akurasi gerakan yang sangat tinggi diperlukan, dan yang terbaik adalah dengan menggunakan jari-jari tangan. Karena daya yang tersedia di kaki jauh lebih besar
daripada lengan, kontrol kaki sangat cocok untuk manuver dalam waktu yang lama atau terus menerus. Kontrol kaki juga berguna untuk tekanan yang sangat
besar dan juga sebagai tumpuan berat badan sehingga dapat dibebankan pada kekuatan otot-otot kaki yang kuat. Ketika merancang jenis kontrol tradisional,
sangat dimungkinkan untuk merancang sedemikian rupa yang secara alami mewakili perubahan yang ingin dilakukan dalam desain kontrol. Sebagai contoh,
sebuah tuas yang didorong ke depan dapat menentukan maju arah pergerakan ember penggali. Atau aliran dalam pipa dapat dihentikan oleh memutar kenop
yang terletak pada garis yang ditarik pada panel. Dengan cara ini desain kontrol meningkatkan pemahaman tentang keadaan proses saat ini.
3.2 Kontrol Display
2
Kontrol aktifator dalam Standar ISO, merupakan alat untuk mengirimkan masukan pada sebuah peralatan atau mesin. Kontrol biasanya
digunakan oleh operator dengan menggunakan tangan atau kaki. Hasil dari masukan pada kontrol ditunjukkan kepada operator baik pada display, indikator
atau tindakan yang dilakukan oleh mesin. Hubungan antara tindakan kontrol dan efek yang dihasilkan harus dibuat jelas melalui akal sehat, kebiasaan, kesamaan,
kedekatan dan pengelompokan, coding, pelabelan dan teknik lain yang cocok, beberapa jenis kontrol lebih disukai untuk aplikasi tertentu.
2
Karl Kroemer.2001. Ergonomics: How To Design For Ease and Efficiency.New Jersey:Prentice Hall. h.441
Universitas Sumatera Utara
3.2 Anatomi Dan Anthropometri dalam Aspek Desain Kontrol
3
Beberapa aspek anatomi dan anthropometri pokok harus dipertimbangkan. Salah satu keterbatasan dari rekomendasi desain yang tersedia saat ini adalah
perancangan didasarkan pada ukuran tubuh orang asing yaitu Amerika dan Eropa. Untuk kelompok etnis lain, pengukuran harus disesuaikan secara proporsional
terhadap ukuran yang lebih pendek atau lebih panjang. Aturan berikut dapat diterapkan dalam semua desain jenis kontrol:
1. Kekuatan maksimum, kecepatan, ketepatan, atau gerakan tubuh yang
diperlukan untuk mengoperasikan kontrol tidak boleh melebihi kemampuan setiap operator.
2. Jumlah kontrol harus minimum.
3. Kontrol gerakan yang alami bagi operator adalah yang terbaik dan setidaknya
tidak melelahkan. 4.
Gerakan kontrol harus sesingkat mungkin, namun harus mempertahankan persyaratan dalam merasa.
5. Kontrol harus memiliki ketahanan yang cukup untuk mencegah kesalahan
dalam aktivasi. Untuk kontrol yang hanya digunakan sesekali dan untuk persingkat, perlawanan harus sekitar setengah kekuatan maksimum operator.
Kontrol yang digunakan untuk waktu yang lama harus memiliki banyak resistensi yang lebih rendah.
3
Toni Ivergard. 2009. Handbook of Control Room Design and Ergonomics.New York:CRC Press h.154
Universitas Sumatera Utara
6. Kontrol harus dirancang untuk mengatasi penyalahgunaan. Dalam situasi
panik atau darurat, pertahanan yang sangat besar sering diterapkan, dan kontrol harus mampu untuk menahan ini.
7. Kontrol harus memberikan umpan balik sehingga operator tahu ketika telah
diaktifkan, bahkan ketika telah dilakukan kesalahan. 8.
Kontrol harus dirancang agar tangan kaki tidak meluncur turun cengkeramannya.
3.3 Range Of Motion