16
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan teoritis
2.1.1 Kepribadian Wirausaha
Kepribadian adalah keseluruhan cara seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain
.
Kepribadian paling sering dideskripsikan dalam istilah sifat yang bisa diukur yang ditunjukkan oleh seseorang. Menurut Inkles dan
Smith 1997 adalah salah satu diantara ahli yang mengemukakan tentang kualitas dan sikap orang modern tercermin pada orang yang berpartisipasi dalam produksi
modern yang dimanifestasikan dalam bentuk sikap, nilai dan tingkah laku dalam kehidupan sosial.
Menurut Allport Hall dan Lindzey, 2005 menemukan hampir 50 definisi tentang kepribadian yang berbeda-beda. Berangkat dari studi yang dilakukannya,
akhirnya dia menemukan satu rumusan tentang kepribadian yang dianggap lebih lengkap. Menurut Sukmadinata 2003:136 kepribadian merupakan keterpaduan
antara aspek-aspek kepribadian, yaitu aspek psikis seperti aku, keceerdasan, bakat, sikap, motif, minat, kemampuan, moral, dan aspek jasmaniah seperti postur tubuh,
tinggi dan berat badan, indra, dll. Diantara aspek-aspek tersebut aku atau diri self seringkali ditempatkan sebagai pusat atau inti kepribadian.
Menurut Feist 2009:86 mengatakan bahwa ”Kepribadian mencakup sistem fisik dan psikologis meliputi perilaku yang terlihat dan pikiran yang tidak
terlihat, serta tidak hanya merupakan sesuatu, tetapi melakukan sesuatu.Menurut
Universitas Sumatera Utara
17 Syamsuddin 2003 mengemukakan tentang aspek-aspek kepribadian, yang di
dalamnya mencakup : 1.
Karakter yaitu konsekuen tidaknya dalam mematuhi etika perilaku, konsiten tidaknya dalam memegang pendirian atau pendapat.
2. Temperamen yaitu disposisi reaktif seorang, atau cepat lambatnya mereaksi
terhadap rangsangan-rangsangan yang datang dari lingkungan. 3.
Sikap; sambutan terhadap objek yang bersifat positif, negatif atau ambivalen.
4. Stabilitas emosi yaitu kadar kestabilan reaksi emosional terhadap
rangsangan dari lingkungan. Seperti mudah tidaknya tersinggung, marah, sedih, atau putus asa
5. Responsibilitas tanggung jawab adalah kesiapan untuk menerima risiko
dari tindakan atau perbuatan yang dilakukan. Seperti mau menerima risiko secara wajar, cuci tangan, atau melarikan diri dari risiko yang dihadapi.
6. Sosiabilitas yaitu disposisi pribadi yang berkaitan dengan hubungan
interpersonal. Seperti : sifat pribadi yang terbuka atau tertutup dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain.
Melihat berbagai karakteristik yang dimiliki oleh seorang wirausahawan,
maka sepintas semuanya berkonotasi positif. Namun jika ditelaah lebih mendalam, justru berbagai karakter yang dimiliki oleh seorang wirausahawan
tersebut boleh jadi dapat menyebabkan orang-orang yang berurusan atau bekerja dengan mereka merasa kurang nyaman. Seorang wirausahawan mampu
menciptakan suasana yang penuh dengan antusianisme.
Universitas Sumatera Utara
18 Menurut Steinhoff dan Burgess 1993:35 mengemukakan bahwa wirausaha
adalah orang yang mengorganisir, mengelola dan berani menanggung resiko untuk menciptakan usaha baru dan peluang berusaha. Menurut Susanto 2009:28
wirausahawan menebarkan sense of purpose rasa tujuan. Wirausahawan merupakan seseorang yang memiliki sifat achievement-oriented berorientasi pada
prestasi, tidak menyukai pekerjaan yang repetitif dan rutin, serta memiliki tingkat energi, ketekunan, dan imajinasi yang tinggi. Kombinasi ini disertai dengan
kesediaan untuk mengambil resiko yang terukur, memungkinkan para wirausahawan mentransformasikan apa yang pada mulanya terlihat sangat
sederhana, tidak terdefenisi dengan baik, menjadi sesuatu yang nyata. Kepribadian yang sering tidak lazim mengakibatkan orang lain sering
mengalami kesulitan bekerjasama dengan mereka. Hal ini dapat dipengaruhi oleh perkembangan pribadi mereka, seperti masa-masa sulit yang harus mereka lalui di
masa silam. Pengalaman masa lalu yang keras agar dapat mewujudkan harapannya, memberi warna pada pandangan mereka dikemudian hari.
Berdasarkan teori yang telah diuraikan diatas dapat disimpulkan bahwa kepribadian wirausaha adalah jiwa yang dimiliki seorang wirausaha dalam
bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain. Dalam mengukur kepribadian Model Lima Besar Big Five Model digunakan sebagai dimensi pengukuran.
Robbins 2009;132 ‘The Big Five’ tersebut adalah Openness, Extroversion, Agreeableness, Conscientiousness, dan Neuroticism.
1. Ekstravensi
extravension Merupakan
kepribadian yang
mudah bersosialisasi, bersikap positif dan berkarakter tegas.
Universitas Sumatera Utara
19 2.
Mudah akur atau mudah bersepakat agreeableness. merupakan kepribadian yang menekankan saling pengertian dan kepercayaan.
Keramahan dalam hubungan interpersonal memiliki ciri-ciri memiliki kemampuan untuk menjadi pendengar yang baik, sabar, berempati dan
menyebarkan harmoni dalam kehidupan sosial. Kepribadian yang terlalu ramah dan cenderung memiliki ciri yang ‘pekiwuh’ dalam bahasa jawa
memudahkan terjadinya kompromi dan dapat berakibat tidak baik dalam pembuatan keputusan juga memiliki ciri tidak terlalu bersahabat dengan
risiko. 3.
Sifat Berhati-hati conscientiousness. Merupakan kepribadian yang teliti, sesuai dengan peraturan atau prosedur dan memiliki keinginan tinggi untuk
mempertahankan standar kinerja. Hal tersebut didorang oleh rasa tanggung jawab yang kuat dan keinginan untuk berprestasi..
4. Neurotik Stabilitas Emosi. Individu yang sangat sering memperlihatkan
keadaan rendah diri, depresi. Padahal dalam dunia usaha atau bisnis wirausaha ditantang berbagai macam keadaan yang mungkin jauh dari
bayangannya, dari perubahan yang dapat diprediksi hingga perilaku tidak menyenangkan dari rekan bisnis atau orang lain. semua hal itu memerlukan
sebuah kepribadian yang optimis dan kuat 5.
Openness O atau dapat diartikan kepribadian yang terbuka merupakan kepribadian yang terbuka terhadap segala sesuatu, terbuka terhadap semua
pengetahuan, dan terbuka dan menyukai sebuah pengalaman baru, individu yang memiliki kepribadian terbuka cenderung tidak takut pada sebuah
Universitas Sumatera Utara
20 tantangan baru, lebih imajinatif karena memiliki keterbukaan terhadap
semua hal dan sering menampilkan kreatifitas yang tinggi
2.1.2 Pengetahuan Kewirausahaan