 cukup

51 13 perempuan 38 151 16.66 Normal 90 baik

52 13 perempuan 41 143 20.04 Normal 70 cukup

53 13 laki-laki 35 150 15.55 Normal 100 baik

54 15 perempuan 41 151 17.98 Normal 100 baik

55 14 perempuan 48 154 20.23 Normal 67 cukup

56 15 perempuan 53 163 20 Normal 43 kurang

57 13 laki-laki 35 152 15.14 Normal 60 cukup

58 13 laki-laki 34 145 16.17 Normal 73 cukup

59 13 perempuan 38 143 18.58 Normal 67 cukup

60 15 perempuan 36 151 15.78 Kurus 83 baik

61 15 laki-laki 45 163 16.93 Normal 83 baik

62 13 laki-laki 30 144 14.46 Kurus 80 baik

63 13 laki-laki 35 142 17.35 Normal 70 cukup

64 13 perempuan 40 144 19.29 Normal 73 cukup

65 14 perempuan 50 163 18.81 Normal 77 baik

66 15 laki-laki 42 145 19.97 Normal 87 baik

67 14 perempuan 49 159 19.38 Normal 57 cukup

68 14 perempuan 39 161 15.04 Kurus 63 cukup

69 13 perempuan 43 155 17.9 Normal 83 baik

70 13 perempuan 35 157 14.19 Kurus 97 baik

71 13 perempuan 41 156 16.84 Normal 97 baik


(3)

73 13 perempuan 44 162 16.76 Normal 63 cukup

74 13 perempuan 35 156 14.38 Kurus 100 baik

75 13 perempuan 46 150 20.44 Normal 90 baik

76 14 perempuan 44 162 16.76 Normal 80 baik

77 13 perempuan 41 151 17.98 Normal 93 baik

78 13 perempuan 35 146 16.41 Normal 97 baik

79 14 perempuan 45 145 21.4 Normal 47 kurang

80 15 perempuan 40 149 18 Normal 100 baik

81 14 laki-laki 35 146 16.42 Normal 87 baik

82 13 laki-laki 45 154 18.97 Normal 80 baik

83 15 laki-laki 48 157 19.47 Normal 70 cukup

84 15 laki-laki 43 155 17.89 Normal 57 cukup

85 14 laki-laki 41 157 16.63 Normal 67 cukup

86 14 laki-laki 50 162 19.05 Normal 57 cukup

87 13 perempuan 50 154 21.08 Normal 70 cukup

88 13 perempuan 50 146 23.45 Gemuk 93 baik

89 14 perempuan 45 151 19.74 Normal 100 baik

90 15 perempuan 47 151 20.61 Normal 93 baik

91 13 laki-laki 41 152 17.74 Normal 73 cukup

92 13 perempuan 42 146 19.7 Normal 63 cukup

93 15 laki-laki 47 155 19.56 Normal 67 cukup

94 13 laki-laki 30 145 14.26 Kurus 50 kurang

95 13 perempuan 35 156 14.38 Kurus 73 cukup

96 13 perempuan 52 155 21.64 Normal 77 baik

97 13 perempuan 36 150 16 Normal 73 cukup

98 13 laki-laki 70 163 26.34

Sangat

gemuk 80 baik

99 13 perempuan 36 153 15.38 Normal 93 baik


(4)

1 29 Perempuan SMP 69 cukup 2 38 Perempuan SMP 78 baik 3 32 Perempuan SMA 31 kurang 4 58 Perempuan SMP 81 baik 5 43 Perempuan SMA 72 cukup 6 49 Lelaki SMP 69 cukup 7 35 Lelaki S1 67 cukup 8 32 Lelaki SMP 64 cukup 9 38 Perempuan SMA 81 baik 10 40 Perempuan SMA 22 kurang 11 42 Perempuan SMA 83 baik 12 36 Perempuan SMA 25 kurang 13 35 Perempuan SMP 89 baik 14 33 Perempuan SMA 83 baik 15 33 Lelaki SMA 47 kurang 16 42 Perempuan SMP 69 cukup 17 29 Perempuan SMP 25 kurang 18 32 Perempuan SMP 47 kurang 19 39 Lelaki SMP 33 kurang 20 39 Lelaki SMP 36 kurang 21 32 Lelaki SMP 3 kurang 22 30 Perempuan SMA 17 kurang 23 35 Perempuan SD 50 kurang 24 29 Lelaki SD 31 kurang 25 40 Perempuan SMP 64 cukup 26 38 Lelaki SMP 33 kurang 27 37 Perempuan SMA 25 kurang 28 32 Lelaki SMA 36 kurang 29 35 Lelaki SMA 31 kurang 30 48 Lelaki SMP 22 kurang 31 42 Perempuan SMP 28 kurang 32 45 Perempuan SMA 28 kurang 33 43 Perempuan SMA 69 cukup 34 35 Perempuan SMP 33 kurang 35 37 Lelaki SMP 31 kurang 36 43 Perempuan SMP 78 baik 37 45 Lelaki SMA 14 kurang


(5)

39 34 Perempuan S1 86 baik 40 32 Perempuan SMP 81 baik 41 36 Perempuan SD 53 kurang 42 36 Lelaki SMP 19 kurang 43 43 Lelaki SMP 64 cukup 44 50 Perempuan SD 83 baik 45 51 Perempuan SMP 78 baik 46 31 Lelaki SMP 72 cukup 47 34 Lelaki SMA 47 kurang 48 27 Perempuan SMP 94 baik 49 45 Lelaki SMP 78 baik 50 36 Perempuan SMA 78 baik 51 34 Perempuan SMP 58 cukup 52 48 Perempuan SMP 86 baik 53 30 Perempuan SD 14 kurang 54 50 Perempuan SMP 67 cukup 55 29 Perempuan SMA 64 cukup 56 55 Lelaki SMA 64 cukup 57 57 Lelaki SMP 25 kurang 58 30 Lelaki S1 83 baik 59 34 Perempuan SMA 75 cukup 60 30 Lelaki SD 22 kurang 61 39 Lelaki SMP 33 kurang 62 42 Perempuan SMA 78 baik 63 46 Perempuan SMA 81 baik 64 43 Perempuan SMA 89 baik 65 46 Lelaki SMA 50 kurang 66 42 Perempuan S1 89 baik 67 53 Lelaki SMA 67 cukup 68 33 Lelaki SMA 75 cukup 69 35 Lelaki SMP 31 kurang 70 37 Perempuan S1 89 baik 71 47 Perempuan SMA 81 baik 72 47 Lelaki SMA 83 baik 73 36 Perempuan SMA 86 baik 74 48 Perempuan SMA 75 cukup 75 45 Perempuan S1 89 baik 76 43 Lelaki SMA 86 baik


(6)

77 45 Lelaki SMA 69 cukup 78 48 Perempuan SD 69 cukup 79 37 Perempuan SMA 75 cukup 80 40 Perempuan S1 78 baik 81 34 Lelaki SMA 83 baik 82 45 Perempuan SMP 89 baik 83 47 Lelaki SMA 50 kurang 84 42 Perempuan SMA 75 cukup 85 39 Perempuan SMA 83 baik 86 42 Lelaki SMP 36 kurang 87 40 Lelaki SMP 39 kurang 88 48 Perempuan SMA 94 baik 89 40 Lelaki SD 25 kurang 90 32 Perempuan SMP 31 kurang 91 38 Lelaki SMP 36 kurang 92 32 Perempuan SMP 39 kurang 93 40 Perempuan SD 19 kurang 94 32 Perempuan SD 36 kurang 95 30 Perempuan SMP 28 kurang 96 30 Lelaki SMP 14 kurang 97 40 Perempuan SD 31 kurang 98 38 Perempuan SD 19 kurang 99 41 Perempuan SMP 64 cukup 100 35 Lelaki S1 81 baik