Kesimpulan 1. Faktor penyebab terjadinya pemakaian merek yang memiliki persamaan Saran

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan 1. Faktor penyebab terjadinya pemakaian merek yang memiliki persamaan

pada pokoknya adalah mengangkat nilai jual suatu barang dengan meniru produk lain yang sejenis untuk mendapatkan keuntungan yang besar, Lemahnya aturan mengenai merek dalam hal ini Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 Tentang Merek khususnya penafsiran terhadap Pasal 6 ayat 1 sehingga memberikan kesempatan kepada setiap orang atau badan usaha untuk meniru produk lain yang sejenis, lemahnya kesadaran untuk mendaftarkan merek hasil karya atau produksi dan lemahnya kesadaran hukum masyarakat untuk menghargai merek hasil karya orang lain. 2. Akibat hukum terjadinya pemakaian merek yang memiliki persamaan pada pokoknya adalah maka dapat diancam dengan sanksi yang diatur dalam Undang-Undang Merek dan juga Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Selain produk yang memiliki persamaan pada pokoknya ditarik dari pasaran juga kepada pelaku dapat dikenakan sanksi pemberian ganti rugi sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Merek. 3. Penyelesaian sengketa terjadinya pemakaian merek yang memiliki persamaan pada pokoknya dapat ditempuh melalui jalur mediasi. Apabila jalur tersebut tidak dapat menyelesaikan sengketa maka dapat dipilih 77 Universitas Sumatera Utara lingkup pengadilan domisili para pihak untuk mendaftarkan di Pengadilan Niaga setempat.

B. Saran

1. Perlunya dan penting bagi Direktorat Jendral HAKI untuk memiliki sistem database yang canggih dan juga sistem komputerisasi yang memudahkan akses ke berbagai belahan dunia tidak hanya di Indonesia saja melainkan luar negeri terhadap merek yang telah didaftarkan sehingga memudahkan dalam menangani kasus – kasus yang serupa yang telah diputuskan di negara lain agar tidak mengalami kekosongan dalam pendataan terhadap merek terkenal dan juga Direktorat Jendral HAKI agar tidak lagi mengalami kebobolan dalam memberikan sertifikat merek. 2. Perlindungan hukum atas hak merek yang dimiliki oleh seseorang perlu diberikan oleh pemerintah kepada pemilik yang sah secara tepat, karena dampak dari yang ditimbulkan dari pembajakan dapat merugikan berbagai pihak. Bagi pemegang merek yang sesungguhnya jelas dapat mengurangi pemasukan atau bilamana barang yang diproduksi pembajak tidak memadai kualitasnya, sehingga tidak diterima konsumen di pasaran maka nama baik merek itu akan tercemar. Begitu juga konsumen akan kehilangan jaminan atas kualitas barang yang di belinya. 3. Penyediaan perangkat hukum dibidang merek yang didukung oleh sumber daya manusia yang handal adalah suatu keniscayaan yang harus selalu di Universitas Sumatera Utara miliki oleh pemerintah. Perlindungan hukum terhadap merek, juga merupakan jaminan kepastian hukum di bidang ekonomi, harus senantiasa mendapat perhatian, demi untuk menjaga hubungan internasional Indonesia, terutama untuk perdagangan internasional. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HAK DAN KEKAYAAN