Pelaksanaan Pemberian Kredit dengan Jaminan Sertifikat Hak Milik

BAB IV PEMBERIAN KREDIT DENGAN JAMINAN SERTIFIKAT HAK MILIK

PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA CABANG KABANJAHE

A. Pelaksanaan Pemberian Kredit dengan Jaminan Sertifikat Hak Milik

pada PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Kabanjahe Prosedur pemberian dan penilaian kredit oleh dunia perbankan secara umum antar bank yang satu dengan bank yang lain tidak jauh berbeda. Yang menjadi perbedaan hanya terletak dari prosedur dan persyaratan yang ditetapkannya dengan pertimbangan masing-masing. Prosedur pemberian kredit secara umum dapat dibedakan antara pinjaman perseorangan dengan pinjaman oleh suatu badan hukum. Kemudian dapat pula ditinjau dari segi tujuannya apakah untuk konsumtif atau produktif. Pemberian kredit bagi bank merupakan kegiatan yang utama, karena pendapatan terbesar bank berasal dari sektor tersebut baik dalam bentuk bunga, provisi ataupun pendapatan lainnya. Besarnya kredit yang disalurkan akan menentukan keuntungan dan kesinambungan usaha dari sebuah bank. Oleh karena itu, pemberian kredit harus dilakukan dengan sebaik-baiknya, mulai dari perencanaan besarnya kredit, penentuan suku bunga, prosedur pemberian kredit, analisis pemberian kredit, sampai kepada pengendalian atas kredit yang macet. Sedemikian pentingnya aktivitas pemberian kredit dapat dilihat dari pendapat Zulkarnain Sitompul Sihombing, 2009:46 yang menyebutkan “pemberian kredit merupakan fungsi strategis yang dimiliki bank dan fungsi ini pula yang seringkali Universitas Sumatera Utara menjadi penyebab bangkrutnya sebuah bank”. Pemberian kredit tersebut umumnya diikuti penyediaan jaminan oleh pemohon kredit, salah satunya yaitu kredit dengan jaminan sertifikat hak milik. 46 Untuk mendapatkan kredit PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Kabanjahe seperti apa yang diharapkan, tentunya harus melihat beberapa bentuk dan syarat pemberian kredit di PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Kabanjahe, dapat dibagi menjadi beberapa tahap yaitu: 47 1. Tahapan prakarsa dan analisa permohonan kredit. Tahapan ini dilakukan oleh pejabat pemrakarsa kredit, yang meliputi beberapa kegiatan berikut: 46 Sihombing, Jonker. Tanggung Jawab Yuridis Bankir Atas Kredit Macet Nasabah. PT. Alumni, Bandung, 2009, hal 46 47 Wawancara dengan Lidya Oktabela Sembiring, selaku Analisis Kredit pada PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Kabanjahe, tanggal 14 Juli 2015 Universitas Sumatera Utara a. Kegiatan prakarsa permohonan kredit. Kegiatan pada tahap ini antara lain adalah penerimaan permohonan kredit dari nasabah atau memprakarsai permohonan kredit, baik untuk permohonan kredit baru, perpanjangan kredit, perubahan jumlah kredit, perubahan syarat kredit, restrukturisasi maupun penyelesaian kredit. Permohonan kredit diajukan secara tertulis dan menggunakan format yang telah ditentukan oleh bank yang memuat informasi lengkap mengenai kondisi pemohoncalon nasabah termasuk riwayat kreditnya pada bank lain. Pejabat pemrakarsa kredit selanjutnya kemudian melakukan kegiatan pencarian informasi selengkap- lengkapnya dari berbagai sumber mengenai pemohon. b. Kegiatan analisa dan evaluasi kredit. Data dan informasi yang diperoleh pejabat pemrakarsa melakukan analisis dan evaluasi tingkat risiko kredit. Analisa dan evaluasi kredit dituangkan dalam format yang telah ditetapkan oleh bank dan disesuaikan dengan jenis kreditnya. Dalam analisa tersebut sekurang-kurangnya mencakup informasi tentang identitas pemohon, tujuan permohonan kredit, dan riwayat hubungan bisnis dengan bank. Analisis kredit yang dilakukan oleh pejabat pemrakarsa kredit meliputi analisis 5 C yang terdiri dari analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisa kualitatif dilakukan terhadap kualitas dan stabilitas usaha dengan mempertimbangkan posisi pasar dan persaingan, prospek usaha, karakter pemohon, latar belakang dan kualitas manajemennya. Analisa kuantitatif dilakukan dengan cara menganalisis kondisi keuangan pemohon untuk mengetahui usulan kredit yang dapat diterima atau ditolak. Universitas Sumatera Utara c. Perhitungan kebutuhan kredit. Perhitungan kebutuhan kredit dimaksudkan untuk mengetahui secara pasti kredit yang benar-benar dibutuhkan oleh pemohon, hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi kelebihan kredit yang penggunaannya diluar usaha atau terjadi kekurangan kredit sehingga usaha tidak berjalan. Apabila dipandang perlu untuk mengetahui kepastian kredit yang dibutuhkan pemohon, bank dapat meminta studi kelayakan yang dibuat oleh konsultan atas beban biaya pemohon. d. Pembagian risiko kredit. Upaya mengurangi risiko kredit yang harus ditanggung, bank membagi risiko tersebut dengan perusahaan asuransi, yaitu dengan melakukan asuransi kredit,asuransi kerugian maupun asuransi jiwa debitur. e. Negoisasi kredit. Setelah kegiatan-kegiatan diatas, langkah berikutnya adalah menguji kekuatan, kelemahan dan identifikasi risiko yang merupakan kesimpulan dari seluruh analisa kredit. Kesimpulan tersebut harus mencakup hal-hal sebagai berikut: pejabat pemrakarsa dapat menyimpulkan bahwa usaha debitur yang akan dibiayai mempunyai kemampuan untu mengembalikan pinjaman, identifikasi risiko-risiko yang akan mengancam kelangsungan usaha pemohon atau merupakan titik kritis dari usaha yang akan dibiayai, serta melakukan antisipasi terhadap risiko-risiko tersebut yang dituangkan dalam syarat dan ketentuan kredit. Setelah langkah-langkah tersebut dilakukan selanjutnya pejabat pemrakarsa kredit melakukan negoisasi dengan calon nasabah. Universitas Sumatera Utara 2. Tahap pengajuan kredit Kredit dengan jaminan sertifikat tanah seorang mendapatkan kredit harus melengkapi syarat-syarat perjanjian kredit PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Kabanjahe, antara lain : a. Surat identitas atau domisili dari yang bersangkutan adalah penduduk atau warga setempat KTP, SIM, atau Surat Identitas lainnya b. Surat izin usaha atau keterangan usaha yang formal blankonya sudah disediakan oleh PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Kabanjahe. Hal ini di maksudkan agar calon anggota dan anggota luar biasa lebih cepat dalam mengurus pengajuan permohonan PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Kabanjahe. c. Agunan asli atau jaminan yang dalam hal ini adalah sertifikat hak atas tanah beserta bangunannya yang dijaminkan telah bersertifikat. d. Tanda bukti pelunasan kredit yang lalu. e. Khusus untuk calon debitur yang berpenghasilan tetap berlaku ketentuan lebih lanjut diatur dengan ketentuan tambahan sebagai berikut 48 1 Asli SK pengangkatan pegawai tetap atau SK pengangkatan pegawai pertama, dan SK penetapan pangkat pegawai yang terakhir atau asli SK pensiun bagi yang berstatus pensiunan. 2 Daftar perincian pegawai atau pensiunan yang telah dilegalisir oleh Kepala kantor atau cabang kerja instansi yang bersangkutan. 48 Wawancara dengan Lidya Oktabela Sembiring, selaku Analisis Kredit pada PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Kabanjahe, tanggal 14 Juli 2015 Universitas Sumatera Utara 3 Rekomendasi dari kepala kantor atau kepala cabang kerja ada instansi yang bersangkutan. 4 Surat kuasa untuk memotong gaji. 5 Bukti-bukti lain jika diperlukan. 3. Tahap pemeriksaan kredit. Tahap ini petugas dari PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Kabanjahe atau survei melakukan pemeriksaan lapangan berdasarkan SKPP. Prinsip yang dipakai dalam pemeriksaan atau menganalisis calon debitur merupakan pinsip pemberian kredit yang mencakup Analisis 5’C yaitu Character watak, Capacity kemampuan,Capital modal, Condition kondisi ekonomi dan Collateral jaminan. Pemeriksaan di lapangan on the spot. Kelima prinsip penilaian tersebut tidak dimunculkan secara sendiri-sendiri dalam formulir pemeriksaan tetapi sudah dimasukkan kedalam setiap aspek yang ada dalam formulir tersebut. 4. Tahap penilaian agunan Tahap ini agunan yang diserahkan oleh calon debitur harus mempunyai persyaratan ekonomis dan yuridis agar pihak PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Kabanjahe tidak dirugikan. Adapun persyaratannya, yaitu : a. Syarat ekonomis 1 Harus mempunyai nilai ekonomis 2 Dapat diperjual belikan secara bebas 3 Nilai ekonomis atau nilai pasar harus lebih besar 4 Mudah dipasarkan dan biaya pencairannya relatif murah 5 Bernilai relatif konstan atau cenderung meningkat Universitas Sumatera Utara 6 Kondisi dan lokasinya strategis 7 Tidak cepat rusak 8 Manfaat ekonomisnya lebih lama dari jangka waktu kredit yang diberikan. b. Syarat yuridis 1 Agunan sebaiknya milik calon debitur sendiri 2 Tidak dalam sengketa 3 Ada bukti pemilikan atau penguasaan 4 Belum dijaminkan kepada pihak lain Pemeriksaan dan menilai agunan yang harus diperhatikan adalah : a. Memeriksa agunan benda tetap tanah yang diatasnya terdapat bangunan b. Pemeriksaan bangunan yang meliputi bentuk bangunan, rangka, atap, dinding dan lantai bangunan. c. Identitas bangunan yaitu yang menyangkut alamat agunan, bentuk dan luas, batas-batas bangunan kantor, rumah, toko, dan lain-lain. d. Lokasi agunan dan lingkungaannya, yaitu strategis atau tidak, jauh tidaknya dari tempat-tempat keramaian, mudah tidaknya diperjual belikan, jauh dekatnya dengan jalan besar dan lain-lain. e. Penaksiran. Nilai taksiran barang agunan dibagi menjadi 2 dua macam, yaitu a. Nilai Pasar Wajar NPW.Nilai Taksiran Harga Lelang Sita THLSNilai Likuidasi NL Nilai likuidasiTHLS. Universitas Sumatera Utara b. Pemilik agunan harus membutuhkan cap jempol atau tanda tangan pada formulir kredit, dengan maksud agar pemilik agunan mengetahui dan menyetujui bahwa kekayaannya telah dijadikan agunan kredit. 5. Tahap kesepakatan dalam kredit. Jika permohonan tersebut ditolak, maka keputusan penolakan harus disampaikan secara tertulis kepada si pemohon disertai alasan-alasan penolakannya. Apabila permohonan kredit tersebut disetujui, maka keputusan PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Kabanjahe untuk mengabulkan sebagian atau keseluruhan harus diampaikan kepada si pemohon secara tertulis dalam bentuk surat penegasan pemberian kredit. Biasanya merupakan pemberitahuan terlebih dahulu mengenai syarat-syarat kredit dan prosedur yang harus ditempuh oleh si debitur. Setelah permohonan tersebut memenuhi persyaratan, maka PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Kabanjahe membuat surat persetujuan prinsip-prinsip untuk memberikan kredit. Mengenai jangka waktu, mulai dari permohonan kredit sampai terealisasinya pada PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Kabanjahe diusahakan tidak terlalu lama yaitu kurang lebih satu minggu 7 hari, hal ini dikarenakan keberadaan PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Kabanjahe untuk memberikan pelayanan kredit dengan cara cepat dan mudah sehingga anggota dan anggota luar biasa yang membutuhkan kredit dapat terealisasi sesuai dengan kebutuhannya. 6. Tahap penandatanganan surat keputusan kredit SKK Apabila pihak PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Kabanjahe telah menyetujui permohonan kredit yang diajukan oleh pihak debitur selaku pemohon, Universitas Sumatera Utara maka selanjutnya akan dilakukan tahap penandatanganan surat keputusan kredit. Surat keputusan kredit berisikan data umum tentang debitur serta persetujuan pihak bank terhadap permohonan kredit dari debitur dengan ketentuan dan syarat- syarat yang telah ditentukan oleh PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Kabanjahe. Data umum dari debitur sebagai pemohon kredit adalah meliputi, nama debitur, perusahaan, alamat, maksimum kredit, jangka waktu, tujuan penggunaan kredit, suku bunga, ongkos-ongkos kredit, dan jaminan. Syarat-syarat yang ditentukan oleh PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Kabanjahe dalam surat keputusan kredit tersebut mencakup 3 tiga syarat, yaitu syarat penandatanganan perjanjian kredit, syarat penarikan kredit, dan syarat- syarat lain. Syarat penandatanganan perjanjian kredit, memuat 3 tiga ketentuan penting, yaitu pihak debitur telah menyetujui dengan menandatangani surat keputusan kredit SKK dan menyerahkan kembali Surat Keputusan Kredit SKK kepada PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Kabanjahe, pihak debitur wajib menyerahkan surat-surat asli dari barang jaminan kepada PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Kabanjahe, serta ketentuan bahwa perjanjian kredit akan dibuat di bawah tangan. Ketentuan yang tercantum dalam syarat penarikan kredit adalah perjanjian kredit telah ditandatangani oleh pihak debitur selaku pemohon kredit dan pihak PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Kabanjahe, serta pengikatan jaminan telah dilengkapi. Syarat-syarat lain juga tercantum di dalam surat keputusan kredit. Syarat-syarat lainnya adalah pihak debitur tidak diperbolehkan menggunakan kredit menyimpang dari tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dan pihak debitur wajib tunduk terhadap peraturan-peraturan yang telah dan akan Universitas Sumatera Utara ditetapkan oleh PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Kabanjahe yang bersangkutan. Surat keputusan kredit ini dibuat rangkap 2 dua, serta ditandatangani oleh pihak debitur selaku pemohon kredit dan pihak PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Kabanjahe, yaitu Kepala PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Kabanjahe. 7. Tahap penandatanganan surat perjanjian kredit Penandatanganan surat perjanjian kredit merupakan momentum yang sangat penting dalam pemberian kredit oleh PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Kabanjahe. Perjanjian kredit yang ditandatangani oleh kedua belah pihak secara khusus memuat kesepakatan hak dan kewajiban antara kedua belah pihak, yaitu pihak PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Kabanjahe sebagai pemberi kredit dan pihak debitur sebagai penerima kredit. Surat perjanjian kredit memuat identitas kedua belah pihak. Pihak pertama tercantum bahwa Kepala PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Kabanjahe bertindak untuk dan atas nama PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Kabanjahe sedangkan pihak kedua tercantum bahwa nama debitur bertindak untuk dan atas nama diri sendiri dan telah mendapat persetujuan dari pihak suamiisteri. Para pihak sepakat untuk mengadakan perjanjian kredit dengan syarat dan ketentuan yang sudah disetujui oleh kedua belah pihak. Adapun syarat dan ketentuantersebut, meliputi: a. Persetujuan pihak PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Kabanjahe memberikan pinjaman kepada debitur dan kewajiban debitur untuk melunasi segala pinjaman uangfasilitas kredit, berikut bunga serta biaya lainnya yang timbul dari perjanjian kredit ini; Universitas Sumatera Utara b. Kewajiban debitur untuk pembayaran angsuran setiap bulannnya dengan bunga yang telah ditentukan, serta pembayaran denda apabila terjadi keterlambatan pembayaran hutang. Selain pembayaran angsuran, debitur juga dibebankan biaya administrasi yang dihitung dari besarnya jumlah pinjaman; c. Jangka waktu pembayaran hutang, yaitu kapan dimulainya pembayaran hutang tahap pertama sampai dengan batas akhir pembayaran hutang oleh pihak debitur; d. PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Kabanjahe selaku kreditur memiliki hak untuk melakukan penagihan hutang berikut bunga, denda, serta biaya lainnya apabila pihak debitur menggunakan pinjaman tersebut menyimpang dari tujuan penggunaannya dan apabila debitur melalaikan pemenuhan terhadap kewajibannya; e. Uraian lengkap mengenai jaminan yang berupa sertifikat hak milik atas tanah yang akan dijadikan jaminan hutang pada PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Kabanjahe yang bersangkutan. Uraian mengenai jaminan harus dicantumkan secara mendetail. Misalnya, mengenai nomor sertifikat hak milik atas tanah, letak tanah, keadaan tanah, nama pemilik yang tertera dalam sertifikat hak milik atas tanah, serta nomor identifikasi bidang tanah; f. Kewajiban bagi pihak debitur untuk tidak menjual, melepas, atau menjaminkan kembali jaminan yang berupa sertifikat hak milik atas tanah Universitas Sumatera Utara tersebut kepada pihak lain tanpa sepengetahuan dari PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Kabanjahe; g. PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Kabanjahe memiliki hak berdasarkan kuasa yang diberikan oleh pihak debitur untuk melakukan penyitaan terhadap barang jaminan yang berupa sebidang tanah apabila dalam jangka waktu pembayaran kredit tersebut, debitur mengalami kemacetan pembayaran kredit dan penyimpangan penggunaan kredit yang diberikan oleh PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Kabanjahe; h. Kewajiban bagi ahli waris dari pihak debitur apabila debitur telah meninggal dunia dan kredit-kredit yang telah dipinjam dari PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Kabanjahe belum terbayar lunas; i. Kedua belah pihak sepakat untuk memilih tempat kedudukan hukum, jika perselisihan yang timbul dari perjanjian kredit tersebut tidak dapat diselesaikan secara kekeluargaan. Surat perjanjian kredit yang melibatkan pihak PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Kabanjahe selaku pemberi kredit dan penerima kredit ditandatangani oleh kedua belah pihak. Pihak penanggung dari debitur biasanya suamiistri juga turut wajib menandatangani surat perjanjian tersebut. Tujuan dari keikutsertaan pihak penanggung dalam perjanjian kredit ini adalah agar pihak suamiistri mengetahui perbuatan hukum yang dilakukan oleh salah satu pihak. 8. Tahap penandatanganan bukti pengeluaran kredit Bukti pengeluaran kredit dikeluarkan oleh PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Kabanjahe pada saat pihak PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Kabanjahe Universitas Sumatera Utara mengeluarkan kredit serta menyerahkannya secara langsung kepada debitur selaku penerima kredit. Di dalam surat bukti pengeluaran kredit ini wajib tertera mengenai, nomor surat perjanjian pinjaman atau surat perjanjian kredit, besarnya pinjaman, biaya administrasi, biaya materai, sehingga akan diperoleh penerimaan bersih kredit dari pihak PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Kabanjahe. Penandatanganan surat bukti pengeluaran kredit ini dilakukan oleh bagian kasir dari PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Kabanjahe yang bersangkutan dan pihak debitur selaku peminjam. 9. Tahap penandatanganan bukti penerimaan barang jaminan Saat debitur menyerahkan asli sertifikat hak milik atas tanah sebagai jaminan kredit pada PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Kabanjahe, maka pihak PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Kabanjahe wajib menyertakan surat bukti penerimaan barang jaminan. Surat bukti penerimaan barang jaminan, memuat uraian secara lengkap mengenai identitas dari tanah tersebut. Uraian tersebut meliputi, nomor sertifikat hak milik atas tanah, gambar situasi atau surat ukur, luas tanah, letak tanah, serta nama yang tercantum di dalam sertifikat tersebut.Surat bukti penerimaan barang jaminan ditandatangani oleh Kepala PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Kabanjahe selaku penerima barang jaminan dan pihak debitur selaku yang menyerahkan barang jaminan. 10. Tahap penandatanganan surat kuasa menjual Surat kuasa menjual yang ditandatangani oleh pihak debitur selaku pemberi kuasa dan Kepala PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Kabanjahe selaku penerima kuasa memuat tentang pemberian kuasa dari pihak debitur kepada pihak PT. Bank Universitas Sumatera Utara Rakyat Indonesia Cabang Kabanjahe. Kuasa yang diberikan adalah kuasa untuk melakukan penjualan terhadap barangjaminan apabila pihak debitur mengalami kemacetan sebanyak tiga kali berturut-turut dalam melakukan pembayaran hutang atau kredit. Di dalam surat kuasa menjual juga dicantumkan bahwa apabila terdapat sisa dari hasil penjualan maka pihak PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Kabanjahe berkewajiban untuk mengembalikannya kepada pihak debitur, sedangkan apabila dari hasil penjualan tersebut ternyata masih belum mencukupi untuk memenuhi sisa hutang dari pihak debitur, maka pihak debitur tidak dapat membebaskan dirinya dari kewajiban tersebut. Pihak debitur tetap harus melakukan pembayaran terhadap sisa hutang yang belum terbayar lunas. 11. Tahap pengikatan jaminan sertifikat hak milik atas tanah dengan APHT Setelah pengecekan selesai dilakukan, maka pihak PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Kabanjahe dan debitur melakukan penandatanganan perjanjian kredit. Perjanjian kredit yang telah ditandatangani wajib dibawa ke kantor PPAT sebagai dasar untuk pembuatan APHT. Penandatanganan APHT juga diikuti dengan pendaftaran Hak Tanggungan ke Kantor Pertanahan Kabupaten Kabanjahe untuk penerbitan sertifikat Hak Tanggungan. Sertifikat Hak Tanggungan menjadi hak penuh bagi PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Kabanjahe selama kredit yang diberikan kepada debitur masih berjalan atau belum terlunasi; Berdasarkan prosedur pemberian kredit tersebut di atas, menunjukkan bahwa semua unsur yang disyaratkan dalam formula 5C’s dan 7P tidak seluruhnya diterapkan oleh PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Kabanjahe untuk melakukan penilaian terhadap Universitas Sumatera Utara debitur dalam mengajukan permohonan kredit yang menggunakan barang jaminan berupa sertifikat hak milik atas tanah. Pihak PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Kabanjahe lebih menitikberatkan pada 3 tiga unsur dalam formula 5C’s yaitu character, capacity, capital dan collateral dan 5 lima unsur dalam formula 7P, yaitu personality kepribadian debitur, party klasifikasi debitur, perpose tujuan pengambilan kredit, payment kemampuan pembayaran, protection perlindungan usaha dan jaminan.Hal ini terbukti dari adanya tahap pengisian formulir permohonan kredit dan tahap analisis pemberian kredit yang merupakan implementasi dari unsur character, capacity, personality, party, perpose, dan payment. Kedua tahap tersebut memberikan suatu gambaran bagaimana karakter dan kepribadian debitur, kemampuan membayar dari debitur yang mengajukan permohonan kredit, tujuan permohonan kredit, serta klasifikasi debitur berdasarkan sejarah masa lampau pinjaman. Unsur lainnya yang diutamakan oleh pihak PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Kabanjahe adalah unsur collateral dan protection. Unsur ini merupakan implementasi dari tahap pengecekan jaminan, tahap penandatanganan bukti penerimaan barang jaminan, tahap penandatanganan surat kuasa menjual, serta tahap pengikatan jaminan sertifikat hak milik atas tanah dengan APHT. Tahap tersebut menunjukkan bahwa PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Kabanjahe telah melakukan pengecekan dan melakukan suatu upaya perlindungan terhadap jaminan sertifikat hak milik atas tanah yang akan dijadikan jaminan kredit oleh pihak debitur. Pemberian fasilitas kredit dengan jaminan sertifikat hak milik atas tanah biasanya dipandang dengan nominal permohonan kredit yang Universitas Sumatera Utara cukup besar. Namun berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Kabanjahe, menjelaskan bahwa tidak semua pemberian kredit yang dijaminkan dengan sertifikat hak milik atas tanah dikategorikan dengan pemberian kredit dalam jumlah yang besar. PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Kabanjahe menerima jaminan sertifikat hak milik atas tanah dengan permohonan kredit di bawah Rp 50.000.000,00 limapuluh juta rupiah. Kredit ini diberikan oleh pihak PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Kabanjahe. Suatu kredit dikatakan selesai apabila telah memenuhi kewajibannya untuk melunasi hutang-hutangnya. Untuk itu sebagai langkah akhir dari pelaksanaan kredit ini adalah pengembalian kredit yang telah diberikan berupa pengembalian hutang pokok dan pembayaran bunga yang telah diberikan Pelunasan kredit adalah dipenuhinya semua kewajiban debitur untuk membayar kembali hutangnya kepada PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Kabanjahe yang berakibat berakhirnya ikatan perjanjian kredit antara kedua belah pihak tersebut. Sehingga dengan adanya pelunasan kredit maka pelaksanaan kredit tersebut berakhir. Kredit yang dilunasi sebelum jatuh tempo, bunga akan dihitung dengan menutup bunga pada bulan yang bersangkutan ditambah dengan bunga bulan berikutnya. Apabila debitur tidak dapat melunasi atau tidak dapat mengangsur hutangnya serta terlambat dalam angsuran kreditnya sesuai dengan Pasal 2, maka dalam waktu selambat-lambatnya 10 sepuluh hari calon debitur diwajibkan membayar denda keterlambatan dan harus membayar pada waktu itu juga. PT. Universitas Sumatera Utara Bank Rakyat Indonesia Cabang Kabanjahe mempunyai hak untuk menagih hutang beserta bunga, denda dan ongkos-ongkos lain, apabila : 49 a. Debitur tidak dapat memenuhi kewajiban membayar angsuran pokok, bunga, denda dan ongkos-ongkos lainnya. b. Debitur meninggal dunia, kecuali para ahli waris yang meninggal dunia tersebut dapat memenuhi kewajibannya menurut undang-undang. c. Kekayaan yang dimiliki debitur seluruhnya atau sebagian disita oleh pihak lain. d. Debitur yang menurut perhitungan PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Kabanjahe tidak cukup memenuhi peraturan-peraturan yang telah ditetapkan. Pelaksanaan Hak Tanggungan Sebagai Jaminan Kredit Hak tanggungan dalam hal ini adalah sertifikat hak atas tanah yang diserahkan calon debitur sebagai jaminan kredit kepada PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Kabanjahe. Menyerahkan agunan berupa tanah atau tanah berikut bangunan, tanaman dan hasil karya telah ada atau akan ada yang merupakan satu kesatuan dengan tanah tersebut dan yang merupakan milik pemegang hak atas tanah, yang diuraikan sebagai berikut SHM SHGB SHGU Petok D Girik Letter C Kepemilikan Tanah. Atas penyerahan agunan tersebut di atas di buatkan SKMHTdikat dengan Hak Tanggungan berdasarkan akta yang akan dibuat kemudiandibuatkan surat Pernyataan penyerahan agunan. Sehingga untuk kredit yang kurang dari 50 juta tidak pernah di buat APHT dan juga tidak 49 Wawancara dengan Lidya Oktabela Sembiring, selaku Analisis Kredit pada PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Kabanjahe, tanggal 14 Juli 2015 Universitas Sumatera Utara didaftarkan. Pelaksanaan hak tanggungan sebagai jaminan kredit hanya mengikatkan surat pengakuan hutang dan tidak mendapatkan APHT. Setelah melalui tahapan-tahapan pelaksanaan pemberian kredit, maka secara otomatis perjanjian kredit telah lahir setelah ditandatangani oleh kedua belah pihak yaitu pihak debitur dan bank, dimana debitur sudah menerima penyerahan uang atas pinjamannya dari pihak bank. Hal ini sesuai dengan sifat perjanjian itu sendiri yaitu konsensuil obligatoir. Sifat konsensuil dari perjanjian itu ada setelah tercapai kesepakatan diantara pihak bank dengan debitur yang dituangkan dalam bentuk penandatanganan perjanjian kredit itu sendiri, sedangkan sifat obligatoir terlihat dengan adanya hak dan kewajiban yang timbul karena adanya perjanjian tersebut. Atas lahirnya perjanjian kredit maka secara otomatis lahir pula hubungan hokum antara keduanya yaitu nasabah debitur dan pihak bank sebagai kreditur. Hubungan hukum pada perjanjian itu mengawali adanya hak dan kewajiban dari masing-masing pihak yang berbeda satu sama lainnya. Bagi pihak bank kewajiban yang dimilikinya merupakan hak yang harus diterima oleh debiturnya, begitu pula sebaliknya. B. Kendala dan Upaya dalam Pelaksanaan Pemberian Kredit dengan Jaminan Sertifikat Hak Milik pada PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Kabanjahe Analisis 5 C’s merupakan faktor penting dalam setiap keputusan atas permohonan kredit, jadi setiap permohonan kredit harus melalui tahap penilaian kredit yang berupa analisis 5 C’s. Mengingat kondisi ekonomi dan moneter menimbulkan dilema bagi Bank. Disatu pihak terdapat desakan yang makin mengeras untuk menyalurkan dana Bank kepada masyarakat, dilain pihak tanpa Universitas Sumatera Utara desakan apapun Bank memang harus menempatkan dananya dalam aktiva yang menghasilkan bunga, jika tidak Bank akan mengalami kerugian karena tetap harus membayar biaya bunga kepada para nasabah penyimpan dana. Penempatan dalam aktiva yang menghasilkan earning assets sebenarnya banyak macamnya akan tetapi bankir tetap mengalami tekanan untuk menyalurkan dalam bentuk fasilitas kredit kepada para debitur. Kredit pada satu sisi memberikan harapan berupa pendapatan bunga pinjaman tetapi harus selalu diingat bahwa pada sisi lain kredit mengandung risiko. Jenis risiko kredit yang mempengaruhi kelancaran kredit, menurut Bank Rakyat Indonesia Cabang Kabanjahe digolongkan ke dalam tiga jenis yaitu: 50 1. Risiko bisnis Risiko yang terdapat dalam usaha misalnya jenis bidang usaha, persaingan, fluktuasi hargakurs, perubahan selera konsumen, perubahan ketentuan dan sebagainya. 2. Risiko operasional Risiko yang terjadi dalam pelaksanaan misalnya kesulitan memperoleh bahan, SDM yang tidak memadai, faktor jarak, perubahan iklim dan sebagainya. 3. Risiko finansial Risiko yang terjadi dalam masalah keuangan misalnya pengelolaan keuangan yang tidak baik, administrasi keuangan yang kacau dan sebagainya. Kendala dalam pelaksanaan pemberian kredit dengan jaminan sertifikat ak 50 Wawancara dengan Lidya Oktabela Sembiring, selaku Analisis Kredit pada PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Kabanjahe, tanggal 14 Juli 2015 Universitas Sumatera Utara milik pada PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Kabanjahe, antara lain : 51 1. Debitur belum mengetahui persyaratan yang harus dipenuhi dalam perjanjian kredit di bank. 2. Debitur tidak membawa persyaratan yang telah ditentukan oleh pihak bank. 3. Kurang lengkapnya persyaratan dari calon debitur yang akan mengajukan kredit, sehingga memperlambat proses pemberian kredit. 4. Penilaian karakter dari calon debitur tersebut, apakah debitur tersebut mempunyai karakter baik atau tidak 5. Terlambatnya pelaporan kepada BI dan kadang terdapat kesalahan dalam memasukan data nasabah Upaya dalam pelaksanaan pemberian kredit dengan jaminan sertifikat hak milik pada PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Kabanjahe, yaitu: 52 1. Pihak PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Kabanjahe memberikan informasi kepada debitur secara jelas mengenai persyaratan yang harus dilengkapi oleh debitur. 2. Pihak PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Kabanjahe lebih mengetahui lagi karakter dari calon debitur yang akan mengajukan kredit dengan cara wawancara pada debitur mengenai usaha yang dijalaninya 3. Pihak PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Kabanjahe ialah memperbaiki sistem akses agar pelaporan pada BI lebih lancer lagi dan memeriksa ulang data nasabah yang sudah dimasukan agar tidak terjadi kesalahan 51 Wawancara dengan Lidya Oktabela Sembiring, selaku Analisis Kredit pada PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Kabanjahe, tanggal 14 Juli 2015 52 Wawancara dengan Lidya Oktabela Sembiring, selaku Analisis Kredit pada PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Kabanjahe, tanggal 14 Juli 2015 Universitas Sumatera Utara Kendala dalam analisis pemberian kredit pada PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Kabanjahe yang menyebabkan penggunaan 5 C’s dalam analisis pemberian kredit tidak dapat dilaksanakan secara optimal: 53 1. Penilaian terhadap watak character debitur. Untuk menilai watak character seorang calon debitur dibutuhkan waktu yang cukup lama, karena menilai watak dan kepribadian seseorang membutuhkan kejelian dan kemampuan khusus yang berkaitan dengan istink atau naluri. 2. Batasan jangka waktu yang diberikan oleh Manajemen Bank bagi melakukan analisis kredit. Analisis yang dilakukan terhadap permohonan kredit sangat banyak dan kompleks, sementara waktu yang diberikan terbatas, sehingga mengakibatkan analisis penilaian kredit menjadi kurang optimal. Ada beberpa faktor yang menyebabkan terjadinya tunggakan kredit : 54 a. Faktor intern dari PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Kabanjahe antara lain: 2 Kesalahan dalam penilaian dan pemberian keputusan tentang kredit. 53 Wawancara dengan Lidya Oktabela Sembiring, selaku Analisis Kredit pada PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Kabanjahe, tanggal 14 Juli 2015 54 Wawancara dengan Lidya Oktabela Sembiring, selaku Analisis Kredit pada PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Kabanjahe, tanggal 14 Juli 2015 Universitas Sumatera Utara 3 Kelemahan dalam hal pembinaan maupun pengawasan yang meminjam kredit. b. Dari PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Kabanjahe sendiri ketidaklancaran atau tunggakan kredit disebabkan oleh: Faktor ekstern dari PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Kabanjahe 1 Usaha debitur yang mengalami kemacetan atau kemunduran 2 Banyaknya saingan dalam bidang usaha yang ditekuni 3 Adanya musibah c. Faktor Intern dari debitur 1 Kesengajaan dari debitur yang didorong oleh karakter yang tidak baik. 2 Penggunaan kredit yang menyimpang dari tujuannya. Beberapa upaya dari PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Kabanjahe dalam mengatasi atau menyelesaikan masalah tunggakankemacetan tersebut di atas adalah : 55 1. Pihak PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Kabanjahe membuat surat peringatan yang kemudian dikirimkan kepada debitur yang bersangkutan. 2. Apabila tidak ada tanggapan mengenai surat peringatan yang telah dikirimkan maka pihak PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Kabanjahe langsung datang ke rumah debitur yang bersangkutan agar dapat diselesaikan dengan cara kekeluargaan. 3. Apabila penyelesaian kekeluargaan tidak dapat dilakukan, maka pihak PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Kabanjahe dapat melakukan penagihan 55 Wawancara dengan Lidya Oktabela Sembiring, selaku Analisis Kredit pada PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Kabanjahe, tanggal 14 Juli 2015 Universitas Sumatera Utara melalui hukum. Hal ini merupakan langkah akhir, apabila tidak ada jalan keluar lagi dan akan diproses di Pengadilan Negeri Kabanjahe dengan didasarkan pada: a. Debitur yang bersangkutan tidak mempunyai itikad baik anggota dan anggota luar biasa nakal. b. Jumlah sisa kredit tidak terlalu kecil yang sengaja tidak dilunasi dan karena hal ini pihak PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Kabanjahe dapat menyerahkan pada pihak yang berwajib. .

C. Penyelesaian Jika Terjadi Wanprestasi dalam Pelaksanaan Pemberian